It can be a very complicated thing, the ocean. And it can be a very complicated thing, what human health is. And bringing those two together might seem a very daunting task, but what I'm going to try to say is that even in that complexity, there's some simple themes that I think, if we understand, we can really move forward. And those simple themes aren't really themes about the complex science of what's going on, but things that we all pretty well know. And I'm going to start with this one: If momma ain't happy, ain't nobody happy. We know that, right? We've experienced that. And if we just take that and we build from there, then we can go to the next step, which is that if the ocean ain't happy, ain't nobody happy. That's the theme of my talk. And we're making the ocean pretty unhappy in a lot of different ways.
Lautan dapat menjadi hal yang sangat rumit. Dan kesehatan manusia juga bisa menjadi hal yang sangat rumit. Dan menggabungkan keduanya mungkin tampak sangat sulit. Namun apa yang saya ingin coba katakan bahkan dengan kompleksitas seperti itu, ada beberapa hal sederhana yang saya pikir, jika kita memahaminya, kita dapat melangkah maju. Dan hal-hal sederhana ini bukanlah tentang ilmu sulit tentang apa yang terjadi namun hal-hal yang kita tahu dengan baik. Dan saya akan mulai dengan hal ini, jika ibu tidak bahagia, tidak ada yang bahagia. Kita semua tahu, bukan? Kita mengalami hal itu. Jika kita mengambil hal itu dan mulai membuatnya dari sana kita dapat menuju langkah berikutnya yaitu kalau lautan tidak bahagia, tidak ada yang bahagia. Itu adalah tema presentasi saya. Dan kita membuat lautan cukup tidak bahagia dengan berbagai cara.
This is a shot of Cannery Row in 1932. Cannery Row, at the time, had the biggest industrial canning operation on the west coast. We piled enormous amounts of pollution into the air and into the water. Rolf Bolin, who was a professor at the Hopkin's Marine Station where I work, wrote in the 1940s that "The fumes from the scum floating on the inlets of the bay were so bad they turned lead-based paints black." People working in these canneries could barely stay there all day because of the smell, but you know what they came out saying? They say, "You know what you smell? You smell money." That pollution was money to that community, and those people dealt with the pollution and absorbed it into their skin and into their bodies because they needed the money. We made the ocean unhappy; we made people very unhappy, and we made them unhealthy.
Ini adalah foto dari Cannery Row di tahun 1932. Pada saat itu, Cannery Row merupakan tempat industri pengalengan terbesar di pantai barat. Kita mengakibatkan pencemaran dalam jumlah besar ke air dan udara. Rolf Bolin, seorang profesor di Kantor Kelautan Hopkin tempat saya bekerja pada tahun 1940 menulis "Aroma dari sampah yang mengambang di pintu teluk itu sangat buruk hingga mengubah cat dari timah menjadi hitam." Orang-orang yang bekerja di pengalengan ini nyaris tidak dapat berada di sana seharian karena aroma itu. Namun Anda tahu apa yang mereka katakan? Mereka berkata, "Kau tahu apa yang kau cium? Kau mencium uang." Pencemaran itu adalah uang bagi masyarakat. Dan orang-orang menghadapinya dan menyerapnya ke dalam kulit dan tubuh mereka karena mereka perlu uang. Kita membuat lautan dan orang-orang tidak bahagia, dan kita membuat keduanya menjadi tidak sehat.
The connection between ocean health and human health is actually based upon another couple simple adages, and I want to call that "pinch a minnow, hurt a whale." The pyramid of ocean life ... Now, when an ecologist looks at the ocean -- I have to tell you -- we look at the ocean in a very different way, and we see different things than when a regular person looks at the ocean because when an ecologist looks at the ocean, we see all those interconnections. We see the base of the food chain, the plankton, the small things, and we see how those animals are food to animals in the middle of the pyramid, and on so up this diagram. And that flow, that flow of life, from the very base up to the very top, is the flow that ecologists see. And that's what we're trying to preserve when we say, "Save the ocean. Heal the ocean." It's that pyramid.
Hubungan antara kesehatan lautan dan manusia sebenarnya berdasar pada beberapa pepatah sederhana lainnya. Dan saya ingin menyebutnya "ikan kecil dicubit, paus terluka." Piramida dari kehidupan laut ... Kini ... saat ekolog melihat ke lautan -- saya harus mengatakan -- kita melihat lautan dengan cara yang sangat berbeda dan kita melihat hal yang berbeda dibandingkan orang awam. Karena saat seorang ekolog melihat lautan. kami melihat semua keterkaitan itu. Kami melihat dasar dari rantai makanan, plankton yang kecil dan kami melihat bagaimana hewan-hewan itu adalah makanan bagi hewan di tengah piramida makanan, dan seterusnya ke atas diagram ini. Dan aliran ini, aliran kehidupan dari paling bawah ke paling atas inilah yang dilihat oleh ekolog. Dan apa yang kami coba pertahankan saat mengatakan, "Selamatkan lautan. Sembuhkan lautan." Itu adalah piramida ini.
Now why does that matter for human health? Because when we jam things in the bottom of that pyramid that shouldn't be there, some very frightening things happen. Pollutants, some pollutants have been created by us: molecules like PCBs that can't be broken down by our bodies. And they go in the base of that pyramid, and they drift up; they're passed up that way, on to predators and on to the top predators, and in so doing, they accumulate.
Lalu mengapa hal ini penting bagi kesehatan manusia? Karena ketika kita memasukkan sesuatu di bagian bawah piramida itu yang seharusnya tidak boleh ada, hal yang buruk akan terjadi. Pencemar, kita membuat beberapa pencemar, molekul seperti PCB yang tidak dapat terurai di dalam tubuh kita. Dan molekul itu masuk ke bagian bawah piramida, molekul itu akan bergerak ke atas masuk ke tubuh pemangsa dan pemangsa di atasnya lagi. Dengan demikian molekul itu bertumpuk.
Now, to bring that home, I thought I'd invent a little game. We don't really have to play it; we can just think about it here. It's the Styrofoam and chocolate game. Imagine that when we got on this boat, we were all given two Styrofoam peanuts. Can't do much with them: Put them in your pocket. Suppose the rules are: every time you offer somebody a drink, you give them the drink, and you give them your Styrofoam peanuts too. What'll happen is that the Styrofoam peanuts will start moving through our society here, and they will accumulate in the drunkest, stingiest people. (Laughter) There's no mechanism in this game for them to go anywhere but into a bigger and bigger pile of indigestible Styrofoam peanuts. And that's exactly what happens with PDBs in this food pyramid: They accumulate into the top of it.
Kini, saya merasa saya menemukan permainan kecil. Kita tidak harus memainkannya, namun cukup memikirkannya saja di sini. Permainan cokelat dan gabus. Bayangkan saat kita naik perahu ini kita diberikan dua buah kacang dari gabus. Kacang ini tidak bisa dimakan, namun taruhlah di dalam saku Anda. Karena aturannya, setiap kali Anda menawarkan minuman kepada seseorang, Anda memberikannya dan juga kacang dari gabus ini. Apa yang terjadi adalah kacang dari gabus ini akan mulai beredar di lingkungan kita. Dan akan tertimbun di orang yang paling pemabuk dan pelit. (Tawa) Tidak ada mekanisme dalam permainan ini selain timbunan kacang itu yang akan menjadi semakin besar menjadi kacang dari gabus yang tidak bisa dimakan. Dan itulah yang terjadi dengan PCB dalam piramida makanan ini. Molekul ini tertimbun di puncak piramida.
Now suppose, instead of Styrofoam peanuts, we take these lovely little chocolates that we get and we had those instead. Well, some of us would be eating those chocolates instead of passing them around, and instead of accumulating, they will just pass into our group here and not accumulate in any one group because they're absorbed by us. And that's the difference between a PCB and, say, something natural like an omega-3, something we want out of the marine food chain.
Kini anggaplah ini bukan kacang dari gabus namun cokelat kecil yang cantik ini dan kita memilikinya. Beberapa dari kita akan memakan cokelat itu, tidak memberikannya kepada orang lain. Dan cokelat ini tidak akan tertimbun namun hanya akan berada dalam kelompok kita dan tidak akan tertimbun di kelompok manapun. Karena kacang itu terserap. Dan itulah perbedaan antara PCB, dan katakanlah sesuatu yang alami seperti omega-3, sesuatu yang kita ingin dapatkan dari rantai makanan laut.
PCBs accumulate. We have great examples of that, unfortunately. PCBs accumulate in dolphins in Sarasota Bay, in Texas, in North Carolina. They get into the food chain. The dolphins eat the fish that have PCBs from the plankton, and those PCBs, being fat-soluble, accumulate in these dolphins. Now, a dolphin, mother dolphin, any dolphin -- there's only one way that a PCB can get out of a dolphin. And what's that? In mother's milk. Here's a diagram of the PCB load of dolphins in Sarasota Bay. Adult males: a huge load. Juveniles: a huge load. Females after their first calf is already weaned: a lower load. Those females, they're not trying to. Those females are passing the PCBs in the fat of their own mother's milk into their offspring, and their offspring don't survive. The death rate in these dolphins, for the first calf born of every female dolphin, is 60 to 80 percent. These mothers pump their first offspring full of this pollutant, and most of them die. Now, the mother then can go and reproduce, but what a terrible price to pay for the accumulation of this pollutant in these animals -- the death of the first-born calf.
PCB tertimbun. Sayangnya, ada banyak contoh akan hal itu. PCB tertimbun dalam tubuh lumba-lumba di Teluk Saratosa, Texas, Carolina Utara. PCB masuk ke dalam rantai makanan. Lumba-lumba itu memakan ikan yang mendapatkan PCB dari plankton, dan PCB itu karena dapat larut dalam lemak tertimbun dalam lumba-lumba ini. Kini, lumba-lumba, baik induknya, atau siapa saja -- hanya ada satu jalan bagi PCB agar dapat keluar dari tubuh lumba-lumba. Apa itu? Dalam air susu ibu. inilah diagram dari kandungan PCB dari lumba-lumba di Teluk Saratosa. Jantan dewasa, sangat besar. Lumba-lumba remaja, sangat besar. Induk betina setelah pertama kali menyusui lebih rendah. Para betina ini, tidak mencoba menurunkannya, namun menurunkan PCB ini dalam lemak pada air susunya. kepada anak-anaknya. Dan anak-anaknya tidak selamat. Tingkat kematian pada anak lumba-lumba yang pertama dari setiap lumba-lumba betina sekitar 60 hingga 80 persen. Induk betina ini memberikan susu kepada anak-anak pertamanya yang penuh dengan pencemar ini. Dan kebanyakan dari mereka mati. Lalu induknya dapat terus bereproduksi namun dengan harga yang mengerikan dari penimbunan bahan pencemar pada hewan-hewan ini -- kematian anak pertamanya.
There's another top predator in the ocean, it turns out. That top predator, of course, is us. And we also are eating meat that comes from some of these same places. This is whale meat that I photographed in a grocery store in Tokyo -- or is it? In fact, what we did a few years ago was learn how to smuggle a molecular biology lab into Tokyo and use it to genetically test the DNA out of whale meat samples and identify what they really were. And some of those whale meat samples were whale meat. Some of them were illegal whale meat, by the way. That's another story. But some of them were not whale meat at all. Even though they were labeled whale meat, they were dolphin meat. Some of them were dolphin liver. Some of them were dolphin blubber. And those dolphin parts had a huge load of PCBs, dioxins and heavy metals. And that huge load was passing into the people that ate this meat. It turns out that a lot of dolphins are being sold as meat in the whale meat market around the world. That's a tragedy for those populations, but it's also a tragedy for the people eating them because they don't know that that's toxic meat.
Ternyata ada juga pemangsa ulung di lautan. Pemangsa ulung itu sudah pasti adalah kita. Dan kita juga makan daging yang berasal dari tempat yang sama. Ini adalah foto daging ikan paus yang saya ambil dari sebuah toko kelontong di Tokyo -- atau benarkah? Sebenarnya, yang kami lakukan beberapa tahun lalu adalah mempelajari cara menyelundupkan lab biologi molekuler ke Tokyo dan menggunakannya untuk menguji DNA dari contoh daging ikan paus dan mencari tahu dari mana paus itu berasal. Dan beberapa contoh itu adalah daging ikan paus. Beberapa yang lainnya adalah daging ikan paus ilegal. Itu adalah kisah lain. Namun beberapa sama sekali bukan daging ikan paus. Walaupun namanya daging ikan paus, namun itu daging lumba-lumba. Ada yang merupakan hati atau lemak lumba-lumba. Dan bagian lumba-lumba itu mengandung banyak PCB, dioksin dan logam berat, yang diteruskan kepada orang-orang yang memakan daging ini. Ternyata banyak lumba-lumba dijual sebagai daging di pasar daging ikan paus di seluruh dunia. Itu adalah tragedi bagi lumba-lumba. Namun juga tragedi bagi orang-orang yang memakannya karena mereka tidak tahu daging yang mereka makan beracun.
We had these data a few years ago. I remember sitting at my desk being about the only person in the world who knew that whale meat being sold in these markets was really dolphin meat, and it was toxic. It had two-to-three-to-400 times the toxic loads ever allowed by the EPA. And I remember there sitting at my desk thinking, "Well, I know this. This is a great scientific discovery," but it was so awful. And for the very first time in my scientific career, I broke scientific protocol, which is that you take the data and publish them in scientific journals and then begin to talk about them. We sent a very polite letter to the Minister of Health in Japan and simply pointed out that this is an intolerable situation, not for us, but for the people of Japan because mothers who may be breastfeeding, who may have young children, would be buying something that they thought was healthy, but it was really toxic. That led to a whole series of other campaigns in Japan, and I'm really proud to say that at this point, it's very difficult to buy anything in Japan that's labeled incorrectly, even though they're still selling whale meat, which I believe they shouldn't. But at least it's labeled correctly, and you're no longer going to be buying toxic dolphin meat instead.
Kami mendapat data ini beberapa tahun lalu. Saya ingat duduk di kantor saya menjadi satu-satunya orang di dunia yang tahu bahwa daging ikan paus yang dijual di pasar itu adalah daging lumba-lumba yang beracun. Racun pada daging itu sekitar 200 hingga 400 kali lebih tinggi dibandingkan batas yang diijinkan EPA. Dan saya ingat saat itu saya berpikir, "Saya tahu hal ini. Ini adalah penemuan ilmiah hebat." Namun ini sangat buruk. Dan untuk pertama kalinya dalam karir ilmiah saya saya melanggar peraturan ilmiah yaitu Anda mengambil datanya, menerbitkannya dalam jurnal ilmiah lalu mulai membicarakannya. Kami menulis surat yang sangat santun kepada Menteri Kesehatan Jepang yang menunjukkan bahwa ini tidak dapat ditoleransi, bukan bagi kami, namun bagi masyarakat Jepang. Karena para ibu yang menyusui bayinya yang mungkin anaknya masih kecil, akan membeli sesuatu yang mereka pikir sehat, namun ternyata beracun. Hal ini membawa serangkaian kampanye lainnya di Jepang. Dan saya sangat bangga mengatakan bahwa saat ini, sangat sulit untuk membeli apapun di Jepang yang tidak ditandai dengan benar, walaupun mereka masih menjual daging ikan paus, yang saya yakin seharusnya tidak boleh. Namun setidaknya ditandai dengan benar, dan Anda tidak lagi membeli daging ikan lumba-lumba beracun.
It isn't just there that this happens, but in a natural diet of some communities in the Canadian arctic and in the United States and in the European arctic, a natural diet of seals and whales leads to an accumulation of PCBs that have gathered up from all parts of the world and ended up in these women. These women have toxic breast milk. They cannot feed their offspring, their children, their breast milk because of the accumulation of these toxins in their food chain, in their part of the world's ocean pyramid. That means their immune systems are compromised. It means that their children's development can be compromised. And the world's attention on this over the last decade has reduced the problem for these women, not by changing the pyramid, but by changing what they particularly eat out of it. We've taken them out of their natural pyramid in order to solve this problem. That's a good thing for this particular acute problem, but it does nothing to solve the pyramid problem.
Hal ini tidak hanya terjadi di sana namun dalam pola makan alami beberapa komunitas di wilayah Arktik Kanada, di Amerika Serikat dan di wilayah arktik Eropa, pola makan alami dari anjing laut dan ikan paus yang akhirnya menyebabkan penimbunan PCB yang telah dikumpulkan dari berbagai belahan dunia dan akhirnya berada dalam tubuh wanita ini. Wanita ini memiliki air susu beracun. Mereka tidak dapat menyusui anak-anaknya, air susu mereka, karena penimbunan racun dalam rantai makanan mereka di piramida makanan lautan wilayah yang mereka huni. Itu berarti kekebalan tubuh mereka telah terganggu. Itu berarti perkembangan anak-anak mereka dapat terganggu. Dan perhatian dunia akan hal ini dalam 10 tahun terakhir telah mengurangi masalah bagi para wanita ini, bukan dengan mengubah piramidanya namun mengubah apa yang mereka makan. Kita telah mengeluarkannya dari piramida alami mereka untuk menyelesaikan masalah ini. Hal ini bagus bagi masalah yang sudah parah ini, namun itu tidak menyelesaikan masalah piramida ini.
There's other ways of breaking the pyramid. The pyramid, if we jam things in the bottom, can get backed up like a sewer line that's clogged. And if we jam nutrients, sewage, fertilizer in the base of that food pyramid, it can back up all through it. We end up with things we've heard about before: red tides, for example, which are blooms of toxic algae floating through the oceans causing neurological damage. We can also see blooms of bacteria, blooms of viruses in the ocean. These are two shots of a red tide coming on shore here and a bacteria in the genus vibrio, which includes the genus that has cholera in it. How many people have seen a "beach closed" sign? Why does that happen? It happens because we have jammed so much into the base of the natural ocean pyramid that these bacteria clog it up and overfill onto our beaches. Often what jams us up is sewage.
Cara lain untuk menghancurkan piramida ini. Piramida itu, jika kita mamasukkan sesuatu di bagian bawah maka benda itu akan kembali ke atas seperti selokan mampat. Jika kita memasukkan nutrisi, kotoran, pupuk di dasar dari piramida, semua itu akan kembali ke atas. Dan akhirnya ada hal-hal yang telah kita dengar sebelumnya: sebagai contoh ombak merah yang sebenarnya ledakan ganggang beracun yang mengambang di lautan dan menyebabkan kehancuran sistem syaraf. Mungkin juga ledakan bakteri, ledakan virus di lautan. Ini adalah dua gambar dari ombak merah di pantai dan bakteri dari genus vibrio termasuk genus yang membawa penyakit kolera. Berapa orang yang telah melihat tanda "pantai ditutup?" Mengapa hal itu terjadi? Itu terjadi karena kita telah begitu banyak memasukkan sesuatu ke bagian bawah dari piramida lautan alami dan bakteri ini membawanya ke atas dan memenuhi pantai-pantai kita. Seringkali yang mengganggu kita adalah sampah.
Now how many of you have ever gone to a state park or a national park where you had a big sign at the front saying, "Closed because human sewage is so far over this park that you can't use it"? Not very often. We wouldn't tolerate that. We wouldn't tolerate our parks being swamped by human sewage, but beaches are closed a lot in our country. They're closed more and more and more all around the world for the same reason, and I believe we shouldn't tolerate that either. It's not just a question of cleanliness; it's also a question of how those organisms then turn into human disease. These vibrios, these bacteria, can actually infect people. They can go into your skin and create skin infections.
Lalu siapa di antara Anda yang pernah pergi ke taman negara atau taman nasional dan melihat papan besar yang bertuliskan "Ditutup karena sampah dari manusia memenuhi taman ini sehingga Anda tidak bisa menggunakannya?" Tidak begitu sering. Kita tidak dapat membiarkannya. Kita tidak akan membiarkan taman kita dipenuhi oleh sampah dari manusia. Namun pantai sering ditutup di negara ini. Pantai menjadi lebih sering ditutup di seluruh dunia karena alasan yang sama. Dan saya yakin kita tidak boleh membiarkan itu juga. Ini bukan hanya tentang kebersihan. Namun juga tentang bagaimana makhluk-makhluk itu kemudian berubah menjadi penyakit pada manusia. Vibrio ini, bakteri ini, dapat menjangkiti manusia. Mereka dapat masuk ke dalam kulit dan menyebabkan infeksi kulit.
This is a graph from NOAA's ocean and human health initiative, showing the rise of the infections by vibrio in people over the last few years. Surfers, for example, know this incredibly. And if you can see on some surfing sites, in fact, not only do you see what the waves are like or what the weather's like, but on some surf rider sites, you see a little flashing poo alert. That means that the beach might have great waves, but it's a dangerous place for surfers to be because they can carry with them, even after a great day of surfing, this legacy of an infection that might take a very long time to solve. Some of these infections are actually carrying antibiotic resistance genes now, and that makes them even more difficult.
Inilah grafik dari lautan NOAA dan prakarsa kesehatan manusia yang menunjukkan kenaikan infeksi dari vibrio pada manusia selama beberapa tahun terakhir. Sebagai contoh, para peselancar sangat tahu akan hal ini. Jika Anda melihat beberapa tempat berselancar sebenarnya Anda tidak hanya melihat bagaimana ombak dan cuacanya namun pada beberapa tempat berselancar Anda melihat tanda kotoran kecil. Itu berarti pantai itu mungkin memiliki ombak bagus, namun berbahaya bagi para peselancar karena mungkin pantai itu membawa, walaupun Anda asyik berselancar, warisan dari infeksi yang mungkin perlu waktu lama untuk diselesaikan. Beberapa infeksi ini sebenarnya kini telah memiliki gen kekebalan antibiotik. Sehingga membuatnya lebih sulit diberantas.
These same infections create harmful algal blooms. Those blooms are generating other kinds of chemicals. This is just a simple list of some of the types of poisons that come out of these harmful algal blooms: shellfish poisoning,fish ciguatera, diarrheic shellfish poisoning -- you don't want to know about that -- neurotoxic shellfish poisoning, paralytic shellfish poisoning. These are things that are getting into our food chain because of these blooms. Rita Calwell very famously traced a very interesting story of cholera into human communities, brought there, not by a normal human vector, but by a marine vector, this copepod. Copepods are small crustaceans. They're a tiny fraction of an inch long, and they can carry on their little legs some of the cholera bacteria that then leads to human disease. That has sparked cholera epidemics in ports along the world and has led to increased concentration on trying to make sure shipping doesn't move these vectors of cholera around the world.
Infeksi yang sama menyebabkan ledakan ganggang berbahaya. Ledakan ini menghasilkan jenis bahan kimia baru. Ini hanyalah daftar singkat dari beberapa jenis racun yang dikeluarkan oleh ledakan ganggang berbahaya ini: keracunan kerang, keracunan ikan diare karena keracunan kerang -- Anda tidak ingin tahu akan hal itu -- gangguan syaraf dan kelumpuhan karena keracunan kerang. Ini adalah hal-hal yang masuk ke dalam rantai makanan kita karena ledakan ini. Rita Calwell yang dengan terkenal menelusuri kisah yang sangat menarik dari kolera yang dibawa ke dalam masyarakat, bukan karena ditularkan manusia, namun dibawa oleh hewan laut, oleh copepoda ini. Copepoda adalah crustacea kecil. Bagian kecil crustacea dengan panjang satu inci. Dan kaki kecil mereka dapat membawa beberapa bakteri kolera yang kemudian menyebabkan penyakit. Hal itu telah menyebabkan wabah kolera di berbagai pelabuhan di dunia dan telah meningkatkan tekanan untuk meyakinkan pelayaran tidak membawa perantara penyebaran kolera ini ke seluruh dunia.
So what do you do? We have major problems in disrupted ecosystem flow that the pyramid may not be working so well, that the flow from the base up into it is being blocked and clogged. What do you do when you have this sort of disrupted flow? Well, there's a bunch of things you could do. You could call Joe the Plumber, for example. And he could come in and fix the flow. But in fact, if you look around the world, not only are there hope spots for where we may be able to fix problems, there have been places where problems have been fixed, where people have come to grips with these issues and begun to turn them around. Monterey is one of those.
Lalu apa yang kita lakukan? Kita memiliki masalah besar dalam gangguan aliran ekosisem sehingga piramida ini mungkin tidak bekerja dengan baik, bahwa aliran dari dasar piramida ini terhalang dan tersumbat. Apa yang perlu dilakukan jika ada gangguan ini? Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan. Contohnya Anda dapat memanggil Joe si tukang ledeng. Dan dia akan datang dan memperbaiki alirannya. Namun sebenarnya, jika Anda melihat di seluruh dunia tidak hanya ada titik harapan bagi kita untuk dapat memperbaikinya, ada juga tempat di mana masalahnya telah selesai, di mana orang-orang telah memahami masalah ini dan mulai membalikkannya. Salah satu contohnya adalah Monterey.
I started out showing how much we had distressed the Monterey Bay ecosystem with pollution and the canning industry and all of the attendant problems. In 1932, that's the picture. In 2009, the picture is dramatically different. The canneries are gone. The pollution has abated. But there's a greater sense here that what the individual communities need is working ecosystems. They need a functioning pyramid from the base all the way to the top. And that pyramid in Monterey, right now, because of the efforts of a lot of different people, is functioning better than it's ever functioned for the last 150 years.
Saya akan mulai dengan menunjukkan seberapa besar kita telah merusak ekosistem Teluk Monterey dengan pencemaran dan industri pengalengan dan semua masalah-masalah lainnya. Pada tahun 1932 itulah gambarannya. Pada tahun 2009 gambarnya berubah drastis. Pengalengan itu lenyap. Pencemarannya telah mereda. Namun ada perasaan yang lebih besar yaitu bahwa apa yang diperlukan individu adalah ekosistem yang bekerja dengan baik Mereka perlu piramida yang berfungsi dengan baik dari dasar hingga ke puncaknya. Dan kini piramida di Monterrey itu, berkat usaha dari banyak orang yang berbeda, berfungsi lebih baik daripada selama 150 tahun terakhir.
It didn't happen accidentally. It happened because many people put their time and effort and their pioneering spirit into this. On the left there, Julia Platt, the mayor of my little hometown in Pacific Grove. At 74 years old, became mayor because something had to be done to protect the ocean. In 1931, she produced California's first community-based marine protected area, right next to the biggest polluting cannery, because Julia knew that when the canneries eventually were gone, the ocean needed a place to grow from, that the ocean needed a place to spark a seed, and she wanted to provide that seed.
In tidak terjadi dengan kebetulan. Namun terjadi karena banyak orang menyumbangkan waktu, tenaga dan semangatnya pada hal ini. Orang di sebelah kiri itu adalah Julia Platt, walikota desa kecil saya di Pacific Grove. Dia menjadi walikota pada usia 74 tahn karena ada sesuatu yang harus dilakukan untuk melindungi lautan. Pada tahun 1931, dia membuat daerah perlindungan laut berbasis masyarakat pertama di California tepat di sebelah daerah pengalengan yang paling tercemar karena Julia tahu bahwa setelah pengalengan itu lenyap, lautan memerlukan tempat untuk tumbuh, lautan memerlukan tempat untuk menumbuhkan benih. Dan dia ingin menyediakan benih itu.
Other people, like David Packard and Julie Packard, who were instrumental in producing the Monterey Bay aquarium to lock into people's notion that the ocean and the health of the ocean ecosystem were just as important to the economy of this area as eating the ecosystem would be. That change in thinking has led to a dramatic shift, not only in the fortunes of Monterey Bay, but other places around the world.
Bersama dengan David Packard dan Julie Packard, yang berperan dalam pembuatan akuarium Teluk Monterey mengunci gagasan semua orang bahwa lautan dan kesehatan dari ekosistem laut sama pentingnya bagi ekonomi daerah ini dengan memakan hasil ekosistem itu. Perubahan pola pikir itu telah membawa perubahan besar, bukan hanya Teluk Monterey yang diuntungkan, namun juga tempat lain di seluruh dunia.
Well, I want to leave you with the thought that what we're really trying to do here is protect this ocean pyramid, and that ocean pyramid connects to our own pyramid of life. It's an ocean planet, and we think of ourselves as a terrestrial species, but the pyramid of life in the ocean and our own lives on land are intricately connected. And it's only through having the ocean being healthy that we can remain healthy ourselves.
Saya ingin meninggalkan Anda pemikiran bahwa yang kami coba lakukan di sini adalah melindungi piramida lautan ini. Dan piramida lautan itu berhubungan dengan piramida kehidupan kita. Ini adalah planet lautan, dan kita merasa bawa kita adalah spesies daratan. Namun piramida kehidupan di lautan dan hidup kita di darat saling berhubungan. Dan hanya dengan menjaga lautan tetap sehat kita sendiri akan juga dapat tetap sehat.
Thank you very much.
Terima kasih banyak.
(Applause)
(Tepuk tangan)