I was walking in the market one day with my wife, and somebody stuck a cage in my face. And in between those slits were the saddest eyes I've ever seen. There was a very sick orangutan baby, my first encounter. That evening I came back to the market in the dark and I heard "uhh, uhh," and sure enough I found a dying orangutan baby on a garbage heap. Of course, the cage was salvaged. I took up the little baby, massaged her, forced her to drink until she finally started breathing normally.
Suatu hari saya sedang berjalan-jalan di pasar bersama istri saya dan seseorang menyodorkan kerangkeng ke hadapan saya dan di antara jerujinya ada dua mata tersedih yang pernah saya lihat ternyata seekor bayi orangutan yang sakit, baru kali itu saya lihat. Malam itu saya kembali ke pasar dalam kegelapan dan saya dengar "uhh, uhh" dan sudah pasti saya temukan bayi orangutan sekarat di tumpukan sampah tentunya kerangkengnya tidak ikut dibuang saya pungut bayi kecil itu memijatnya, memaksanya minum sampai akhirnya dia mulai bernafas secara normal
This is Uce. She's now living in the jungle of Sungai Wain, and this is Matahari, her second son, which, by the way, is also the son of the second orangutan I rescued, Dodoy. That changed my life quite dramatically, and as of today, I have almost 1,000 babies in my two centers.
Ini Uce Sekarang dia tinggal di hutan di Sungai Wain dan ini Matahari, anak keduanya yang kebetulan juga anak dari orangutan kedua yang saya selamatkan, Dodoy Peristiwa itu mengubah hidup saya secara dramatis dan hari ini, saya punya hampir 1000 ekor bayi di dua pusat pemeliharaan saya
(Applause)
(Tepuk tangan)
No. No. No. Wrong. It's horrible. It's a proof of our failing to save them in the wild. It's not good. This is merely proof of everyone failing to do the right thing. Having more than all the orangutans in all the zoos in the world together, just now like victims for every baby, six have disappeared from the forest.
Jangan. Jangan. Jangan. Salah. Ini mengerikan. Ini bukti kegagalan kita menyelamatkan mereka di alam liar. Ini buruk. Ini hanyalah bukti kegagalan setiap orang untuk melakukan hal yang benar. Merawat lebih banyak orangutan daripada gabungan seluruh kebun binatang di dunia seperti korban untuk tiap bayi yang lahir, enam sudah menghilang dari hutan
The deforestation, especially for oil palm, to provide biofuel for Western countries is what's causing these problems. And those are the peat swamp forests on 20 meters of peat, the largest accumulation of organic material in the world. When you open this for growing oil palms you're creating CO2 volcanoes that are emitting so much CO2 that my country is now the third largest emitter of greenhouse gasses in the world, after China and the United States. And we don't have any industry at all -- it's only because of this deforestation.
Perusakan hutan, terutama untuk menanam kelapa sawit untuk menyediakan bahan bakar nabati bagi negara-negara Barat adalah penyebab semua masalah ini. Dan hutan ini adalah hutan rawa gambut di atas lapisan gambut setebal 20 meter tumpukan bahan organik terbesar di dunia Ketika Anda membukanya untuk menanam sawit Anda menciptakan gunung api CO2 yang melepaskan begitu banyak CO2 sehingga kini negara saya menjadi pelepas gas rumah kaca terbanyak ketiga dunia setelah China dan Amerika Serikat, meski kami tak punya industri sama sekali. Hanya karena perusakan hutan.
And these are horrible images. I'm not going to talk too long about it, but there are so many of the family of Uce, which are not so fortunate to live out there in the forest, that still have to go through that process. And I don't know anymore where to put them. So I decided that I had to come up with a solution for her but also a solution that will benefit the people that are trying to exploit those forests, to get their hands on the last timber and that are causing, in that way, the loss of habitat and all those victims.
Berikut ini adalah gambar-gambar mengerikan. Saya tak akan bicara banyak tentang hal ini, tapi ada begitu banyak anggota keluarga Uce yang kurang beruntung karena tinggal di hutan itu yang masih harus mengalami proses (perusakan) itu dan saya tidak tahu lagi harus menempatkan mereka di mana. Karenanya saya putuskan bahwa saya harus menemukan jawaban untuk Uce tapi jawaban itu juga akan bermanfaat bagi masyarakat yang berupaya mengeksploitasi hutan-hutan tersebut, yang berupaya mengambil kayu sampai batang terakhir dan, karenanya, juga menyebabkan hilangnya habitat dan satwa-satwa yang menjadi korban.
So I created the place Samboja Lestari, and the idea was, if I can do this on the worst possible place that I can think of where there is really nothing left, no one will have an excuse to say, "Yeah, but ..." No. Everyone should be able to follow this.
Maka saya membuat tempat bernama Samboja Lestari idenya adalah, kalau saya bisa melakukan ini di tempat yang paling parah di mana tidak ada yang tersisa sama sekali, tak seorang pun akan bisa berkelit, "Iya sih, tapi... " Tidak. Semua harus bisa mengikuti (upaya) ini.
So we're in East Borneo. This is the place where I started. As you can see there's only yellow terrain. There's nothing left -- just a bit of grass there. In 2002 we had about 50 percent of the people jobless there. There was a huge amount of crime. People spent so much of their money on health issues and drinking water. There was no agricultural productivity left. This was the poorest district in the whole province and it was a total extinction of wildlife. This was like a biological desert. When I stood there in the grass, it's hot -- not even the sound of insects -- just this waving grass.
Jadi ini Kalimantan Timur. Inilah tempat saya memulainya. Seperti Anda lihat hanya ada tanah kuning tak ada yang tersisa, hanya ada sedikit alang-alang. Tahun 2002 kami mendapati 50% masyarakat di sana menganggur. Angka kejahatan sangat tinggi. Masyarakat menghabiskan banyak uang untuk urusan kesehatan dan air minum. Tak ada produktifitas pertanian yang tersisa. Ini adalah daerah termiskin di seluruh propinsi dan kepunahan total kehidupan liar. Tempat ini bagaikan gurun pasir biologis. Ketika saya berdiri di tengah rerumputan, rasanya panas -- bahkan tak ada bunyi serangga -- hanya ada rumput bergoyang.
Still, four years later we have created jobs for about 3,000 people. The climate has changed. I will show you: no more flooding, no more fires. It's no longer the poorest district, and there is a huge development of biodiversity. We've got over 1,000 species. We have 137 bird species as of today. We have 30 species of reptiles.
Meski begitu, empat tahun kemudian kami berhasil menciptakan lapangan kerja untuk sekitar 3000 orang Iklimnya pun sudah berubah. Saya akan perlihatkan pada Anda: tidak ada lagi banjir, kebakaran. Daerah ini tidak lagi menjadi yang termiskin, dan ada perkembangan besar dalam keragaman hayati. Kami punya lebih dari 1000 spesies, dan 137 spesies burung sampai hari ini. Kami punya 30 spesies reptil.
So what happened here? We created a huge economic failure in this forest. So basically the whole process of destruction had gone a bit slower than what is happening now with the oil palm. But we saw the same thing. We had slash and burn agriculture; people cannot afford the fertilizer, so they burn the trees and have the minerals available there; the fires become more frequent, and after a while you're stuck with an area of land where there is no fertility left. There are no trees left. Still, in this place, in this grassland where you can see our very first office there on that hill, four years later, there is this one green blop on the Earth's surface ...
Jadi apa yang terjadi di sini? Kita menciptakan kegagalan ekonomi di hutan ini. Jadi sebenarnya keseluruhan proses perusakan sudah agak melambat dibanding dengan yang terjadi sekarang pada perkebunan sawit. Tapi kami menyaksikan hal yang sama -- ada cara bertani membabat dan membakar masyarakat tidak mampu membeli pupuk jadi mereka bakar pepohonan dan separuh dari mineral yang ada di situ. Kebakaran menjadi lebih sering dan setelah beberapa waktu Anda cuma punya areal tanah di mana tak ada lagi kesuburan yang tersisa. Tidak ada satu pun pohon tersisa. Meski demikian, di tempat ini, di padang rumput ini di mana Anda bisa melihat kantor kami yang pertama di bukit itu, empat tahun kemudian, ada sebuah lingkatan hijau di permukaan tanah ...
(Applause)
(tepuk tangan)
And there are all these animals, and all these people happy, and there's this economic value.
Dan ada hewan-hewan, dan masyarakat yang senang, dan ada nilai ekonomi.
So how's this possible? It was quite simple. If you'll look at the steps: we bought the land, we dealt with the fire, and then only, we started doing the reforestation by combining agriculture with forestry. Only then we set up the infrastructure and management and the monetary. But we made sure that in every step of the way the local people were going to be fully involved so that no outside forces would be able to interfere with that. The people would become the defenders of that forest. So we do the "people, profit, planet" principles, but we do it in addition to a sure legal status -- because if the forest belongs to the state, people say, "It belongs to me, it belongs to everyone." And then we apply all these other principles like transparency, professional management, measurable results, scalability, [unclear], etc.
Bagaimana ini mungkin? Sederhana saja bila Anda melihat langkah-langkahnya: kami membeli tanahnya, kami mengatasi apinya, dan baru setelah itu, kami memulai penghutanan kembali dengan cara menggabungkan pertanian dengan perhutanan Setelah itu kami menyiapkan infrastruktur dan pengelolaan dan keuangan. Tapi kami memastikan bahwa dalam setiap langkah masyarakat setempat akan sepenuhnya dilibatkan agar tidak ada kekuatan luar yang dapat mencampuri proses ini. Dan menjadikan masyarakat sebagai pembela hutan tersebut. Jadi kami berlakukan prinsip "masyarakat, keuntungan, planet", tapi kami melakukannya dengan tambahan -- status hukum yang pasti -- karena bila hutan tetap dimiliki oleh negara orang akan bilang hutan ini milik saya, milik semua orang. Lalu kami menerapkan prinsip-prinsip lain seperti transparansi, pengelolaan profesional, hasil terukur, skalabilitas, pengulangan, dan lain-lain
What we did was we formulated recipes -- how to go from a starting situation where you have nothing to a target situation. You formulate a recipe based upon the factors you can control, whether it be the skills or the fertilizer or the plant choice. And then you look at the outputs and you start measuring what comes out. Now in this recipe you also have the cost. You also know how much labor is needed. If you can drop this recipe on the map on a sandy soil, on a clay soil, on a steep slope, on flat soil, you put those different recipes; if you combine them, out of that comes a business plan, comes a work plan, and you can optimize it for the amount of labor you have available or for the amount of fertilizer you have, and you can do it.
Yang kami lakukan adalah merumuskan resep bagaimana berangkat dari situasi awal di mana Anda tidak punya apapun menuju situasi sasaran. Anda merumuskan resep berdasarkan faktor-faktor yang dapat Anda kendalikan. Apakah itu keahliannya atau pupuknya atau pilihan tanamannya. Lalu Anda lihat hasilnya dan mulai mengukur apa yang dihasilkan. Nah dalam resep ini Anda juga punya biaya. Anda juga tahu berapa banyak tenaga kerja yang dibutuhkan. Kalau Anda bisa menempatkan resep ini di peta di tanah berpasir, di tanah berlempung, di lereng curam, di tanah datar, Anda merangkai bermacam-macam resep itu, bila Anda menggabungkannya, maka akan didapatkan sebuah rencana usaha, rencana kerja, dan Anda bisa mengoptimalisasinya untuk jumlah tenaga kerja yang tersedia atau jumlah pupuk yang dimiliki, dan Anda bisa melakukannya.
This is how it looks like in practice. We have this grass we want to get rid of. It exudes [unclear]-like compounds from the roots. The acacia trees are of a very low value but we need them to restore the micro-climate, to protect the soil and to shake out the grasses. And after eight years they might actually yield some timber -- that is, if you can preserve it in the right way, which we can do with bamboo peels. It's an old temple-building technique from Japan but bamboo is very fire-susceptible. So if we would plant that in the beginning we would have a very high risk of losing everything again. So we plant it later, along the waterways to filter the water, provide the raw products just in time for when the timber becomes available.
Seperti inilah wujudnya dalam pelaksanaan. Ada rerumputan yang perlu dibasmi. Rerumputan ini mengeluarkan zat penghambat pertumbuhan dari akarnya pohon Akasia nilai ekonominya sangat rendah tapi kami membutuhkannya untuk memulihkan iklim mikro, untuk melindungi tanah dan untuk melenyapkan ilalang. dan setelah delapan tahun mungkin akasia akan menghasilkan kayu, bila Anda bisa mengawetkannya dengan benar, yang dapat kita lakukan dengan kupasan bambu. Ini adalah teknik kuno membangun kuil dari Jepang tapi bambu sangat rentan dilalap api. Jadi kalau kami menanamnya di tahap awal kami akan menanggung resiko amat tinggi untuk kehilangan segalanya lagi. Jadi kami menanamnya pada tahap lanjut, sepanjang aliran air untuk menyaring air, menyediakan bahan baku yang bisa dipanen bersamaan dengan kayu dari pohon akasia.
So the idea is: how to integrate these flows in space, over time and with the limited means you have. So we plant the trees, we plant these pineapples and beans and ginger in between, to reduce the competition for the trees, the crop fertilizer. Organic material is useful for the agricultural crops, for the people, but also helps the trees. The farmers have free land, the system yields early income, the orangutans get healthy food and we can speed up ecosystem regeneration while even saving some money.
Jadi idenya adalah: bagaimana menyatukan rangkaian-rangkaian ini, dalam suatu tempat, waktu, dan dengan keterbatasan sumber daya yang ada. Maka kami menanam pohon-pohon tersebut, kami menanam nanas dan kacang-kacangan dengan jahe di antaranya, agar pepohonan berkurang saingannya, pupuk tanamannya -- bahan organik sangat berguna untuk tanaman pertanian, untuk masyarakat, tapi juga membantu pepohonan, para petani mendapat tanah cuma-cuma sistem ini menghasilkan pemasukan lebih cepat, urangutannya mendapat makanan sehat dan kami dapat mempercepat regenerasi ekosistem sambil menghemat uang juga.
So beautiful. What a theory.
Indah sekali. Teori yang hebat.
But is it really that easy? Not really, because if you looked at what happened in 1998, the fire started. This is an area of about 50 million hectares. January. February. March. April. May. We lost 5.5 million hectares in just a matter of a few months. This is because we have 10,000 of those underground fires that you also have in Pennsylvania here in the United States. And once the soil gets dried, you're in a dry season -- you get cracks, oxygen goes in, flames come out and the problem starts all over again.
Tapi apakah betul semudah itu? Tidak juga, karena bila Anda melihat apa yang terjadi tahun 1998, kebakaran mulai terjadi. Ini adalah area seluas sekitar 50 juta hektar. Januari. Februari. Maret. April. Mei. Kami kehilangan 5.5 juta hektar hanya dalam beberapa bulan. Ini karena ada 10.000 titik api bawah tanah yang juga Anda temui di Pennsylvania di Amerika Serikat sini. Dan begitu tanah mengering, Anda memasuki musim kemarau, tanah merekah, oksigen masuk ke tanah, lidah api menyala dan masalahnya mulai kembali.
So how to break that cycle? Fire is the biggest problem. This is what it looked like for three months. For three months, the automatic lights outside did not go off because it was that dark. We lost all the crops. No children gained weight for over a year; they lost 12 IQ points. It was a disaster for orangutans and people. So these fires are really the first things to work on. That was why I put it as a single point up there. And you need the local people for that because these grasslands, once they start burning ... It goes through it like a windstorm and you lose again the last bit of ash and nutrients to the first rainfall -- going to the sea killing off the coral reefs there.
Jadi bagaimana memutus lingkaran itu? Api adalah masalah terbesar. Beginilah wujudnya selama tiga bulan. Selama tiga bulan, lampu otomatis di luar tak pernah padam karena selalu gelap. Kami gagal panen, tak ada anak yang naik berat badannya selama setahun lebih. Mereka kehilangan 12 poin IQ, benar-benar malapetaka bagi orangutan dan manusia. Jadi api benar-benar prioritas pertama yang harus ditangani. Itulah mengapa saya menempatkannya sebagai persoalan utama. Dan Anda memerlukan masyarakat setempat untuk itu karena lahan ilalang ini, begitu mulai terbakar, api cepat menyebar seperti badai dan Anda kehilangan sisa-sisa abu dan nutrisi tanah karena hujan akan menghanyutkannya ke laut dan menghancurkan terumbu karang di laut.
So you have to do it with the local people. That is the short-term solution but you also need a long-term solution. So what we did is, we created a ring of sugar palms around the area. These sugar palms turn out to be fire-resistant -- also flood-resistant, by the way -- and they provide a lot of income for local people.
Jadi Anda harus melakukannya bersama masyarakat setempat. Itu adalah solusi jangka pendek tapi Anda juga perlu solusi jangka panjang. Jadi yang kami lakukan adalah membuat lingkaran pohon aren di sekeliling area. Pohon aren ternyata tahan api dan juga tahan banjir / genangan. Dan memberi banyak penghasilan bagi masyarakat setempat.
This is what it looks like: the people have to tap them twice a day -- just a millimeter slice -- and the only thing you harvest is sugar water, carbon dioxide, rain fall and a little bit of sunshine. In principle, you make those trees into biological photovoltaic cells. And you can create so much energy from this -- they produce three times more energy per hectare per year, because you can tap them on a daily basis. You don't need to harvest [unclear] or any other of the crops.
Beginilah wujudnya: masyarakat harus menyadap niranya dua kali sehari, cukup sayatan setebal 1mm dan yang dipanen hanya air niranya, karbon dioksida, curah hujan dan sedikit sinar matahari. Pada prinsipnya, Anda menjadikan pohon-pohon tersebut sel tenaga surya biologis. Dan Anda dapat menghasilkan begitu banyak energi darinya karena aren menghasilkan 3x lebih banyak energi per hektar per tahunnya karena Anda dapat menyadapnya setiap hari. Anda tidak perlu memanen organ tanaman atau bagian aren lainnya.
So this is the combination where we have all this genetic potential in the tropics, which is still unexploited, and doing it in combination with technology. But also your legal side needs to be in very good order. So we bought that land, and here is where we started our project -- in the middle of nowhere. And if you zoom in a bit you can see that all of this area is divided into strips that go over different types of soil, and we were actually monitoring, measuring every single tree in these 2,000 hectares, 5,000 acres. And this forest is quite different.
Jadi ini adalah kombinasi di mana kami memiliki potensi genetik di daerah tropis yang masih belum dieksploitasi, dan dikombinasikan dengan teknologi tapi urusan hukum juga harus dipastikan beres. Jadi kami membeli tanah itu dan di sinilah kami memulai proyek kami di tengah negeri antah-berantah. Dan bila Anda melihat lebih dekat Anda dapat melihat bahwa seluruh area ini terbagi ke dalam alur-alur yang melalui berbagai tipe tanah, dan kami sebenarnya memantau, mengukur setiap batang pohon dalam area 2000 hektar ini, Dan hutan ini agak berbeda.
What I really did was I just followed nature, and nature doesn't know monocultures, but a natural forest is multilayered. That means that both in the ground and above the ground it can make better use of the available light, it can store more carbon in the system, it can provide more functions. But, it's more complicated. It's not that simple, and you have to work with the people.
Yang saya lakukan hanyalah mencontoh alam, dan alam tidak mengenal monokultur, hutan alamiah punya banyak lapisan. Artinya bahwa baik di dalam maupun di atas tanah hutan dapat memanfaatkan cahaya yang tersedia sebaik-baiknya, dapat menyimpan lebih banyak karbon dalam sistemnya, berfungsi lebih banyak, tapi lebih rumit, tidak sesederhana itu dan Anda harus bekerja sama dengan masyarakat.
So, just like nature, we also grow fast planting trees and underneath that, we grow the slower growing, primary-grain forest trees of a very high diversity that can optimally use that light. Then, what is just as important: get the right fungi in there that will grow into those leaves, bring back the nutrients to the roots of the trees that have just dropped that leaf within 24 hours. And they become like nutrient pumps. You need the bacteria to fix nitrogen, and without those microorganisms, you won't have any performance at all.
Jadi kami juga melakukan, seperti alam, kami menanam pepohonan yang tumbuh cepat dan di bawahnya kami tanam pepohonan hutan utama yang tumbuh lebih lambat dengan keragaman tinggi yang dapat memanfaatkan cahaya seoptimal mungkin dan yang juga sama pentingnya: masukkan jejamuran ke dalam sistem itu yang akan tumbuh pada sisa dedaunan, mengembalikan nutrisi ke akar-akar pohon yang merontokkan daun tadi dalam 24 jam. Dan mereka jadi seperti pompa nutrisi dan Anda juga perlu bakteri untuk mengikat nitrogen, dan tanpa mikro organisme itu, Anda tidak akan memperoleh apapun.
And then we started planting -- only 1,000 trees a day. We could have planted many, many more, but we didn't want to because we wanted to keep the number of jobs stable. We didn't want to lose the people that are going to work in that plantation. And we do a lot of work here. We use indicator plants to look at what soil types, or what vegetables will grow, or what trees will grow here. And we have monitored every single one of those trees from space.
Lalu kami mulai menanam -- hanya 1000 pohon setiap harinya. Kami dapat menanam jauh lebih banyak, tapi kami tak mau itu karena kami ingin menjaga jumlah lapangan pekerjaan Kami tidak ingin kehilangan masyarakat yang akan bekerja di perkebunan itu. Dan kami melakukan banyak pekerjaan di sini. Kami gunakan tanaman-tanaman indikator untuk mengenali jenis tanah, atau sayuran atau pepohonan apa yang dapat tumbuh di sini. Dan kami memonitor setiap batang pohon tersebut dengan menggunakan satelit.
This is what it looks like in reality; you have this irregular ring around it, with strips of 100 meters wide, with sugar palms that can provide income for 648 families. It's only a small part of the area.
Beginilah wujudnya dalam kenyataan, terlihat lingkaran tak beraturan yang mengelilingi, dengan jalur pohon aren selebar 100 meter yang dapat memberi penghasilan untuk 648 kepala keluarga. Ini hanya sebagian kecil dari keseluruhan area.
The nursery, in here, is quite different. If you look at the number of tree species we have in Europe, for instance, from the Urals up to England, you know how many? 165. In this nursery, we're going to grow 10 times more than the number of species. Can you imagine? You do need to know what you are working with, but it's that diversity which makes it work. That you can go from this zero situation, by planting the vegetables and the trees, or directly, the trees in the lines in that grass there, putting up the buffer zone, producing your compost, and then making sure that at every stage of that up growing forest there are crops that can be used. In the beginning, maybe pineapples and beans and corn; in the second phase, there will be bananas and papayas; later on, there will be chocolate and chilies. And then slowly, the trees start taking over, bringing in produce from the fruits, from the timber, from the fuel wood. And finally, the sugar palm forest takes over and provides the people with permanent income.
Pembibitan di sini juga agak berbeda. Bila Anda menghitung jumlah spesies pohon yang ada di Eropa, misalnya, dari Pegunungan Ural sampai ke Inggris, Anda tahu ada berapa? 165. Di pembibitan ini, kami akan menumbuhkan 10 kali lebih banyak jumlah spesies. Bisa Anda bayangkan? Anda benar-benar harus tahu Anda bekerja dengan apa, tapi keragaman inilah yang memungkinkan proyek ini berjalan. Bahwa Anda bisa memulai dari nol dengan menanam sayuran dan pepohonan, atau langsung pepohonan, di jalur-jalur di tengah ilalang, membuat zona penyangga, membuat kompos, dan lalu memastikan bahwa pada setiap tahapan pertumbuhan hutan selalu ada panenan yang dapat dimanfaatkan. Di awal, mungkin nanas dan kacang-kacangan dan jagung. Di tahap dua, akan ada pisang dan pepaya. Selanjutnya, akan ada kakao dan cabai. Dan kemudian perlahan-lahan, pepohonan mulai mengambil alih, menyediakan hasil bumi, mulai dari buah-buahan, kayu, kayu bakar. Dan pada akhirnya, hutan aren mengambil alih dan menyediakan penghasilan tetap bagi masyarakat.
On the top left, underneath those green stripes, you see some white dots -- those are actually individual pineapple plants that you can see from space. And in that area we started growing some acacia trees that you just saw before. So this is after one year. And this is after two years. And that's green. If you look from the tower -- this is when we start attacking the grass. We plant in the seedlings mixed with the bananas, the papayas, all the crops for the local people, but the trees are growing up fast in between as well. And three years later, 137 species of birds are living here.
Di kiri atas, di bawah jalur-jalur hijau itu, Anda lihat beberapa titik putih -- itu adalah sebatang tanaman nanas yang terlihat dari angkasa. Dan di area itu kami mulai menumbuhkan sejumlah pohon akasia yang tadi Anda lihat. Nah ini setelah satu tahun. Dan ini setelah dua tahun. Dan jadi hijau, bila Anda lihat dari menara, ini ketika kami mulai memberantas ilalang. Kami menanam bibit-bibit dicampur pisang, pepaya, semua tanaman pertanian untuk masyarakat setempat. tapi pepohonan juga tumbuh cepat di antara mereka. Dan tiga tahun kemudian, 137 spesies burung.
(Applause)
(tepuk tangan)
So we lowered air temperature three to five degrees Celsius. Air humidity is up 10 percent. Cloud cover -- I'm going to show it to you -- is up. Rainfall is up. And all these species and income.
Kami berhasil menurunkan suhu udara 3 sampai 5 derajat Celsius. Kelembaban udara naik 10 %. Naungan awan -- saya akan perlihatkan pada Anda -- juga naik. Curah hujan naik. Dan semua spesies ini mendatangkan pemasukan.
This ecolodge that I built here, three years before, was an empty, yellow field. This transponder that we operate with the European Space Agency -- it gives us the benefit that every satellite that comes over to calibrate itself is taking a picture. Those pictures we use to analyze how much carbon, how the forest is developing, and we can monitor every tree using satellite images through our cooperation. We can use these data now to provide other regions with recipes and the same technology. We actually have it already with Google Earth. If you would use a little bit of your technology to put tracking devices in trucks, and use Google Earth in combination with that, you could directly tell what palm oil has been sustainably produced, which company is stealing the timber, and you could save so much more carbon than with any measure of saving energy here.
Penginapan ekologis yang saya dirikan di sini, tiga tahun sebelumnya hanya lapangan kosong yang menguning. Transponder ini kami operasikan bersama Badan Ruang Angkasa Eropa yang memberi kami manfaat karena tiap satelit yang lewat untuk mengkalibrasi sendiri selalu mengambil foto. Kami gunakan foto satelit itu untuk menganalisa jumlah karbon dan perkembangan hutan, dan kami dapat memantau setiap pohon dari foto satelit tersebut melalui perusahaan kami, kami juga bisa menggunakan data-data ini sekarang untuk menyediakan rumus dan teknologi yang sama untuk daerah-daerah lain. Kita sebenarnya sudah punya (datanya) pada Google Earth Kalau saja Anda mau gunakan sebagian dari teknologi Anda untuk menempatkan alat pelacak di setiap truk dan menggabungkannya dengan Google Earth, Anda bisa langsung tahu minyak sawit mana yang diproduksi secara lestari, perusahaan mana yang mencuri kayu, dan Anda dapat mengurangi begitu banyak karbon dibandingkan dengan cara-cara menghemat energi di sini.
So this is the Samboja Lestari area. You measure how the trees grow back, but you can also measure the biodiversity coming back. And biodiversity is an indicator of how much water can be balanced, how many medicines can be kept here. And finally I made it into the rain machine because this forest is now creating its own rain. This nearby city of Balikpapan has a big problem with water; it's 80 percent surrounded by seawater, and we have now a lot of intrusion there. Now we looked at the clouds above this forest; we looked at the reforestation area, the semi-open area and the open area.
Jadi inilah area Samboja Lestari, Anda mengukur bagaimana pepohonan tumbuh kembali, dan Anda juga dapat mengukur kembalinya keragaman hayati. Dan keragaman hayati adalah petunjuk seberapa jauh terdapat keseimbangan air, berapa banyak tanaman obat yang terdapat di sini. Dan pada akhirnya saya menjadikannya mesin hujan karena hutan ini kini menciptakan hujannya sendiri. Kota Balikpapan di dekatnya punya masalah air yang parah, kota itu 80%nya dikelilingi air laut, dan sudah terjadi banyak intrusi air laut di sana. Mari kita lihat awan-awan di atas hutan ini, kita lihat di atas area penghutanan kembali, area semi terbuka, dan area terbuka.
And look at these images. I'll just run them very quickly through. In the tropics, raindrops are not formed from ice crystals, which is the case in the temperate zones, you need the trees with [unclear], chemicals that come out of the leaves of the trees that initiate the raindrops. So you create a cool place where clouds can accumulate, and you have the trees to initiate the rain. And look, there's now 11.2 percent more clouds -- already, after three years. If you look at rainfall, it was already up 20 percent at that time. Let's look at the next year, and you can see that that trend is continuing. Where at first we had a small cap of higher rainfall, that cap is now widening and getting higher. And if we look at the rainfall pattern above Samboja Lestari, it used to be the driest place, but now you see consistently see a peak of rain forming there. So you can actually change the climate. When there are trade winds of course the effect disappears, but afterwards, as soon as the wind stabilizes, you see again that the rainfall peaks come back above this area.
dan lihatlah gambar-gambar ini. Saya akan menayangkannya secara cepat. Di daerah tropis, tetes hujan tidak dibentuk dari kristal es, seperti halnya di daerah beriklim sedang, Anda memerlukan pepohonan dengan zat tertentu, zat kimia yang keluar dari dedaunan pepohonan yang memicu pembentukan tetes hujan. Jadi Anda menciptakan tempat yang sejuk di mana awan dapat terkumpul, dan Anda punya pepohonan untuk memicu jatuhnya hujan. Dan lihatlah, sekarang ada 11.2 persen lebih banyak awan, dalam waktu tiga tahun. Bila Anda mengamati curah hujannya, ternyata naik juga sebanyak 20% Mari kita lihat tahun berikutnya, dan Anda bisa lihat bahwa kecenderungannya berlanjut. Di mana awalnya kami hanya punya sedikit area dengan curah hujan tinggi, sekarang wilayah itu meluas dan makin tinggi. Dan bila kita lihat pola curah hujan di atas Samboja Lestari, dulunya daerah itu adalah yang terkering, tapi kini Anda lihat secara konsisten, terbentuknya puncak hujan di situ. Jadi sebenarnya Anda bisa mengubah iklim. Ketika ada angin musiman tentu saja efek tersebut menghilang, tapi setelah itu, begitu anginnya stabil kembali, Anda lihat lagi bahwa puncak curah hujan kembali ke atas area ini.
So to say it is hopeless is not the right thing to do, because we actually can make that difference if you integrate the various technologies. And it's nice to have the science, but it still depends mostly upon the people, on your education. We have our farmer schools. But the real success of course, is our band -- because if a baby is born, we will play, so everyone's our family and you don't make trouble with your family.
Jadi berputus asa bukanlah langkah yang benar, karena kita benar-benar bisa membuat perbedaan bila Anda mengintegrasikan bermacam-macam teknologi. Dan ada baiknya memiliki ilmu pengetahuan, tapi semuanya lebih banyak bergantung pada faktor manusia, pada didikan Anda. Kami memiliki sekolah pertanian. Tapi cerita sukses sebenarnya tentu saja adalah band kami, karena bila ada bayi lahir, kami akan main, jadi setiap orang adalah keluarga dan Anda tidak akan macam-macam terhadap keluarga Anda.
This is how it looks. We have this road going around the area, which brings the people electricity and water from our own area. We have the zone with the sugar palms, and then we have this fence with very thorny palms to keep the orangutans -- that we provide with a place to live in the middle -- and the people apart. And inside, we have this area for reforestation as a gene bank to keep all that material alive, because for the last 12 years not a single seedling of the tropical hardwood trees has grown up because the climatic triggers have disappeared. All the seeds get eaten.
Beginilah rupanya. Kami memiliki jalan yang mengelilingi area itu, yang juga menyalurkan listrik dan air dari area kami sendiri. Kami punya zona pohon aren, dan kemudian pagar pohon salak yang berduri untuk memisahkan orangutan -- yang kami beri tempat tinggal di tengah -- dari permukiman masyarakat. Dan di dalam, kami memiliki area penghutanan kembali sebagai bank gen untuk menjaga agar semuanya tetap hidup, karena dalam 12 tahun terakhir tak satupun bibit tanaman keras tropis bisa tumbuh karena iklim yang memicunya telah lenyap. Seluruh biji-bijinya termakan.
So now we do the monitoring on the inside -- from towers, satellites, ultralights. Each of the families that have sold their land now get a piece of land back. And it has two nice fences of tropical hardwood trees -- you have the shade trees planted in year one, then you underplanted with the sugar palms, and you plant this thorny fence. And after a few years, you can remove some of those shade trees. The people get that acacia timber which we have preserved with the bamboo peel, and they can build a house, they have some fuel wood to cook with. And they can start producing from the trees as many as they like. They have enough income for three families. But whatever you do in that program, it has to be fully supported by the people, meaning that you also have to adjust it to the local, cultural values. There is no simple one recipe for one place.
Jadi kami melakukan pemantauan di dalam dari menara, satelit, pesawat ringan. Setiap keluarga yang sudah menjual tanahnya sekarang mendapatkan kembali sebagian tanahnya. Dan tanah itu punya dua pagar bagus berupa pohon kayu keras tropis ada juga pohon peneduh yang ditanam pada tahun pertama, lalu di bawahnya Anda tanam pohon aren, dan kemudian tanaman pagar berduri. Setelah beberapa tahun, Anda dapat menebang sebagian pohon peneduh, masyarakat mendapat kayu akasia yang sudah diawetkan dengan kupasan bambu, dan mereka bisa mendirikan rumah, mereka punya cukup kayu bakar. Dan mereka mulai mendapat hasil dari pepohonan sebanyak yang mereka inginkan Mereka memperoleh cukup penghasilan untuk tiga keluarga. Tapi apapun yang Anda lakukan dalam program itu, semuanya harus sepenuhnya didukung oleh masyarakat, yang artinya Anda harus menyesuaikannya dengan nilai budaya setempat. Tak ada satu rumusan sederhana untuk satu tempat.
You also have to make sure that it is very difficult to corrupt -- that it's transparent. Like here, in Samboja Lestari, we divide that ring in groups of 20 families. If one member trespasses the agreement, and does cut down trees, the other 19 members have to decide what's going to happen to him. If the group doesn't take action, the other 33 groups have to decide what is going to happen to the group that doesn't comply with those great deals that we are offering them.
Anda juga harus memastikan bahwa sistem ini sulit untuk dikorupsi, harus transparan. Seperti di sini di Samboja Lestari, kami membagi lingkaran tersebut ke dalam kelompok berisikan 20 keluarga. Bila salah satu warga melanggar kesepakatan, dan menebang pepohonan, 19 anggota lainnya harus memutuskan apa yang akan dikenakan padanya. Bila kelompok tidak bertindak, 33 kelompok lainnya harus memutuskan apa yang akan dilakukan terhadap kelompok itu yang tidak tunduk pada kesepakatan menguntungkan yang ditawarkan pada mereka.
In North Sulawesi it is the cooperative -- they have a democratic culture there, so there you can use the local justice system to protect your system. In summary, if you look at it, in year one the people can sell their land to get income, but they get jobs back in the construction and the reforestation, the working with the orangutans, and they can use the waste wood to make handicraft. They also get free land in between the trees, where they can grow their crops. They can now sell part of those fruits to the orangutan project. They get building material for houses, a contract for selling the sugar, so we can produce huge amounts of ethanol and energy locally. They get all these other benefits: environmentally, money, they get education -- it's a great deal.
Di Sulawesi Utara ada sistem seperti koperasi, mereka punya budaya yang demokratis jadi Anda bisa manfaatkan sistem peradilan setempat untuk melindungi sistem Anda. Jadi kesimpulannya, bila Anda mengamatinya, di tahun pertama masyarakat dapat menjual tanahnya untuk mendapat penghasilan, tapi mereka memperoleh pekerjaan kembali untuk konstruksi dan penghutanan kembali, merawat orangutan, mereka dapat menggunakan kayu sisa untuk membuat kerajinan. Mereka juga mendapatkan tanah cuma-cuma di antara pepohonan, di mana mereka dapat bercocok tanam. Lalu mereka bisa menjual sebagian buah-buahan ke proyek orangutan. Mereka mendapat material untuk membangun rumah, kontrak penjualan gula sehingga kami bisa menghasilkan ethanol dan energi dalam jumlah besar secara lokal. Mereka mendapatkan keuntungan lain dari alam, uang, mereka mendapatkan pendidikan, benar-benar menguntungkan.
And everything is based upon that one thing -- make sure that forest remains there. So if we want to help the orangutans -- what I actually set out to do -- we must make sure that the local people are the ones that benefit. Now I think the real key to doing it, to give a simple answer, is integration. I hope -- if you want to know more, you can read more.
Dan semuanya berlandaskan satu hal pokok -- pastikan bahwa hutan tersebut tetap ada di sana. Jadi bila kita mau menolong para orangutan -- sebagaimana menjadi niat awal saya -- kita harus pastikan bahwa masyarakat setempatlah yang mendapat manfaatnya. Nah saya pikir kunci utama dalam melakukan hal ini, sebagai jawaban sederhana, adalah integrasi. Saya harap -- bila Anda ingin tahu lebih jauh, Anda dapat membaca lebih banyak.
(Applause)
(Tepuk tangan)