My talk is "Flapping Birds and Space Telescopes." And you would think that should have nothing to do with one another, but I hope by the end of these 18 minutes, you'll see a little bit of a relation. It ties to origami. So let me start. What is origami? Most people think they know what origami is. It's this: flapping birds, toys, cootie catchers, that sort of thing. And that is what origami used to be. But it's become something else. It's become an art form, a form of sculpture.
Presentasi saya adalah "Burung Mengepak dan Teleskop Angkasa" Dan Anda akan berpikir bahwa kedua hal ini tidak berkaitan satu sama lain, tapi saya berharap di akhir presentasi yang akan berlangsung selama 18 menit ini, Anda akan melihat sedikit hubungan antara keduanya. Semuanya berakar di origami. Saya akan mulai sekarang. Apakah origami itu? Sebagian besar orang berpikir bahwa mereka tahu apa itu origami. Inilah yang mereka pikirkan: burung yang sedang mengepak, mainan, alat untuk meramal, hal-hal semacam itu. Dan memang itulah origami di masa yang lalu. Tapi sekarang origami telah menjadi sesuatu yang lain. Origami telah menjadi sebuah bentuk seni, semacam patung.
The common theme -- what makes it origami -- is folding is how we create the form. You know, it's very old. This is a plate from 1797. It shows these women playing with these toys. If you look close, it's this shape, called a crane. Every Japanese kid learns how to fold that crane. So this art has been around for hundreds of years, and you would think something that's been around that long -- so restrictive, folding only -- everything that could be done has been done a long time ago. And that might have been the case.
Tema umum disini -- apa yang membuat sesuatu menjadi origami -- adalah melipat, adalah bagaimana kita menciptakan bentuk. tahu nggak, origami sangat-sangat tua. Ini adalah sebuah gambaran dari tahun 1797. Piring ini menunjukkan wanita-wanita ini bermain dengan berbagai mainan. Jika Anda melihat dekat, Anda akan melihat bentuk ini, dinamakan bangau. Setiap anak Jepang belajar bagaimana cara melipat bangau itu. Jadi seni ini telah ada sejak ratusan tahun, dan Anda akan berpikir bahwa sesuatu yang telah ada sekian lama -- begitu terbatas, hanya melipat -- segala hal yang mungkin dilakukan telah dilakukan sejak lama. Dan mungkin memang itu yang terjadi.
But in the twentieth century, a Japanese folder named Yoshizawa came along, and he created tens of thousands of new designs. But even more importantly, he created a language, a way we could communicate, a code of dots, dashes and arrows. Harkening back to Susan Blackmore's talk, we now have a means of transmitting information with heredity and selection, and we know where that leads. And where it has led in origami is to things like this. This is an origami figure -- one sheet, no cuts, folding only, hundreds of folds. This, too, is origami, and this shows where we've gone in the modern world. Naturalism. Detail. You can get horns, antlers -- even, if you look close, cloven hooves.
Tapi di abad ke-20, seorang seniman melipat dari Jepang bernama Yoshizawa muncul, dan ia menciptakan puluhan ribu desain baru. Tapi yang bahkan lebih penting, ia telah menciptakan sebuah bahasa -- sebuat cara untuk berkomunikasi, sebuah kode yang terdiri dari titik-titik, garis-garis terputus, dan panah-panah. Menengok kembali presentasi dari Susan Blackmore, kita sekarang memiliki sebuah cara untuk menyalurkan informasi melalui keturunan dan seleksi, dan kita tahu kemana hal ini akan berujung. Dan ia telah mengantar origami menuju hal-hal seperti ini. Ini adalah sebuah origami: sebuah lembaran, tanpa potongan, hanya melipat, ratusan lipatan. Ini juga sebuah origami, dan ia menunjukkan seberapa jauh kita telah melangkah di dunia modern. Naturalisme. Detail. Anda bisa mendapatkan cula, tanduk -- bahkan bila Anda melihat lebih dekat, kuku jari.
And it raises a question: what changed? And what changed is something you might not have expected in an art, which is math. That is, people applied mathematical principles to the art, to discover the underlying laws. And that leads to a very powerful tool. The secret to productivity in so many fields -- and in origami -- is letting dead people do your work for you.
Dan muncul sebuah pertanyaan, apa yang telah berubah? Dan yang telah berubah adalah sesuatu yang mungkin tidak Anda harapkan sebelumnya dalam sebuah seni, yaitu matematika. Lebih jelasnya, prinsip-prinsip matematika diaplikasikan pada seni, untuk menemukan hukum-hukum yang mendasarinya. Dan hal ini mengarah pada sebuah alat yang sangat berguna. Rahasia produktivitas dalam begitu banyak bidang -- dan dalam origami -- adalah membiarkan orang-orang mati bekerja untuk Anda.
(Laughter)
(Tawa)
Because what you can do is take your problem, and turn it into a problem that someone else has solved, and use their solutions. And I want to tell you how we did that in origami. Origami revolves around crease patterns. The crease pattern shown here is the underlying blueprint for an origami figure. And you can't just draw them arbitrarily. They have to obey four simple laws. And they're very simple, easy to understand. The first law is two-colorability. You can color any crease pattern with just two colors without ever having the same color meeting. The directions of the folds at any vertex -- the number of mountain folds, the number of valley folds -- always differs by two. Two more or two less. Nothing else. If you look at the angles around the fold, you find that if you number the angles in a circle, all the even-numbered angles add up to a straight line, all the odd-numbered angles add up to a straight line. And if you look at how the layers stack, you'll find that no matter how you stack folds and sheets, a sheet can never penetrate a fold. So that's four simple laws. That's all you need in origami. All of origami comes from that.
Karena apa yang bisa Anda lakukan adalah mengambil masalah Anda dan mengubahnya menjadi sesuatu yang telah dipecahkan oleh orang lain, dan menggunakan solusi mereka. Dan saya ingin memberi tahu Anda bagaimana kita melakukannya dalam origami. Origami berkisar seputar pola-pola lipatan. Pola lipatan yang ditunjukkan disini adalah landasan dari sebuah figur origami. Dan Anda tidak bisa menggambarnya begitu saja. Mereka harus menaati empat hukum sederhana. Dan hukum-hukum ini sangat sederhana, mudah untuk dipahami. Hukum pertama adalah hukum dua-warna. Anda bisa mewarnai pola lipatan apa pun hanya dengan dua warna tanpa harus memiliki warna temu yang sama. Arah lipatan pada setiap titik -- jumlah lipatan gunung, jumlah lipatan lembah -- selalu berbeda dua angka. Dua lebih banyak atau dua lebih sedikit. Tidak ada yang lain. Jika Anda melihat sudut-sudut sekitar lipatan, Anda lihat bahwa jika Anda memberi nomor pada sudut-sudut dalam sebuah lingkaran, semua sudut bernomor genap jika digabungkan akan menjadi garis lurus. Semua sudut bernomor ganjil jika digabungkan akan menjadi sebuah garis lurus. Dan jika Anda melihat bagaimana lapisan-lapisannya tersusun, Anda akan menemukan bahwa bagaimanapun Anda menyusun lipatan-lipatan dan lembaran-lembaran, sebuah lembaran tidak pernah menembus sebuah lipatan. Jadi itulah empat hukum sederhana. Hanya itulah yang Anda butuhkan dalam origami. Semua origami berasal darinya.
And you'd think, "Can four simple laws give rise to that kind of complexity?" But indeed, the laws of quantum mechanics can be written down on a napkin, and yet they govern all of chemistry, all of life, all of history. If we obey these laws, we can do amazing things. So in origami, to obey these laws, we can take simple patterns -- like this repeating pattern of folds, called textures -- and by itself it's nothing. But if we follow the laws of origami, we can put these patterns into another fold that itself might be something very, very simple, but when we put it together, we get something a little different. This fish, 400 scales -- again, it is one uncut square, only folding. And if you don't want to fold 400 scales, you can back off and just do a few things, and add plates to the back of a turtle, or toes. Or you can ramp up and go up to 50 stars on a flag, with 13 stripes. And if you want to go really crazy, 1,000 scales on a rattlesnake. And this guy's on display downstairs, so take a look if you get a chance.
Dan Anda akan berpikir, "Dapatkah empat hukum sederhana menghasilkan kompleksitas sedemikian itu?" Tapi memang begitulah, hukum-hukum mekanika kuantum dapat ditulis di sebuah serbet, tapi mereka mengatur seluruh hal kimiawi, semua kehidupan, seluruh sejarah. Jika kita menaati hukum-hukum ini, kita dapat melakukan hal-hal yang menakjubkan. Jadi dalam origami, untuk menaati hukum-hukum ini, kita dapat mengambil pola-pola sederhana -- seperti pola lipatan berulang ini, yang disebut tekstur -- dan jika berdiri sendiri ia bukan apa-apa. Tapi jika kita menaati hukum-hukum origami, kita bisa meletakkan pola-pola ini ke dalam lipatan yang lain yang jika berdiri sendiri merupakan sesuatu yang sangat, sangat sederhana, tapi ketika kita menggabungkan mereka, kita akan mendapatkan sesuatu yang sedikit berbeda. Ikan ini, 400 sisik -- lagi-lagi, adalah sebuah bujur sangkar tanpa potongan, hanya lipatan. Dan jika Anda tidak ingin melipat 400 sisik, Anda bisa mundur sedikit dan hanya melakukan sedikit hal, dan menambahkan beberapa kepingan pada punggung seekor kura-kura, atau jari-jari kaki. Atau Anda bisa menambahkan lebih hingga 50 bintang pada sebuah bendera, dengan 13 garis. Dan jika Anda benar-benar ingin melakukannya, 1000 sisik pada seekor ular derik. Dan origami yang ini dipamerkan di lantai bawah, jadi lihatlah jika Anda sempat.
The most powerful tools in origami have related to how we get parts of creatures. And I can put it in this simple equation. We take an idea, combine it with a square, and you get an origami figure.
Alat paling utama di origami berkaitan dengan bagaimana kita mendapatkan bagian-bagian dari berbagai makhluk. Dan saya bisa menjelaskannya dalam persamaan sederhana ini. Kita ambil sebuah ide, kombinasikan dengan sebuah bujur sangkar, dan Anda dapatkan sebuah bentuk origami.
(Laughter)
(Tawa)
What matters is what we mean by those symbols. And you might say, "Can you really be that specific? I mean, a stag beetle -- it's got two points for jaws, it's got antennae. Can you be that specific in the detail?" And yeah, you really can. So how do we do that? Well, we break it down into a few smaller steps. So let me stretch out that equation. I start with my idea. I abstract it. What's the most abstract form? It's a stick figure. And from that stick figure, I somehow have to get to a folded shape that has a part for every bit of the subject, a flap for every leg. And then once I have that folded shape that we call the base, you can make the legs narrower, you can bend them, you can turn it into the finished shape.
Hal yang penting adalah apa yang kita maksud dengan simbol-simbol tersebut. Dan Anda mungkin berkata, "Dapatkah kita menjadi begitu spesifik?" Maksud saya, seekor kumbang rusa -- ia memiliki dua titik untuk rahang, ia memiliki antena. Bisakah Anda sedetail ini? Dan ya, Anda benar-benar bisa melakukannya. Jadi bagaimana kita melakukan hal ini? Kita membagi-baginya menjadi beberapa langkah yang lebih sederhana. Jadi biarkan saya mengembangkan persamaan itu. Saya mulai dengan ide saya. Saya membuatnya abstrak. Bentuk apakah yang paling abstrak? Bentuk batang. Dan dari bentuk batang ini, saya harus mendapatkan sebuah bentuk lipatan sedemikian rupa hingga ada sebuah bagian untuk setiap bagian dari subyeknya. Sebuah lipatan untuk setiap kaki. Dan kemudian, setelah saya memiliki bentuk lipatan yang kita namakan basis, Anda bisa membuat kaki-kakinya lebih sempit, Anda bisa melipatnya, Anda bisa mengubahnya menjadi bentuk yang sempurna.
Now the first step, pretty easy. Take an idea, draw a stick figure. The last step is not so hard, but that middle step -- going from the abstract description to the folded shape -- that's hard. But that's the place where the mathematical ideas can get us over the hump. And I'm going to show you all how to do that so you can go out of here and fold something. But we're going to start small. This base has a lot of flaps in it. We're going to learn how to make one flap. How would you make a single flap? Take a square. Fold it in half, fold it in half, fold it again, until it gets long and narrow, and then we'll say at the end of that, that's a flap. I could use that for a leg, an arm, anything like that.
Sekarang langkah pertama: cukup mudah. Ambil sebuah ide, gambar sebuah bentuk batang. Langkah terakhir juga tidak sulit, tapi langkah perantara ini -- dari deskripsi abstrak menjadi bentuk lipatan -- ini sulit. Tapi disinilah ide-ide matematis bisa menolong kita. Dan saya akan menunjukkan pada Anda semua bagaimana cara melakukannya sehingga Anda bisa keluar dari sini dan melipat sesuatu. Tapi kita akan memulai dengan sesuatu yang sederhana. Basis ini memiliki banyak lipatan. Kita akan belajar bagaimana membuat sebuah lipatan. Bagaimana Anda membuat sebuah lipatan? Ambil sebuah bujur sangkar. Lipat menjadi dua, lipat menjadi dua, lipat lagi, hingga ia menjadi panjang dan sempit, dan pada akhirnya kita berkata, ini adalah sebuah lipatan. Saya bisa menggunakannya untuk sebuah kaki, sebuah lengan, atau apapun semacamnya.
What paper went into that flap? Well, if I unfold it and go back to the crease pattern, you can see that the upper left corner of that shape is the paper that went into the flap. So that's the flap, and all the rest of the paper's left over. I can use it for something else. Well, there are other ways of making a flap. There are other dimensions for flaps. If I make the flaps skinnier, I can use a bit less paper. If I make the flap as skinny as possible, I get to the limit of the minimum amount of paper needed. And you can see there, it needs a quarter-circle of paper to make a flap. There's other ways of making flaps. If I put the flap on the edge, it uses a half circle of paper. And if I make the flap from the middle, it uses a full circle. So, no matter how I make a flap, it needs some part of a circular region of paper. So now we're ready to scale up. What if I want to make something that has a lot of flaps? What do I need? I need a lot of circles.
Bagian kertas mana yang berada di lipatan itu? Jika saya membuka lipatannya dan kembali pada pola lipatan, Anda bisa melihat bahwa sudut kiri atas bentuk tersebut adalah bagian kertas yang selanjutnya menjadi lipatan. Jadi inilah lipatan tersebut, dan seluruh bagian kertas yang lain menjadi sisa. Saya bisa menggunakannya untuk sesuatu yang lain. Ada beberapa cara lain untuk membuat sebuah lipatan. Ada dimensi-dimensi yang lain untuk lipatan. Jika saya membuat lipatan menjadi lebih kurus, saya bisa menggunakan lebih sedikit kertas. Jika saya membuat lipatannya sekurus mungkin, saya mencapai batas paling minimal jumlah kertas yang dibutuhkan. Dan Anda bisa melihat disana, seperempat lingkaran dibutuhkan untuk membuat sebuah lipatan. Ada cara lain untuk membuat lipatan. Jika saya meletakkan lipatan tersebut di pinggir, ia menggunakan setengah lingkaran kertas. Dan jika saya membuat lipatan dari tengah, ia menggunakan sebuah lingkaran penuh. Jadi bagaimanapun saya membuat sebuah lipatan, ia membutuhkan sebagian dari sebuah lingkaran dari kertas tersebut. Jadi sekarang kita telah siap untuk melakukan hal yang lebih rumit. Bagaimana jika saya ingin membuat sesuatu yang memiliki banyak lipatan? Apa yang saya butuhkan? Saya butuh banyak lingkaran.
And in the 1990s, origami artists discovered these principles and realized we could make arbitrarily complicated figures just by packing circles. And here's where the dead people start to help us out, because lots of people have studied the problem of packing circles. I can rely on that vast history of mathematicians and artists looking at disc packings and arrangements. And I can use those patterns now to create origami shapes. So we figured out these rules whereby you pack circles, you decorate the patterns of circles with lines according to more rules. That gives you the folds. Those folds fold into a base. You shape the base. You get a folded shape -- in this case, a cockroach. And it's so simple.
Dan di tahun 1990-an, seniman-seniman origami menemukan prinsip-prinsip ini dan menyadari bahwa kita bisa membuat figur-figur yang rumit hanya dengan menyusun lingkaran-lingkaran. Dan disinilah orang-orang mati mulai membantu kita. Karena banyak orang telah mempelajari problem menyusun lingkaran. Saya dapat mengandalkan sejarah luas para matematikawan dan seniman yang telah melihat problem pengepakan dan pengaturan piringan. Dan sekarang saya bisa menggunakan pola-pola tersebut untuk menciptakan bentuk-bentuk origami Kita akan menemukan aturan-aturan ini dimanapun Anda menyusun lingkaran-lingkaran, mendekorasi pola-pola lingkaran dengan garis-garis berdasarkan aturan-aturan yang lain. Ini memberi Anda lipatan-lipatan yang kita butuhkan. Lipatan-lipatan ini menjadi sebuah basis. Anda membentuk basisnya. Anda mendapatkan sebuah bentuk lipatan -- disini, seeekor kecoak. Dan ini sangat sederhana.
(Laughter)
(Tawa)
It's so simple that a computer could do it. And you say, "Well, you know, how simple is that?" But computers -- you need to be able to describe things in very basic terms, and with this, we could. So I wrote a computer program a bunch of years ago called TreeMaker, and you can download it from my website. It's free. It runs on all the major platforms -- even Windows.
Sangat sederhana hingga sebuah komputer mampu melakukannya. Dan Anda berkata, "Hmm.. Anda tahu, seberapa sederhanakah itu?" Tapi dengan komputer, Anda harus mampu mendeskripsikan hal-hal dalam istilah-istilah yang sangat sederhana, dan kita bisa melakukannya. Jadi saya menulis sebuah program komputer beberapa tahun yang lalu yang bernama TreeMaker (PembuatPohon), dan Anda bisa mendownloadnya dari website saya. Program ini gratis dan berjalan di semua platform -- bahkan Windows.
(Laughter)
(Tawa)
And you just draw a stick figure, and it calculates the crease pattern. It does the circle packing, calculates the crease pattern, and if you use that stick figure that I just showed -- which you can kind of tell, it's a deer, it's got antlers -- you'll get this crease pattern. And if you take this crease pattern, you fold on the dotted lines, you'll get a base that you can then shape into a deer, with exactly the crease pattern that you wanted. And if you want a different deer, not a white-tailed deer, but you want a mule deer, or an elk, you change the packing, and you can do an elk. Or you could do a moose. Or, really, any other kind of deer. These techniques revolutionized this art. We found we could do insects, spiders, which are close, things with legs, things with legs and wings, things with legs and antennae. And if folding a single praying mantis from a single uncut square wasn't interesting enough, then you could do two praying mantises from a single uncut square. She's eating him. I call it "Snack Time."
Dan Anda hanya menggambar sebuah figur batang dan program ini akan mengkalkulasi pola lipatannya. Program ini mengepak lingkaran-lingkaran, mengkalkulasi pola lipatan, dan jika Anda menggunakan figur batang yang saya tunjukkan tadi, bisa Anda bayangkan -- ini adalah seekor kijang, ia memiliki tanduk-tanduk -- Anda akan mendapatkan pola lipatan ini. Dan jika Anda mengambil pola lipatan ini, Anda melipat garis-garis terputusnya, Anda akan mendapatkan sebuah basis yang bisa Anda bentuk kemudian menjadi seekor kijang, dengan pola lipatan yang Anda inginkan sebelumnya. Dan jika Anda ingin seekor kijang yang berbeda, bukan seekor kijang berekor putih, Anda ubah susunannya, dan Anda bisa membuat seekor elk (sejenis kijang merah). Atau Anda bisa membuat seekor moose (sejenis kijang besar). Atau sungguh, semua jenis kijang. Teknik-teknik ini telah merevolusi seni origami. Kami menemukan cara untuk membuat serangga-serangga, laba-laba, yang dekat -- sesuatu dengan kaki-kaki, sesuatu dengan kaki dan sayap, sesuatu dengan kaki dan antena. Dan jika melipat seekor belalang sembah dari sebuah bujur sangkar tanpa potongan tidak cukup menarik, maka Anda bisa membuat dua ekor belalang sembah dari sebuah bujur sangkar tanpa potongan. Yang betina memakan yang jantan. Saya menamakannya "Waktu Jajan"
And you can do more than just insects. This -- you can put details, toes and claws. A grizzly bear has claws. This tree frog has toes. Actually, lots of people in origami now put toes into their models. Toes have become an origami meme, because everyone's doing it. You can make multiple subjects. So these are a couple of instrumentalists. The guitar player from a single square, the bass player from a single square. And if you say, "Well, but the guitar, bass -- that's not so hot. Do a little more complicated instrument." Well, then you could do an organ.
Dan Anda bisa membuat lebih dari sekedar serangga. Ini -- Anda bisa menambahkan detail: jari-jari kaki dan cakar. Seekor beruang besar memiliki cakar-cakar. Katak pohon ini memiliki jari-jari kaki. Sesungguhnya, banyak orang di origami sekarang menambahkan jari-jari kaki ke dalam model mereka. Jari-jari kaki telah menjadi sebuah meme origami. Karena semua orang melakukannya. Anda bisa membuat beberapa subyek. Jadi ini adalah beberapa pemain instrumen. Pemain gitarnya berasal dari selembar bujur sangkar, pemain bass dari sebuah bujur sangkar. Tapi jika Anda berkata, "Hmm, tapi gitar, bass -- mereka tidak terlalu menarik. Coba buat sebuah instrumen yang sedikit lebih rumit." Dan Anda bisa membuat sebuah orgen.
(Laughter)
(Tawa)
And what this has allowed is the creation of origami-on-demand. So now people can say, "I want exactly this and this and this," and you can go out and fold it. And sometimes you create high art, and sometimes you pay the bills by doing some commercial work. But I want to show you some examples. Everything you'll see here, except the car, is origami.
Dan hal ini telah memungkinkan terciptanya origami-sesuai-pesanan. Jadi sekarang orang bisa berkata, saya ingin ini dan ini dan ini, dan Anda bisa pergi keluar dan melipatnya. Dan terkadang Anda menciptakan seni level tinggi, dan terkadang Anda membayar rekening-rekening Anda dengan melakukan beberapa karya komersial. Tapi saya ingin menunjukkan beberapa contoh. Semua yang akan Anda lihat disini, kecuali mobilnya, adalah origami.
(Video)
(Video)
(Applause)
(Tepuk tangan)
Just to show you, this really was folded paper. Computers made things move, but these were all real, folded objects that we made. And we can use this not just for visuals, but it turns out to be useful even in the real world. Surprisingly, origami and the structures that we've developed in origami turn out to have applications in medicine, in science, in space, in the body, consumer electronics and more.
Hanya untuk menunjukkan, ini tadinya benar-benar kertas lipat. Komputer membuat benda-benda bergerak, tapi semua yang Anda lihat adalah hasil karya lipat yang kami buat. Dan kita bisa memanfaatkan origami tidak hanya untuk tujuan visual, tapi ia terbukti dapat berguna pula di dunia nyata. Mengejutkan bahwa origami, dan struktur-struktur yang telah kami bangun di origami, ternyata memiliki aplikasi di dunia kedokteran, ilmu pengetahuan, di antariksa, di dalam tubuh, barang elektronik dan lain sebagainya.
And I want to show you some of these examples. One of the earliest was this pattern, this folded pattern, studied by Koryo Miura, a Japanese engineer. He studied a folding pattern, and realized this could fold down into an extremely compact package that had a very simple opening and closing structure. And he used it to design this solar array. It's an artist's rendition, but it flew in a Japanese telescope in 1995. Now, there is actually a little origami in the James Webb Space Telescope, but it's very simple. The telescope, going up in space, it unfolds in two places. It folds in thirds. It's a very simple pattern -- you wouldn't even call that origami. They certainly didn't need to talk to origami artists.
Dan saya ingin menunjukkan beberapa contoh pada Anda. Salah satu contoh yang paling awal adalah pola ini: pola terlipat ini, dipelajari oleh Koryo Miura, seorang insinyur Jepang. Ia mempelajari sebuah pola melipat, dan menyadari bahwa pola ini dapat dilipat menjadi sebuah paket yang sangat padat yang memiliki sebuah struktur bukaan dan tutupan yang sangat sederhana. Dan ia menggunakannya untuk mendesain array surya ini. Ini adalah sebuah karya dari seorang seniman, tapi benda ini terbang dalam sebuah teleskop Jepang pada tahun 1995. Sekarang, sesungguhnya ada sedikit origami dalam teleskop antariksa James Webb, tapi ia sangat sederhana. Teleskop tersebut -- pergi ke angkasa, membuka pada dua bagian. Terlipat di bagian yang ketiga. Ini adalah sebuah pola yang sangat sederhana -- Anda bahkan tidak akan menamakannya origami. Mereka pasti tidak perlu berbicara pada para seniman origami.
But if you want to go higher and go larger than this, then you might need some origami. Engineers at Lawrence Livermore National Lab had an idea for a telescope much larger. They called it the Eyeglass. The design called for geosynchronous orbit 25,000 miles up, 100-meter diameter lens. So, imagine a lens the size of a football field. There were two groups of people who were interested in this: planetary scientists, who want to look up, and then other people, who wanted to look down. Whether you look up or look down, how do you get it up in space? You've got to get it up there in a rocket. And rockets are small. So you have to make it smaller. How do you make a large sheet of glass smaller? Well, about the only way is to fold it up somehow. So you have to do something like this. This was a small model.
Tapi jika Anda ingin terbang lebih jauh ke atas dan membuat sesuatu yang lebih besar dari ini, maka Anda mungkin akan membutuhkan origami. Para insinyur di Laboratorium Nasional Lawrence Livermore memiliki sebuah idea tentang sebuah teleskop yang jauh lebih besar. Mereka memanggilnya "Kaca Mata" Desain ini membutuhkan orbit geosinkron, 26.000 mil di atas sana, lensa berdiameter 100 meter. Jadi, bayangkan sebuah lensa seukuran lapangan sepak bola. Ada dua kelompok yang tertarik pada hal ini: ilmuwan planet yang ingin melihat ke atas, dan ada pula orang-orang yang ingin melihat ke bawah. Baik melihat ke atas maupun ke bawah, bagaimana Anda bisa mengangkatnya ke angkasa? Anda harus membawa lensa ini ke atas sana dalam sebuah roket. Dan roket-roket memiliki ukuran yang kecil. Jadi Anda harus membuat lensa ini lebih kecil. Bagaimana Anda membuat sebuah lembaran kaca lebih kecil? Hmm.. satu-satunya cara adalah melipatnya sedemikian rupa. Jadi Anda harus melakukan sesuatu seperti ini -- ini adalah sebuah model yang kecil.
Folded lens, you divide up the panels, you add flexures. But this pattern's not going to work to get something 100 meters down to a few meters. So the Livermore engineers, wanting to make use of the work of dead people, or perhaps live origamists, said, "Let's see if someone else is doing this sort of thing." So they looked into the origami community, we got in touch with them, and I started working with them. And we developed a pattern together that scales to arbitrarily large size, but that allows any flat ring or disc to fold down into a very neat, compact cylinder. And they adopted that for their first generation, which was not 100 meters -- it was a five-meter. But this is a five-meter telescope -- has about a quarter-mile focal length. And it works perfectly on its test range, and it indeed folds up into a neat little bundle.
Untuk lensanya, Anda membaginya menjadi panel-panel, Anda tambahkan lipatan-lipatan. Tapi pola-pola ini tidak akan berguna untuk memperkecil sesuatu yang berukuran 100 meter menjadi hanya beberapa meter saja. Jadi para insinyur Livermore, menginginkan agar kita memanfaatkan hasil kerja orang-orang yang sudah mati, atau mungkin seniman origami yang masih hidup, "Mari kita lihat apakah ada orang lain yang mengerjakan hal seperti ini" Jadi mereka menengok komunitas origami, kami mengontak mereka, dan mulai bekerja dengan mereka. Dan kami mengembangkan sebuah pola bersama-sama yang bisa diskalakan menjadi ukuran yang cukup besar. tapi memungkinkan setiap piringan atau cincin yang datar terlipat menjadi sebuah silinder yang sangat rapi dan padat. Dan mereka mengapdosi hal ini untuk generasi pertama teleskop, yang tidak berukuran 100 meter -- melainkan 5 meter. Tapi ini adalah sebuah teleskop berukuran 5 meter -- yang memiliki panjang fokus sekitar seperempat mil. Dan ia bekerja sempurna pada jarak tesnya, dan ia terlipat menjadi sebuah paket kecil yang rapi.
Now, there is other origami in space. Japan Aerospace [Exploration] Agency flew a solar sail, and you can see here that the sail expands out, and you can still see the fold lines. The problem that's being solved here is something that needs to be big and sheet-like at its destination, but needs to be small for the journey. And that works whether you're going into space, or whether you're just going into a body. And this example is the latter. This is a heart stent developed by Zhong You at Oxford University. It holds open a blocked artery when it gets to its destination, but it needs to be much smaller for the trip there, through your blood vessels. And this stent folds down using an origami pattern, based on a model called the water bomb base.
Sekarang ada origami lain di angkasa. Agensi Eksplorasi Antariksa Jepang menerbangkan sebuah layar surya, dan Anda bisa melihat disini, layar tersebut mengembang, dan Anda masih bisa melihat garis-garis lipatannya. Problem yang sedang dipecahkan disini adalah sesuatu yang akan membesar dan membentuk lembaran ketika sampai di tujuan akhirnya, tapi harus berukuran kecil selama perjalanan. Dan hal ini berlaku baik ketika Anda akan pergi menuju angkasa luar, maupun ketika Anda hanya akan memasuki sebuah tubuh. Dan berikut ini adalah contoh untuk kasus yang kedua. Ini adalah tabung jantung yang dibangun oleh Zhong You di Universitas Oxford. Ia membuka arteri yang terblokir ketika sampai di tujuannya, tapi ia harus menjadi jauh lebih kecil dalam perjalanan menuju kesana, melalui pembuluh darah. Dan tabung ini terlipat menggunakan sebuah pola origami, berdasarkan sebuah model yang dinamakan basis bom air.
Airbag designers also have the problem of getting flat sheets into a small space. And they want to do their design by simulation. So they need to figure out how, in a computer, to flatten an airbag. And the algorithms that we developed to do insects turned out to be the solution for airbags to do their simulation. And so they can do a simulation like this. Those are the origami creases forming, and now you can see the airbag inflate and find out, does it work? And that leads to a really interesting idea.
Desainer kantong udara juga memiliki problem untuk mengubah lembaran datar menjadi sebuah ruang kecil. Dan mereka ingin mengerjakan desain mereka dengan simulasi. Jadi mereka butuh mengetahui bagaimana caranya, dengan sebuah komputer, untuk membuat sebuah kantong udara menjadi datar. Dan algoritma yang kami bangun untuk membuat serangga ternyata menjadi solusi untuk kantong udara untuk melakukan simulasi mereka. Dan mereka bisa mengerjakan simulasi seperti ini. Ini adalah pembentukan lipatan-lipatan origami dan sekarang Anda melihat kantong udaranya mengembang dan lihatlah: apakah ia berhasil? Dan hal ini mengarah pada sebuah ide yang sangat menarik.
You know, where did these things come from? Well, the heart stent came from that little blow-up box that you might have learned in elementary school. It's the same pattern, called the water bomb base. The airbag-flattening algorithm came from all the developments of circle packing and the mathematical theory that was really developed just to create insects -- things with legs. The thing is, that this often happens in math and science. When you get math involved, problems that you solve for aesthetic value only, or to create something beautiful, turn around and turn out to have an application in the real world. And as weird and surprising as it may sound, origami may someday even save a life. Thanks.
Tahukah Anda, dari mana hal-hal ini berasal? Tabung jantung berasal dari kotak kecil tiup yang mungkin telah Anda pelajari di sekolah dasar. Ini adalah pola yang sama, dinamakan "basis bom air". Algoritma pemampatan kantong udara berasal dari segala perkembangan dari pengepakan lingkaran dan teori matematika yang sesungguhnya dibangun hanya untuk menciptakan serangga -- benda-benda dengan kaki. Masalahnya adalah, hal ini sering terjadi dalam matematika dan ilmu pengetahuan. Ketika Anda memanfaatkan matematika, problem yang Anda pecahkan untuk nilai estetika saja, atau untuk menciptakan sesuatu yang indah, ternyata berubah menjadi sesuatu yang memiliki aplikasi di dunia nyata. Dan meski aneh dan mengejutkan untuk didengar, mungkin suatu hari origami bahkan akan menyelamatkan sebuah nyawa. Terima kasih.
(Applause)
(Tepuk tangan)