Cities are the crucible of civilization. They have been expanding, urbanization has been expanding, at an exponential rate in the last 200 years so that by the second part of this century, the planet will be completely dominated by cities. Cities are the origins of global warming, impact on the environment, health, pollution, disease, finance, economies, energy -- they're all problems that are confronted by having cities. That's where all these problems come from. And the tsunami of problems that we feel we're facing in terms of sustainability questions are actually a reflection of the exponential increase in urbanization across the planet.
Kota adalah wadah peradaban. Kota berkembang, urbanisasi juga meningkat, dengan laju eksponansial dalam 200 tahun terakhir, sehingga pada paruh kedua abad ini, planet ini akan didominasi oleh kota. Kota adalah asal dari pemanasan global, dampak lingkungan, kesehatan, polusi, penyakit, keuangan, ekonomi, energi -- semua itu masalah yang muncul karena adanya kota. Kota adalah asal semua masalah itu. Dan gelombang tsunami masalah yang kita hadapi dalam hal kesinambungannya, sebenarnya adalah cerminan kenaikan eksponansial dari urbanisasi di seluruh planet ini.
Here's some numbers. Two hundred years ago, the United States was less than a few percent urbanized. It's now more than 82 percent. The planet has crossed the halfway mark a few years ago. China's building 300 new cities in the next 20 years. Now listen to this: Every week for the foreseeable future, until 2050, every week more than a million people are being added to our cities. This is going to affect everything. Everybody in this room, if you stay alive, is going to be affected by what's happening in cities in this extraordinary phenomenon. However, cities, despite having this negative aspect to them, are also the solution. Because cities are the vacuum cleaners and the magnets that have sucked up creative people, creating ideas, innovation, wealth and so on. So we have this kind of dual nature. And so there's an urgent need for a scientific theory of cities.
Inilah beberapa angka. 200 tahun lalu, di Amerika Serikat perkotaan kurang dari beberapa persen saja, Sekarang ada lebih dari 82 persen. Planet ini sudah melebihi 50 persen beberapa tahun lalu. Cina membangun 300 kota baru dalam 20 tahun ke depan. Coba pikirkan ini: Setiap minggu mulai dari sekarang, sampai 2050, setiap minggu lebih dari satu juta orang ditambahkan ke kota-kota kita. Ini akan mempengaruhi segalanya. Semua di ruangan ini, jika Anda masih hidup, akan terpengaruh oleh apa yang terjadi di kota dalam fenomena luar biasa ini. Namun, kota, terlepas dari aspek negatif ini, juga merupakan solusi. Kota ibarat pembersih debu atau magnet yang menyedot orang-orang kreatif, menghasilkan ide, inovasi, kekayaan, dan lain-lain. Jadi kita mempunyai dua sisi ini. Jadi ada kebutuhan mendesak akan teori ilmiah tentang kota.
Now these are my comrades in arms. This work has been done with an extraordinary group of people, and they've done all the work, and I'm the great bullshitter that tries to bring it all together.
Ini adalah rekan-rekan kerja saya. Ini adalah hasil kerja sekelompok orang yang luar biasa, dan merekalah yang menyelesaikan semuanya, saya hanya si pembual besar yang mencoba mempresentasikan semuanya.
(Laughter)
(Tertawa)
So here's the problem: This is what we all want. The 10 billion people on the planet in 2050 want to live in places like this, having things like this, doing things like this, with economies that are growing like this, not realizing that entropy produces things like this, this, this and this. And the question is: Is that what Edinburgh and London and New York are going to look like in 2050, or is it going to be this? That's the question. I must say, many of the indicators look like this is what it's going to look like, but let's talk about it.
Ini masalahnya: Inilah yang kita inginkan. 10 milyar orang di planet ini pada 2050 ingin hidup di tempat seperti ini, mempunyai barang-barang seperti ini, melakukan hal-hal seperti ini, dengan perekonomian tumbuh seperti ini, tanpa menyadari bahwa entropi menghasilkan hal-hal seperti ini, ini, ini dan ini. Pertanyaannya adalah: Apakah Edinburgh, London, dan New York akan menjadi seperti ini di tahun 2050, atau seperti ini? Itulah pertanyaannya. Jujur saja, ada banyak indikator menunjukkan inilah yang akan terjadi, tapi mari kita bahas tentang hal ini.
So my provocative statement is that we desperately need a serious scientific theory of cities. And scientific theory means quantifiable -- relying on underlying generic principles that can be made into a predictive framework. That's the quest. Is that conceivable? Are there universal laws? So here's two questions that I have in my head when I think about this problem. The first is: Are cities part of biology? Is London a great big whale? Is Edinburgh a horse? Is Microsoft a great big anthill? What do we learn from that? We use them metaphorically -- the DNA of a company, the metabolism of a city, and so on -- is that just bullshit, metaphorical bullshit, or is there serious substance to it? And if that is the case, how come that it's very hard to kill a city? You could drop an atom bomb on a city, and 30 years later it's surviving. Very few cities fail. All companies die, all companies. And if you have a serious theory, you should be able to predict when Google is going to go bust.
Pernyataan provokatif saya adalah kita benar-benar perlu teori ilmiah tentang kota yang akurat. Teori ilmiah, yang artinya dapat diukur -- berdasarkan prinsip-prinsip yang umum yang bisa dijadikan kerangka kerja prediktif. Itulah yang kita cari. Apakah ini mungkin? Apakah ada aturan yang universal? Jadi ada dua pertanyaan yang ada di kepala saya saat memikirkan masalah ini. Yang pertama: Apakah kota bagian dari biologi? Apakah London seekor ikan paus raksasa? Apakah Edinburgh seekor kuda? Apakah Microsoft seekor semut merah raksasa? Apa yang bisa kita pelajari dari hal ini? Kita bisa menggunakannya secara metafora -- DNA perusahaan, metabolisme kota, dan sebagainya -- apakah itu hanya metafora omong kosong, atau ada kebenaran di dalamnya? Dan jika itu benar, mengapa sulit sekali membunuh sebuah kota? Kita bisa menjatuhkan bom atom di sebuah kota, 30 tahun kemudian kota itu tetap hidup. Hanya ada sedikit kota yang gagal. Semua perusahaan akan runtuh, semuanya. Kalau kita mempunyai teori yang akurat, seharusnya kita bisa memprediksi kapan Google akan hancur.
So is that just another version of this? Well we understand this very well. That is, you ask any generic question about this -- how many trees of a given size, how many branches of a given size does a tree have, how many leaves, what is the energy flowing through each branch, what is the size of the canopy, what is its growth, what is its mortality? We have a mathematical framework based on generic universal principles that can answer those questions. And the idea is can we do the same for this? So the route in is recognizing one of the most extraordinary things about life, is that it is scalable, it works over an extraordinary range. This is just a tiny range actually: It's us mammals; we're one of these. The same principles, the same dynamics, the same organization is at work in all of these, including us, and it can scale over a range of 100 million in size. And that is one of the main reasons life is so resilient and robust -- scalability. We're going to discuss that in a moment more.
Jadi apakah ini hanya versi lain dari ini? Kita mengerti tentang hal ini dengan baik. Coba ajukan pertanyaan generik tentang hal ini -- berapa jumlah pohon dengan ukuran tertentu, jumlah cabang dengan ukuran tertentu di sebuah pohon, berapa jumlah daun, berapa besar energi yang mengalir di setiap cabang, berapa ukuran kanopinya, seperti apa pertumbuhannya, tingkat kematiannya? Kita mempunyai kerangka matematis berdasarkan prinsip-prinsip universal generik yang bisa menjawab pertanyaan itu. Jadi apakah kita bisa melakukan hal yang sama untuk ini? Cara memulainya adalah dengan mengakui salah satu hal yang luar biasa tentang hidup ini, adalah semua bisa dibuat skala. Kisarannya sangat luas. Ini sebenarnya hanya kisaran kecil: Inilah kita, mamalia, kita salah satunya. Prinsip yang sama, dinamika yang sama, cara kerja organisasi yang sama dalam semua ini, termasuk kita, dan ukurannya dapat diperbesar hingga 100 juta kali lipat. Dan itulah salah satu alasan utama mengapa hidup ini mempunyai daya tahan tinggi dan kuat -- skalabilitas. Kita akan membahasnya sebentar lagi.
But you know, at a local level, you scale; everybody in this room is scaled. That's called growth. Here's how you grew. Rat, that's a rat -- could have been you. We're all pretty much the same. And you see, you're very familiar with this. You grow very quickly and then you stop. And that line there is a prediction from the same theory, based on the same principles, that describes that forest. And here it is for the growth of a rat, and those points on there are data points. This is just the weight versus the age. And you see, it stops growing. Very, very good for biology -- also one of the reasons for its great resilience. Very, very bad for economies and companies and cities in our present paradigm. This is what we believe. This is what our whole economy is thrusting upon us, particularly illustrated in that left-hand corner: hockey sticks. This is a bunch of software companies -- and what it is is their revenue versus their age -- all zooming away, and everybody making millions and billions of dollars.
Tapi kita tahu, di tingkat paling kecil, kita mempunyai skala, semua orang di ruangan ini mempunyai skala. Inilah yang kita sebut tumbuh. Beginilah kita tumbuh. Tikus, ini tikus -- bisa saja kita. Kita semua hampir sama. Sebenarnya kita sangat akrab dengan hal ini, Kita tumbuh dengan cepat dan berhenti. Dan garis itu, di sana adalah prediksi dari teori yang sama, berdasarkan prinsip yang sama, yang menjelaskan hutan tadi. Berikut ini adalah pertumbuhan tikus. Titik di sana adalah datanya. Ini hanyalah berat berbanding umur. Lihat, berhenti tumbuh. Sangat, sangat bagus untuk biologi -- juga salah satu alasan ketahanan tubuhnya yang hebat. Sangat, sangat buruk untuk ekonomi dan perusahaan dan kota dalam paradigma kita sekarang. Inilah yang kita yakini. Inilah apa yang ditunjukkan oleh seluruh ekonomi kita kepada kita, terutama yang digambarkan pada sudut kiri: tongkat hoki. Inilah sekumpulan perusahaan perangkat lunak -- dan pendapatan mereka berbanding umur -- tampak menjauh, dan semua orang menghasilkan jutaan dan milyaran dolar.
Okay, so how do we understand this? So let's first talk about biology. This is explicitly showing you how things scale, and this is a truly remarkable graph. What is plotted here is metabolic rate -- how much energy you need per day to stay alive -- versus your weight, your mass, for all of us bunch of organisms. And it's plotted in this funny way by going up by factors of 10, otherwise you couldn't get everything on the graph. And what you see if you plot it in this slightly curious way is that everybody lies on the same line. Despite the fact that this is the most complex and diverse system in the universe, there's an extraordinary simplicity being expressed by this. It's particularly astonishing because each one of these organisms, each subsystem, each cell type, each gene, has evolved in its own unique environmental niche with its own unique history. And yet, despite all of that Darwinian evolution and natural selection, they've been constrained to lie on a line.
Jadi bagaimana kita memahami hal ini? Mari kita bicara tentang biologi dulu. Ini secara eksplisit menunjukkan bagaimana hal-hal berskala. Grafik ini benar-benar menakjubkan. Yang digariskan di sini adalah tingkat metabolisme -- banyaknya energi yang kita perlukan per hari untuk hidup -- berbanding berat kita, massa kita, untuk kita semua, organisme. Ini digambarkan dengan cara yang menarik dengan faktor 10, kalau tidak kita tidak bisa melihat semuanya dalam satu grafik. Dan yang kita lihat kalau kita menggambarkannya dengan cara yang agak menarik ini, semuanya ada di garis yang sama. Terlepas dari kenyataan ini sistem yang paling kompleks dan beragam di alam semesta ini, ada kesederhanaan luar biasa yang ditampilkan oleh grafik ini. Sangat mengagumkan terutama karena masing-masing organisme ini, setiap subsistem, setiap jenis sel, setiap gen, berevolusi dalam ceruk lingkungannya masing-masing yang unik dengan riwayatnya masing-masing yang unik. Namun, terlepas dari adanya evolusi Darwin dan seleksi alam itu, semuanya terkukung dalam satu garis.
Something else is going on. Before I talk about that, I've written down at the bottom there the slope of this curve, this straight line. It's three-quarters, roughly, which is less than one -- and we call that sublinear. And here's the point of that. It says that, if it were linear, the steepest slope, then doubling the size you would require double the amount of energy. But it's sublinear, and what that translates into is that, if you double the size of the organism, you actually only need 75 percent more energy. So a wonderful thing about all of biology is that it expresses an extraordinary economy of scale. The bigger you are systematically, according to very well-defined rules, less energy per capita. Now any physiological variable you can think of, any life history event you can think of, if you plot it this way, looks like this. There is an extraordinary regularity. So you tell me the size of a mammal, I can tell you at the 90 percent level everything about it in terms of its physiology, life history, etc.
Ada sesuatu yang lain sedang terjadi. Sebelum saya membahas tentang hal itu, saya sudah menuliskan di bawah di sana kemiringan kurva ini, garis lurus ini. Kurang lebih ¾, kurang dari satu -- dan kita menyebutnya sublinear. Dan di sini intinya. Jadi kalau grafik ini linear, kemiringan yang paling tinggi, untuk menggandakan ukuran kita perlu jumlah energi dua kali lipat. Tapi ini sublinear, dan ini artinya kalau kita gandakan ukuran organisme ini, kita hanya perlu 75 persen energi tambahan. Jadi yang mengagumkan dari biologi biologi menampilkan skala keekonomian yang luar biasa. Semakin besar kita, secara sistematis, berdasarkan pada aturan yang sangat akurat, semakin sedikit energi per kapita. Jadi semua variabel fisiologis yang mungkin, semua peristiwa sejarah yang pernah ada, kalau digambarkan seperti ini, akan tampak seperti ini. Ada keteraturan yang luar biasa. Anda sebut ukuran seekor mamalia, Saya bisa memberi tahu Anda 90 persen apa pun tentang itu baik dalam hal psikologinya, sejarah hidupnya, dan sebagainya.
And the reason for this is because of networks. All of life is controlled by networks -- from the intracellular through the multicellular through the ecosystem level. And you're very familiar with these networks. That's a little thing that lives inside an elephant. And here's the summary of what I'm saying. If you take those networks, this idea of networks, and you apply universal principles, mathematizable, universal principles, all of these scalings and all of these constraints follow, including the description of the forest, the description of your circulatory system, the description within cells. One of the things I did not stress in that introduction was that, systematically, the pace of life decreases as you get bigger. Heart rates are slower; you live longer; diffusion of oxygen and resources across membranes is slower, etc.
Dan ini disebabkan karena jaringan. Semua kehidupan dikendalikan oleh jaringan -- dari intraseluler sampai multiseluler pada semua tingkatan ekosistem. Dan kita sangat akrab dengan jaringan ini. Sesuatu yang kecil yang hidup di dalam seekor gajah. Dan ini adalah rangkuman apa yang saya katakan. Kalau Anda mengambil jaringan itu, ide tentang jaringan ini, dan menerapkan prinsip universal, secara matematis, prinsip universal, semua penskalaan ini dan semua hambatan yang ada, termasuk gambaran dari hutan, gambaran dari sistem sirkulasi Anda, gambaran di dalam sel. Salah satu hal yang tidak saya tekankan di awal adalah, secara sistematis, laju kehidupan melambat ketika Anda bertambah besar. Detak jantung melambat; Anda hidup lebih lama; difusi oksigen dan sumber daya pada membran melambat, dan sebagainya.
The question is: Is any of this true for cities and companies? So is London a scaled up Birmingham, which is a scaled up Brighton, etc., etc.? Is New York a scaled up San Francisco, which is a scaled up Santa Fe? Don't know. We will discuss that. But they are networks, and the most important network of cities is you. Cities are just a physical manifestation of your interactions, our interactions, and the clustering and grouping of individuals. Here's just a symbolic picture of that. And here's scaling of cities. This shows that in this very simple example, which happens to be a mundane example of number of petrol stations as a function of size -- plotted in the same way as the biology -- you see exactly the same kind of thing.
Pertanyaan adalah: Apakah ini juga benar untuk kota dan perusahaan? Jadi apakah London adalah perbesaran dari Birmingham, yang merupakan perbesaran dari Brighton, dan sebagainya? Apakah New York perbesaran dari San Francisco, yang merupakan perbesaran Santa Fe? Belum tahu. Kita akan membahasnya nanti. Tapi semua itu jaringan. Dan jaringan yang paling penting dari kota adalah Anda. Kota hanyalah manifestasi fisik dari interaksi Anda, interaksi kita, dan kumpulan kelompok dari individual. Ini hanya gambar simbolis dari hal itu. Dan ini adalah penskalaan kota. Ini menunjukkan bahwa pada contoh yang sangat sederhana ini, yang kebetulan juga contoh yang sepele dari jumlah pompa bensin sebagai fungsi dari ukuran -- digambarkan dengan cara yang sama dengan biologi -- kita melihat hal yang sama persis.
There is a scaling. That is that the number of petrol stations in the city is now given to you when you tell me its size. The slope of that is less than linear. There is an economy of scale. Less petrol stations per capita the bigger you are -- not surprising. But here's what's surprising. It scales in the same way everywhere. This is just European countries, but you do it in Japan or China or Colombia, always the same with the same kind of economy of scale to the same degree. And any infrastructure you look at -- whether it's the length of roads, length of electrical lines -- anything you look at has the same economy of scale scaling in the same way. It's an integrated system that has evolved despite all the planning and so on. But even more surprising is if you look at socio-economic quantities, quantities that have no analog in biology, that have evolved when we started forming communities eight to 10,000 years ago. The top one is wages as a function of size plotted in the same way. And the bottom one is you lot -- super-creatives plotted in the same way. And what you see is a scaling phenomenon. But most important in this, the exponent, the analog to that three-quarters for the metabolic rate, is bigger than one -- it's about 1.15 to 1.2. Here it is, which says that the bigger you are the more you have per capita, unlike biology -- higher wages, more super-creative people per capita as you get bigger, more patents per capita, more crime per capita.
Ada penskalaan. Yaitu jumlah pompa bensin di kota sekarang diperlihatkan Anda bisa melihat ukurannya. Kemiringannya kurang dari linear. Ada skala keekonomian di sana. Semakin sedikit per kapita, semakin besar -- tidak mengejutkan. Tapi inilah yang mengejutkan. Skalanya sama di mana pun. Ini hanyalah negara-negara Eropa, tapi kalau kita melakukan ini di Jepang, Cina, atau Kolumbia, selalu sama dengan skala keekonomian yang sama hingga tingkatan yang sama. Dan infrastruktur apa pun yang Anda lihat -- baik panjang jalan, panjang kabel listrik -- apa pun yang Anda lihat memiliki skala keekonomian yang sama, dengan cara yang sama. Ini sistem yang terintegrasi berkembang terlepas dari perencanaan yang ada, dan lainnya. Tapi yang lebih mengejutkan kalau kita melihat kuantitas sosio-ekonomis, ukuran yang tidak ada perbandingannya dalam biologi, yang sudah berevolusi sejak kita mulai membentuk komunitas 8.000 sampai 10.000 tahun lalu. Yang paling atas adalah gaji sebagai fungsi dari ukuran digambarkan dengan cara yang sama. Dan di bagian bawah adalah kita semua -- super-kreatif, digambarkan dengan cara yang sama. Dan yang kita lihat adalah fenomena penskalaan. Tapi yang paling penting, eksponen, analog terhadap ¾ tadi untuk tingkat metabolisme, ternyata lebih besar dari satu -- sekitar 1,15 atau 1,2. Ini dia, yang menunjukkan semakin besar Anda semakin banyak yang Anda peroleh per kapita, tidak seperti biologi -- semakin tinggi gaji, semakin banyak orang-orang super-kreatif per kapita, saat Anda semakin besar, semakin banyak paten per kapita, semakin banyak kejahatan per kapita.
And we've looked at everything: more AIDS cases, flu, etc. And here, they're all plotted together. Just to show you what we plotted, here is income, GDP -- GDP of the city -- crime and patents all on one graph. And you can see, they all follow the same line. And here's the statement. If you double the size of a city from 100,000 to 200,000, from a million to two million, 10 to 20 million, it doesn't matter, then systematically you get a 15 percent increase in wages, wealth, number of AIDS cases, number of police, anything you can think of. It goes up by 15 percent, and you have a 15 percent savings on the infrastructure. This, no doubt, is the reason why a million people a week are gathering in cities. Because they think that all those wonderful things -- like creative people, wealth, income -- is what attracts them, forgetting about the ugly and the bad.
Dan kita melihat semuanya: kasus AIDS, flu, dan sebagainya. Dan di sini, semuanya digambarkan di sini. Sekadar untuk menunjukkan apa yang kita gambarkan, inilah pendapatan, PDB -- PDB kota ini -- kejahatan dan paten semuanya di satu grafik. Seperti yang kita lihat, semuanya mengikuti garis yang sama. Dan inilah pernyataannya. Kalau kita menggandakan ukuran sebuah kota dari 100.000 jadi 200.000, dari satu juta jadi dua juta, 10 jadi 20 juta, sama saja, secara sistematis kita akan mendapat peningkatan 15 persen dalam hal gaji, kesehatan, jumlah kasus AIDS, jumlah polisi, apa pun yang bisa kita pikirkan. Semua naik 15 persen. Dan kita bisa menghemat 15 persen pada infrastruktur. Pastinya, inilah alasan mengapa jutaan orang setiap minggu berkumpul di kota. Karena mereka berpikir semua hal yang menarik itu, seperti orang-orang yang kreatif, kekayaan, penghasilan, menarik mereka, melupakan tentang mereka yang buruk dan jahat.
What is the reason for this? Well I don't have time to tell you about all the mathematics, but underlying this is the social networks, because this is a universal phenomenon. This 15 percent rule is true no matter where you are on the planet -- Japan, Chile, Portugal, Scotland, doesn't matter. Always, all the data shows it's the same, despite the fact that these cities have evolved independently. Something universal is going on. The universality, to repeat, is us -- that we are the city. And it is our interactions and the clustering of those interactions. So there it is, I've said it again. So if it is those networks and their mathematical structure, unlike biology, which had sublinear scaling, economies of scale, you had the slowing of the pace of life as you get bigger. If it's social networks with super-linear scaling -- more per capita -- then the theory says that you increase the pace of life. The bigger you are, life gets faster. On the left is the heart rate showing biology. On the right is the speed of walking in a bunch of European cities, showing that increase.
Apa alasannya? Sayang kita tidak punya banyak waktu untuk menjelaskan semua hitungan matematisnya, tapi prinsip yang mendasari adalah jaringan sosial, karena ini adalah fenomena universal. Aturan 15 persen ini benar terlepas dari lokasi Anda di planet ini -- Jepang, Chili, Portugal, Skotlandia, sama saja. Selalu, data yang ditampilkan selalu sama, terlepas dari kenyataan bahwa kota ini masing-masing berkembang secara independen. Ada sesuatu yang universal terjadi. Sekali lagi, yang universal adalah kita -- kita adalah kota. Dan interaksi kita dan pembentukan kelompok dari interaksi itu. Seperti itu, saya katakan sekali lagi. Kalau penyebabnya adalah jaringan dan struktur matematisnya, tidak seperti biologi, yang memiliki skala sublinear, skala keekonomian, laju kehidupan kita melambat ketika kita semakin besar. Kalau itu jaringan sosial dengan skala super-linear -- semakin besar per kapita -- maka teori akan mengatakan kita akan meningkatkan laju kehidupan. Semakin besar kita, semakin cepat hidup berjalan. Di sebelah kiri adalah laju jantung berdasarkan biologi. Di sebelah kanan adalah kecepatan berjalan di beberapa kota Eropa, yang menunjukkan peningkatan itu.
Lastly, I want to talk about growth. This is what we had in biology, just to repeat. Economies of scale gave rise to this sigmoidal behavior. You grow fast and then stop -- part of our resilience. That would be bad for economies and cities. And indeed, one of the wonderful things about the theory is that if you have super-linear scaling from wealth creation and innovation, then indeed you get, from the same theory, a beautiful rising exponential curve -- lovely. And in fact, if you compare it to data, it fits very well with the development of cities and economies. But it has a terrible catch, and the catch is that this system is destined to collapse. And it's destined to collapse for many reasons -- kind of Malthusian reasons -- that you run out of resources. And how do you avoid that? Well we've done it before.
Terakhir, saya ingin membahas tentang pertumbuhan. Inilah yang kita punya dalam biologi, sekali lagi. Skala keekonomian melahirkan perilaku sigmoid ini. Kita tumbuh dengan cepat dan lalu berhenti -- bagian dari daya tahan kita. Ini buruk bagi ekonomi dan kota. Bahkan, salah satu hal yang menarik dari teori ini adalah kalau kita mempunyai skala super-linear dari produksi kekayaan dan inovasi, kita akan dapat, dengan teori yang sama, kurva ekponansial naik yang cantik ini -- sangat cantik. Bahkan, kalau kita bandingkan dengan data, cocok sekali dengan perkembangan kota dan ekonomi. Tapi hal ini mempunyai dampak buruk. Dan dampaknya adalah sistem ini ditakdirkan untuk runtuh. Dan ada banyak alasan mengapa ditakdirkan untuk runtuh -- seperti teori Malthus -- kita kehabisan sumber daya. Bagaimana menghindarinya? Kita sudah melakukan sebelumnya.
What we do is, as we grow and we approach the collapse, a major innovation takes place and we start over again, and we start over again as we approach the next one, and so on. So there's this continuous cycle of innovation that is necessary in order to sustain growth and avoid collapse. The catch, however, to this is that you have to innovate faster and faster and faster. So the image is that we're not only on a treadmill that's going faster, but we have to change the treadmill faster and faster. We have to accelerate on a continuous basis. And the question is: Can we, as socio-economic beings, avoid a heart attack?
Yang kita lakukan adalah, ketika kita tumbuh dan hampir runtuh, inovasi besar terjadi dan kita mulai dari awal lagi. Dan kita mulai dari awal lagi sambil kembali mendekati yang selanjutnya, dan seterusnya. Jadi ada daur inovasi yang berkelanjutan ini yang diperlukan agar bisa mendukung pertumbuhan dan menghindari kehancuran. Namun dampak dari ini kita harus berinovasi semakin cepat dan semakin cepat. Jadi ilustrasinya kita tidak hanya di atas treadmill yang bergerak semakin cepat, tapi kita juga harus mengatur treadmill agar semakin cepat. Kita harus menaikkan kecepatan secara terus menerus. Dan pertanyaannya: Apakah kita, sebagai makhluk sosio-ekonomis, bisa menghindari serangan jantung?
So lastly, I'm going to finish up in this last minute or two asking about companies. See companies, they scale. The top one, in fact, is Walmart on the right. It's the same plot. This happens to be income and assets versus the size of the company as denoted by its number of employees. We could use sales, anything you like. There it is: after some little fluctuations at the beginning, when companies are innovating, they scale beautifully. And we've looked at 23,000 companies in the United States, may I say. And I'm only showing you a little bit of this.
Terakhir, saya ingin menghabiskan satu atau dua menit terakhir membahas tentang perusahaan. Perusahaan, juga berskala. Paling atas ternyata Walmart di sisi kanan. Ini pola yang sama. Ini kebetulan adalah pendapatan dan aset berbanding dengan ukuran perusahaan yang diwakili oleh jumlah karyawannya. Kita bisa menggunakan penjualan, apa pun. Ini dia: setelah sedikit fluktuasi di awal, saat perusahaan berinovasi dengan cantik perusahaan itu berskala. Dan kami sudah melihat 23.000 perusahaan, di Amerika Serikat. Dan saya hanya menunjukkan sedikit saja dari ini.
What is astonishing about companies is that they scale sublinearly like biology, indicating that they're dominated, not by super-linear innovation and ideas; they become dominated by economies of scale. In that interpretation, by bureaucracy and administration, and they do it beautifully, may I say. So if you tell me the size of some company, some small company, I could have predicted the size of Walmart. If it has this sublinear scaling, the theory says we should have sigmoidal growth. There's Walmart. Doesn't look very sigmoidal. That's what we like, hockey sticks. But you notice, I've cheated, because I've only gone up to '94. Let's go up to 2008. That red line is from the theory. So if I'd have done this in 1994, I could have predicted what Walmart would be now. And then this is repeated across the entire spectrum of companies. There they are. That's 23,000 companies. They all start looking like hockey sticks, they all bend over, and they all die like you and me.
Yang luar biasa tentang perusahaan mereka berskala secara sublinear seperti biologi, menunjukkan mereka didominasi, bukan oleh super-linear inovasi dan ide; mereka didominasi oleh skala keekonomian Dalam interpretasi ini, oleh birokrasi dan administrasi, dan mereka melakukannya dengan cantik. Jadi kalau Anda sebutkan ukuran beberapa perusahaan, perusahaan kecil, Saya bisa memprediksi ukuran Walmart. Kalau grafik ini mempunyai skala sublinear, teorinya mengatakan kita seharusnya mendapat pertumbuhan sigmoid. Inilah Walmart. Tidak tampak seperti sigmoid. Itu yang kita suka, tongkat hoki. Tapi Anda lihat, saya curang, karena saya hanya menunjukkan sampai pada tahun 94. Mari kita lihat tahun 2008. Garis merah ini dari teori. Jadi kalau saya melakukan ini di 1994, saya bisa memprediksi seperti apa Walmart sekarang. Dan ini terus berulang di seluruh spektrum perusahaan. Ini dia. Ada 23.000 perusahaan. Semuanya mulai nampak seperti tongkat hoki, semua membengkok, dan semuanya akan runtuh seperti Anda dan saya.
Thank you.
Terima kasih.
(Applause)
(Tepuk tangan)