Three years ago, I started building a decentralized web because I was worried about the future of our internet.
Tiga tahun yang lalu, saya mulai membangun web terdesentralisasi karena saya khawatir pada masa depan internet kita.
The current internet we are using is about gatekeepers. If you want to reach something on the web, then you need to go through multiple middlemen. First, a domain name server, then a server hosting company, which usually points you to a third party, to a web hosting service. And this happens every time you want to reach a website on the web.
Internet yang kini kita gunakan seperti penjaga gerbang. Jika Anda ingin menjangkau sesuatu di web, maka Anda harus melewati beberapa perantara. Pertama, <i>server</i> nama domain, lalu perusahaan <i>server hosting</i>, yang mengarahkan Anda ke pihak ketiga, ke layanan <i>hosting</i> web. Ini terjadi setiap Anda ingin menjangkau situs web.
But these gatekeepers are vulnerable to internet attacks
Tapi para penjaga gerbang ini rentan terhadap serangan internet
and also makes the censorship and the surveillance easier. And the situation is getting worse. Everything is moving to the cloud, where the data is hosted by giant corporations. This move creates much, much more powerful middlemen. Now, move to the cloud makes sense because this way it's easier and cheaper for the developers and the service operators. They don't have to worry about maintaining the physical servers. I can't blame them, but I found this trend to be very dangerous, because this way, these giant corporations have unlimited control over the hosting services.
juga membuat sensor dan pengawasan lebih mudah. Situasinya semakin buruk. Semuanya berpindah ke <i>cloud</i>, tempat data di-<i>hosting</i> oleh perusahaan besar. Langkah ini menciptakan yang perantara jauh lebih kuat. Kini, pindah ke <i>cloud</i> menjadi masuk akal karena penggunaannya lebih mudah dan murah bagi pengembang dan operator layanan. Mereka tidak perlu mengkhawatirkan pemeliharaan <i>server</i> fisik. Saya tak bisa menyalahkan mereka, tapi saya melihat tren ini sangat berbahaya, karena dengan cara ini, perusahaan besar memiliki kendali tanpa batas atas layanan <i>hosting</i>.
And it's very easy to abuse this power. For example, last year, a CEO of a company that acts as a gatekeeper for nine million websites decided, after some public pressure, that one of the sites it manages, a far right page, should be blocked. He then sent an internal email to his coworkers. "This was an arbitrary decision. I woke up this morning in a bad mood and decided to kick them off the Internet." Even he admits, "No one should have this power." As a response, one of the employees asked him, "Is this the day the Internet dies?"
Sangat mudah untuk menyalahgunakan kekuatan ini. Misalnya, tahun lalu, seorang CEO perusahaan bertindak sebagai penjaga gerbang untuk sembilan juta situs web setelah beberapa tekanan publik, dia memutuskan kalau salah satu situs yang dikelolanya, halaman paling kanan, harus diblokir. Kemudian dia mengirim email pribadi untuk rekan kerjanya. "Ini adalah keputusan yang sewenang-wenang. Saya bangun dalam suasana hati yang buruk dan mengeluarkan mereka dari internet. " Bahkan dia mengakui, "Seharusnya tidak ada yang memiliki kekuatan ini." Sebagai tanggapan, salah satu karyawan bertanya kepadanya, "Apakah ini hari kematian internet?"
I don't think we are actually killing the internet, but I do think that we are in the middle of a kind of irresponsible centralization process that makes our internet more fragile. The decentralized, people-to-people web solves this problem by removing the central points, the web-hosting services. It empowers the users to have host sites they want to preserve. On this network, the sites get downloaded directly from other visitors. This means, if you have a site with 100 visitors, then it's hosted [by] 100 computers around the world. Basically, this is a people-powered version of the internet. The security of the network is provided by public-key cryptography. This makes sure that no one can modify the sites but only the real owner. Think of it like instead of getting electricity from big power plants, you put solar panels on top of your house, and if your neighbor down the street needs some extra energy, then they can just download some from your house. So by using the decentralized web, we can help to keep content accessible for other visitors. And by that, it means that we can also fight against things that we feel are unjust, like censorship.
Saya sangat tidak ingin membunuh internet, tapi menurut saya, kita berada di tengah proses sentralisasi yang tidak bertanggung jawab yang membuat internet kita menjadi lebih rapuh. Web orang-ke-orang yang terdesentralisasi memecahkan masalah ini dengan menghapus titik pusat, layanan <i>hosting web</i>. Ini memberdayakan pengguna untuk memiliki situs <i>host</i> yang ingin mereka pertahankan. Di jaringan ini, situs-situs tersebut diunduh langsung dari pengunjung lain. Artinya, jika Anda memiliki situs dengan 100 pengunjung, kemudian di-<i>hosting</i> oleh 100 komputer di seluruh dunia. Pada dasarnya, ini adalah tenaga manusia versi internet. Keamanan jaringan disediakan oleh kriptografi kunci publik. Ini memastikan bahwa tidak ada seorang pun dapat memodifikasi situs kecuali pemiliknya. Seperti daripada mendapatkan listrik dari pembangkit listrik, Anda memilih meletakkan panel surya di atap rumah, dan jika tetangga Anda membutuhkan energi ekstra, mereka dapat mengambil sebagian energi dari rumah Anda. Dengan menggunakan web desentralisasi, kami dapat menjaga konten dapat diakses oleh pengunjung lain. Artinya adalah kita juga bisa melawan hal-hal yang kita rasa tidak adil, seperti sensor.
In China, the internet is tightly controlled. They can't criticize the government, organize a protest, and it's also forbidden to post a kind of emoticon to remember the victims of the Tiananmen Square Massacre. With the decentralized web, it's not the government that decides what gets seen and what doesn't. It's the people, which makes the web more democratic. But at the same time, it's hard to use this network to do something that is clearly illegal everywhere in the world, as the users probably don't want to endanger themselves hosting these kinds of problematic content.
Di Cina, internet dikontrol dengan ketat. Mereka tidak bisa mengkritik pemerintah, mengatur protes, dan juga dilarang mengirimkan stiker sebagai pengingat korban Pembantaian Lapangan Tiananmen. Dengan web desentralisasi, bukan pemerintah yang memutuskan apa yang dilihat dan tidak, tetapi masyarakat yang membuat web lebih demokratis. Diwaktu yang sama, sulit untuk menggunakan jaringan untuk melakukan sesuatu yang ilegal di mana pun di dunia ini. Pengguna mungkin tidak ingin membahayakan diri mereka sendiri <i>hosting</i> semacam ini adalah konten yang bermasalah.
Another increasing threat to internet freedom is overregulation. I have the impression that our delegates who vote on the internet regulation laws are not fully aware of their decisions. For example, the European Parliament has a new law on the table, a new copyright protection law, that has a part called Article 13. If it passes, it would require every big website to implement a filter that automatically blocks content based on rules controlled by big corporations. The original idea is to protect copyrighted materials, but it would endanger many other things we do on the internet: blogging, criticizing, discussing, linking and sharing. Google and YouTube already have similar systems and they are receiving 100,000 takedown requests every hour. Of course, they can't process this amount of data by hand, so they are using machine learning to decide if it's really a copyright violation or not. But these filters do make mistakes. They're removing everything from documentation of human rights abuses, lectures about copyrights and search results that point to criticism of this new Article 13. Beside of that, they are also removing many other things.
Ancaman lain yang meningkat untuk kebebasan internet terlalu berlebihan. Saya punya kesan bahwa delegasi kita yang memberikan suara pada undang-undang peraturan internet tidak sepenuhnya menyadari keputusan mereka. Misalnya, Parlemen Eropa memiliki undang-undang baru, undang-undang tentang perlindungan hak cipta, yang ada di bagian Pasal 13. Jika itu lolos, akan diperlukan setiap situs web besar untuk menerapkan filter yang secara otomatis memblokir konten berdasarkan aturan yang dikendalikan oleh perusahaan besar. Tujuannya adalah untuk melindungi materi yang dilindungi hak cipta, tapi ini akan membahayakan hal lain yang kita lakukan di internet: <i>blogging</i>, mengkritik, berdiskusi, menautkan, dan berbagi. Google dan YouTube sudah memiliki sistem serupa dan setiap jamnya mereka menerima 100.000 permintaan penghapusan. Mereka tidak dapat memproses jumlah data ini secara manual, jadi mereka menggunakan mesin pembelajaran untuk memutuskan apakah itu melanggar hak cipta atau tidak. Tetapi filter ini masih membuat kesalahan. Mereka menghapus semuanya dari dokumen pelanggaran hak asasi manusia, ceramah tentang hak cipta dan hasil pencarian yang mengarah kepada kritik Pasal 13 yang baru ini. Selain itu, mereka juga menghapus banyak hal lain.
And sometimes, these filters aren't just removing the specific content, but it could also lead to loss of your linked accounts: your email address, your documents, your photos, or your unfinished book, which happened with the writer Dennis Cooper.
Terkadang, filter ini tidak hanya menghapus konten tertentu, tetapi bisa juga tautan akun Anda: alamat email, dokumen, foto, atau buku Anda yang belum selesai, dan itu terjadi pada penulis Dennis Cooper.
It's not hard to see how a system like this could be abused by politicians and corporate competitors. This Article 13, the extension of these automated filters to the whole internet, got strong opposition from Wikipedia, Github, Mozilla, and many others, including the original founders of the internet and the World Wide Web, Vint Cerf and Tim Berners-Lee. But despite this strong opposition, on the last European Parliament vote, two thirds of the representatives supported this law. The final vote will be early 2019. The result is important, but whatever happens, I'm pretty sure it will be followed by many other similar proposals around the world.
Tidak sulit untuk melihat cara kerja sistem seperti ini bisa disalahgunakan oleh politisi dan pesaing perusahaan. Pasal 13 ini adalah perpanjangan dari filter otomatis ke seluruh internet, yang mendapat oposisi kuat dari Wikipedia, Github, Mozilla, dan lainnya, termasuk pendiri aslinya dari internet dan World Wide Web, Vint Cerf dan Tim Berners-Lee. Terlepas dari oposisi yang kuat ini, pada pemungutan suara Parlemen Eropa terakhir, dua pertiga dari perwakilan mendukung undang-undang ini. Pemungutan suara terakhir pada awal tahun 2019. Hasilnya penting, tetapi apapun yang terjadi, saya cukup yakin itu akan diikuti oleh banyak proposal serupa lainnya di seluruh dunia.
These kinds of regulations would be very hard to enforce through a decentralized web, as there is no hosting companies. The websites are served by the visitors themselves.
Peraturan semacam ini akan sangat sulit untuk ditegakkan melalui web desentralisasi, karena tidak ada perusahaan <i>hosting</i>. Situs web dilayani oleh para pengunjung sendiri.
I started to build this network three years ago. Since then, I've spent thousands, tens of thousands of hours on the development. Why? Why would anyone spend thousands of hours on something anyone can freely copy, rename, or even sell? Well, in my case, one of the reasons was to do something meaningful. During my daily regular job as a web developer, I didn't have the feeling that I'm working on something that had a chance to be a bigger than me. Simply, I just wanted to make my short presence in this world to be meaningful.
Saya mulai membangun jaringan ini tiga tahun lalu. Sejak itu, saya telah menghabiskan ribuan, puluhan ribu jam untuk melakukan pengembangan. Mengapa? Mengapa orang menghabiskan ribuan jam untuk hal yang bisa disalin semua orang? mengganti nama atau bahkan menjual? Nah, dalam kasus saya, salah satu alasannya adalah untuk melakukan sesuatu yang berarti. Selama pekerjaan rutin harian saya sebagai pengembang web, saya tidak punya perasaan bahwa saya sedang mengerjakan sesuatu yang memiliki kesempatan untuk menjadi lebih besar. Intinya, saya hanya ingin membuat kehadiran singkat saya di dunia ini menjadi bermakna.
Last year, the Great Firewall of China started blocking this network I created. This move officially made me the enemy of the government-supported internet censorship. Since then, it's been really a game of cat and mouse. They make new rules in the firewall and I try to react to it as fast as I can so the users can keep hosting content and create websites that otherwise would be censored by the centralized Chinese internet.
Tahun lalu, Great Firewall of China mulai memblokir jaringan yang saya buat ini. Langkah ini secara resmi menjadikan saya musuh dari yang didukung pemerintah sensor internet. Sejak itu, hal ini seperti permainan kucing dan tikus. Mereka membuat aturan baru di <i>firewall</i> dan saya mencoba bereaksi secepat mungkin sehingga pengguna dapat menyimpan konten <i>hosting</i> membuat situs web yang sebaliknya akan disensor oleh internet Cina terpusat.
My other motivation to create this network was worry. I fear that the future of our internet is out of our control. The increasing centralization and the proposed laws are threatening our freedom of speech and, by that, our democracy. So for me, building a decentralized web means creating a safe harbor, a space where the rules are not written by big corporations and political parties, but by the people.
Motivasi saya membuat jaringan ini adalah kekhawatiran. Saya khawatir masa depan internet yang berada di luar kendali kita. Sentralisasi semakin meningkat dan hukum yang diusulkan mengancam kebebasan berbicara dan demokrasi kita. Jadi bagi saya, membangun web desentralisasi artinya menciptakan pelabuhan yang aman, ruang di mana aturan tidak ditulis oleh perusahaan besar dan partai politik, tetapi oleh masyarakat.
Thank you.
Terima kasih.
(Applause)
(Tepuk tangan)