(Music)
(Musik)
[music by Moby]
Teks: Si manusia jet - Yves Rossy
[Grand Canyon]
Grand Canyon.
Narrator: Many of the tests are conducted while Yves is strapped onto the wing, because Yves' body is an integral part of the aircraft.
(VIdeo) Narator: Banyak pengujian yang dilakukan di mana Yves diikatkan pada sayap karena tubuh Yves menjadi bagian tidak terpisahkan dari pesawat ini.
[Wind tunnel tests]
Teks: Percobaan terowongan angin.
Narrator: The wing has no steering controls, no flaps, no rudder. Yves uses his body to steer the wing.
Narator: Sayap ini tidak dapat diarahkan, tanpa sirip sayap, tanpa kemudi.
Stefan Von Bergen: Well, he turns by just putting his head on one or the other side. And sometimes he assists that with his hands, sometimes even with the leg. He's acting as a human fuselage, so to say. And that's quite unique.
Yves menggunakan tubuhnya untuk mengarahkan sayapnya. Stefan von Bergen: Dia berbelok dengan mencodongkan kepalanya ke satu sisi atau sisi lainnya. Terkadang dibantu dengan tangan, bahkan terkadang dengan kaki. Dapat dikatakan dia seperti badan pesawat. Dan ini cukup unik.
Narrator: When he arches his back, he gains altitude. When he pushes his shoulders forward, he goes into a dive.
Narator: Saat dia meliukkan punggungnya, dia naik ke atas. Saat dia mendorong pundaknya ke depan, dia bergerak ke bawah.
[Swiss Alps]
Teks: Pegunungan Alpen Swiss.
[Strait of Gibraltar crossing]
Selat Gibraltar.
[English Channel crossing]
Selat Channel di Inggris.
Commentator One: There he goes. There is Yves Rossy. And I think the wing is open. So our first critical moment, it's open. He is down. Is he flying?
Komentator: Ini dia. Inilah Yves Rossy. Saya rasa sayapnya terbuka, sayapnya terbuka. Inilah saat-saat penting pertama kita, sayapnya terbuka. Dia turun. Apa dia terbang?
Commentator Two: It looks like he's stabilized. He's starting to make his climb.
Komentator 2: Sepertinya dia mulai stabil. Dia mulai naik ke atas.
Commentator One: There's that 90 degree turn. He's out over the channel. There is Yves Rossy. There is no turning back now. He is over the English Channel and under way. Ladies and gentlemen, a historic flight has begun.
Komentator: Itulah belokan 90 derajat yang Anda bicarakan, yang membawanya keluar Dia menuju ke selat itu. Itulah Yves Rossy. Dia sudah tidak bisa mundur lagi sekarang. Dia kini ada di atas Selat Channel. Para hadirin sekalian, penerbangan bersejarah telah dimulai.
[Images: National Geographic]
Commentator Two: And as he approaches the ground, he's going to pull down on those toggles to flare, slow himself down just a little bit, and then come in for a nice landing.
Komentator 2: Dan apa yang akan dia lakukan saat mendekati tanah adalah menarik picunya untuk mengeluarkan api dan sedikit memperlambat lalu dia mendarat dengan mulus.
Commentator One: There he is. Yves Rossy has landed in England.
Komentator: Ini dia. Yves Rossy telah mendarat di Inggris.
Bruno Giussani: And now he's in Edinburgh. Yves Rossy!
Bruno Giussani: Dan kini dia ada di Edinburgh. Yves Rossy.
(Applause)
(Tepuk tangan)
(Applause ends)
Dan juga perlengkapannya.
And his equipment as well. Yves, welcome. It is quite amazing. Those sequences were shot over the last three years in various moments of your activities. And there were many, many others. So it's possible to fly almost like a bird. What is it like to be up there?
Yves, selamat datang. Ini luar biasa. Urutan kejadian ini direkam dalam 3 tahun terakhir dari berbagai kejadian dalam kegiatan Anda. Dan masih ada banyak lagi. Jadi mungkinkah kita terbang seperti burung. Bagaimana perasaan anda saat di atas sana?
Yves Rossy: It's fun. It's fun.
Yves Rossy: Menyenangkan.
(Laughter)
(Tawa)
I don't have feathers. But I feel like a bird sometimes. It's really an unreal feeling, because normally you have a big thing, a plane, around you. And when I strap just this little harness, this little wing, I really have the feeling of being a bird.
Saya tidak memiliki bulu. Namun terkadang saya merasa seperti burung. Ini benar-benar perasaan yang tidak nyata karena biasanya ada benda besar, pesawat terbang, di sekitar anda. Dan saya hanya terikat dengan pakaian kecil ini, sayap kecil ini, saya benar-benar merasa seperti burung.
BG: How did you start to become Jetman?
BG: Bagaimana anda mulai menjadi manusia jet?
YR: It was about 20 years ago, when I discovered free falling. When you go out of an airplane, you are almost naked. You take a position like that. And especially when you take a tracking position, you have the feeling that you are flying. And that's the nearest thing to the dream. You have no machine around you. You are just in the element. It's very short and only in one direction.
YR: Kira-kira 20 tahun lalu saat saya mencoba jatuh bebas. Saat anda keluar dari pesawat, anda hampir telanjang. Anda mengambil posisi seperti itu. Dan terutama saat anda mengikuti suatu jalan tertentu anda merasa bahwa anda terbang Dan itulah hal terdekat dengan impian ini. Tidak ada mesin di sekeliling anda. Anda hanya menjadi bagian darinya. Ini penerbangan singkat dan hanya satu arah.
(Laughter)
Jadi gagasannya
So the idea was, okay, keep that feeling of freedom, but change the vector and increase the time.
adalah, pertahankan rasa kebebasan itu namun ubah arah dan tingkatkan waktunya. BG: Jadi saya agak penasaran, berapa kecepatan maksimumnya?
BG: So I'm kind of curious, what's your top speed?
YR: Sekitar 300 km per jam sebelum berputar.
YR: It's about 300 km per hour before looping. That means about 190 miles per hour.
Itu berarti sekitar 190 mil per jam.
BG: What's the weight of the equipment you're carrying?
BG: Dan berapa berat alat yang anda bawa?
YR: When I exit full of kerosene, I'm about 55 kilos. I have 55 kilos on my back.
YR: Saat bahan bakarnya terisi penuh sekitar 55 kg. Saya membawa 55 kg di punggung saya.
BG: And you're not piloting? There is no handle, no steering, nothing? It is purely your body, and the wings become part of the body and vice versa?
BG: Dan anda tidak mengemudikannya? Tidak ada tuas atau setir atau apapun? Hanya tubuh anda dan sayap itu menjadi bagian dari tubuh anda dan sebaliknya?
YR: That's really the goal, because if you put in steering, then you reinvent the airplane. And I wanted to keep this freedom of movement. And it's really like the kid playing the airplane. I want to go down like that. And up I climb, I turn. It's really pure flying. It's not steering, it's flight.
YR: Itulah tujuan sebenarnya karena jika anda memakai kemudi anda menemukan kembali pesawat terbang. Dan saya ingin mempertahankan kebebasan bergerak ini. Ini benar-benar seperti anak kecil yang bermain pesawat. Saya ingin turun seperti itu dan naik, kemudian berbelok. Ini benar-benar terbang. Ini bukan mengemudi, namun terbang.
BG: What kind of training do you do, you personally, for that?
BG: Latihan semacam apa yang anda jalani secara pribadi, untuk itu?
YR: Actually, I try to stay just fit. I don't do special physical training. I just try to keep my mobility through new activities. For example, last winter I began with kite surfing. So, new things. So you have to adapt. I'm quite an experienced manager of systems as a pilot, but this is, really -- You need fluidity, you need to be agile and also to adapt really fast.
YR: Sebenarnya, saya hanya menjaga kebugaran. Saya tidak melakukan latihan fisik khusus. Hanya mencoba mempertahankan mobilitas saya melalui kegiatan-kegiatan baru. Contohnya, musim dingin yang lalu saya mulai berselancar air -- inilah hal-hal baru. Jadi anda harus menyesuaikan diri. Karena ini -- saya cukup berpengalaman dalam mengelola sistem sebagai pilot, namun ini benar-benar -- anda harus mudah bergerak, anda harus lincah, dan juga dapat menyesuaikan diri dengan cepat.
BG: Somebody in the audience asked me, "How does he breathe up there?" Because you're going fast and you're up at 3,000 meters or so.
BG: Seseorang di antara penonton bertanya "Bagaimana anda bernafas di atas sana?" karena anda bergerak cepat dan ada 3.000 meter di atas.
YR: Okay, up to 3,000 meters, it's not such a big problem with oxygen. But for example, bikers, they have the same speed. Just with the helmet, integral helmet, it's really no problem to breathe.
YR: Begini, sampai 3.000 meter, tidak ada masalah besar dengan oksigen. Sebagai contohnya, pengendara sepeda, kecepatannya sama. Hanya dengan helm, helm yang terintegrasi, tidak ada masalah untuk bernafas.
BG: Describe for me the equipment, since you have it here. So Breitling's four engines.
BG: Jelaskan perlengkapannya karena anda membawanya kemari. Jadi empat mesin Breiting.
YR: Yeah, two-meter span. Ultra-stable profile. Four little engines, 22 kilos thrust each, turbines, working with kerosene. Harness, parachute. My only instruments are an altimeter and time. I know I have about eight minutes fuel. So I just check before it's finished.
YR: Benar. Lebarnya dua meter. Sangat stabil. Empat mesin kecil, masing-masing dengan daya dorong 22 kilo, turbin dengan bensin. Pakaian, parasut. Perlengkapan saya hanya altimeter dan pengukur waktu. Saya tahu saya memiliki bahan bakar untuk 8 menit. Jadi saya harus mendarat sebelum habis.
(Laughter)
(Tawa)
And yeah, that's all. Two parachutes. That means, if I have a problem with the first one I pull, I still have the possibility to open the second one. And this is my life. That's the real important thing about safety. I did use that during these last 15 years about 20 times. Never with that type of wing, but at the beginning. I can release my wing when I am in a spin or unstable.
Dan itu saja. Dua parasut. Itu berarti jika saya mendapat masalah dengan parasut pertama saya masih memiliki peluang untuk membuka yang kedua. Ini adalah hidup saya. Keselamatan merupakan hal yang sangat penting. Saya benar-benar memakainya sekitar 20 kali dalam 15 tahun terakhir -- tidak pernah dengan sayap seperti itu, namun pada awalnya sayapnya dapat lepas saat saya berputar atau tidak stabil.
BG: We saw the 2009 crossing of the Gibraltar Strait where you lost control and then you dived down into the clouds and in the ocean. So that was one of those cases where you let the wings go, right?
BG: Kami melihat saat anda menyeberangi Selat Gibraltar di tahun 2009 saat anda kehilangan kendali lalu anda turun menuju ke awan dan ke laut. Itu salah satu kasus di mana sayapnya lepas, bukan?
YR: Yeah. I did try in the clouds, but you lose orientation completely. So I did try to take, again, a climb altitude. I thought, okay, I will go out. But most probably, I did something like that.
YR: Ya, saya mencoba saat di awan namun anda kehilangan orientasi. Jadi saya mencoba kembali untuk naik. Saya pikir, baiklah, saya akan keluar. Namun kemungkinan besar saya melakukan hal seperti itu.
(Laughter)
BG: Sesuatu yang tidak begitu aman.
BG: Something that is not very safe, the image.
YR: You feel great, but --
YR: Namun rasanya luar biasa,
(Laughter)
namun anda tidak berada di ketinggian yang benar.
But you have not the right altitude. So the next thing I saw was just blue. It was the sea. I have also an audible altimeter. So I was at my minimum altitude in that vector -- fast -- so I pulled that. And then I did open my chute.
Jadi hal selanjutnya yang saya lihat adalah biru. Laut. saya juga memiliki altimeter dengan bunyi-bunyian. Jadi saat berada pada ketinggian terendah pada vektor itu -- cepat -- sehingga saya menariknya. Lalu saya membuka parasut.
BG: So the wings have their own parachute, and you have your two parachutes.
BG: Jadi sayapnya memiliki parasut sendiri, dan anda memiliki dua parasut.
YR: Exactly. There is a rescue parachute for the wing for two reasons: so I can repair it afterward and especially so nobody takes that, just on his head.
YR: Benar. Ada parasut penyelamat untuk sayapnya karena dua alasan: sehingga saya bisa memperbaikinya dan terutama jadi tidak ada yang mengambilnya.
BG: I see. Maybe come back here. This is risky stuff indeed. People have died trying to do this kind of thing. And you don't look like a crazy guy; you're a Swiss airline pilot, so you're rather a checklist kind of guy. I assume you have standards.
BG: Saya mengerti. Kita kembali ke sini. Ini benar-benar sesuatu yang beresiko. Ada orang yang tewas dalam mencoba melakukannya. Dan anda tidak terlihat gila, anda seorang pilot pesawat Swiss jadi anda seperti pria yang suka mendaftar segalanya. Saya menganggap anda memiliki standar.
YR: Yeah. I have no checklist for that.
YR: Benar. Saya tidak memiliki daftarnya.
(Laughter)
BG: Jangan beritahu pegawai anda.
BG: Let's not tell your employer.
(Laughter)
YR: Bukan, ini dua dunia yang berbeda.
YR: No, that's really two worlds. Civil aviation is something that we know very well. We have a hundred years of experience. And you can adapt really precisely. With that, I have to adapt to something new. That means improvise. So it's really a play between these two approaches. Something that I know very well, these principles. For example, we have two engines on an Airbus; with only one engine, you can fly it. So plan B, always a plan B. In a fighter, you have an ejection seat. That's my ejection seat. So I have the approach of a professional pilot with the respect of a pioneer in front of Mother Nature.
Penerbangan sipil adalah sesuatu yang kita kenal baik. Kita memiliki pengalaman seratus tahun. Dan anda dapat menyesuaikan diri dengan tepat. Dengan itu, saya harus menyesuaikan diri dengan sesuatu yang baru. Itu berarti berimprovisasi. Jadi, ini benar-benar permainan antara kedua pendekatan ini. Sesuatu yang saya kenal dengan baik -- sebagai contoh, prinsip-prinsip ini, ada dua mesin dalam pesawat Airbus, dengan satu mesin, anda masih dapat terbang. Jadi rencana cadangan, selalu cadangannya. Dalam pesawat tempur, ada kursi pelontar. Itulah kursi pelontar saya. Jadi saya memiliki pendekatan sebagai pilot profesional dengan rasa hormat di depan alam.
BG: It's well said. What happens if one of the engines stops?
BG: Bagus sekali. Apa yang terjadi jika salah satu mesinnya mati?
YR: I do a roll. And then I stabilize, and according to my altitude, I continue on two or three engines. It's sometimes possible. It's quite complicated to explain, but according to which regime I was, I can continue on two and try to get a nice place to land, and then I open my parachute.
YR: Saya berputar. Lalu saya menstabilkannya dan bergantung kepada ketinggian saya saya melanjutkan dengan dua atau tiga mesin. Itu terkadang mungkin -- hanya terlalu rumit untuk dijelaskan -- namun menurut aturannya, saya dapat terbang dengan dua mesin dan mencoba mencari tempat yang bagus untuk mendarat dan membuka parasut.
BG: So the beginning of the flight is actually you jump off a plane or a helicopter, and you go on a dive and accelerate the engines, and then you basically take off mid-air somewhere. And then the landing, as we have seen, arriving on this side of the Channel, is through a parachute. So just as a curiosity, where did you land when you flew over the Grand Canyon? Did you land on the rim, down at the bottom?
BG: Jadi pada awal penerbangan sebenarnya anda melompat dari pesawat atau helikopter anda turun dan mempercepat mesinnya lalu anda tinggal landas di udara. Dan kemudian mendarat, seperti yang telah kita lihat tiba pada tepi selat itu dengan parasut. Jadi saya hanya merasa penasaran, di mana anda mendarat saat terbang melintasi Grand Canyon? Apa anda mendarat di tepian, di bawahnya?
YR: It was down on the bottom. And I came back afterward on the sled of the helicopter back. But it was too stony and full of cactus on top.
YR: Saya mendarat di bawah dan setelah itu kembali di punggung helikopter. Namun di sana terlalu berbatu dan dipenuhi kaktus.
(Laughter)
BG: Itulah mengapa saya bertanya seperti itu.
BG: That's exactly why I asked the question.
YR: Anginnya juga cukup lucu di sana.
YR: And also, the currents are quite funny there. There is big thermal activity, big difference in altitude also. So it was much safer for me to land at the bottom.
Ada aktivitas panas yang besar dan perbedaan ketinggian. Jadi jauh lebih aman bagi saya untuk mendarat di bawah. BG: Jadi saya rasa, sekarang banyak di antara penonton
BG: I think that right now, many people are asking, "When are you developing a double-seater so they can fly with you?"
bertanya, "Kapankah anda akan mengembangkannya untuk dua penumpang sehingga mereka dapat terbang bersama anda?"
YR: I have a standard answer. Have you ever seen tandem birds?
YR: Saya memiliki jawaban standar. Pernahkah anda melihat burung terbang tandem?
(Laughter)
BG: Jawaban yang sempurna.
BG: Perfect answer.
(Tepuk tangan)
(Applause)
(Applause ends)
BG: Yves, one last question. What's next for you? What's next for Jetman?
Yves, satu pertanyaan terakhir. Lalu apa selanjutnya? Apa selanjutnya bagi manusia jet?
YR: First, to instruct a younger guy. I want to share it, to do formation flights. And I plan to start from a cliff, like catapulted from a cliff.
YR: Pertama untuk melatih orang yang lebih muda. Saya ingin membagikannya agar dapat melakukan terbang formasi. Saya berencana mulai dari tebing seperti dilontarkan dari tebing.
BG: So instead of jumping off a plane, yes?
BG: Sebagai ganti melompat dari pesawat, bukan?
YR: Yes, with the final goal to take off, but with initial speed. Really, I go step by step. It seems a little bit crazy, but it's not. It's possible to start already now, it's just too dangerous.
YR: Ya, dengan tujuan akhirnya adalah dapat tinggal landas, namun dengan kecepatan awal. Benar-benar selangkah demi selangkah, ini tampak agak gila namun tidak. Mungkin kami dapat mulai sekarang, namun itu terlalu berbahaya.
(Laughter) Thanks to the increasing technology, better technology, it will be safe. And I hope it will be for everybody.
(Tawa) Terima kasih kepada teknologi yang semakin berkembang dan semakin baik, semua akan menjadi aman. Dan saya harap semua dapat melakukannya.
BG: Yves, thank you very much. Yves Rossy.
BG: Yves, terima kasih banyak. Yves Rossy.
(Applause)
(Tepuk tangan)