Wow, what an honor. I always wondered what this would feel like.
Suatu kehormatan berada di sini.
So eight years ago, I got the worst career advice of my life. I had a friend tell me, "Don't worry about how much you like the work you're doing now. It's all about just building your resume."
Saya selalu membayangkan bagaimana rasanya. 8 tahun lalu, saya mendapat saran karier terburuk dalam hidup saya. Teman saya berkata, "Jangan terlalu memikirkan apakah kamu suka pekerjaanmu sekarang. Yang penting adalah membangun resumemu."
And I'd just come back from living in Spain for a while, and I'd joined this Fortune 500 company. I thought, "This is fantastic. I'm going to have big impact on the world." I had all these ideas. And within about two months, I noticed at about 10am every morning I had this strange urge to want to slam my head through the monitor of my computer. I don't know if anyone's ever felt that. And I noticed pretty soon after that that all the competitors in our space had already automated my job role. And this is right about when I got this sage advice to build up my resume.
Saya baru pulang setelah beberapa lama di Spanyol, dan bekerja di sebuah perusahaan Fortune 500. Pikir saya, "Ini luar biasa. Saya akan berdampak besar bagi dunia." Saya punya begitu banyak ide. Dan setelah dua bulan, saya menyadari bahwa sekitar jam 10 setiap pagi, saya merasa ingin menghantamkan kepala ke layar komputer. Entah jika ada orang lain pernah mengalaminya. Tak lama kemudian saya sadar bahwa di semua perusahaan saingan kami, pekerjaan yang saya lakukan telah dialihkan pada mesin. Ketika itulah saya mendapat saran untuk membangun resume saya.
Well, as I'm trying to figure out what two-story window I'm going to jump out of and change things up, I read some altogether different advice from Warren Buffett, and he said, "Taking jobs to build up your resume is the same as saving up sex for old age."
Ketika saya memikirkan langkah apa yang hendak saya lakukan untuk mengubah situasi saya, saya membaca nasihat berbeda dari Warren Buffett, katanya, "Bekerja demi membangun resume sama dengan menghemat seks untuk usia lanjut."
(Laughter)
(Tertawa)
And I heard that, and that was all I needed. Within two weeks, I was out of there, and I left with one intention: to find something that I could screw up. That's how tough it was. I wanted to have some type of impact. It didn't matter what it was.
Itulah yang perlu saya dengarkan. Dalam dua minggu, saya meninggalkan tempat itu dengan satu tujuan: menemukan sesuatu yang bisa saya kacaukan. Seberani itu. Saya ingin berdampak. Apa pun itu.
And I found pretty quickly that I wasn't alone: it turns out that over 80 percent of the people around don't enjoy their work. I'm guessing this room is different, but that's the average that Deloitte has done with their studies. So I wanted to find out, what is it that sets these people apart, the people who do the passionate, world-changing work, that wake up inspired every day, and then these people, the other 80 percent who lead these lives of quiet desperation.
Tak lama kemudian saya tahu bahwa saya tidak sendiri: ternyata, lebih dari 80% orang tidak menikmati pekerjaan mereka. Menurut saya kalian tidak termasuk di dalamnya, tapi itulah hasil penelitian Deloitte. Saya jadi ingin tahu, apa yang membedakan mereka yang melakukan pekerjaan dengan hasrat mengubah dunia, penuh inspirasi setiap pagi, dengan 80% orang yang diam-diam menjalani hidup merasa tertekan.
So I started to interview all these people doing this inspiring work, and I read books and did case studies, 300 books altogether on purpose and career and all this, totally just self-immersion, really for the selfish reason of -- I wanted to find the work that I couldn't not do, what that was for me.
Saya mulai mewawancara mereka yang pekerjaannya menginspirasi, membaca buku-buku dan melakukan penelitian, 300 buku tentang tujuan hidup, dan karier, dan sebagainya, berkonsentrasi sepenuhnya pada topik ini, karena saya -- saya ingin menemukan panggilan saya, takdir saya.
But as I was doing this, more and more people started to ask me, "You're into this career thing. I don't like my job. Can we sit down for lunch?" I'd say, "Sure." But I would have to warn them, because at this point, my quit rate was also 80 percent. Of the people I'd sit down with for lunch, 80 percent would quit their job within two months. I was proud of this, and it wasn't that I had any special magic. It was that I would ask one simple question. It was, "Why are you doing the work that you're doing?" And so often their answer would be, "Well, because somebody told me I'm supposed to." And I realized that so many people around us are climbing their way up this ladder that someone tells them to climb, and it ends up being leaned up against the wrong wall, or no wall at all.
Tapi dalam prosesnya, banyak orang yang bertanya, "Kau sedang meneliti karier Saya tidak suka pekerjaan saya. Bisa kita ngobrol siang nanti?" Saya mengiyakan. Tapi saya harus memberitahu mereka bahwa saat itu saya juga termasuk yang 80%. Di antara orang-orang yang bicara dengan saya, 80% berhenti kerja dalam 2 bulan. Saya bangga, dan ini bukan karena saya bisa sulap. Tapi karena saya menanyakan satu hal sederhana. "Kenapa kamu melakukan pekerjaan ini?" Dan seringnya mereka menjawab, "Yah, karena kata orang saya harus melakukannya." Lalu saya sadar, banyak orang di sekitar kita mendaki tangga ini karena disuruh orang lain, dan ternyata tangga itu membawanya ke tempat yang salah, atau malah tidak ada tujuannya.
The more time I spent around these people and saw this problem, I thought, what if we could create a community, a place where people could feel like they belonged and that it was OK to do things differently, to take the road less traveled, where that was encouraged, and inspire people to change? And that later became what I now call Live Your Legend, which I'll explain in a little bit. But as I've made these discoveries, I noticed a framework of really three simple things that all these different passionate world-changers have in common, whether you're a Steve Jobs or if you're just, you know, the person that has the bakery down the street. But you're doing work that embodies who you are. I want to share those three with you, so we can use them as a lens for the rest of today and hopefully the rest of our life.
Semakin sering saya bersama mereka dan mengamati masalah ini, saya pikir, bagaimana seandainya kita membentuk komunitas yang bisa merangkul mereka, yang mendukung saat mereka melakukan sesuatu secara berbeda, atau ketika mereka memilih jalan yang tak lazim, dan menginspirasi orang-orang untuk berubah? Ini yang belakangan menjadi Live Your Legend, yang akan saya bahas nanti. Tapi ketika saya menyadari hal ini, saya melihat sebuah kerangka tiga hal sangat sederhana yang sama-sama dimiliki mereka yang berhasrat mengubah dunia, baik seorang Steve Jobs, atau, katakanlah, seorang pemilik toko roti di pinggir jalan. Anda melakukan pekerjaan yang mewujudkan diri Anda. Ketiga hal ini akan kita gunakan sebagai lensa hari ini, dan semoga selama hidup kita.
The first part of this three-step passionate work framework is becoming a self-expert and understanding yourself, because if you don't know what you're looking for, you're never going to find it. And the thing is that no one is going to do this for us. There's no major in university on passion and purpose and career. I don't know how that's not a required double major, but don't even get me started on that. I mean, you spend more time picking out a dorm room TV set than you do you picking your major and your area of study. But the point is, it's on us to figure that out, and we need a framework, we need a way to navigate through this.
Bagian pertama dalam kerangka antusiasme bekerja ini adalah menguasai diri Anda, dan memahami diri Anda, karena jika Anda tidak tahu apa yang Anda cari, Anda tidak akan pernah menemukannya. Masalahnya, yang bisa melakukan ini hanyalah kita sendiri. Tidak ada jurusan di universitas tentang hasrat, tujuan hidup, dan karier. Entah kenapa ini tidak menjadi jurusan minor wajib, tapi saya tidak akan membahasnya. Kita menghabiskan lebih banyak waktu untuk memilih TV kamar asrama daripada memilih jurusan dan bidang studi. Tapi intinya, kitalah yang harus mencari tahu, dan kita butuh kerangka panduan untuk melangkah.
And so the first step of our compass is finding out what our unique strengths are. What are the things that we wake up loving to do no matter what, whether we're paid or we're not paid, the things that people thank us for? And the Strengths Finder 2.0 is a book and also an online tool. I highly recommend it for sorting out what it is that you're naturally good at.
Langkah pertama dalam panduan ini adalah mencari tahu kekuatan unik kita. Hal-hal yang kita kerjakan dengan senang hati sejak bangun tidur, baik dibayar atau tidak, yang karenanya orang-orang berterima kasih pada kita? Strengths Finder 2.0 adalah sebuah buku dan alat online. Saya rekomendasikan untuk mencari tahu keahlian alami yang Anda miliki.
And next, what's our framework or our hierarchy for making decisions? Do we care about the people, our family, health, or is it achievement, success, all this stuff? We have to figure out what it is to make these decisions, so we know what our soul is made of, so that we don't go selling it to some cause we don't give a shit about.
Berikutnya, apa saja yang kita pertimbangkan ketika memutuskan sesuatu? Apakah kita peduli akan orang-orang, keluarga kita, kesehatan, atau pada hal-hal seperti pencapaian dan kesuksesan? Kita harus tahu apa alasan di balik keputusan kita, untuk mengetahui hasrat jiwa kita, supaya kita tidak melakukan sesuatu demi sesuatu yang kita tidak peduli.
And then the next step is our experiences. All of us have these experiences. We learn things every day, every minute about what we love, what we hate, what we're good at, what we're terrible at. And if we don't spend time paying attention to that and assimilating that learning and applying it to the rest of our lives, it's all for nothing. Every day, every week, every month of every year I spend some time just reflecting on what went right, what went wrong, and what do I want to repeat, what can I apply more to my life.
Langkah selanjutnya yaitu pengalaman kita. Kita semua punya pengalaman. Kita belajar setiap waktu tentang apa yang kita suka dan tidak suka, yang kita kuasai, yang tidak kita kuasai. Dan jika kita tidak menyempatkan waktu memperhatikan, mencerna, dan menerapkan hal-hal yang kita pelajari itu dalam hidup, tidak ada gunanya. Setiap hari, minggu, dan bulan dalam setiap tahun saya menyempatkan waktu merenungi hal-hal yang berjalan baik, yang tidak, yang ingin saya ulangi, yang bisa lebih saya terapkan lagi dalam hidup.
And even more so than that, as you see people, especially today, who inspire you, who are doing things where you say "Oh God, what Jeff is doing, I want to be like him." Why are you saying that? Open up a journal. Write down what it is about them that inspires you. It's not going to be everything about their life, but whatever it is, take note on that, so over time we'll have this repository of things that we can use to apply to our life and have a more passionate existence and make a better impact. Because when we start to put these things together, we can then define what success actually means to us, and without these different parts of the compass, it's impossible. We end up in the situation -- we have that scripted life that everybody seems to be living going up this ladder to nowhere.
Terlebih, ketika melihat orang-orang, khususnya hari ini, yang menginspirasi Anda, yang karenanya Anda berkata "Ya Tuhan, lihat Jeff, saya ingin seperti dia." Mengapa Anda bisa berkata begitu? Buatlah jurnal tentang apa dari mereka yang menginspirasi Anda. Tentu tidak seluruh hidup mereka, tapi apapun itu, catatlah, agar seiring waktu kita punya catatan hal-hal yang dapat diterapkan dalam hidup kita sehingga kita semakin penuh hasrat dan memberi dampak yang lebih baik. Karena ketika kita mulai menyatukan hal-hal ini, kita dapat mengartikulasikan arti sukses yang sebenarnya bagi kita, yang tidak bisa kita lakukan tanpa ketiga hal ini. Tanpanya, hidup kita menjadi seperti tidak ada maknanya, semua orang sepertinya mendaki tangga entah apa tujuannya.
It's kind of like in Wall Street 2, if anybody saw that, the peon employee asks the big Wall Street banker CEO, "What's your number? Everyone's got a number, where if they make this money, they'll leave it all." He says, "Oh, it's simple. More." And he just smiles. And it's the sad state of most of the people that haven't spent time understanding what matters for them, who keep reaching for something that doesn't mean anything to us, but we're doing it because everyone said we're supposed to. But once we have this framework together, we can start to identify the things that make us come alive. You know, before this, a passion could come and hit you in the face, or maybe in your possible line of work, you might throw it away because you don't have a way of identifying it. But once you do, you can see something that's congruent with my strengths, my values, who I am as a person, so I'm going to grab ahold of this, I'm going to do something with it, and I'm going to pursue it and try to make an impact with it.
Seperti Wall Street 2, kalau ada yang sudah menonton, seorang karyawan kecil bertanya pada CEO perusahaan besar di Wall Street, "Apa angkamu? Setiap orang punya target di mana mereka akan berhenti ketika mencapai angka itu." Jawabnya, "Sederhana saja. Lebih banyak." Dan ia hanya tersenyum. Kondisi menyedihkan di mana kebanyakan orang tidak meluangkan waktu untuk memahami apa yang penting bagi mereka, terus menggapai sesuatu yang tak ada artinya untuk kita, kita melakukannya karena ikut-ikutan. Tapi kalau kita punya kerangka ini, kita bisa mulai mengenali apa yang membuat kita bersemangat. Sebelumnya, sebuah hasrat bisa saja tiba-tiba muncul di depan Anda, atau dalam lingkup pekerjaan Anda, tapi Anda abaikan karena Anda tidak bisa mengenalinya. Tapi kalau Anda mengenalinya, Anda bisa melihat sesuatu yang seirama dengan kekuatan, nilai, dan jati diri kita sebagai manusia, dan kita bisa menggenggam dan menggunakannya, mencapainya dan melakukan sesuatu yang berdampak dengannya.
And Live Your Legend and the movement we've built wouldn't exist if I didn't have this compass to identify, "Wow, this is something I want to pursue and make a difference with." If we don't know what we're looking for, we're never going to find it, but once we have this framework, this compass, then we can move on to what's next -- and that's not me up there -- doing the impossible and pushing our limits. There's two reasons why people don't do things. One is they tell themselves they can't do them, or people around them tell them they can't do them. Either way, we start to believe it. Either we give up, or we never start in the first place.
Live Your Legend dan gerakan yang telah kami bangun tidak akan ada jika saya tidak punya kompas ini sebagai panduan, "Ini tujuan saya, dan dengan ini saya akan membuat perubahan." Jika kita tidak tahu apa yang kita cari, kita tidak akan menemukannya. tapi dengan kerangka dan kompas ini, kita bisa melangkah ke tahap berikutnya -- yang di atas itu bukan saya -- melakukan yang tidak mungkin, mendorong batasan. Ada 2 alasan mengapa orang tidak bertindak. Ketika mereka sendiri berkata mereka tak bisa, atau orang sekitar mereka berkata mereka tak bisa. Lalu kita mulai percaya. Entah kita menyerah, atau tidak pernah memulainya.
The things is, everything was impossible until somebody did it. Every invention, every new thing in the world, people thought were crazy at first. Roger Bannister and the four-minute mile, it was a physical impossibility to break the four-minute mile in a foot race until Roger Bannister stood up and did it. And then what happened? Two months later, 16 people broke the four-minute mile. The things that we have in our head that we think are impossible are often just milestones waiting to be accomplished if we can push those limits a bit. And I think this starts with probably your physical body and fitness more than anything, because we can control that. If you don't think you can run a mile, you show yourself you can run a mile or two, or a marathon, or lose five pounds, or whatever it is, you realize that confidence compounds and can be transferred into the rest of your world.
Masalahnya, segalanya tidak mungkin sampai seseorang melakukannya. Setiap penemuan, hal baru di dunia, awalnya dianggap gila. Lihat Roger Bannister dan 4 menit/mil: adalah ketidakmungkinan bagi tubuh untuk berlari dalam 4 menit/mil sampai Roger Bannister maju melakukannya. Lalu apa yang terjadi? 2 bulan kemudian, 16 orang memecahkan rekor itu. Hal-hal di kepala kita yang kita anggap mustahil seringnya hanya batu loncatan untuk ditapaki jika batasan itu bisa sedikit kita dorong. Saya pikir ini utamanya dimulai dari kesehatan tubuh Anda karena ini bisa kita kendalikan. Jika merasa tidak bisa lari 1 mil, tunjukkan Anda bisa lari 1 atau 2 mil, atau maraton, turun berat 5 pon, atau apapun itu, Anda sadar bahwa kepercayaan diri berlipatganda dan dapat disalurkan pada dunia sekitar Anda.
And I've actually gotten into the habit of this a little bit with my friends. We have this little group. We go on physical adventures, and recently, I found myself in a kind of precarious spot. I'm terrified of deep, dark, blue water. I don't know if anyone's ever had that same fear ever since they watched Jaws 1, 2, 3 and 4 like six times when I was a kid. But anything above here, if it's murky, I can already feel it right now. I swear there's something in there. Even if it's Lake Tahoe, it's fresh water, totally unfounded fear, ridiculous, but it's there. Anyway, three years ago I find myself on this tugboat right down here in the San Francisco Bay. It's a rainy, stormy, windy day, and people are getting sick on the boat, and I'm sitting there wearing a wetsuit, and I'm looking out the window in pure terror thinking I'm about to swim to my death. I'm going to try to swim across the Golden Gate. And my guess is some people in this room might have done that before. I'm sitting there, and my buddy Jonathan, who had talked me into it, he comes up to me and he could see the state I was in. And he says, "Scott, hey man, what's the worst that could happen? You're wearing a wetsuit. You're not going to sink. And If you can't make it, just hop on one of the 20 kayaks. Plus, if there's a shark attack, why are they going to pick you over the 80 people in the water?" So thanks, that helps. He's like, "But really, just have fun with this. Good luck." And he dives in, swims off. OK.
Saya kini terbiasa melakukannya bersama teman-teman saya. Kami punya kelompok kecil. Melakukan petualangan, dan baru-baru ini, saya mengalami rasanya berada dalam situasi berbahaya. Saya takut pada air biru yang dalam dan gelap -- tidak tahu adakah yang juga bernasib sama akibat menonton Jaws 1, 2, 3 dan 4 hingga 6 kali waktu saya masih kecil. Tapi kalau tingginya segini dan gelap -- saya bisa merasakannya sekarang -- saya bersumpah, pasti ada sesuatu. Meskipun itu Danau Tahoe, air tawar, dan rasa takut ini tidak masuk akal, konyol, tapi ada. Jadi, 3 tahun lalu saya berada di atas kapal tunda di Teluk San Francisco. Saat itu hujan, disertai petir dan angin, orang-orang mulai mual di kapal, saya duduk mengenakan baju selam, melihat ke luar jendela ngeri berpikir bahwa saya akan berenang dan mati. Saya akan coba berenang menyeberang Golden Gate. Dugaan saya beberapa orang di sini pernah melakukannya. Saya duduk dan sobat saya, Jonathan, mengajak saya membicarakannya, ia mendekat, dan bisa melihat keadaan saya. Katanya, "Hei, Scott, apa hal terburuk yang bisa terjadi? Kau pakai baju selam. Tidak akan tenggelam. Kalau kau tidak bisa, ada 20 sampan, naik saja salah satu. Dan, kalau hiu menyerang, mengapa harus kau yang dipilih dari antara 80 orang di air?" Trims, sangat menolong. Katanya lagi, "Tapi sungguh, nikmatilah. Semoga berhasil." Lalu ia menyelam dan berenang. Oke.
Turns out, the pep talk totally worked, and I felt this total feeling of calm, and I think it was because Jonathan was 13 years old.
Ternyata, basa-basi tadi berhasil, dan saya merasakan ketenangan, dan saya pikir itu karena Jonathan berusia 13 tahun.
(Laughter)
(Tertawa)
And of the 80 people swimming that day, 65 of them were between the ages of nine and 13. Think how you would have approached your world differently if at nine years old you found out you could swim a mile and a half in 56-degree water from Alcatraz to San Francisco. What would you have said yes to? What would you have not given up on? What would you have tried? As I'm finishing this swim, I get to Aquatic Park, and I'm getting out of the water and of course half the kids are already finished, so they're cheering me on and they're all excited. And I got total popsicle head, if anyone's ever swam in the Bay, and I'm trying to just thaw my face out, and I'm watching people finish. And I see this one kid, something didn't look right. And he's just flailing like this. And he's barely able to sip some air before he slams his head back down. And I notice other parents were watching too, and I swear they were thinking the same thing I was: this is why you don't let nine-year-olds swim from Alcatraz. This was not fatigue. All of a sudden, two parents run up and grab him, and they put him on their shoulders, and they're dragging him like this, totally limp. And then all of a sudden they walk a few more feet and they plop him down in his wheelchair. And he puts his fists up in the most insane show of victory I've ever seen. I can still feel the warmth and the energy on this guy when he made this accomplishment. I had seen him earlier that day in his wheelchair. I just had no idea he was going to swim. I mean, where is he going to be in 20 years? How many people told him he couldn't do that, that he would die if he tried that?
Dari 80 orang yang berenang hari itu, 65 berusia antara 9 hingga 13 tahun. Pikirkan bagaimana Anda bisa memahami dunia secara berbeda jika saat 9 tahun, Anda tahu Anda bisa berenang satu setengah mil di air 56 derajat, dari Alcatraz ke San Francisco. Apa yang akan Anda terima? Apa yang akan Anda pertahankan? Apa yang akan Anda coba? Selesai berenang, saya ke Taman Aquatic, saya keluar dari air tentu setengah dari anak-anak itu sudah tiba, jadi mereka menyoraki saya, terlihat bersemangat. Kepala saya membeku, jika ada yang pernah berenang di Teluk, saya mencoba menghangatkan wajah, dan melihat orang-orang selesai. Dan saya melihat seorang anak, ada yang tidak beres. Ia hanya bergerak seperti ini. Hampir tidak bisa bernafas sebelum kepalanya kembali masuk dalam air. Saya sadar orangtua lain juga memperhatikan, saya bersumpah pikiran mereka sama seperti saya: itu sebabnya Anda tidak mengizinkan anak 9 tahun berenang dari Alcatraz. Itu bukan kelelahan. Tiba-tiba, dua orangtua datang, menariknya, meletakkannya di pundak mereka, menariknya berjalan seperti ini pincang total. Lalu mereka berjalan beberapa langkah dan mendudukkannya di kursi roda. Ia mengepalkan tangan, pertunjukan kemenangan tergila yang saya lihat. Masih bisa saya rasakan kehangatan dan energi pria ini saat ia berhasil. Di awal hari saya memang telah melihatnya di kursi roda, tapi saya tidak tahu ia akan berenang. Maksud saya, apa yang akan terjadi padanya 20 tahun lagi? Berapa banyak yang berkata ia tidak bisa, bahwa ia akan mati bila mencoba?
You prove people wrong, you prove yourself wrong, that you can make little incremental pushes of what you believe is possible. You don't have to be the fastest marathoner in the world, just your own impossibilities, to accomplish those, and it starts with little bitty steps. And the best way to do this is to surround yourself with passionate people. The fastest things to do things you don't think can be done is to surround yourself with people already doing them.
Anda buktikan mereka salah, diri Anda salah, bahwa Anda bisa memperbesar cakupan hal yang Anda yakini mungkin. Anda tidak perlu jadi pelari tercepat di dunia, cukup kemustahilan Anda sendiri, yang Anda capai, dan mulai dengan langkah-langkah kecil. Cara terbaik untuk itu adalah berada di antara orang-orang berhasrat. Cara tercepat melakukan sesuatu yang Anda kira tidak bisa adalah berada di antara mereka yang sudah melakukannya.
There's this quote by Jim Rohn and it says. "You are the average of the five people you spend the most time with." And there is no bigger lifehack in the history of the world from getting where you are today to where you want to be than the people you choose to put in your corner. They change everything, and it's a proven fact. In 1898, Norman Triplett did this study with a bunch of cyclists, and he would measure their times around the track in a group, and also individually. And he found that every time the cyclists in the group would cycle faster. And it's been repeated in all kinds of walks of life since then, and it proves the same thing over again, that the people around you matter, and environment is everything. But it's on you to control it, because it can go both ways. With 80 percent of people who don't like the work they do, that means most people around us, not in this room, but everywhere else, are encouraging complacency and keeping us from pursuing the things that matter to us so we have to manage those surroundings.
Saya mengutip Jim Rohn: "Anda adalah rata-rata 5 orang yang paling sering bersama Anda." Tidak ada cara yang lebih efektif dalam sejarah dunia untuk pindah dari tempat Anda sekarang ke tempat yang Anda mau selain orang-orang yang Anda pilih dalam lingkungan Anda. Mereka mengubah segalanya, dan itu sudah teruji. Tahun 1898, Norman Triplett meneliti banyak pesepeda, mengukur catatan waktu mereka saat dalam kelompok, juga secara perorangan. Dan ia menemukan bahwa pesepeda dalam kelompok bersepeda lebih cepat. Sejak itu, hal ini terulang dalam berbagai jalur kehidupan menunjukkan bukti yang sama, orang-orang di sekitar Anda mempengaruhi, lingkungan itu segalanya. Tapi tergantung Anda, karena bisa saja tidak demikian. Melihat 80% orang yang tidak suka pekerjaan mereka, berarti banyak orang sekitar kita, tidak di sini, tapi tempat lain, menganjurkan kita berpuas diri, agar tidak mengejar hal yang berarti bagi kita jadi kita harus menata lingkungan itu.
I found myself in this situation -- personal example, a couple years ago. Has anyone ever had a hobby or a passion they poured their heart and soul into, unbelievable amount of time, and they so badly want to call it a business, but no one's paying attention and it doesn't make a dime? OK, I was there for four years trying to build this Live Your Legend movement to help people do work that they genuinely cared about and that inspired them, and I was doing all I could, and there were only three people paying attention, and they're all right there: my mother, father and my wife, Chelsea. Thank you guys for the support.
Saya pernah ada dalam situasi -- contoh pribadi, beberapa tahun lalu. Adakah yang pernah punya hobi atau hasrat yang dilakukan sepenuh hati dan jiwa, juga waktu yang sangat banyak, dan ingin sekali menyebutnya bisnis, tapi tak ada yang peduli dan tidak menghasilkan sepeser pun? Oke, saya pernah, 4 tahun mencoba membangun gerakan Live Your Legend membantu orang melakukan hal yang mereka pedulikan dan menginspirasi, saya mencoba sebisa saya, tapi hanya 3 orang yang memerhatikan, semuanya ada di sini: ibu saya, ayah saya, dan istri saya, Chelsea. Terima kasih dukungannya.
(Applause)
(Tepuk tangan)
And this is how badly I wanted it, it grew at zero percent for four years, and I was about to shut it down, and right about then, I moved to San Francisco and started to meet some pretty interesting people who had these crazy lifestyles of adventure, of businesses and websites and blogs that surrounded their passions and helped people in a meaningful way. And one of my friends, now, he has a family of eight, and he supports his whole family with a blog that he writes for twice a week. They just came back from a month in Europe, all of them together. This blew my mind. How does this even exist? And I got unbelievably inspired by seeing this, and instead of shutting it down, I decided, let's take it seriously. And I did everything I could to spend my time, every waking hour possible trying to hound these guys, hanging out and having beers and workouts, whatever it was. And after four years of zero growth, within six months of hanging around these people, the community at Live Your Legend grew by 10 times. In another 12 months, it grew by 160 times. And today over 30,000 people from 158 countries use our career and connection tools on a monthly basis. And those people have made up that community of passionate folks who inspired that possibility that I dreamed of for Live Your Legend so many years back.
Saya benar-benar menginginkannya, tapi pertumbuhannya nol persen dalam 4 tahun, dan saya baru saja akan menghentikannya, lalu tepat ketika itu, saya pindah ke San Francisco dan mulai bertemu orang-orang menarik, hasrat mereka dikelilingi gaya hidup gila dalam bertualang, mengelola situs dan blog dan dengan itu mereka menolong orang secara bermakna. Salah satunya memiliki keluarga dengan 8 orang anggota. dan ia mendukung seluruh keluarganya dengan blog yang ia tulis dua kali seminggu. Mereka baru saja pulang setelah sebulan di Eropa bersama. Saya takjub. Bagaimana bisa? Dan saya benar-benar terinspirasi karenanya, maka saya memutuskan untuk maju terus dan semakin serius. Saya berusaha menggunakan seluruh waktu, ketika saya terjaga, untuk memburu orang-orang ini, bergaul, minum bir, olahraga, apapun itu. Dan setelah 4 tahun tanpa pertumbuhan, dalam 6 bulan saya bergaul dengan mereka, komunitas Live Your Legend bertumbuh 10 kali lipat. 12 bulan berikut, 160 kali lipat. Kini, setiap bulannya ada lebih dari 30.000 orang dari 150 negara menggunakan pedoman karier dan koneksi kami. Dan orang-orang ini menjadi suatu komunitas penuh semangat menginspirasi saya atas kemungkinan yang bisa terwujud untuk Live Your Legend bertahun-tahun lalu.
The people change everything, and this is why -- you know, you ask what was going on. Well, for four years, I knew nobody in this space, and I didn't even know it existed, that people could do this stuff, that you could have movements like this. And then I'm over here in San Francisco, and everyone around me was doing it. It became normal, so my thinking went from how could I possibly do this to how could I possibly not. And right then, when that happens, that switch goes on in your head, it ripples across your whole world. And without even trying, your standards go from here to here. You don't need to change your goals. You just need to change your surroundings. That's it, and that's why I love being around this whole group of people, why I go to every TED event I can, and watch them on my iPad on the way to work, whatever it is. Because this is the group of people that inspires possibility. We have a whole day to spend together and plenty more.
Mereka mengubah segalanya, inilah alasannya -- Anda bertanya apa yang terjadi. Selama 4 tahun, saya tidak punya kenalan di bidang ini, saya bahkan tidak tahu bidang ini ada dan bisa dilakukan, dan Anda bisa punya gerakan seperti ini. Lalu saat di San Francisco, semua orang di sekitar saya melakukannya. Ini jadi hal normal. Pikiran saya berubah dari bagaimana mungkin dilakukan jadi bagaimana mungkin tidak dilakukan. Saat itu terjadi, sebuah tombol di kepala Anda ditekan, dan memporakporandakan dunia Anda. Dan dalam sekejap, standar Anda naik dari sini ke sini. Tujuan Anda tidak perlu diubah. Yang perlu diubah adalah lingkungan Anda. Itu saja. Itu alasan mengapa saya senang berada dalam kelompok orang-orang ini, hadir di acara TED yang saya bisa, menontonnya di iPad di jalan ke kantor, apapun itu. Karena ini kelompok orang-orang yang menginspirasi kemungkinan. Ada satu hari untuk kita habiskan bersama dan lebih banyak lagi.
To sum things up, in terms of these three pillars, they all have one thing in common more than anything else. They are 100 percent in our control. No one can tell you you can't learn about yourself. No one can tell you you can't push your limits and learn your own impossible and push that. No one can tell you you can't surround yourself with inspiring people or get away from the people who bring you down. You can't control a recession. You can't control getting fired or getting in a car accident. Most things are totally out of our hands. These three things are totally on us, and they can change our whole world if we decide to do something about it.
Untuk merangkum semuanya, ada satu kesamaan yang dominan pada tiga pilar tadi. Yaitu: kendali 100% di tangan kita. Tak ada yang bisa bilang Anda tak bisa mempelajari diri Anda, bahwa Anda tak bisa mendorong batasan Anda, mempelajari kemustahilan Anda dan mendorongnya, bahwa Anda tak bisa ada dikelilingi mereka yang menginspirasi atau menjauh dari mereka yang melemahkan Anda. Resesi tak bisa Anda kontrol. Pemecatan atau tabrakan mobil tak bisa Anda kontrol. Kebanyakan hal tidak bisa kita kendalikan. Tiga hal ini sepenuhnya di tangan kita, dan bisa mengubah seluruh dunia kita jika kita memutuskan bertindak.
And the thing is, it's starting to happen on a widespread level. I just read in Forbes, the US Government reported for the first time in a month where more people had quit their jobs than had been laid off. They thought this was an anomaly, but it's happened three months straight. In a time where people claim it's kind of a tough environment, people are giving a middle finger to this scripted life, the things that people say you're supposed to do, in exchange for things that matter to them and do the things that inspire them.
Sekarang gerakan ini terjadi secara meluas. Baru saya baca di Forbes, Pemerintah US melaporkan pertama kalinya dalam satu bulan, lebih banyak yang berhenti bekerja daripada yang di-PHK. Mereka mengira ini anomali, tapi ini terjadi 3 bulan berturut-turut. Di masa saat orang-orang berkata lingkungan ini keras, orang mengacungkan jari tengah pada hidup tanpa makna, hal-hal yang kata orang harus Anda lakukan sebagai ganti hal yang berarti,
And the thing is, people are waking up to this possibility, that really the only thing that limits possibility now is imagination. That's not a cliché anymore. I don't care what it is that you're into, what passion, what hobby. If you're into knitting, you can find someone who is killing it knitting, and you can learn from them. It's wild. And that's what this whole day is about, to learn from the folks speaking, and we profile these people on Live Your Legend every day, because when ordinary people are doing the extraordinary, and we can be around that, it becomes normal. And this isn't about being Gandhi or Steve Jobs, doing something crazy. It's just about doing something that matters to you, and makes an impact that only you can make.
dan melakukan hal yang menginspirasi. Sekarang, orang-orang mulai menyadari kemungkinan ini, bahwa satu-satunya yang membatasi kemungkinan adalah imajinasi. Tidak lagi sekadar klise. Saya tidak peduli apa kesukaan, hasrat, hobi Anda. Jika Anda suka menyulam, carilah mereka yang sangat ahli menyulam, dan belajar dari mereka. Bebas. Inilah inti dari seluruh hari ini, belajar dari mereka yang berbicara, orang-orang yang kami gambarkan di Live Your Legend setiap hari, karena saat orang-orang biasa melakukan yang luar biasa, lalu kita bisa ada di sekelilingnya, hal itu jadi normal. Ini bukan tentang menjadi Gandhi atau Steve Jobs, melakukan hal gila. Ini tentang melakukan hal yang berarti bagi Anda, memberi dampak yang hanya bisa diberi oleh Anda.
Speaking of Gandhi, he was a recovering lawyer, as I've heard the term, and he was called to a greater cause, something that mattered to him, he couldn't not do. And he has this quote that I absolutely live by. "First they ignore you, then they laugh at you, then they fight you, then you win."
Bicara soal Gandhi, dulunya ia seorang pengacara, seperti yang saya dengar, ia terpanggil untuk sesuatu yang lebih besar, yang berarti baginya, yang harus ia lakukan. Saya mengutipnya, dan kutipan ini saya pegang. "Awalnya kau diabaikan, lalu kau ditertawakan, lalu mereka melawanmu, lalu kau menang."
Everything was impossible until somebody did it. You can either hang around the people who tell you it can't be done and tell you you're stupid for trying, or surround yourself with the people who inspire possibility, the people who are in this room. Because I see it as our responsibility to show the world that what's seen as impossible can become that new normal. And that's already starting to happen. First, do the things that inspire us, so we can inspire other people to do the things that inspire them. But we can't find that unless we know what we're looking for. We have to do our work on ourself, be intentional about that, and make those discoveries. Because I imagine a world where 80 percent of people love the work they do. What would that look like? What would the innovation be like? How would you treat the people around you? Things would start to change.
Segalanya tidak mungkin sampai seseorang melakukannya. Anda bisa bergaul dengan mereka yang bilang itu tak bisa dilakukan mengataimu bodoh karena mencoba, atau berada di antara mereka yang menginspirasi kemungkinan, mereka yang ada di ruangan ini. Karena bagi saya itu tanggung jawab kita untuk menunjukkan pada dunia apa yang dulu mustahil dapat menjadi kenormalan. Dan itu telah mulai terjadi. Pertama, lakukan hal yang menginspirasi kita, agar bisa menginspirasi yang lain melakukan hal yang menginspirasi mereka. Tapi kita tidak bisa menemukannya kecuali kita tahu apa yang kita cari. Kita harus mendalami diri kita, sadar dan melakukan penemuan. Karena saya membayangkan dunia di mana 80% orang mencintai pekerjaannya. Seperti apa nampaknya? Akan seperti apa inovasinya? Bagaimana akan Anda perlakukan orang sekitar Anda? Perubahan akan mulai terjadi.
And as we finish up, I have just one question to ask you guys, and I think it's the only question that matters. And it's what is the work you can't not do? Discover that, live it, not just for you, but for everybody around you, because that is what starts to change the world. What is the work you can't not do?
Untuk mengakhiri, saya punya satu pertanyaan, dan bagi saya inilah pertanyaan yang berarti. Apa pekerjaan yang tidak bisa tidak Anda lakukan? Temukan itu, hidupi itu, bukan hanya bagi Anda, tapi mereka di sekeliling Anda, karena itulah yang mulai mengubah dunia. Apa pekerjaan yang tidak bisa tidak Anda lakukan?
Thank you guys.
Terima kasih.
(Applause)
(Tepuk tangan)