It's amazing, when you meet a head of state and you say, "What is your most precious natural resource?" -- they will not say children at first. And then when you say children, they will pretty quickly agree with you.
Sungguh menakjubkan saat anda berjumpa seorang kepala negara dan berkata, "Apakah sumber daya alam yang paling berharga?" -- mereka pada awalnya tidak akan menjawab anak-anak. Kemudian saat anda menyebut anak-anak, mereka akan langsung setuju dengan anda.
(Video): We're traveling today with the Minister of Defense of Colombia, head of the army and the head of the police, and we're dropping off 650 laptops today to children who have no television, no telephone and have been in a community cut off from the rest of the world for the past 40 years.
(Video): Hari ini kami bepergian dengan Menteri Pertahanan Kolumbia, panglima tentara dan kepala polisi, dan kami menyerahkan 650 laptop kepada anak-anak hari ini yang tidak memiliki televisi, telepon dan telah berada di masyarakat yang terisolir dari dunia luar selama 40 tahun terakhir.
The importance of delivering laptops to this region is connecting kids who have otherwise been unconnected because of the FARC, the guerrillas that started off 40 years ago as a political movement and then became a drug movement. There are one billion children in the world, and 50 percent of them don't have electricity at home or at school. And in some countries -- let me pick Afghanistan -- 75 percent of the little girls don't go to school. And I don't mean that they drop out of school in the third or fourth grade -- they don't go.
Arti penting dari penyerahan laptop-laptop ke daerah ini adalah menghubungkan anak-anak yang jika tidak akan tetap terisolir karena FARC, kelompok gerilyawan yang berdiri 40 tahun lalu sebagai pergerakan politik yang kemudian menjadi pengedar obat-obat terlarang. Ada satu miliar anak-anak di dunia, dan 50 persen dari mereka tidak memiliki sambungan listrik di rumah maupun di sekolah. Dan di beberapa negara -- sebagai contoh saya ambil di Afganistan -- 75 persen dari gadis kecil ini tidak bersekolah. Maksud saya bukan mereka keluar dari sekolah di kelas tiga atau empat -- mereka tidak bersekolah sama sekali.
So in the three years since I talked at TED and showed a prototype, it's gone from an idea to a real laptop. We have half a million laptops today in the hands of children. We have about a quarter of a million in transit to those and other children, and then there are another quarter of a million more that are being ordered at this moment. So, in rough numbers, there are a million laptops. That's smaller than I predicted -- I predicted three to 10 million -- but is still a very large number.
Jadi dalam tiga tahun ini sejak saya berbicara di TED dan menunjukkan sebuah prototipe hal ini telah berubah dari sebuah gagasan menjadi laptop yang sesunggunya. Sekarang kami memiliki setengah juta laptop di tangan anak-anak. Kami memiliki sekitar seperempat juta dalam pengiriman ke anak-anak yang lain, lalu ada seperempat juta laptop lagi yang sedang dipesan pada saat ini. Jadi, secara kasar, ada satu juta laptop. Jumlah yang lebih kecil daripada yang saya perkirakan -- Saya memperkirakan sekitar 3 hingga 10 juta -- namun tetap saja itu angka yang sangat besar.
In Colombia, we have about 3,000 laptops. It's the Minister of Defense with whom we're working, not the Minister of Education, because it is seen as a strategic defense issue in the sense of liberating these zones that had been completely closed off, in which the people who had been causing, if you will, 40 years' worth of bombings and kidnappings and assassinations lived.
Di Kolombia, kami memiliki sekitar 3.000 laptop. Kami bekerja bersama Menteri Pertahanan, bukan Menteri Pendidikan, karena hal ini dilihat sebagai isu pertahanan strategis dalam artian untuk melepaskan daerah-daerah ini yang telah ditutup total, di mana orang-orang yang telah menyebabkan, jika Anda inginkan, 40 tahun pengeboman dan penculikan dan pembunuhan, tinggal.
And suddenly, the kids have connected laptops. They've leapfrogged. The change is absolutely monumental, because it's not just opening it up, but it's opening it up to the rest of the world. So yes, they're building roads, yes, they're putting in telephone, yes, there will be television. But the kids six to 12 years old are surfing the Internet in Spanish and in local languages, so the children grow up with access to information, with a window into the rest of the world. Before, they were closed off.
Dan tiba-tiba anak-anak ini memiliki laptop yang terhubung. Mereka telah melompat tinggi. Perubahannya benar-benar mengesankan, karena hal ini tidak hanya membuka laptop itu, namun membuka peluang ke seluruh dunia. Jadi benar, mereka membangun jalan, benar, mereka menempatkan telepon, benar, akan ada televisi. Namun anak-anak berusia 6 hingga 12 tahun ini menjelajahi internet dalam Bahasa Spanyol dan bahasa-bahasa lokal, jadi anak-anak ini tumbuh dengan akses ke informasi, dengan jendela ke bagian dunia lainnya. Sebelumnya mereka sangat terisolir.
Interestingly enough, in other countries, it will be the Minister of Finance who sees it as an engine of economic growth. And that engine is going to see the results in 20 years. It's not going to happen, you know, in one year, but it's an important, deeply economic and cultural change that happens through children. Thirty-one countries in total are involved, and in the case of Uruguay, half the children already have them, and by the middle of 2009, every single child in Uruguay will have a laptop -- a little green laptop.
Cukup menarik bahwa di negara-negara lain, Menteri Keuanganlah yang melihatnya sebagai mesin bagi pertumbuhan ekonomi. Dan mesin itu akan memperlihatkan hasilnya dalam 20 tahun. Hal ini tidak akan terjadi, Anda tahu, dalam setahun, namun ini adalah penting dan sangat bersifat ekonomi serta perubahan budaya yang terjadi melalui anak-anak. Secara keseluruhan ada 31 negara yang terlibat, dan dalam hal ini adalah Uruguay, separuh dari anak-anak telah memilikinya, dan pada pertengahan 2009, setiap anak di Uruguay akan memiliki laptop -- sebuah laptop hijau kecil.
Now what are some of the results? Some of the results that go across every single country include teachers saying they have never loved teaching so much, and reading comprehension measured by third parties -- not by us -- skyrockets. Probably the most important thing we see is children teaching parents. They own the laptops. They take them home. And so when I met with three children from the schools, who had traveled all day to come to Bogota, one of the three children brought her mother. And the reason she brought her mother is that this six-year-old child had been teaching her mother how to read and write. Her mother had not gone to primary school. And this is such an inversion, and such a wonderful example of children being the agents of change.
Sekarang apakah hasilnya? Hasilnya yang tampak di setiap negara termasuk para guru yang berkata mereka tidak pernah begitu mencintai mengajar, dan pemahaman dalam membaca yang dinilai oleh pihak ketiga -- bukan oleh kami -- meroket. Mungkin hal paling penting yang kami lihat adalah anak-anak mengajari orang tua mereka. Mereka memiliki laptop. Mereka membawanya pulang. Lalu saat saya bertemu tiga orang anak dari sekolah, yang telah menempuh perjalanan seharian ke Bogota, salah satu anak ini membawa ibunya. Dan alasan dia membawa ibunya adalah anak berusia enam tahun ini telah mengajari ibunya membaca dan menulis. Ibunya tidak pernah mengenyam pendidikan dasar. Dan hal ini sungguh merupakan sebuah titik balik dan contoh yang menakjubkan dari anak-anak sebagai perantara perubahan.
So now, in closing, people say, now why laptops? Laptops are a luxury; it's like giving them iPods. No. The reason you want laptops is that the word is education, not laptop. This is an education project, not a laptop project. They need to learn learning. And then, just think -- they can have, let's say, 100 books. In a village, you have 100 laptops, each with a different set of 100 books, and so that village suddenly has 10,000 books. You and I didn't have 10,000 books when we went to primary school.
Jadi, sebagai penutup, orang-orang berkata, mengapa laptop? Laptop adalah barang mewah, seperti memberikan mereka iPod. Tidak. Alasan mengapa Anda menginginkan laptop adalah karena pendidikan, bukan laptop. Ini adalah proyek pendidikan, bukan proyek laptop. Mereka perlu belajar. Lalu, pikirkan saja -- mereka dapat memiliki, katakanlah, 100 buku. Di sebuah desa, ada 100 laptop, dan setiap laptop memiliki 100 buku yang berbeda, sehingga desa itu tiba-tiba memiliki 10.000 buku. Anda dan saya tidak memiliki 10.000 buku saat kita berada di sekolah dasar.
Sometimes school is under a tree, or in many cases, the teacher has only a fifth-grade education, so you need a collaborative model of learning, not just building more schools and training more teachers, which you have to do anyway. So we're once again doing "Give One, Get One." Last year, we ran a "Give One, Get One" program, and it generated over 100,000 laptops that we were then able to give free. And by being a zero-dollar laptop, we can go to countries that can't afford it at all. And that's what we did. We went to Haiti, we went to Rwanda, Afghanistan, Ethiopia, Mongolia. Places that are not markets, seeding it with the principles of saturation, connectivity, low ages, etc. And then we can actually roll out large numbers.
Terkadang mereka bersekolah di bawah pohon, atau pada banyak kasus, para guru hanya bersekolah hingga kelas lima, jadi anda memerlukan model belajar kolaboratif bukan hanya membangun lebih banyak sekolah dan melatih lebih banyak guru, yang bagaimanapun juga harus dilakukan. Jadi sekali lagi kami melakukan program "Berikan satu, Dapat satu." Tahun lalu, kami menjalankan program "Berikan satu, Dapat satu" ini dan menghasilkan lebih dari 100.000 laptop yang dapat kami berikan secara cuma-cuma. Dan dengan menggratiskannya, kami dapat pergi ke negara-negara yang tidak mampu sama sekali. Dan itulah yang kami lakukan, kami pergi ke Haiti, kami pergi ke Rwanda, Afghanistan, Ethiopia, Mongolia. Tempat-tempat yang bukan merupakan pasar, lalu menyemainya dengan prinsip-prinsip penyerapan, keterhubungan, usia muda, dan sebagainya. Kemudian kita dapat membangkitkan jumlah yang besar.
So think of it this way: think of it as inoculating children against ignorance. And think of the laptop as a vaccine. You don't vaccinate a few children. You vaccinate all the children in an area.
Jadi berpikirlah seperti ini: berpikirlah hal ini sebagai suntikan melawan ketidakpedulian. Dan berpikirlah bahwa laptop adalah vaksin. Anda tidak memvaksinasi sedikit anak. Anda memvaksinasi semua anak di sebuah daerah.