About four years ago, the New Yorker published an article about a cache of dodo bones that was found in a pit on the island of Mauritius. Now, the island of Mauritius is a small island off the east coast of Madagascar in the Indian Ocean, and it is the place where the dodo bird was discovered and extinguished, all within about 150 years. Everyone was very excited about this archaeological find, because it meant that they might finally be able to assemble a single dodo skeleton.
Sekitar empat tahun lalu, koran New Yorker mencetak artikel tentang sejumlah tulang burung dodo yang ditemukan di tanah pada pulau Mauritius. Pulau Mauritius adalah pulau kecil di sisi timur pulau Madagascar di Samudra Hindia, dan di sanalah di mana burung dodo ditemukan dan terpunahkan, semua dalam waktu150 tahun. Banyak orang tertarik dengan penemuan arkeologis ini, karena ini berarti mungkin mereka akhirnya bisa menyusun satu kerangka lengkap burung dodo.
See, while museums all over the world have dodo skeletons in their collection, nobody -- not even the actual Natural History Museum on the island of Mauritius -- has a skeleton that's made from the bones of a single dodo. Well, this isn't exactly true. The fact is, is that the British Museum had a complete specimen of a dodo in their collection up until the 18th century -- it was actually mummified, skin and all -- but in a fit of space-saving zeal, they actually cut off the head and they cut off the feet and they burned the rest in a bonfire. If you go look at their website today, they'll actually list these specimens, saying, the rest was lost in a fire.
Jadi, walaupun museum di sekeliling dunia memiliki tulang dodo di koleksinya, tak satupun -- bahkan tidak Natural History Museum di pulau Mauritius -- memiliki kerangka yang terbentuk dari tulang satu ekor dodo. Ya, ini tidak sepenuhnya benar. Sebenarnya, British Museum sempat memiliki spesimen satu ekor dodo lengkap dalam koleksinya hingga abad ke-18 -- yang sebenarnya di preservasi, lengkap dengan kulit -- tapi dalam upaya untuk menghemat tempat mereka benar-benar memotong kepala dan kakinya dan membakar sisanya dalam api unggun. Kalau sekarang kita lihat website mereka, mereka malah mendaftarkan spesimen tersebut, dan mengatakan sisanya hilang dalam kebakaran.
Not quite the whole truth. Anyway. The frontispiece of this article was this photo, and I'm one of the people that thinks that Tina Brown was great for bringing photos to the New Yorker, because this photo completely rocked my world. I became obsessed with the object -- not just the beautiful photograph itself, and the color, the shallow depth of field, the detail that's visible, the wire you can see on the beak there that the conservator used to put this skeleton together -- there's an entire story here. And I thought to myself, wouldn't it be great if I had my own dodo skeleton? (Laughter)
Bukan kenyataan yang tepat. Begitulah. Bagian terdepan dari artikel tersebut adalah foto ini, dan saya salah satu orang yang berpikir bahwa Tina Brown sangat hebat telah membawakan foto ini kepada New Yorker karena foto ini benar-benar mengubah dunia saya. Saya menjadi terobsesi pada obyek ini -- bukan hanya foto yang indah tersebut, dan warna, kedalaman yang terasa, dan detail yang terlihat, kawat yang bisa dilihat di paruhnya yang dipakai konservator saat menyusun kerangka ini, ada sebuah cerita tersendiri di sini. Lalu saya pikir ke diri sendiri, tidakkah luar biasa kalau saya punya kerangka dodo saya sendiri? (Tertawa)
I want to point out here at this point that I've spent my life obsessed by objects and the stories that they tell, and this was the very latest one. So I began looking around for -- to see if anyone sold a kit, some kind of model that I could get, and I found lots of reference material, lots of lovely pictures. No dice: no dodo skeleton for me. But the damage had been done. I had saved a few hundred photos of dodo skeletons into my "Creative Projects" folder -- it's a repository for my brain, everything that I could possibly be interested in. Any time I have an internet connection, there's a sluice of stuff moving into there, everything from beautiful rings to cockpit photos. The key that the Marquis du Lafayette sent to George Washington to celebrate the storming of the Bastille. Russian nuclear launch key: The one on the top is the picture of the one I found on eBay; the one on the bottom is the one I made for myself, because I couldn't afford the one on eBay. Storm trooper costumes. Maps of Middle Earth -- that's one I hand-drew myself. There's the dodo skeleton folder. This folder has 17,000 photos -- over 20 gigabytes of information -- and it's growing constantly. And one day, a couple of weeks later, it might have been maybe a year later, I was in the art store with my kids, and I was buying some clay tools -- we were going to have a craft day. I bought some Super Sculpeys, some armature wire, some various materials. And I looked down at this Sculpey, and I thought, maybe, yeah, maybe I could make my own dodo skull.
Maka -- Saya ingin menyatakan di sini bahwa saya menjalani seluruh hidup terobsesi pada benda dan cerita yang mereka bawa, dan ini adalah yang terbaru. Jadi saya mulai mencari-cari -- mencari kalau ada yang menjual satu perangkat, suatu model yang bisa saya dapatkan, dan saya temukan banyak bahan referensi, banyak foto hebat -- tetap tidak: tak ada kerangka dodo untuk saya. Tapi saya terlanjur basah. Saya sudah menyimpan sekian ratus foto kerangka dodo dalam folder "Creative Projects" saya -- ini gudang untuk otak, segala sesuatu yang mungkin membuat saya tertarik. Setiap saat saya mempunyai koneksi internet, ada macam-macam barang dipindahkan ke sana, segala sesuatu dari cincin indah ke foto kokpit. Kunci yang dikirim Marquis du Lafayette ke George Washington untuk merayakan penyerangan Bastille. Kunci peluncuran misil nuklir Rusia. Yang di atas adalah foto yang saya temukan di eBay; yang bawah adalah yang saya buat sendiri, karena saya tidak mampu membeli yang di eBay. Kostum Storm trooper. Peta Middle Eatth -- yang itu saya gambar dengan tangan saya sendiri. Lalu itu folder kerangka dodo. Folder ini menyimpah 17.000 foto -- lebih dari 20 gigabyte informasi -- dan ia berkembang terus. Dan suatu hari, beberapa minggu kemudian, mungkin setahun kemudian, saya sedang di toko seni dengan anak-anak, dan saya sedang membeli peralatan tanah liat -- kita mau mengadakan hari karya seni. Saya membli sedikit Super Sculpeys, sedikit kawat amatir, dan bahan-bahan lainnya. Lalu saya melihat Sculpey ini, dan saya terpikir, mungkin, ya, mungkin saya bisa membuat tengkorak dodo saya sendiri.
I should point out at this time -- I'm not a sculptor; I'm a hard-edged model maker. You give me a drawing, you give me a prop to replicate, you give me a crane, scaffolding, parts from "Star Wars" -- especially parts from "Star Wars" -- I can do this stuff all day long. It's exactly how I made my living for 15 years. But you give me something like this -- my friend Mike Murnane sculpted this; it's a maquette for "Star Wars, Episode Two" -- this is not my thing -- this is something other people do -- dragons, soft things.
Saya perlu memberitahu di sini -- saya bukan pematung; saya pembuat model yang terlatih. Sediakan saya gambar, atau benda untuk ditiru, kasih saya derek, kerangka, barang dari "Star Wars" -- terutama barang dari "Star Wars" -- saya bisa melakukan ini seharian. Inilah cara saya mencari uang selama 15 tahun. Tapi kalau diberikan sesuatu seperti ini -- teman saya Mike Murnane membuat ini; ini model untuk Star Wars, Episode Two -- ini bukan kerjaan saya, saya -- ini untuk dikerjakan orang lain -- naga, yang lembut-lembut.
However, I felt like I had looked at enough photos of dodo skulls to actually be able to understand the topology and perhaps replicate it -- I mean, it couldn't be that difficult. So, I started looking at the best photos I could find. I grabbed all the reference, and I found this lovely piece of reference. This is someone selling this on eBay; it was clearly a woman’s hand, hopefully a woman's hand. Assuming it was roughly the size of my wife's hand, I made some measurements of her thumb, and I scaled them out to the size of the skull. I blew it up to the actual size, and I began using that, along with all the other reference that I had, comparing it to it as size reference for figuring out exactly how big the beak should be, exactly how long, etc.
Namun, saya merasa telah melihat cukup banyak foto tengkorak dodo sampai mungkin saya bisa mengerti topologinya dan mungkin menirunya -- Maksud saya, seharunya tidak begitu sulit. Jadi, saya mulai mempelajari foto terbaik yang saya temukan. Saya mencari semua referensi, dan saya temukan referensi indah yang satu ini. Ini seseorang menjual ini di eBay; Ini tangan seorang wanita -- tentunya tangan seorang wanita, semoga tangan seorang wanita. Menganggap ukurannya serupa dengan tangan istri saya, saya membuat beberapa pengukuran ibu jarinya, dan menyesuaikan ke ukuran tengkoraknya. Saya membesarkan gambar tersebut ke ukuran sebenarnya, dan mulai menggunakan ini, berserta semua referensi lain yang tersedia, membandingkannya sebagai referensi ukuran untuk menentukan tepatnya seberapa besar paruhnya, seberapa panjangnya, dan seterusnya.
And over a few hours, I eventually achieved what was actually a pretty reasonable dodo skull. And I didn't mean to continue, I -- it's kind of like, you know, you can only clean a super messy room by picking up one thing at a time; you can't think about the totality. I wasn't thinking about a dodo skeleton; I just noticed that as I finished this skull, the armature wire that I had been used to holding it up was sticking out of the back just where a spine would be. And one of the other things I'd been interested in and obsessed with over the years is spines and skeletons, having collected a couple of hundred. I actually understood the mechanics of vertebrae enough to kind of start to imitate them. And so button by button, vertebrae by vertebrae, I built my way down. And actually, by the end of the day, I had a reasonable skull, a moderately good vertebrae and half of a pelvis.
Dan dalam beberapa jam, saya akhirnya berhasil mencapai sesuatu yang sebenarnya cukup sesuai untuk tengkorak dodo. Dan saya tidak bermaksud melanjutkan, saya -- ini seperti, pasti tahu, kalau kita hanya bisa membersihkan kamar yang berantakan sekali dengan membereskan barang-barangnya satu per satu; kita tidak bisa memikirkan keseluruhannya langsung. Saya tidak berpikir tentang kerangka lengkap dodo; saya hanya sadar saat saya selesai dengan tengkorak, sedikit kawat yang tadinya saya pakai untuk mempertahankan posisinya timbul dari belakangnya, tepat di mana seharusnya ada tulang belakang. Dan salah satu hal lainnya yang membuat saya terobsesi selama ini Adalah tulang belakang dan kerangka, setelah mengumpulkan sekian ratus. Saya benar-benar mengerti mekanika dari tulang belakang untuk mulai menirunya. Jadi, potongan demi potongan, ruas demi ruas, saya membangunnya ke bawah. Dan sebenarnya, pada akhir hari itu, saya memegang tengkorak, tulang belakang yang lumayan bagus, dan setengah dari pelvis.
And again, I kept on going, looking for more reference, every bit of reference I could find -- drawings, beautiful photos. This guy -- I love this guy! He put a dodo leg bones on a scanner with a ruler. This is the kind of accuracy that I wanted, and I replicated every last bone and put it in. And after about six weeks, I finished, painted, mounted my own dodo skeleton. You can see that I even made a museum label for it that includes a brief history of the dodo. And TAP Plastics made me -- although I didn't photograph it -- a museum vitrine. I don't have the room for this in my house, but I had to finish what I had started.
Dan lagi, saya melanjutkan, mencari referensi lagi, setiap potongan referensi yang bisa saya temukan -- gambar, foto yang luar biasa. Orang ini -- Saya suka orang ini! Dia benar-benar menempatkan tulang kaki dodo dalam scanner - dengan penggaris. Ini akurasi yang saya perlu, dan saya hanya -- secara keseluruhan -- meniru setiap tulang dan menempatkannya di kerangka. Dan setelah sekitar -- Mungkin enam minggu, saya selesai, mengecat, dan mendirikan kerangka dodo saya sendiri. Kita bahkan bisa lihat saya membuat label ala museum untuknya yang berisi sejarah singkat dodo. Dan TAP Plastics membuatkan untuk saya -- walau saya tidak foto -- sebuah vitrine museum. Saya tidak punya tempat untuk ini di rumah saya, tapi saya harus menyelesaikan yang saya mulai.
And this actually represented kind of a sea change to me. Again, like I said, my life has been about being fascinated by objects and the stories that they tell, and also making them for myself, obtaining them, appreciating them and diving into them. And in this folder, "Creative Projects," there are tons of projects that I'm currently working on, projects that I've already worked on, things that I might want to work on some day, and things that I may just want to find and buy and have and look at and touch. But now there was potentially this new category of things that I could sculpt that was different, that I -- you know, I have my own R2D2, but that's -- honestly, relative to sculpting, to me, that's easy.
Dan ini memulai semacam perubahan luas untuk saya. Sekali lagi, seperti yang saya katakan, hidup saya selama ini tentang ketertarikan pada benda dan cerita yang mereka bawa, dan juga membuatnya sendiri, mendapatkannya, dan menghargai setiap detailnya. Dan di folder ini, "Creative Projects," ada banyak sekali proyek yang sedang saya kerjakan, proyek yang pernah kerjakan, yang mungkin saya kerjakan suatu hari, dan yang mungkin saya sekedar ingin dan mau membeli dan punya dan -- dan lihat dan sentuh. Tapi sekarang ada kelompok baru barang yang bisa saya pahat ini berbeda, bahwa saya -- ya tentu, saya punya R2D2 saya sendiri, tapi itu -- jujur, dibandingkan dengan mematung, bagi saya ini mudah.
And so I went back and looked through my "Creative Projects" folder, and I happened across the Maltese Falcon. Now, this is funny for me: to fall in love with an object from a Hammett novel, because if it's true that the world is divided into two types of people, Chandler people and Hammett people, I am absolutely a Chandler person. But in this case, it's not about the author, it's not about the book or the movie or the story, it's about the object in and of itself. And in this case, this object is -- plays on a host of levels.
Jadi saya kembali dan melihat isi folder "Creative Projects" saya, dan saya menemukan Maltese Falcon. Nah, ini agak lucu untuk saya: bisa-bisanya terpesona dengan benda dari novel Hammett, karena kalau memang dunia terbagi ke dua jenis orang, orang Chandler dan orang Hammet, saya pesti orang Chandler. Tapi dalam kasus ini, ini bukan tentang -- ini bukan tentang penulis, ini bukan tentang buku atau film atau cerita, tapi tentang obyek ini tersendiri. Dan dalam kasus ini, obyeknya adalah -- hebat di berbagai -- di berbagai tingkatan.
First of all, there's the object in the world. This is the "Kniphausen Hawk." It is a ceremonial pouring vessel made around 1700 for a Swedish Count, and it is very likely the object from which Hammett drew his inspiration for the Maltese Falcon. Then there is the fictional bird, the one that Hammett created for the book. Built out of words, it is the engine that drives the plot of his book and also the movie, in which another object is created: a prop that has to represent the thing that Hammett created out of words, inspired by the Kniphausen Hawk, and this represents the falcon in the movie. And then there is this fourth level, which is a whole new object in the world: the prop made for the movie, the representative of the thing, becomes, in its own right, a whole other thing, a whole new object of desire.
Pertama, ada obyeknya di dunia. Ini adalah "Kniphausen Hawk." Ini digunakan untuk ritual penyiraman dibuat sekitar tahun 1700 untuk seorang bangsawan Swedia, dan kemungkinan besar ini obyek dari mana Hammett menarik inspirasinya untuk Maltese Falcon. Lalu ada burung fiksi, yang dibuat Hammett untuk bukunya. Debuat dari kata-kata, ini adalah mesin yang menggerakkan cerita baik di buku dan di film, di mana suatu obyek baru dibuat: sebuah model yang mewakili benda yang dibuat Hammett dari kata-kata, terinspirasi oleh Kniphauser Hawk, dan ini mewakili elang yang di film. Lalu ada tingkatan keempat, yang merupakan obyek sama sekali baru di dunia: model yang dibuat untuk film, perwakilan obyek tersebut, yang menjadi, dengan sendirinya, suatu benda unik, suatu benda yang menarik untuk dimiliki.
And so now it was time to do some research. I actually had done some research a few years before -- it's why the folder was there. I'd bought a replica, a really crappy replica, of the Maltese Falcon on eBay, and had downloaded enough pictures to actually have some reasonable reference. But I discovered, in researching further, really wanting precise reference, that one of the original lead birds had been sold at Christie's in 1994, and so I contacted an antiquarian bookseller who had the original Christie's catalogue, and in it I found this magnificent picture, which included a size reference. I was able to scan the picture, blow it up to exactly full size.
Jadi sekarang sudah saatnya melakukan sedikit penelitian. Sebenarnya saya sudah melakukan sedikit penelitian beberapa tahun sebelumnya -- itu mengapa sudah ada foldernya. Saya sudah beli replika, replika buruk sekali, dari Maltese Falcon di eBay, dan saya telah mengunduh cukup banyak foto untuk benar benar melingkupi referensi yang baik. Tapi saya menemukan, dalam penelitian yang lebih dalam, benar-benar menginginkan referensi yang tepat, bahwa burung itu telah -- salah satu burung asli dari timbal, telah dijual di Christie's pada 1994, jadi saya menghubungi penjual buku antik, yang memiliki katalog asli Christie's, dan di sana saya menemukan foto luar biasa, yang mempunyai referensi ukuran. Saya berhasil mengscan dan membesarkan gambar tersebut ke ukuran asli.
I found other reference. Avi [Ara] Chekmayan, a New Jersey editor, actually found this resin Maltese Falcon at a flea market in 1991, although it took him five years to authenticate this bird to the auctioneers' specifications, because there was a lot of controversy about it. It was made out of resin, which wasn't a common material for movie props about the time the movie was made. It's funny to me that it took a while to authenticate it, because I can see it compared to this thing, and I can tell you -- it's real, it's the real thing, it's made from the exact same mold that this one is. In this one, because the auction was actually so controversial, Profiles in History, the auction house that sold this -- I think in 1995 for about 100,000 dollars -- they actually included -- you can see here on the bottom -- not just a front elevation, but also a side, rear and other side elevation.
Saya menemukan referensi lainnya. Avi [Ara] Chekmayan, seorang editor New Jersey, sebenarnya menemukan Maltese Falcon dari resin ini di pasar tradisional pada tahun 1991, dan walaupun memakan lima tahun untuk mengesahkan burung ini -- burung ini pada tingkat keaslian perlelangan, karena ada banyak kontroversi di seputarnya. Ini dibuat dari resin, yang bukan bahan populer untuk model film pada saat film itu dibuat. Bagi saya ini lucu, bahwa mereka lama mengesahkannya, karena saya bisa lihat, dibandingkan dengan yang ini, dan saya bisa bilang -- ini asli, ini yang benar-benar asli, ini dibuat dari cetakan yang sama dengan yang itu. Untuk yang ini, karena lelangnya sangat kontroversional, Profiles in History, rumah lelang yang menjual ini -- Kalau tidak salah sekitar 100.000 dolar pada tahun 1995 -- mereka memberikan -- bisa dilihat di bawah ini -- tidak hanya profil depan, tapi juga profil samping, belakang dan profil samping sebaliknya.
So now, I had all the topology I needed to replicate the Maltese Falcon. What do they do, how do you start something like that? I really don't know. So what I did was, again, like I did with the dodo skull, I blew all my reference up to full size, and then I began cutting out the negatives and using those templates as shape references. So I took Sculpey, and I built a big block of it, and I passed it through until, you know, I got the right profiles. And then slowly, feather by feather, detail by detail, I worked out and achieved -- working in front of the television and Super Sculpey -- here's me sitting next to my wife -- it's the only picture I took of the entire process. As I moved through, I achieved a very reasonable facsimile of the Maltese Falcon. But again, I am not a sculptor,
Jadi sekarang, saya mempunyai semua topologi yang saya butuhkan untuk membuat replika Maltese Falcon. Apa yang mereka lakukan, bagaimana memulai sesuatu seperti ini? Saya benar-benar tidak tahu. Jadi yang saya lakukan, kembali seperti tengkorak dodo, saya besarkan semua referensi ke ukuran asli, kemudian saya mulai memotong negatifnya dan menggunakan itu sebagai patokan membuat bentuk. Jadi saya mengambil Sculpey, membuat balok besar, dan perlahan membentukan sampai, demikian, profilnya tepat. Dan kemudian perlahan, bulu demi bulu, detail demi detail, saya mengerjakannya dan berhasil -- berkerja di depan televisi -- dan Super Sculpey -- ini saya duduk di samping istri saya -- ini satu-satunya foto yang saya ambil selama proses ini. Setelah saya terus berkerja, saya berhasil membuat sebuah replika yang cukup sesuai untuk Maltese Falcon. Tapi kembali, saya bukan pematung,
and so I don't know a lot of the tricks, like, I don't know how my friend Mike gets beautiful, shiny surfaces with his Sculpey; I certainly wasn't able to get it. So, I went down to my shop, and I molded it and I cast it in resin, because in the resin, then, I could absolutely get the glass smooth finished. Now there's a lot of ways to fill and get yourself a nice smooth finish. My preference is about 70 coats of this -- matte black auto primer. I spray it on for about three or four days, it drips to hell, but it allows me a really, really nice gentle sanding surface and I can get it glass-smooth. Oh, finishing up with triple-zero steel wool. Now, the great thing about getting it to this point was that because in the movie, when they finally bring out the bird at the end, and they place it on the table, they actually spin it. So I was able to actually screen-shot and freeze-frame to make sure. And I'm following all the light kicks on this thing and making sure that as I'm holding the light in the same position, I'm getting the same type of reflection on it -- that's the level of detail I'm going into this thing. I ended up with this: my Maltese Falcon. And it's beautiful. And I can state with authority at this point in time, when I'd finished it, of all of the replicas out there -- and there is a few -- this is by far the most accurate representation of the original Maltese Falcon than anyone has sculpted. Now the original one, I should tell you,
jadi saya tidak tahu banyak trik seperti, entahlah, saya tidak mengerti bagaimana teman saya Mike memperoleh permukaan cantik, mengkilap dengan Sculpeynya; Yang pasti saya tidak berhasil. Jadi, saya turun ke ruang peralatan saya, dan saya membuat cetakan baru dalam resin, karena dalam resin, nantinya, saya bisa mendapatkan permukaan yang mengkilap bagai kaca. Ada banyak cara untuk mendapatkan permukaan itu. Pilihan saya adalah sekitar 70 lapisan dari -- matte black auto primer. Saya menyiramkan ini padanya untuk sekitar tiga atau empat hari, dan menetes banyak sekali, tapi ini memungkinkan sebuah permukan yang benar-benar lembut dan saya bisa membuatnya sehalus kaca. Oh ya, dan menyelesaikan dengan katun besi triple-zero. Nah, sekarang yang paling menyenangkan dengan sampai di sini adalah karena di filmnya, saat mereka keluarkan burungnya di akhir, dan mereka letakkan di meja, mereka memutarnya. Jadi saya sebenarnya bisa screen-shot dan melihat tiap tiap frame untuk mencocokkan. Dan saya mengikuti semua cahaya di benda ini, dan memastikan saat saya memegang lampu di posisi yang sama, saya mendapat pantulan yang sama -- itulah tingkat detail yang saya curahkan ke benda ini. Saya akhirnya menyelesaikan ini: Maltese Falcon saya. Dan dia indah. Dan saya bisa katakan dengan pasti bahwa saat ini, saat saya selesai, dari semua replika yang ada -- dan ada beberapa -- ini merupakan replika yang paling akurat dari Maltese Falcon yang asli yang pernah dibuat siapapun. Nah yang original, sebaiknya kita tahu,
is sculpted by a guy named Fred Sexton. This is where it gets weird. Fred Sexton was a friend of this guy, George Hodel. Terrifying guy -- agreed by many to be the killer of the Black Dahlia. Now, James Ellroy believes that Fred Sexton, the sculptor of the Maltese Falcon, killed James Elroy's mother. I'll go you one stranger than that: In 1974, during the production of a weird comedy sequel to "The Maltese Falcon," called "The Black Bird," starring George Segal, the Los Angeles County Museum of Art had a plaster original of the Maltese Falcon -- one of the original six plasters, I think, made for the movie -- stolen out of the museum. A lot of people thought it was a publicity stunt for the movie. John's Grill, which actually is seen briefly in "The Maltese Falcon," is still a viable San Francisco eatery, counted amongst its regular customers Elisha Cook, who played Wilmer Cook in the movie, and he gave them one of his original plasters of the Maltese Falcon. And they had it in their cabinet for about 15 years, until it got stolen in January of 2007. It would seem that the object of desire only comes into its own by disappearing repeatedly.
dibuat oleh orang bernama Fred Sexton. Di sini -- semuanya mulai aneh. Fred Sexton adalah teman orang ini, George Hodel. Orang mengerikan -- dipercaya orang banyak sebagai pembunuh the Black Dahlia. Nah, James Ellroy percaya bahwa Fred Sexton, pembuat Maltese Falcon, membunuh ibu James Elroy. Bahkan lebih aneh dari itu. Di tahun 1974, saat pembuatan sekuel komedi aneh untuk "The Maltese Falcon," bernama "The Black Bird," dibintangi George Segal, museum seni Los Angeles County memiliki Maltese Falcon asli dari plaster -- satu dari enam plaster utama, setahu saya, yang dibuat untuk film itu -- dicuri dari museum itu. Banyak orang mengira itu adalah upaya film tersebut mencari perhatian. John's Grill, yang sebenarnya dilihat sesaat di "The Maltese Falcon," dan masih tempat makan resmi di San Francisco, di antara pelanggannya adalah Elisha Cook, yang memainkan Wilmer Cook di film tersebut, dan dia memberikan kepada mereka salah satu plaster original dari Maltese Falcon. Dan mereka menyimpannya selama sekitar 15 tahun, sampai dicuri pada bulan Januari 2007. Tampaknya memang benda yang dicari-cari hanya ada karena menghilang berkali-kali.
So here I had this Falcon, and it was lovely. It looked really great, the light worked on it really well, it was better than anything that I could achieve or obtain out in the world. But there was a problem. And the problem was that: I wanted the entirety of the object, I wanted the weight behind the object. This thing was made of resin and it was too light. There's this group online that I frequent. It's a group of prop crazies just like me called the Replica Props Forum, and it's people who trade, make and travel in information about movie props. And it turned out that one of the guys there, a friend of mine that I never actually met, but befriended through some prop deals, was the manager of a local foundry. He took my master Falcon pattern, he actually did lost wax casting in bronze for me, and this is the bronze I got back. And this is, after some acid etching, the one that I ended up with.
Jadi sekarang saya punya Falcon ini, dan ini indah. Ini tampak hebat, ini -- pantulannya benar-benar baik, ini lebih baik dari apapun yang bisa saya temukan ada beli di dunia. Tapi ada masalah. Dan masalahnya: saya mau keseluruhan obyek ini, saya mau berat yang terkandung di dalamnya. Ini dibuat dari resin, dan jauh terlalu ringan. Ada grup online yang saya singgahi. Mereka sekelompok penggila model film seperti saya disebut Replica Props Forum, dan di sini orang bertukar, membuat dan berpergian untuk model film. Dan ternyata salah satu dari mereka, seorang teman yang belum pernah saya temui langsung, tapi saya kenal dari beberapa jual-beli model, adalah pengurus pertukangan di dekat saya. Dia mengambil cetakan Falcon buatan saya, dia melakukan lost wax casting dalam perunggu untuk saya, dan ini perunggu yang saya dapatkan. Dan ini, setelah sedikit pendetailan dengan asam, adalah hasil akhirnya yang sama saya.
And this thing, it's deeply, deeply satisfying to me. Here, I'm going to put it out there, later on tonight, and I want you to pick it up and handle it. You want to know how obsessed I am. This project's only for me, and yet I went so far as to buy on eBay a 1941 Chinese San Francisco-based newspaper, in order so that the bird could properly be wrapped ... like it is in the movie. (Laughter) Yeah, I know! (Laughter) (Applause) There you can see, it's weighing in at 27 and a half pounds. That's half the weight of my dog, Huxley.
Dan ini -- ini sangat, sangat memuaskan bagi saya. Ini, saya akan -- saya akan letakkan di sana, nanti malam, dan anda bisa ... Saya mau anda mengangkat dan merasakannya. Anda perlu tahu -- seberapa obsesi saya. Proyek ini hanya untuk saya, tapi saya sampai berbelanja di eBay koran San Francisco dalam bahasa China dari tahun 1941, agar burung ini bisa dibungkus ... layaknya di filmnya. (Tertawa) Ya, saya tahu! (Tertawa) (Tepuk Tangan) Kita bisa lihat, di sana beratnya 27 setengah pon. Itu setengah dari berat anjing saya, Huxley.
But there's a problem. Now, here's the most recent progression of Falcons. On the far left is a piece of crap -- a replica I bought on eBay. There's my somewhat ruined Sculpey Falcon, because I had to get it back out of the mold. There's my first casting, there's my master and there's my bronze. There's a thing that happens when you mold and cast things, which is that every time you throw it into silicone and cast it in resin, you lose a little bit of volume, you lose a little bit of size. And when I held my bronze one up against my Sculpey one, it was shorter by three-quarters of an inch. Yeah, no, really, this was like aah -- why didn't I remember this? Why didn't I start and make it bigger? So what do I do? I figure I have two options. One, I can fire a freaking laser at it, which I have already done, to do a 3D scan -- there's a 3D scan of this Falcon. I had figured out the exact amount of shrinkage I achieved going from a wax master to a bronze master and blown this up big enough to make a 3D lithography master of this, which I will polish, then I will send to the mold maker and then I will have it done in bronze. Or:
Tapi ada masalah. Nah, ini falcon-falcon yang saya buat. Yang paling kiri adalah tiruan jelek -- replika yang saya beli di eBay. Lalu itu burung dari Sculpey yang agak rusak, karena saya harus mengeluarkannya dari cetakan. Ini hasil cetakan pertama, yang itu yang digunakan untuk pencetakan lagi dan itu adalah yang perunggu. Ada sesuatu yang terjadi saat kalian membentuk dan mencetak sesuatu, yaitu setiap kali kita masukkan ke silikon dan mencetaknya dalam resin, kita kehilangin sedikit volume, kehilangan sedikit ukuran. Dan saat saya membandingkan yang perunggu dan yang Sculpey, dia lebih pendek tiga per empat inci. Iya, begitulah, benar-benar, ini seperti, aduh -- kenapa saya tidak mengingat ini? Kenapa saya tidak langsung membuatnya besar saat mulai? Jadi apa yang saya lakukan? Saya punya dua pilihan. Satu, saya bisa tembak laser saja, yang sudah saya lakukan, untuk melakukan scan 3D -- ini scan 3D dari Falcon itu. Saya sudah menentukan penyusutan yang terjadi saat mengganti dari model pencetakan lilin ke perunggu, dan membesarkan ini cukup besar untuk membuat lithografi 3D dari ini, yang akan saya haluskan, lalu kirim ke pembuat cetakan dan akan dibuat ulang dalam perunggu. Atau --
There are several people who own originals, and I have been attempting to contact them and reach them, hoping that they will let me spend a few minutes in the presence of one of the real birds, maybe to take a picture, or even to pull out the hand-held laser scanner that I happen to own that fits inside a cereal box, and could maybe, without even touching their bird, I swear, get a perfect 3D scan. And I'm even willing to sign pages saying that I'll never let anyone else have it, except for me in my office, I promise. I'll give them one if they want it. And then, maybe, then I'll achieve the end of this exercise. But really, if we're all going to be honest with ourselves, I have to admit that achieving the end of the exercise was never the point of the exercise to begin with, was it. Thank you.
ada juga beberapa orang dengan yang asli, dan saya belakangan berusaha menghubungi mereka, berharap mereka akan mengizinkan saya untuk beberapa menit bersama salah satu burung asli, mungkin mengambil foto, atau mungkin mengambil scanner laser saya yang saya punya dan muat dalam kotak sereal, dan mungkin saja, tanpa menyentuh burung itu, saya berjanji, untuk mendapat scan 3D yang tepat. Dan saya siap menandatangani perjanjian kalau saya tak akan memberikannya pada orang lain, kecuali untuk saya di kantor saya, saya janji Saya akan berikan satu untuk mereka kalau mereka mau. Dan mungkin, saat itu, saya akan menyelesaikan latihan ini. Tapi sesungguhnya, kalau kita mau jujur ke diri sendiri, saya harus mengakui bahwa menyelesaikan latihan bukanlah inti dari latihan itu sendiri, bukan? Terima kasih.