Every presentation needs this slide in it. (Laughter) It's beautiful, isn't it? Do you see? All the points, all the lines -- it's incredible. It is the network; and in my case, the network has been important in media, because I get to connect to people. Isn't it amazing? Through that, I connect to people. And the way that I've been doing it has been multifaceted. For example, I get people to dress up their vacuum cleaners. (Laughter) I put together projects like Earth Sandwich, where I ask people to try and simultaneously place two pieces of bread perfectly opposite each other on the Earth. And people started laying bread in tribute, and eventually a team was able to do it between New Zealand and Spain. It's pretty incredible -- the video's online. Connecting to people in projects like YoungmeNowme for example. In YoungmeNowme, the audience was asked to find a childhood photograph of themselves and restage it as an adult. (Laughter) This is the same person -- top photo, James, bottom photo, [Jennifer]. Poignant. This was a Mother's Day gift. (Laughter) Particularly creepy. (Applause) (Laughter) My favorite of these photos, which I couldn't find, is there's a picture of a 30 year-old woman or so with a little baby on her lap, and the next photo is a 220-lb man with a tiny, little old lady peaking over his shoulder.
Semua presentasi harusnya menampilkan slide ini. (Tawa) Indah, kan? Anda lihat? Semua titik dan garis itu. Sungguh luar biasa. Itu adalah jaringan. Dan dalam kasus saya, jaringan ini penting dalam media, karena menjadikan saya dapat berhubungan dengan banyak orang. Luar biasa kan? Melalui itu, saya berhubungan dengan orang. Dan cara saya melakukannya sangat beraneka ragam. Misalnya, saya mengajak orang-orang mendandani penghisap debu mereka. (Tawa) Saya mengadakan proyek seperti Earth Sandwich, di mana saya meminta orang untuk mencoba menempatkan secara bersamaan dua iris roti tepat di posisi yang berlawanan di permukaan Bumi. Dan orang-orang mulai meletakkan roti sebagai penghargaan, dan akhirnya satu tim berhasil melakukannya di antara Selandia Baru dan Spanyol. Sangat luar biasa. Videonya dapat dilihat secara online. Berhubungan dengan orang melalui proyek seperti YoungmeNowme, misalnya. Di YoungmeNowme, penonton diminta untuk mencari foto mereka waktu kecil dan mengulanginya lagi sebagai orang dewasa. (Tawa) Ini adalah orang yang sama -- foto atas, James, foto bawah, Julia. Mengharukan. Ini adalah hadiah Hari Ibu. (Tawa) Menyeramkan juga. (Tepuk tangan) (Tawa) Foto kesukaan saya, yang tidak dapat saya temukan, adalah foto wanita berusia 30-an tahun memangku bayi, dan foto berikutnya adalah pria seberat 100 kg dengan seorang wanita tua mungil mengintip dari balik bahunya.
But this project changed the way that I thought about connecting to people. This is project called Ray. And what happened was I was sent this piece of audio and had no idea who generated the audio. Somebody said, "You have to listen to this." And this is what came to me.
Tetapi proyek ini mengubah cara saya berpikir tentang berhubungan dengan orang lain. Ini adalah proyek bernama Ray. Dan yang terjadi adalah saya dikirimi file audio ini dan saya tidak tahu siapa yang membuatnya. Seseorang berkata, "Anda harus mendengar ini." Dan inilah yang saya terima.
Recording: Hi, my name is Ray, and on yesterday my daughter called me because she was stressed out because of things that were going on on her job that she felt was quite unfair. Being quite disturbed, she called for comfort, and I didn't really know what to tell her, because we have to deal with so much mess in our society. So I was led to write this song just for her, just to give her some encouragement while dealing with stress and pressures on her job. And I figured I'd put it on the Internet for all employees under stress to help you better deal with what you're going through on your job. Here's how the song goes.
Rekaman: Hai, nama saya Ray, dan kemarin putri saya menelepon saya karena dia merasa stres akibat hal-hal yang terjadi dalam pekerjaannya yang menurutnya tidak adil. Karena merasa terganggu, dia menelepon untuk mencari ketenangan, dan saya tidak tahu apa yang harus saya katakan, karena kita harus berurusan dengan begitu banyak masalah di masyarakat. Jadi saya akhirnya menulis lagu ini untuknya, sekadar untuk menyemangatinya dalam menghadapi stres dan tekanan dalam pekerjaan. Dan saya memutuskan untuk menaruhnya di Internet untuk semua karyawan yang sedang stres agar dapat membantu mereka menangani apapun yang mereka sedang hadapi dalam pekerjaan. Beginilah lagunya.
♫ I'm about to whip somebody's ass ♫
♫ Aku akan mencambuk bokong seseorang ♫
♫ Oh, I'm about to whip somebody's ass ♫
♫ Oh, aku akan mencambuk bokong seseorang ♫
♫ Oh, if you don't leave me alone, ♫
♫ Oh, kalau kamu tidak berhenti menggangguku ♫
♫ you gonna have to send me home ♫
♫ kamu harus memulangkanku ♫
♫ 'Cause I'm about to whip somebody's ass ♫
♫ Karena aku akan mencambuk bokong seseorang ♫
Now you might not be able to sing that out loud, but you can hum it to yourself, and you know what the words are. And let it give you some strength to get the next few moments on your job. All right. Stay strong. Peace.
Mungkin Anda tidak dapat menyanyikannya keras-keras, tapi Anda dapat menyenandungkannya, dan Anda tahu liriknya dalam hati. Dan biarkan lagu itu memberi Anda kekuatan untuk bertahan melewati pekerjaan Anda. Oke? Bertahanlah. Salam damai.
Ze Frank: So -- yeah. No, no, no, shush. We've got to go quickly. So I was so moved by this -- this is incredible. This was connecting, right. This was, at a distance, realizing that someone was feeling something, wanting to affect them in a particular way, using media to do it, putting it online and realizing that there was a greater impact. This was incredible; this is what I wanted to do. So the first thing I thought of is we have to thank him. And I asked my audience, I said, "Listen to this piece of audio. We have to remix it. He's got a great voice. It's actually in the key of B flat. And have to do something with it." Hundreds of remixes came back -- lots of different attempts. One stood out in particular. It was done by a guy named Goose.
Ze Frank: Jadi -- begitulah. Tidak, tidak, tidak, shhhh. Kita harus cepat-cepat. Jadi ini benar-benar menggerakkan saya. Ini luar biasa. Ini menghubungkan, benar. Ini adalah, dari jauh, menyadari apa yang dirasakan orang lain, dan ingin mempengaruhinya entah bagaimana, menggunakan media untuk melakukannya, meletakkannya di Internet, dan menyadari adanya efek yang lebih besar. Ini luar biasa. Inilah yang ingin saya lakukan. Jadi hal pertama yang saya pikirkan adalah, kita harus berterima kasih padanya. Dan saya mengatakan ke pemirsa saya, "Dengarkan file audio ini. Kita harus me-remix-nya. Suaranya bagus. Ia bernyanyi dalam kunci B flat. Dan kita harus melakukan sesuatu dengan ini." Ratusan hasil remix pun saya terima -- ada banyak yg mencoba. Ada satu yang menonjol. Yang membuatnya adalah seseorang bernama Goose.
Remix: ♫ I'm about to whip somebody's ass ♫
♫ Aku akan mencambuk bokong seseorang ♫
♫ Oh, I'm about to whip somebody's ass ♫
♫ Oh, aku akan mencambuk bokong seseorang ♫
♫ Oh, if you don't leave me alone, ♫
♫ Oh, kalau kamu tidak berhenti menggangguku ♫
♫ You gonna have to send me home ♫
♫ kamu harus memulangkanku ♫
♫ Cuz I'm about to whip somebody's ass ♫
♫ Karena aku akan mencambuk bokong seseorang ♫
♫ I'm about to whip some ♫ --
♫ Aku akan mencambuk bok... ♫ --
ZF: Great, so it was incredible. That song -- (Applause) Thank you. So that song, somebody told me that it was at a baseball game in Kansas City. In the end, it was one of the top downloads on a whole bunch of music streaming services. And so I said, "Let's put this together in an album." And the audience came together, and they designed an album cover. And I said, "If you put it all on this, I'm going to deliver it to him, if you can figure out who this person is," because all I had was his name -- Ray -- and this little piece of audio and the fact that his daughter was upset. In two weeks, they found him. I received and email and it said, "Hi, I'm Ray. I heard you were looking for me." (Laughter) And I was like, "Yeah, Ray. It's been an interesting two weeks." And so I flew to St. Louis and met Ray, and he's a preacher -- (Laughter) among other things.
ZF: Hebat. Jadi ini sangat luar biasa. Lagu itu -- (Tepuk tangan) Terima kasih. Jadi lagu itu, ada yang mengatakan pada saya itu direkam pada suatu pertandingan baseball di Kansas City. Akhirnya, lagu itu menjadi salah satu unduhan terlaris di beberapa layanan streaming lagu. Dan saya berkata, "Mari kita satukan semua ini dalam sebuah album." Dan pemirsa saya pun berkumpul, dan mereka merancang sampul album. Dan saya berkata, "Kalau kalian memasukkan semuanya di sini, saya akan memberikannya pada orang itu, kalau kalian dapat mengetahui siapa dia sebenarnya." karena saya hanya punya namanya, Ray, dan file audio kecil ini, dan kenyataan bahwa putrinya sedang kesal. Dalam dua minggu, mereka menemukannya. Saya menerima email yang mengatakan, "Hai, saya Ray. Saya dengar Anda sedang mencari saya." (Tawa) Dan saya bilang, "Yeah, Ray. Dua minggu ini cukup menarik." Dan saya terbang ke St. Louis dan bertemu Ray, dan ternyata dia seorang pengkhotbah. (Tawa) Itu salah satu pekerjaannya.
So but anyways, here's the thing -- is it reminds me of this, which is a sign that you see in Amsterdam on every street corner. And it's sort of a metaphor for me for the virtual world. I look at this photo, and he seems really interested in what's going on with that button, but it doesn't seem like he is really that interested in crossing the street. (Laughter) And it makes me think of this. On street corners everywhere, people are looking at their cell phones, and it's easy to dismiss this as some sort of bad trend in human culture. But the truth is life is being lived there. When they smile -- right, you've seen people stop -- all of a sudden, life is being lived there, somewhere up in that weird, dense network. And this is it, right, to feel and be felt. It's the fundamental force that we're all after. We can build all sorts of environments to make it a little bit easier, but ultimately, what we're trying to do is really connect with one other person. And that's not always going to happen in physical spaces. It's also going to now happen in virtual spaces, and we have to get better at figuring that out. I think, of the people that build all this technology in the network, a lot of them aren't very good at connecting with people. This is kind of like something I used to do in third grade.
Tapi sebenarnya, cerita tadi mengingatkan saya tentang ini, suatu tanda yang dapat Anda lihat di tiap sudut jalan di Amsterdam. Dan ini bagi saya merupakan perumpamaan untuk dunia virtual. Saya melihat foto ini, dan orang itu tampak sangat tertarik dengan tombol itu, tetapi ia tampaknya tidak benar-benar tertarik untuk menyeberang jalan. (Tawa) Dan saya berpikir: Di sudut-sudut jalan di seluruh dunia, orang-orang sibuk melihat layar ponsel, dan memang mudah menganggap ini suatu trend yang negatif dalam kehidupan manusia. Tapi kenyataannya, hidup sekarang memang dijalani di sana. Ketika mereka tersenyum -- anda pasti pernah melihat orang berhenti berjalan -- tiba-tiba, kehidupan mereka berjalan di sana, di dalam jaringan yang aneh dan padat itu. Dan bukankah ini, "untuk merasakan dan dirasakan," bukankah ini kekuatan fundamental yang kita semua kejar? Kita dapat menciptakan berbagai lingkungan untuk membuatnya agak lebih mudah, tapi pada akhirnya, yang kita lakukan adalah berusaha untuk benar-benar berhubungan dengan orang lain. Dan itu tidak selalu akan terjadi di ruang fisik. Sekarang hal itu juga terjadi di ruang virtual, dan kita harus bisa memahaminya dengan lebih baik. Saya pikir, dari semua orang yang membangun teknologi dalam jaringan ini, banyak di antara mereka yang kurang bisa berhubungan dengan orang lain. Ini seperti sesuatu yang saya suka lakukan ketika kelas 3 SD dulu.
(Laughter)
(Tawa)
So here's a series of projects over the last few years where I've been inspired by trying to figure out how to really facilitate close connection. Sometimes they're very, very simple things. A Childhood Walk, which is a project where I ask people to remember a walk that they used to take as a child over and over again that was sort of meaningless -- like on the route to the bus stop, to a neighbor's house, and take it inside of Google Streetview. And I promise you, if you take that walk inside Google Streetview, you come to a moment where something comes back and hits you in the face. And I collected those moments -- the photos inside Google Streetview and the memories, specifically. "Our conversation started with me saying, 'I'm bored,' and her replying, 'When I'm bored I eat pretzels.' I remember this distinctly because it came up a lot." "Right after he told me and my brother he was going to be separating from my mom, I remember walking to a convenience store and getting a cherry cola." "They used some of the morbidly artist footage, a close-up of Chad's shoes in the middle of the highway. I guess the shoes came off when he was hit. He slept over at my house once, and he left his pillow. It had 'Chad' written in magic marker on it. He died long after he left the pillow at my house, but we never got around to returning it."
Jadi di sini ada serangkaian proyek dari beberapa tahun terakhir di mana saya terinspirasi dengan mencoba mencari tahu bagaimana memfasilitasi hubungan yang erat. Kadang-kadang caranya benar-benar sederhana. A Childhood Walk adalah sebuah proyek di mana saya mengajak orang-orang mengingat jalur berjalan kaki yang mereka lalui berulang kali semasa anak-anak yang sebenarnya tidak terlalu berarti, seperti jalur menuju halte bus, ke rumah tetangga, dan melakukannya lagi menggunakan Google Streetview. Saya jamin, Jika Anda mengulangi perjalanan itu di Google Street View, Anda akan menemukan saat di mana Anda mengingat sesuatu yang benar-benar membuat Anda tersentak. Dan saya mengumpulkan saat-saat itu -- foto-foto dari Google Street View dan kenangan-kenangannya, tentunya. "Percakapan kami dimulai dengan saya mengatakan, 'Saya bosan,' dan dia menyahut, 'Kalau sedang bosan saya biasanya makan pretzel.' Saya ingat karena percakapan ini sering terjadi." "Begitu [ayah saya] mengatakan pada saya dan saudara laki-laki saya ia akan berpisah dengan ibu saya, saya ingat berjalan ke toko serba ada dan membeli cherry cola." "Mereka menggunakan foto artistik yang menyeramkan, foto jarak dekat sepatu Chad di tengah jalan raya. Saya pikir sepatu itu lepas saat ia tertabrak. Ia pernah menginap di rumah saya, dan meninggalkan bantalnya. Di bantal itu ada nama 'Chad' yang ditulis menggunakan spidol 'magic marker'. Ia meninggal lama setelah meninggalkan bantal itu di rumah saya, jadi kami tidak pernah sempat mengembalikannya."
Sometimes they're a little bit more abstract. This is Pain Pack. Right after September 11th, last year, I was thinking about pain and the way that we disperse it, the way that we excise it from our bodies. So what I did is I opened up a hotline -- a hotline where people could leave voicemails of their pain, not necessarily related to that event. And people called in and left messages like this.
Kadang-kadang kenangannya lebih abstrak. Ini adalah Paket Penderitaan. Tepat setelah 11 September tahun lalu, saya memikirkan tentang rasa sakit dan cara menghilangkannya, cara membuangnya dari badan kita. Yang saya lakukan adalah membuat nomor hotline, di mana orang-orang dapat meninggalkan pesan suara tentang rasa sakit mereka, dan tidak harus berhubungan dengan kejadian itu [9/11]. Dan orang-orang menelepon dan meninggalkan pesan seperti ini.
Recording: Okay, here's something. I'm not alone, and I am loved. I'm really fortunate. But sometimes I feel really lonely. And when I feel that way even the smallest act of kindness can make me cry. Like even people in convenience stores saying, "Have a nice day," when they're accidentally looking me in the eye.
Rekaman: Oke, ini dari saya. Saya tidak sendiri, dan saya disayang. Saya sangat beruntung. Tapi terkadang saya merasa begitu kesepian. Dan ketika saya merasakannya perbuatan baik sekecil apapun dapat membuat saya menangis. Misalnya orang di toserba mengatakan, "Semoga harimu menyenangkan," ketika matanya tanpa sengaja bertemu dengan mata saya.
ZF: So what I did was I took those voicemails, and with their permission, converted them to MP3s and distributed them to sound editors who created short sounds using just those voicemails. And those were then distributed to DJs who have made hundreds of songs using that source material. (Music) We don't have time to play much of it. You can look at it online.
ZF: Jadi yang saya lakukan adalah mengambil pesan-pesan suara ini, dan dengan seizin mereka, mengubahnya menjadi MP3 dan menyebarkannya ke penyunting suara yang membuat sampel suara hanya menggunakan pesan-pesan itu. Dan sampel-sampel itu disebarkan ke para DJ yang kemudian menciptakan ratusan lagu menggunakan materi tersebut. (Musik) Kita tidak punya waktu untuk memutar banyak lagu. Silakan Anda cari di Internet.
"From 52 to 48 with love" was a project around the time of the last election cycle, where McCain and Obama both, in their speeches after the election, talked about reconciliation, and I was like, "What the hell does that look like?" So I thought, "Well let's just give it a try. Let's have people hold up signs about reconciliation." And so some really nice things came together. "I voted blue. I voted red. Together, for our future." These are very, very cute little things right. Some came from the winning party. "Dear 48, I promise to listen to you, to fight for you, to respect you always." Some came from the party who had just lost. "From a 48 to a 52, may your party's leadership be as classy as you, but I doubt it." But the truth was that as this start becoming popular, a couple rightwing blogs and some message boards apparently found it to be a little patronizing, which I could also see. And so I started getting amazing amounts of hate mail, death threats even. And one guy in particular kept on writing me these pretty awful messages, and he was dressed as Batman. And he said, "I'm dressed as Batman to hide my identity." Just in case I thought the real Batman was coming after me; which actually made me feel a little better -- like, "Phew, it's not him."
"Dari 52 ke 48 dengan kasih sayang" adalah proyek pada waktu pemilu terakhir, di mana McCain dan Obama, pada pidato mereka setelah pemilu, berbicara tentang rekonsiliasi. dan saya pikir, "Bagaimana pula bentuknya itu?" Jadi saya putuskan, "Mari kita coba cari tahu. Mari kita ajak orang-orang membuat karya tentang rekonsiliasi." Dan berbagai hasil karya yang bagus bermunculan. "Aku memilih biru [Partai Demokrat]. Aku memilih merah [Partai Republik] Bersama, demi masa depan kita." Ini benar-benar lucu dan menarik, kan. Ada yang datang dari partai yang menang. "Wahai 48, aku berjanji akan mendengarkan kalian, memperjuangkan hak kalian, dan menghormati kalian selalu." Ada juga yang datang dari partai yang kalah. "Dari 48 ke 52, semoga kepemimpinan partai kalian bisa berkelas seperti kalian (tapi saya meragukannya)." Tapi kenyataannya, saat ini mulai menjadi populer, beberapa blog sayap kanan dan forum online menganggap hal ini agak merendahkan, yang menurut saya ada benarnya juga. Dan saya mulai menerima sejumlah besar surat benci, bahkan ancaman kematian. Dan ada satu orang ini yang terus mengirim surat yang menyakitkan, dan dia mengenakan kostum Batman. Dan katanya, "Saya mengenakan kostum Batman untuk menyembunyikan identitas saya." Kalau-kalau saya pikir memang Batman sungguhan yang sedang mengincar saya. Yang ternyata benar-benar membuat saya merasa lebih baik. "Fiuh, untung bukan dia."
So what I did -- unfortunately, I was harboring all this kind of awful experience and this pain inside of me, and it started to eat away at my psyche. And I was protecting the project from it, I realized. I was protecting it -- I didn't want this special, little group of photographs to get sullied in some way. So what I did, I took all those emails, and I put them together into something called Angrigami, which was an origami template made out of this sort of vile stuff. And I asked people to send me beautiful things made out of the Angrigami. (Laughter) But this was the emotional moment. One of my viewer's uncles died on a particular day and he chose to commemorate it with a piece of hate. It's amazing.
Jadi yang saya lakukan -- sayangnya saya sedang memendam banyak pengalaman buruk dan rasa sakit dalam diri saya, dan pikiran saya mulai terganggu. Dan saya menyadari saya sedang melindungi proyek saya dari itu semua. Saya tidak ingin kumpulan foto yang spesial ini menjadi rusak. Jadi yang saya lakukan, saya kumpulkan semua email tadi, dan saya satukan ke dalam apa yang saya sebut Angrigami, yaitu kertas origami yang berisi kata-kata kejam tersebut. Dan saya meminta orang-orang mengirim pada saya benda-benda indah dari Angrigami. (Tawa) Tapi inilah saat yang mengharukan. Paman dari salah satu pemirsa saya meninggal pada suatu hari, dan ia memilih untuk memperingatinya dengan sepotong kebencian. Mengagumkan.
The last thing I'm going to tell you about is a series of projects called Songs You Already Know, where the idea was, I was trying to figure out to address particular kinds of emotions with group projects. So one of them was fairly straightforward. A guy said that his daughter got scared at night and could I write a song for her, his daughter. And I said, "Oh yeah, I'll try to write a mantra that she can sing to herself to help herself go to sleep." And this was "Scared."
Hal terakhir yang akan saya ceritakan adalah serangkaian proyek bernama Songs You Already Know, di mana saya sedang mencari tahu cara menangani bentuk-bentuk emosi tertentu melalui proyek berkelompok Salah satunya cukup sederhana. Seorang pria mengatakan bahwa putrinya sering ketakutan di malam hari dan meminta saya menulis lagu untuk putrinya. Dan saya bilang, "Baiklah, saya akan coba menulis mantra yang dapat dia nyanyikan untuk membantunya tidur." Dan inilah "Scared" (Ketakutan).
(Video) ♫ This is a song that I sing when I'm scared of something ♫
(Video) ♫ Ini lagu yang saya biasa nyanyikan saat merasa ketakutan. ♫
♫ I don't know why but it helps me get over it ♫
♫ Saya tidak tahu mengapa, tapi lagu ini membantu mengatasinya ♫
♫ The words of the song just move me along ♫
♫ Liriknya mampu mendorong saya ♫
♫ And somehow I get over it ♫
♫ Dan entah bagaimana saya berhasil mengatasi ketakutan itu ♫
♫ At least I don't suck at life ♫
♫ Paling tidak saya tidak gagal dalam hidup ♫
♫ I keep on trying despite ♫
♫ Saya terus mencoba walau banyak rintangan ♫
♫ At least I don't suck at life ♫
♫ Paling tidak saya tidak gagal dalam hidup ♫
♫ I keep on trying despite ♫
♫ Saya terus mencoba walau banyak rintangan ♫
♫ This is a song that I sing when I'm scared of something ♫
♫ Ini lagu yang saya biasa nyanyikan saat merasa ketakutan. ♫
Okay, so I wrote that song, right. Thank you. So the nice thing was is he walked by his daughter's room at some point, and she actually was singing that song to herself. So I was like, "Awesome. This is great."
Oke, jadi saya menulis lagu itu. Terima kasih. Yang bagusnya adalah, suatu hari pria itu melewati kamar putrinya, dan putrinya benar-benar menyanyikan lagu itu. Dan saya pikir, "Keren. Ini hebat."
And then I got this email. And there's a little bit of a back story to this. And I don't have much time. But the idea was that at one point I did a project called Facebook Me Equals You, where I wanted to experience what it was like to live as another person. So I asked for people's usernames and passwords to be sent to me. And I got a lot, like 30 in a half an hour. And I shut that part down. And I chose two people to be, and I asked them to send me descriptions of how to act as them on Facebook. One person sent me a very detailed description; the other person didn't. And the person who didn't, it turned out, had just moved to a new city and taken on a new job. So, you know, people were writing me and saying, "How's your new job?" I was like, "I don't know. Didn't know I had one."
Lalu saya mendapat surel ini. Ada sedikit kisah latar belakangnya. Dan saya tidak punya banyak waktu. Tapi gagasannya adalah, saya pernah menjalankan proyek bernama Facebook Me Equals You, di mana saya ingin merasakan hidup sebagai orang lain. Jadi saya meminta dikirimi nama akun dan kata sandi orang-orang. Dan saya dapat banyak, sekitar 30 dalam setengah jam. Jadi saya menyudahi tahap itu, lalu memilih dua orang dari mereka, dan saya meminta mereka mengirim petunjuk bagaimana cara berpura-pura jadi mereka di Facebook. Satu orang mengirim petunjuk yang sangat terperinci. Satunya lagi tidak. Dan yang tidak mengirim itu ternyata baru pindah ke kota yang baru dan mendapat pekerjaan baru. Jadi orang-orang mengirim pesan yang menanyakan, "Bagaimana pekerjaan barumu?" Saya jawab, "Tidak tahu. Bahkan saya tidak tahu saya punya pekerjaan baru."
But anyway, this same person, Laura, ended up emailing me a little bit after that project. And I felt badly for not having done a good job. And she said, "I'm really anxious, I just moved to a new town, I have this new job, and I've just had this incredible amount of anxiety." So she had seen the "Scared" song and wondered if I could do something. So I asked her, "What does it feel like when you feel this way?" And she wrote a sort of descriptive set of what it felt like to have had this anxiety. And so what I decided to do. I said, "Okay, I'll think about it." And so quietly in the background, I started sending people this.
Tapi si orang ini, Laura, kemudian mengirimkan surel pada saya setelah proyek itu. Dan saya merasa tidak enak karena tidak melakukan pekerjaan dengan baik. Dan dia bilang, "Saya sedang merasa cemas. Saya baru pindah ke kota baru, mendapat pekerjaan baru, dan saya merasakan kecemasan yang luar biasa. Dia telah melihat video lagu "Scared" tadi dan meminta saya membantunya juga. Saya bertanya padanya, "Bagaimana rasanya saat kamu merasa seperti ini?" Dan dia menulis secara deskriptif apa yang ia rasakan saat cemas. Dan yang saya lakukan kemudian, saya berkata, "Oke, saya pikir-pikir dulu." Lalu diam-diam saya mengirimkan ini pada orang-orang.
(Audio) ♫ Hey ♫
(Audio) ♫ Hei ♫
♫ You're okay ♫
♫ Kamu tidak apa-apa ♫
♫ You'll be fine ♫
♫ Kamu akan baik-baik saja ♫
So I asked people whether they had basic audio capabilities, just so they could sing along to the song with headphones on, so I could just get their voices back. And this is the kind of thing that I got back.
Saya bertanya pada orang-orang apakah komputer mereka mempunyai kemampuan audio dasar, yang memungkinkan mereka ikut menyanyikan lagu itu dengan mengenakan headphone, sehingga saya bisa mendapatkan rekaman suara mereka. Inilah yang saya dapat.
Recording: ♫ Hey ♫
(Audio) ♫ Hei ♫
♫ You're okay ♫
♫ Kamu tidak apa-apa ♫
♫ You'll be fine ♫
♫ Kamu akan baik-baik saja ♫
ZF: So that's one of the better ones, really. But what's awesome is, as I started getting more and more and more of them, all of a sudden I had 30, 40 voices from around the world. And when you put them together, something magical happens, something absolutely incredible happens, and all of a sudden I get a chorus from around the world. And what was really great is, I'm putting all this work together in the background, and Laura sent me a follow-up email because a good month had passed by. And she said, "I know you've forgotten about me. I just want to say thanks for even considering it." And then a few days later I sent her this.
ZF: Itu salah satu yang lebih bagus. Tapi yang mengagumkan adalah, saya terus menerima kiriman file, dan tiba-tiba saya sudah punya 30-40 suara dari seluruh dunia. Dan ketika disatukan, terjadi suatu keajaiban, terjadi sesuatu yang sangat luar biasa; tiba-tiba saya punya chorus dari seluruh dunia. Dan yang paling hebatnya lagi, saya melakukan ini semua secara diam-diam, dan Laura mengirimkan surel lanjutan karena satu bulan sudah berlalu. Dan dia bilang, "Saya tahu Anda sudah lupa dengan saya. Saya hanya ingin berterima kasih karena Anda telah mempertimbangkannya." Dan beberapa hari kemudian saya mengirimkan ini padanya.
(Audio) ♫ Right now, it feels like I forgot to turn the light on ♫
(Audio) ♫ Saat ini saya merasa seperti lupa menyalakan lampu. ♫
♫ And things that looked so good yesterday ♫
♫ Dan hal-hal yang terlihat begitu indah kemarin ♫
♫ are now shades of gray ♫
♫ sekarang menjadi warna-warna kelabu ♫
♫ And it seems like the world is spinning ♫
♫ Dan terlihat seakan dunia berputar ♫
♫ while I'm standing still ♫
♫ sementara saya diam di tempat ♫
♫ Or maybe I am spinning I can't tell ♫
♫ Atau mungkin saya juga berputar, saya tidak tahu ♫
♫ And then you say ♫
♫ Dan kamu berkata ♫
♫ Hey ♫
♫ Hei ♫
♫ You're okay ♫
♫ Kamu tidak apa-apa ♫
♫ You'll be fine ♫
♫ Kamu akan baik-baik saja ♫
♫ Just breathe ♫
♫ Bernapaslah dalam-dalam ♫
♫ And now the words sing ♫
♫ Dan lagunya begini ♫
♫ Hey ♫
♫ Hei ♫
♫ You're okay ♫
♫ Kamu tidak apa-apa ♫
♫ You'll be fine ♫
♫ Kamu akan baik-baik saja ♫
♫ Just breathe ♫
♫ Bernapaslah dalam-dalam ♫
♫ Now everybody sings ♫
♫ Sekarang semua ikut bernyanyi ♫
♫ Hey ♫
♫ Hei ♫
♫ You're okay ♫
♫ Kamu tidak apa-apa ♫
♫ You'll be fine ♫
♫ Kamu akan baik-baik saja ♫
♫ Just breathe ♫
♫ Bernapaslah dalam-dalam ♫
♫ Hey ♫
♫ Hei ♫
♫ You're okay ♫
♫ Kamu tidak apa-apa ♫
♫ You'll be fine ♫
♫ Kamu akan baik-baik saja ♫
♫ Just breathe ♫
♫ Bernapaslah dalam-dalam ♫
♫ Hey ♫
♫ Hei ♫
♫ You're okay ♫
♫ Kamu tidak apa-apa ♫
♫ You'll be fine ♫
♫ Kamu akan baik-baik saja ♫
♫ Just breathe ♫
♫ Bernapaslah dalam-dalam ♫
Thank you.
Terima kasih.
(Applause)
(Tepuk tangan)