I'd like to talk to you today about the human brain, which is what we do research on at the University of California. Just think about this problem for a second. Here is a lump of flesh, about three pounds, which you can hold in the palm of your hand. But it can contemplate the vastness of interstellar space. It can contemplate the meaning of infinity, ask questions about the meaning of its own existence, about the nature of God.
Hari ini saya ingin membicarakan tentang otak manusia, yang merupakan penelitian kami di Universitas California. Coba pikirkan hal ini sebentar. Inilah seonggok daging, sekitar 3 pon (1,5 kg) yang dapat Anda pegang dalam tangan Anda. Namun benda ini dapat merenungkan kebesaran ruang angkasa. Ia dapat merenungkan arti dari ketidakhinggaan, mempertanyakan arti dari keberadaannya sendiri, dan juga sifat Tuhan.
And this is truly the most amazing thing in the world. It's the greatest mystery confronting human beings: How does this all come about? Well, the brain, as you know, is made up of neurons. We're looking at neurons here. There are 100 billion neurons in the adult human brain. And each neuron makes something like 1,000 to 10,000 contacts with other neurons in the brain. And based on this, people have calculated that the number of permutations and combinations of brain activity exceeds the number of elementary particles in the universe.
Dan ini benar-benar hal yang paling menakjubkan di dunia. Ini adalah misteri terbesar yang dihadapi umat manusia: Bagaimana semua hal ini dapat terjadi? Otak, seperti yang Anda ketahui, terbentuk dari neuron (sel saraf). Kita melihat neuron di sini. Terdapat sekitar 100 milyar neuron di otak manusia dewasa. Dan setiap neuron dapat memiliki seribu hingga sepuluh ribu sambungan dengan neuron lainnya dalam otak. Atas dasar ini, beberapa orang telah menghitung bahwa jumlah permutasi (perubahan urutan) dan kombinasi aktivitas otak melebihi jumlah unsur-unsur dasar di alam raya.
So, how do you go about studying the brain? One approach is to look at patients who had lesions in different part of the brain, and study changes in their behavior. This is what I spoke about in the last TED. Today I'll talk about a different approach, which is to put electrodes in different parts of the brain, and actually record the activity of individual nerve cells in the brain. Sort of eavesdrop on the activity of nerve cells in the brain.
Jadi, bagaimana Anda mempelajari otak? Salah satu caranya adalah mempelajari para pasien dengan luka (kelainan) pada bagian otak yang berbeda, dan mempelajari perubahan perilakunya. Ini saya ungkap di acara TED yang lalu. Saat ini, saya akan membahas pendekatan berbeda dengan cara menaruh elektroda di berbagai bagian otak, dan merekam aktivitas sel saraf sendiri-sendiri di dalam otak. seperti menyadap aktivitas sel saraf dalam otak.
Now, one recent discovery that has been made by researchers in Italy, in Parma, by Giacomo Rizzolatti and his colleagues, is a group of neurons called mirror neurons, which are on the front of the brain in the frontal lobes. Now, it turns out there are neurons which are called ordinary motor command neurons in the front of the brain, which have been known for over 50 years. These neurons will fire when a person performs a specific action. For example, if I do that, and reach and grab an apple, a motor command neuron in the front of my brain will fire. If I reach out and pull an object, another neuron will fire, commanding me to pull that object. These are called motor command neurons that have been known for a long time.
Salah satu temuan baru yang telah diperoleh berasal dari peneliti Itali, di Parma, oleh Giacomo Rizzolatti dan rekan sejawatnya, yaitu sekelompok neuron yang disebut neuron cermin, yang terletak di bagian depan dari otak yang disebut lobus frontalis. Ternyata terdapat neuron yang disebut ordinary motor command neuron (neuron pemerintah gerakan) di bagian depan otak. yang telah diketahui selama 50 tahun. Neuron ini akan aktif bila seseorang melakukan hal tertentu. sebagai contoh, bila saya mengambil sebuah apel, sebuah neuron pemerintah gerakan di otak bagian depan saya akan aktif. Bila saya mengambil sebuah benda, sebuah neuron lain akan aktif dan memerintahkan saya untuk mengambil benda itu Ini disebut neuron pemerintah gerakan yang telah diketahui sejak lama.
But what Rizzolatti found was a subset of these neurons, maybe about 20 percent of them, will also fire when I'm looking at somebody else performing the same action. So, here is a neuron that fires when I reach and grab something, but it also fires when I watch Joe reaching and grabbing something. And this is truly astonishing. Because it's as though this neuron is adopting the other person's point of view. It's almost as though it's performing a virtual reality simulation of the other person's action.
Namun yang ditemukan oleh Rizzolatti adalah sebagian dari neuron tersebut. sekitar 20 persennya, juga turut aktif ketika saya melihat orang lain melakukan hal yang sama. Jadi, inilah neuron yang aktif saat saya menyentuh dan mengambil sesuatu. namun neuron itu juga aktif saat saya melihat Joe menyentuh dan mengambil sesuatu. Ini sungguh mengherankan. Karena tampaknya neuron ini seperti menirukan sudut pandang orang lain. Ini seperti menampilkan simulasi (virtual reality) kenyataan semu dari aktivitas seseorang.
Now, what is the significance of these mirror neurons? For one thing they must be involved in things like imitation and emulation. Because to imitate a complex act requires my brain to adopt the other person's point of view. So, this is important for imitation and emulation. Well, why is that important? Well, let's take a look at the next slide. So, how do you do imitation? Why is imitation important? Mirror neurons and imitation, emulation.
Sekarang, apakah dampak dari neuron cermin tersebut? Satu hal yang pasti adalah mereka pasti terlibat dalam proses menirukan atau menyamai sesuatu. Karena peniruan sebuah tindakan yang rumit. memerlukan otak saya untuk mengambil sudut pandang orang lain. Jadi, ini penting untuk peniruan atau penyamaan. Mengapa hal tersebut penting? Sekarang mari kita lihat slide selanjutnya. Bagaimana cara Anda melakukan peniruan? Mengapa peniruan penting? Neuron cermin beserta peniruan, penyamaan.
Now, let's look at culture, the phenomenon of human culture. If you go back in time about [75,000] to 100,000 years ago, let's look at human evolution, it turns out that something very important happened around 75,000 years ago. And that is, there is a sudden emergence and rapid spread of a number of skills that are unique to human beings like tool use, the use of fire, the use of shelters, and, of course, language, and the ability to read somebody else's mind and interpret that person's behavior. All of that happened relatively quickly.
Sekarang, mari kita melihat kebudayaan, fenomena budaya manusia. Bila kita kembali sekitar 75.000 hingga 100.000 tahun yang lalu, mari kita lihat evolusi manusia, ternyata sesuatu yang sangat penting terjadi sekitar 75.000 tahun yang lalu. Yaitu, ada kemunculan secara tiba-tiba dan penyebaran cepat dari beragam kemampuan yang unik bagi umat manusia seperti penggunaan alat, penggunaan api, penggunaan naungan (peneduh), dan tentunya bahasa, dan kemampuan untuk membaca pikiran dan memahami perilaku orang lain. Semuanya terjadi relatif cepat.
Even though the human brain had achieved its present size almost three or four hundred thousand years ago, 100,000 years ago all of this happened very, very quickly. And I claim that what happened was the sudden emergence of a sophisticated mirror neuron system, which allowed you to emulate and imitate other people's actions. So that when there was a sudden accidental discovery by one member of the group, say the use of fire, or a particular type of tool, instead of dying out, this spread rapidly, horizontally across the population, or was transmitted vertically, down the generations.
Meskipun otak manusia telah mencapai ukurannya seperti sekarang, sekitar tiga hingga empat ratus ribu tahun yang lalu, 100.000 ribu tahun yang lalu, semuanya terjadi dengan sangat cepat. Dan saya menyatakan bahwa apa yang terjadi adalah kemunculan tiba-tiba dari sistem neuron cermin yang canggih, yang memungkinkan anda untuk menyamai dan meniru tindakan orang lain. Sehingga bila terjadi penemuan secara tidak sengaja dari salah seorang anggota kelompok masyarakat, seperti penggunaan api, maupun penggunaan alat tertentu, hal tersebut tidak hilang, namun berkembang dengan cepat, menyebar dalam populasi secara menyamping (horizontal dalam generasi), atau diajarkan secara vertikal, antar generasi.
So, this made evolution suddenly Lamarckian, instead of Darwinian. Darwinian evolution is slow; it takes hundreds of thousands of years. A polar bear, to evolve a coat, will take thousands of generations, maybe 100,000 years. A human being, a child, can just watch its parent kill another polar bear, and skin it and put the skin on its body, fur on the body, and learn it in one step. What the polar bear took 100,000 years to learn, it can learn in five minutes, maybe 10 minutes. And then once it's learned this it spreads in geometric proportion across a population.
Jadi, membuat evolusi tiba-tiba tampak seperti yang dijabarkan Lamarck, daripada yang dikemukakan Darwin. Evolusi menurut Darwin berjalan lambat; memakan waktu ribuan tahun. Seekor beruang kutub, untuk mengembangkan kulit seperti mantel salju, membutuhkan waktu ribuan generasi, mungkin 100.000 tahun. Seorang manusia, seperti anak, cukup melihat orang tuanya membunuh beruang kutub, mengulitinya, dan menyelimuti tubuhnya dengan kulit tersebut, mempelajarinya dalam satu tahap. Sesuatu yang bagi beruang salju memakan waktu 100.000 tahun untuk mempelajarinya, Ia dapat mempelajarinya dalam 5 menit, mungkin 10 menit. Pembelajaran tersebut langsung menyebar secara geometri (meluas) dalam populasi.
This is the basis. The imitation of complex skills is what we call culture and is the basis of civilization. Now there is another kind of mirror neuron, which is involved in something quite different. And that is, there are mirror neurons, just as there are mirror neurons for action, there are mirror neurons for touch. In other words, if somebody touches me, my hand, neuron in the somatosensory cortex in the sensory region of the brain fires. But the same neuron, in some cases, will fire when I simply watch another person being touched. So, it's empathizing the other person being touched.
Inilah dasarnya. Peniruan dari kemampuan rumit adalah yang kita sebut dengan kebudayaan dan menjadi dasar dari peradaban. Sekarang, terdapat jenis lain neuron cermin, yang berfungsi dalam hal yang berbeda. Yaitu, ada neuron cermin seperti adanya neuron cermin yang aktif terhadap tindakan, ada juga neuron cermin untuk sentuhan. Dalam kata lain, bila seseorang menyentuh saya di tangan, neuron di korteks somatosensor dalam daerah sensor otak akan aktif. Namun neuron yang sama, juga akan aktif saat saya melihat orang lain yang sedang disentuh. Jadi, dia berempati terhadap orang lain yang disentuh.
So, most of them will fire when I'm touched in different locations. Different neurons for different locations. But a subset of them will fire even when I watch somebody else being touched in the same location. So, here again you have neurons which are enrolled in empathy. Now, the question then arises: If I simply watch another person being touched, why do I not get confused and literally feel that touch sensation merely by watching somebody being touched? I mean, I empathize with that person but I don't literally feel the touch. Well, that's because you've got receptors in your skin, touch and pain receptors, going back into your brain and saying "Don't worry, you're not being touched. So, empathize, by all means, with the other person, but do not actually experience the touch, otherwise you'll get confused and muddled."
Jadi, sebagian besar akan neuron itu akan aktif saat saya disentuh di lokasi yang berbeda. Neuron yang berbeda untuk lokasi berbeda. namun sebagian dari mereka akan aktif saat saya melihat orang lain disentuh di pada lokasi yang sama. Dan ini menandakan anda memiliki neuron yang terlibat dalam empati. Pertanyaan yang timbul adalah: jika saya melihat orang lain disentuh, mengapa saya tidak merasa bingung dan merasakan sensasi sentuhan hanya dengan melihat orang lain saat dia disentuh? Maksud saya, saya berempati, namun saya tidak merasakan sentuhan. Hal tersebut karena anda memiliki reseptor (sel penerima rangsangan) di kulit, berupa reseptor sentuhan dan sakit, yang memberi rangsangan kembali ke otak dan berkata "Jangan kuatir, dirimu tidak disentuh Jadi, berempatilah, sesukanya terhadap orang lain, namun jangan rasakan pengalaman sentuhan karena akan membingungkan dan mengacaukan anda."
Okay, so there is a feedback signal that vetoes the signal of the mirror neuron preventing you from consciously experiencing that touch. But if you remove the arm, you simply anesthetize my arm, so you put an injection into my arm, anesthetize the brachial plexus, so the arm is numb, and there is no sensations coming in, if I now watch you being touched, I literally feel it in my hand. In other words, you have dissolved the barrier between you and other human beings. So, I call them Gandhi neurons, or empathy neurons. (Laughter)
Dan ada rangsangan balik yang membatalkan sinyal dari neuron cermin yang mencegah anda secara sadar untuk merasakan pengalaman tersebut. Namun, bila anda melumpuhkan tangan saya. dan anda menyuntik lengan saya, melumpuhkan brachial plexus (serabut saraf untuk lengan), dan tidak merasakan rangsangan, sehingga lengan tersebut mati rasa jika saya melihat anda disentuh, saya benar-benar merasakannya pada tangan saya. Dengan kata lain, Anda telah menghilangkan penghalang antara diri Anda dan orang lain Sehingga saya menyebutnya neuron Gandhi, atau neuron empati (Tertawa)
And this is not in some abstract metaphorical sense. All that's separating you from him, from the other person, is your skin. Remove the skin, you experience that person's touch in your mind. You've dissolved the barrier between you and other human beings. And this, of course, is the basis of much of Eastern philosophy, and that is there is no real independent self, aloof from other human beings, inspecting the world, inspecting other people. You are, in fact, connected not just via Facebook and Internet, you're actually quite literally connected by your neurons. And there is whole chains of neurons around this room, talking to each other. And there is no real distinctiveness of your consciousness from somebody else's consciousness.
Ini bukanlah sebuah perumpamaan yang abstrak, pemisah Anda dengan dia. dengan orang lain, adalah kulit Anda. Hilangkan kulitnya, Anda akan merasakan sentuhan orang itu dalam pikiran Anda. Anda telah menghilangkan pembatas antara Anda dan manusia lain. Dan hal tersebut menjadi dasar sebagian besar dari filsafat Timur. Bahwa tidak ada yang mandiri secara bebas, terpisah dari manusia lainnya, yang meneliti dunia, serta meneliti orang lain. Pada kenyataannya, diri Anda terhubung bukan hanya melalui Facebook (situs jejaring sosial) dan Internet (dunia maya digital), Anda sebenarnya terhubung melalui neuron Anda. Dan terdapat jaringan neuron dalam ruangan ini, saling berkomunikasi satu dengan lainnya. Dan tidak ada perbedaan nyata antara kesadaran Anda sendiri dari kesadaran orang lain.
And this is not mumbo-jumbo philosophy. It emerges from our understanding of basic neuroscience. So, you have a patient with a phantom limb. If the arm has been removed and you have a phantom, and you watch somebody else being touched, you feel it in your phantom. Now the astonishing thing is, if you have pain in your phantom limb, you squeeze the other person's hand, massage the other person's hand, that relieves the pain in your phantom hand, almost as though the neuron were obtaining relief from merely watching somebody else being massaged.
Ini bukanlah filsafat omong kosong. Itulah yang dihasilkan dari pemahaman kita mengenai neurosains (ilmu saraf) dasar. Jadi, Anda memiliki pasien dengan lengan bayangan (phantom limb). Bila sebuah lengan telah dihilangkan, dan Anda memiliki lengan bayangan, dan Anda melihat orang lain disentuh, Anda akan merasakannya juga dalam lengan bayangan Anda. Yang mengherankan adalah, bila Anda merasakan sakit pada lengan bayangan anda, Anda menekan atau memijat lengan orang lain, itu akan menyembuhkan rasa sakit di lengan bayangan Anda, sama seperti neuron mendapatkan penyembuhan hanya dengan melihat orang lain dipijat.
So, here you have my last slide. For the longest time people have regarded science and humanities as being distinct. C.P. Snow spoke of the two cultures: science on the one hand, humanities on the other; never the twain shall meet. So, I'm saying the mirror neuron system underlies the interface allowing you to rethink about issues like consciousness, representation of self, what separates you from other human beings, what allows you to empathize with other human beings, and also even things like the emergence of culture and civilization, which is unique to human beings. Thank you. (Applause)
Dan inilah slide terakhir dari saya. Sepanjang waktu, manusia beranggapan bahwa ilmu pengetahuan dan kemanusiaan adalah hal yang berbeda. C. P. Snow mengatakan bahwa 2 sisi budaya: ilmu pengetahuan di satu sisi, kemanusiaan di sisi lainnya; tidak akan pernah bertemu. Saya mengatakan bahwa sistem neuron cermin merupakan hal dasar yang memungkinkan anda berpikir ulang mengenai kesadaran diri. keterwakilan diri, apa yang membedakan Anda dengan manusia lainnya, apa yang menyebabkan Anda berempati pada manusia lainnya, dan juga munculnya kebudayaan dan peradaban, yang memang unik pada manusia. Terima kasih. (Tepuk Tangan)