I've spent the last couple of years traveling around the world giving talks to big corporations and little bitty start-ups and lots of leadership teams and women's groups, and what I've been talking to people about, I've been trying really hard to convince people that we can change the way we work.
Saya menghabiskan beberapa tahun terakhir mengelilingi dunia memberi pembicaraan kepada perusahaan besar dan sedikit perusahaan rintisan dan banyak sekali tim kepemimpinan dan kelompok wanita, saya telah mengatakan kepada masyarakat, saya selalu mencoba untuk meyakinkan masyarakat bahwa kita bisa mengubah cara bekerja.
But every time I do a talk, somebody comes backstage or follows me offstage and says, "You know, I'm so inspired by what you say. It's so great, it makes so much sense. But we can't." "We can't because we're regulated." "We can't because our CFO says we can't do it." "We can't because we're in Europe." “We can’t because we’re a service industry.” "We can't because we're a nonprofit." And then last year came the pandemic. And the pandemic changed everything all over the world.
Namun setiap ada pembicaraan, seseorang datang atau mengikuti saya dan berkata, ”Saya sangat terinspirasi dengan kata-kata Anda. Sangat bagus dan mudah dipahami. Tetapi kami tidak bisa.” “Kami tidak bisa karena kami diatur.” “Pemimpin kami mengatakan kami tidak bisa seperti itu.” “Tidak bisa karena kami di Eropa.” “Karena kami adalah industri jasa.” “Karena kami nirlaba.” Kemudian tahun lalu terjadilah pandemi. Dan pandemi mengubah segalanya di seluruh dunia.
Service people started realizing that they had to suit up and wear masks and take temperatures and wash their hands. We had to start standing six feet apart in lines. We started working from home. We started working virtually. And we started learning all kinds of things because we had to. All that muscle around innovation and flexibility and creativity that we didn't think we had, we had all along. And we now have realized that we can.
Para pekerja pelayanan menyadari bahwa mereka harus berpakaian dan bermasker, mengukur suhu, dan mencuci tangan. Kita harus mengantre dengan jarak sekitar 6 kaki. Kita mulai bekerja di rumah. Kita mulai berkerja secara virtual. Dan kita mulai harus memelajari banyak hal. Seluruh kekuatan seputar inovasi, fleksibilitas, dan kreativitas yang tidak terpikirkan oleh kita, akhirnya kita miliki. Dan sekarang kita menyadari bahwa kita bisa.
So what have we learned? I mean, what did we learn right away? First of all, we learned we're not family. The family is the toddler walking around behind you in the Zoom call with the pet. The family is somebody needing their diaper changed. The family is making sure you're taking care of your mom. That's your family. This is your team. And we've also learned that that separation between family and work has become this balancing act. And that when we used to say, "Well, this is my work home and this is my family home, and those are two completely different things," for many of us, it's exactly the same thing. You're no longer at home and at work. For many of us, work is at home and the home is -- and it's confusing, and it's creating a whole different level of complexity and coordination so that we understand that it's easier actually to work when we can separate the work that we do as a team from the work that we do in our family.
Jadi apa yang dipelajari? Maksudnya, apa yang telah kita pelajari? Pertama, kita belajar bahwa kita bukanlah keluarga. Keluarga adalah balita yang berjalan belakang Anda dengan peliharaan saat Zoom. Keluarga adalah seseorang yang harus diganti popoknya. Keluarga adalah yang memastikan Anda merawat ibu Anda. Itulah keluarga Anda. Inilah tim Anda. Dan kita juga belajar bahwa pemisah antara keluarga dan pekerjaan telah menjadi tindakan yang seimbang. Dan saat biasanya kita berkata, “Baik, inilah tempat kerjaku dan inilah rumah keluargaku, dan keduanya sangat berbeda,” bagi beberapa dari kita, itu adalah hal yang sama. Anda tidak lagi di rumah dan di kantor. Bagi banyak orang, kerja adalah di rumah dan rumah -- dan itu membingungkan, itu menciptakan tingkat kerumitan dan koordinasi berbeda yang besar supaya kita memahami bahwa itu lebih mudah untuk bekerja saat kita memisahkan pekerjaan yang kita lakukan sebagai tim dari pekerjaan yang kita lakukan di keluarga.
Furthermore, in order to be able to do all that, we have to recognize that we're all adults. And here's the deal about adults. Adults have responsibilities, adults have obligations. Adults have things that they have to commit to. And do you know that every single person that works for you, from the shop floor to the executive suite, is a grown-up? But we have been operating as if they aren't. We operate as if only the smart adults are the people who are at the C Suite. And as we move through the organization, everybody sort of gets a little dumbed down and the rules get a lot stricter and we have to have more control. And the truth is, everybody's a grown-up, we can see it now. Everybody has all of these things to figure out and coordinate. And so now we're expecting from people adult behavior. We're now focusing on the results that matter, not the work. And the way we track it now is we don't walk by and see who's working. We pay attention to what people are doing. And I think that that's always been the best metric.
Lebih lagi, untuk dapat melakukan itu semua, kita harus mengenal bahwa kita semua dewasa. Dan inilah kesepakatan mengenai orang dewasa. Orang dewasa memiliki tanggung jawab dan kewajiban. Orang dewasa memiliki hal-hal yang akan dilakukan. Dan tahukah Anda bahwa setiap orang yang bekerja dengan Anda, dari pabrik hingga ruang eksekutif, adalah orang dewasa? Tetapi kita memperlakukan seolah mereka tidak dewasa. Kita memperlakukan seolah hanya orang pintar adalah yang ada di C-Suite. Dan saat kita mengubah organisasi, semua orang menjadi lebih buruk, aturan menjadi lebih ketat, dan kita harus memiliki pengendalian lebih. Kebenarannya adalah, semua orang adalah dewasa, kita bisa melihatnya. Setiap orang memiliki semua hal untuk diketahui dan dikoordinasi. Dan sekarang kita menginginkan perilaku yang dewasa. Kita sekarang fokus pada hasil yang berarti, bukan pekerjaannya. Dan bagaimana kita menjalaninya adalah kita tidak melalui dan melihat siapa yang bekerja. Kita memerhatikan apa yang orang-orang lakukan. Dan saya pikir bahwa itu selalu menjadi metrik terbaik.
And you know what? For the first time in my life, the concept of best practices is out the window. And you know what? We don't care what Google's doing because we're not Google. We don't care what some other company is doing. Nobody's doing it best. We're all figuring it out as we go along and we're figuring it out for our organizations in our teams at this time. So in order for people to deliver the right results, in order for people's hard work to matter, it has to be in the context of what success looks like for your organization.
Dan tahukah Anda? Untuk pertama kalinya, konsep dari praktik terbaik adalah keluar jendela. Anda tahu? Kita tidak peduli yang Google lakukan karena kita bukan ia. Kita tidak peduli yang perusahaan lain lakukan. Tidak ada yang terbaik. Kita semua memikirkannya saat sedang melakukan dan kita memikirkan organisasi kita dalam tim kita sekarang. Jadi untuk menyampaikan hasil yang baik, untuk menghargai kerja keras orang, itu harus pada konteks seperti apakah kesuksesan bagi organisasi Anda.
So if we start to think about context, it's really important that we think about how we teach that. If we can teach everybody in the company how to read a profit and loss statement, if we can teach them what the different teams do, and what they're setting out to accomplish, then people within their own small teams, and within themselves, can figure out what excellence looks like for them. And so then we can start operating relatively independently as a whole organization because we're all moving in the same direction, trying to do the same thing.
Jadi jika kita memikirkan mengenai konteks, itu sangat penting untuk kita memikirkan bagaimana kita mengajarkannya. Jika kita bisa mengajarkan mereka di perusahaan cara membaca pernyataan untung dan rugi, jika kita bisa mengajarkan apa yang dikerjakan tim lain, dan apa yang mereka kerjakan untuk keberhasilan, lalu orang-orang dalam tim kecil mereka, termasuk diri mereka, bisa memikirkan bagaimana keberhasilan mereka. Dan kemudian kita bisa mengoperasikan secara relatif dan mandiri sebagai organisasi besar karena kita bergerak ke arah yang sama, mencoba hal yang sama.
And there's a really critically important part of making that work, and that's communication. And everything about communication has changed. We tend to think that communication is this waterfall from the top to the bottom. The executives would tell somebody and the next level would tell somebody and we'd go all the way down to the shop floor and everybody would understand what's going on. Well, it may not have worked that well then, but it certainly doesn't work that well now. So now we have to recognize it's a different heartbeat. What has it been before and what should it be now? How do we make sure that the messages are clear and consistent? Because that's how people operate. That's how those adults who get the freedom and the responsibility to produce great results operate best is when they understand what they need to know in order to make the best decisions. So that communication, that skill around being a great communicator is something that each of us needs to get better at.
Dan terdapat bagian terpenting dalam mengerjakannya secara kritis, dan itu adalah komunikasi. Dan segala sesuatu mengenai komunikasi telah berubah. Kita cenderung berpikir bahwa komunikasi adalah air terjun dari atas ke bawah. Para atasan akan menyampaikan ke bawahan, bawahannya akan menyampaikan dan terus menurun hingga ke pabrik dan semua orang akan paham maksudnya. Ya, itu mungkin belum berfungsi dengan baik, tetapi memang tidak berfungsi dengan baik. Jadi sekarang kita harus mengenal itu adalah detak jantung berbeda. Apa yang sudah terjadi dan apa yang seharusnya terjadi sekarang? Bagaimana kita meyakinkan bahwa pesannya jelas dan konsisten? Karena begitulah orang-orang mengoperasikannya. Itulah bagaimana orang-orang dewasa yang mendapat kebebasan dan tanggung jawab dalam menciptakan hasil luar biasa, operasi terbaik adalah saat mereka paham apa yang harus mereka tahu untuk membuat keputusan yang terbaik. Jadi komunikasi tersebut, kemampuan sekitar menjadi komunikator yang baik adalah sesuatu yang harus kita kuasai.
One of the things we have to do is think about what the right discipline is for that. If you used to communicate to your team by walking by and asking how they're doing or if they had heard something, you're going to have to schedule that now, it's going to have to have discipline. We've got to check in with the people on the shop floor to make sure they're hearing what they need to hear because it's not going to automatically happen.
Satu hal yang harus kita lakukan adalah memikirkan apa disiplin yang baik untuk itu. Jika Anda biasanya berkomunikasi dengan tim Anda dengan menghampiri dan bertanya bagaimana kerjaannya atau jika mereka telah tahu, Anda akan melakukan itu, itu akan harus memiliki disiplin. Kita harus mengecek orang-orang di bagian pabrik untuk memastikan mereka mendengarkan karena itu tidak akan secara otomatis terjadi.
One of the ideas I have is just jot down at the end of every day a sentence of what worked and what didn't work. And you don't have to look at it for a month. But when you look back, over a month, you want to look for, "Wow, that was surprising. I didn’t really think that would be as effective as it is.” Or maybe it would be, like, "We keep trying to have this in-person meeting in Zoom, and it turns out that there's 14 people on the call and only two of them are talking. Maybe it's an email." So we have to rethink all of the ways, not just the work we're doing, but the ways we're doing it.
Salah satu pendapat saya adalah cukup catat di akhir setiap hari satu kalimat apa yang dikerjakan dan yang tidak. Anda tidak perlu memandangi selama sebulan. Tetapi saat Anda kembali, lebih dari sebulan, Anda ingin mencari, “Wow, itu mengejutkan. Saya tidak terpikirkan bahwa akan seefektif itu.” Atau mungkin itu akan seperti, “Kita terus mencoba untuk memiliki pertemuan empat mata di Zoom, dan ternyata ada 14 orang sedang telepon dan hanya 2 orang sedang berbicara. Mungkin itu sebuah email.” Jadi kita harus memikirkan kembali semua cara, tidak hanya yang dikerjakan, tetapi cara kita melakukannya.
So now I'm starting to hear a lot of nostalgia around the way it used to be. There are things we aren't doing now that don't matter. Maybe we don't need to go back for five levels of approval. Maybe we don't need to go back and do that annual performance review. Maybe we don't need to do a whole bunch of things that were part of the way we do business that just aren't making a difference. You know what? The way we used to do it not only is not the way of the future, but we're discovering so many wonderful things right now. Let's not lose it. We want to create a new organization, new workforce, that's excited about taking all of the things that we've learned using that muscle, going forward.
Sekarang saya mulai mendengar banyak nostalgia seputar hal-hal dulu. Banyak hal yang tidak kita lakukan sekarang yang tidak berarti. Mungkin kita tidak perlu kembali 5 tingkat persetujuan. Mungkin kita tidak perlu kembali dan meninjau kinerja tahunan. Mungkin kita tidak perlu melakukan beberapa hal yang dulu merupakan cara kita berbisnis yang tidak akan mengubah apa pun. Tahukah Anda? Cara yang dulu biasa kita lakukan tidak hanya bukan cara untuk masa depan, tetapi kita menemukan banyak hal indah saat ini. Mari tidak dihilangkan. Kita ingin menciptakan sebuah organisasi baru, pekerja baru, yang senang dengan mengambil hal-hal yang telah dipelajari dengan otot, dan maju.
One of the most important things that we can do is realize the things that we aren't doing now. The stuff that we've stopped doing and not go back and do it again. What if we don't go back? What if we go forward and rethink the way we work?
Satu hal terpenting yang bisa dilakukan adalah menyadari hal-hal yang tidak kita lakukan sekarang. Hal yang tidak kita lakukan, tidak kembali, dan lakukan lagi. Bagaimana jika tidak? Bagaimana jika kita tetap maju dan memikirkan kembali cara kita bekerja?
Thank you.
Terima kasih.