So, I am indeed going to talk about the spaces men create for themselves, but first I want to tell you why I'm here. I'm here for two reasons. These two guys are my two sons Ford and Wren. When Ford was about three years old, we shared a very small room together, in a very small space. My office was on one half of the bedroom, and his bedroom was on the other half. And you can imagine, if you're a writer, that things would get really crowded around deadlines.
Jadi, saya memang akan berbicara tentang area yang dibuat orang untuk dirinya sendiri, Tapi pertama-tama saya akan bercerita mengapa saya di sini. Saya di sini karena dua alasan. Kedua orang ini adalah putra saya, Ford dan Wren. saat Ford berusia sekitar tiga tahun kami berbagi sebuah kamar ukuran kecil, dalam ruangan yang sempit. Kantor saya ada di setengah kamar tidur, dan kamar tidurnya di setengah yang lain. Anda bisa bayangkan, jika Anda penulis, mendekati batas akhir pengumpulan naskah adalah waktu yang sibuk.
So when Wren was on the way, I realized I needed to find a space of my own. There was no more space in the house. So I went out to the backyard, and without any previous building experience, and about 3,000 dollars and some recycled materials, I built this space. It had everything I needed. It was quiet. There was enough space. And I had control, which was very important.
Jadi saat Wren sedang dikandung, saya sadar saya perlu ruangan sendiri. Tidak ada lagi ruangan di rumah. jadi saya ke halaman belakang. dan tanpa pengalaman membangun sebelumnya, dengan modal skitar 27 juta rupiah dan beberapa bahan baku daur ulang, saya membangun ruangan saya. Ruangannya sesuai yang saya perlukan. Suasananya tenang. Ada cukup ruang. dan saya memegang kendali, hal yang sangat penting bagi saya.
As I was building this space, I thought to myself, "Surely I'm not the only guy to have to have carved out a space for his own." So I did some research. And I found that there was an historic precedence. Hemingway had his writing space. Elvis had two or three manspaces, which is pretty unique because he lived with both his wife and his mother in Graceland. In the popular culture, Superman had the Fortress of Solitude, and there was, of course, the Batcave.
Saat saya membangun ruang ini, saya berpikir "pastinya saya bukan satu-satunya orang yang harus membangun ruangannya sendiri." Jadi saya mencari tahu dan menemukan bahwa ada hal yang sama sebelumnya. Hemingway punya ruangan menulisnya. Elvis punya dua atau tiga ruangan pribadi, hal ini unik karena dia tinggal bersama istri dan ibunya di Graceland. Dalam budaya populer, Superman punya Benteng Kesendirian (Fortress of Solitude), dan tentu saja, Gua Kelelawar. (Batcave milik Batman)
So I realized then that I wanted to go out on a journey and see what guys were creating for themselves now. Here is one of the first spaces I found. It is in Austin, Texas, which is where I'm from. On the outside it looks like a very typical garage, a nice garage. But on the inside, it's anything but. And this, to me, is a pretty classic manspace. It has neon concert posters, a bar and, of course, the leg lamp, which is very important.
jadi saya sadar kalau saya mau melakukan pencarian dan melihat ruang apa yang dibuat pria untuk dirinya sendiri saat ini. Ini salah satu ruangan awal yang saya temukan di Austin, Texas, kampung halaman saya. Dari luar tampak seperti garasi biasa, garasi yang bagus. Tapi dalamnya berbeda sekali. Dan ini, bagi saya, adalah "ruang pria" yang klasik. Di dalamnya ada neon, poster konser, sebuah bar dan tentunya, lampu kaki, yang tentunya sangat penting.
I soon realized that manspaces didn't have to be only inside. This guy built a bowling alley in his backyard, out of landscaping timbers, astroturf. And he found the scoreboard in the trash.
Saya segera sadar bahwa "ruang pria" tidak harus ada di dalam. Orang ini membuat arena bowling di halaman belakangnya dari kayu taman, merk astroturf. Dan dia mendapat papan nilainya dari tempat sampah.
Here's another outdoor space, a little bit more sophisticated. This a 1923 wooden tugboat, made completely out of Douglas fir. The guy did it all himself. And there is about 1,000 square feet of hanging-out space inside.
Ini contoh ruang luar, sedikit lebih rumit. Ini adalah perahu tongkang kayu buatan tahun 1923 seluruhnya terbuat dari kayu Douglas Fir. Pria ini melakukannya seorang diri dan ada sekitar 92 meter persegi tempat nongkrong didalamnya.
So, pretty early on in my investigations I realized what I was finding was not what I expected to find, which was, quite frankly, a lot of beer can pyramids and overstuffed couches and flat-screen TVs. There were definitely hang-out spots. But some were for working, some were for playing, some were for guys to collect their things. Most of all, I was just surprised with what I was finding.
Jadi, di masa awal pencarian saya saya menyadari yang saya temukan tidak seperti yang saya duga, yaitu, sejujurnya, tumpukan dari kaleng bir, sofa dan TV layar datar rusak. Benar-benar ada tempat nongkrong. Beberapa untuk bekerja, lainnya untuk bermain, beberapa untuk tempat koleksi. Kebanyakan membuat saya terkejut dengan apa yang saya temukan.
Take this place for example. On the outside it looks like a typical northeastern garage. This is in Long Island, New York. The only thing that might tip you off is the round window. On the inside it's a recreation of a 16th century Japanese tea house. The man imported all the materials from Japan, and he hired a Japanese carpenter to build it in the traditional style. It has no nails or screws. All the joints are hand-carved and hand-scribed.
Misalnya tempat ini. Dari luar tampak seperti garasi biasa bergaya timur laut. Ini ada di Long Island, New York. Yang tampak agar berbeda adalah jendela bulatnya. Di dalamnya ada kreasi ulang dari rumah teh jepang abad ke-16. Pemiliknya mendatangkan semua bahan dari Jepang, lalu menyewa tukang kayu Jepang untuk membuatnya dengan gaya tradisional tanpa menggunakan paku maupun sekrup. Semua sambungannya dipahat dan disusun dengan tangan.
Here is another pretty typical scene. This is a suburban Las Vegas neighborhood. But you open one of the garage doors and there is a professional-size boxing ring inside. (Laughter) And so there is a good reason for this. It was built by this man who is Wayne McCullough. He won the silver medal for Ireland in the 1992 Olympics, and he trains in this space. He trains other people. And right off the garage he has his own trophy room where he can sort of bask in his accomplishments, which is another sort of important part about a manspace.
Inilah contoh lain tampilan yang tampak biasa di pinggiran Las Vegas. Tapi di balik pintu garasinya ada ring tinju ukuran profesional. (Tawa) Ada alasan bagus untuk ini. Ring ini dibuat oleh orang ini, Wayne McCullough. Dia mendapat medali perak untuk Irlandia pada Olimpiade 1992, dia berlatih dan melatih orang di ruangan ini. Tepat di luar garasinya ada ruang trofinya sendiri di mana dia bisa menyusun bukti pencapaiannya, yang juga merupakan aspek penting dari ruang pria.
So, while this space represents someone's profession, this one certainly represents a passion. It's made to look like the inside of an English sailing ship. It's a collection of nautical antiques from the 1700s and 1800s. Museum quality.
Jadi, satu ruangan bisa mencerminkan pekerjaan seseorang, lainnya mencerminkan hasrat seseorang. Ruangan yang ini dibuat seperti bagian dalam kapal layar Inggris. isinya koleksi barang antik kelautan dari tahun 1700an dan 1800an. Sama kualitasnya dengan museum.
So, as I came to the end of my journey, I found over 50 spaces. And they were unexpected and they were surprising. But they were also -- I was really impressed by how personalized they were, and how much work went into them. And I realized that's because the guys that I met were all very passionate about what they did. And they really loved their professions. And they were very passionate about their collections and their hobbies. And so they created these spaces to reflect what they love to do, and who they were.
Jadi, saat mendekati akhir perjalanan saya, saya menemukan lebih dari 50 ruangan yang tidak terduga dan mengejutkan. Tapi ruangan itu juga -- saya sangat kagum dengan betapa pribadinya ruangan itu, dan betapa banyak kerja dicurahkan pada ruangan itu. Dan saya menyadarinya karena orang-orang yang saya temui semua sangat bersemangat tentang apa yang mereka buat. Dan mereka sangat mencintai pekerjaan mereka dan sangat bersemangat tentang koleksi dan hobi mereka, sehingga mereka menciptakan ruangan-ruangan ini untuk mencerminkan apa yang mereka suka lakukan, dan jati diri mereka.
So if you don't have a space of your own, I highly recommend finding one, and getting into it. Thank you very much. (Applause)
Jadi jika Anda belum punya ruangan Anda sendiri, saya sangat menganjurkan Anda menemukan dan mengerjakannya. Terima kasih banyak. (Tepuk tangan)