The things we make have one supreme quality -- they live longer than us. We perish, they survive; we have one life, they have many lives, and in each life they can mean different things. Which means that, while we all have one biography, they have many.
Hal-hal yang kita ciptakan memiliki satu kualitas unggul -- benda itu hidup lebih lama dari kita. Kita binasa, mereka tetap ada; kita memiliki satu kehidupan, mereka memiliki banyak kehidupan, dan dalam setiap kehidupan, mereka dapat memiliki arti yang berbeda-beda. Yang berarti: meski kita semua memiliki satu biografi, mereka memiliki banyak biografi.
I want this morning to talk about the story, the biography -- or rather the biographies -- of one particular object, one remarkable thing. It doesn't, I agree, look very much. It's about the size of a rugby ball. It's made of clay, and it's been fashioned into a cylinder shape, covered with close writing and then baked dry in the sun. And as you can see, it's been knocked about a bit, which is not surprising because it was made two and a half thousand years ago and was dug up in 1879. But today, this thing is, I believe, a major player in the politics of the Middle East. And it's an object with fascinating stories and stories that are by no means over yet.
Pagi ini, saya ingin berbicara tentang sebuah kisah, biografi -- atau lebih tepatnya beberapa biografi -- dari suatu benda, satu benda yang luar biasa. Saya setuju, benda ini tidak terlihat begitu luar biasa. Ukurannya sebesar bola rugbi. Benda ini terbuat dari tanah liat, dan telah dibentuk menjadi tabung, diselubungi rapat dengan tulisan dan dipanggang hingga kering di bawah sinar matahari. Dan seperti yang dapat Anda lihat, benda ini sedikit hancur, yang mana tidak mengherankan karena benda ini dibuat 2500 tahun yang lalu dan digali pada tahun 1879. Namun saat ini, saya yakin, benda ini memainkan peranan penting dalam politik Timur Tengah. Dan ini adalah sebuah benda dengan kisah-kisah mempesona dan kisah-kisah yang belum selesai.
The story begins in the Iran-Iraq war and that series of events that culminated in the invasion of Iraq by foreign forces, the removal of a despotic ruler and instant regime change. And I want to begin with one episode from that sequence of events that most of you would be very familiar with, Belshazzar's feast -- because we're talking about the Iran-Iraq war of 539 BC. And the parallels between the events of 539 BC and 2003 and in between are startling. What you're looking at is Rembrandt's painting, now in the National Gallery in London, illustrating the text from the prophet Daniel in the Hebrew scriptures. And you all know roughly the story.
Ceritanya dimulai pada perang Iran-Irak dan rangkaian peristiwa tersebut yang berpuncak pada invasi Irak oleh pasukan asing, penguasa yang lalim dienyahkan dan terjadi perubahan rezim dalam seketika. Dan saya ingin memulai dengan satu episode dari rangkaian peristiwa tersebut yang sebagian besar dari Anda pasti sudah tahu dengan baik. Perjamuan Belshazzar's -- karena kita membicarakan tentang perang Iran-Irak pada tahun 539 sebelum Masehi. Dan paralelnya peristiwa yang terjadi di tahun 539 SM dan tahun 2003 sungguh mengejutkan. Yang Anda lihat sekarang adalah lukisan Rembrandt, di Galeri Nasional London, yang mengilustrasikan sebuah teks dari Nabi Daniel dalam kitab suci Ibrani. Dan Anda kurang lebih sudah tahu ceritanya.
Belshazzar, the son of Nebuchadnezzar, Nebuchadnezzar who'd conquered Israel, sacked Jerusalem and captured the people and taken the Jews back to Babylon. Not only the Jews, he'd taken the temple vessels. He'd ransacked, desecrated the temple. And the great gold vessels of the temple in Jerusalem had been taken to Babylon. Belshazzar, his son, decides to have a feast. And in order to make it even more exciting, he added a bit of sacrilege to the rest of the fun, and he brings out the temple vessels. He's already at war with the Iranians, with the king of Persia.
Belshazzar, putra Nebukadnezar, Nebukadnezar yang menaklukkan Israel, menjarah Yerusalem, dan menawan rakyatnya dan membawa kembali orang-orang Yahudi ke Babilonia. Tidak hanya orang-orang Yahudi, ia juga mengangkut perlengkapan bait suci (sinagog). Dia menghancurkan dan mencemari sinagog. Dan perlengkapan emas bait suci di Yerusalem telah dibawa ke Babilonia. Beshazzar, putranya, memutuskan untuk mengadakan perjamuan. Dan untuk membuatnya lebih menarik, dia melakukan sedikit pelanggaran untuk menambah kegembiraan, dan dia mengeluarkan perlengkapan bait suci. Pada saat itu mereka sedang berperang dengan Iran, dengan raja Persia.
And that night, Daniel tells us, at the height of the festivities a hand appeared and wrote on the wall, "You are weighed in the balance and found wanting, and your kingdom is handed over to the Medes and the Persians." And that very night Cyrus, king of the Persians, entered Babylon and the whole regime of Belshazzar fell. It is, of course, a great moment in the history of the Jewish people. It's a great story. It's story we all know. "The writing on the wall" is part of our everyday language. What happened next was remarkable, and it's where our cylinder enters the story.
Dan malam itu, Daniel menceritakan, pada puncak perayaan sebuah tangan muncul dan menulis di dinding, "Tuanku telah ditimbang dengan neraca dan didapati terlalu ringan, dan kerajaan Tuanku sudah dibagi dan diberikan kepada orang Media dan Persia." Dan pada malam itu juga Koresh, raja bangsa Persia, memasuki Babilonia dan keseluruhan rezim Belshazzar jatuh. Ini adalah, tentunya, momen yang sangat besar dalam sejarah bangsa Yahudi. Kisah yang sangat hebat. Kisah yang kita semua tahu. "Tulisan di dinding" adalah bagian dari bahasa sehari-hari kita. Apa yang terjadi selanjutnya begitu luar biasa, dan disinilah tabung ini memainkan peran dalam kisah tersebut.
Cyrus, king of the Persians, has entered Babylon without a fight -- the great empire of Babylon, which ran from central southern Iraq to the Mediterranean, falls to Cyrus. And Cyrus makes a declaration. And that is what this cylinder is, the declaration made by the ruler guided by God who had toppled the Iraqi despot and was going to bring freedom to the people. In ringing Babylonian -- it was written in Babylonian -- he says, "I am Cyrus, king of all the universe, the great king, the powerful king, king of Babylon, king of the four quarters of the world." They're not shy of hyperbole as you can see. This is probably the first real press release by a victorious army that we've got. And it's written, as we'll see in due course, by very skilled P.R. consultants. So the hyperbole is not actually surprising.
Koresh, raja bangsa Persia, menginjakkan kaki di Babilonia tanpa pertempuran -- kekaisaran Babilonia yang hebat, yang menguasai dari bagian tengah Irak selatan sampai Mediterania, jatuh ke tangan Koresh. Dan Koresh membuat sebuah deklarasi. Dan itulah tabung ini, deklarasi yang dibuat oleh penguasa yang dipandu oleh Tuhan yang telah menggulingkan penguasa zalim di Irak dan yang akan memberikan kebebasan bagi rakyatnya. Dalam dering Babilonia -- benda ini ditulis dalam bahasa Babilonia -- dia berkata, "Saya Koresh, raja dari seluruh semesta alam, raja besar, raja yang kuat, raja Babilonia, raja keempat penjuru dunia." Mereka tidak malu menggunakan hiperbola seperti yang Anda lihat. Dan ini mungkin adalah siaran pers pertama yang dibuat oleh pemenang perang yang pernah ada. Dan ini ditulis, seperti yang akan kita lihat nanti, oleh kosultan-konsultan humas yang sangat trampil. Jadi, penggunaan hiperbola tersebut tidaklah mengejutkan.
And what is the great king, the powerful king, the king of the four quarters of the world going to do? He goes on to say that, having conquered Babylon, he will at once let all the peoples that the Babylonians -- Nebuchadnezzar and Belshazzar -- have captured and enslaved go free. He'll let them return to their countries. And more important, he will let them all recover the gods, the statues, the temple vessels that had been confiscated. All the peoples that the Babylonians had repressed and removed will go home, and they'll take with them their gods. And they'll be able to restore their altars and to worship their gods in their own way, in their own place. This is the decree, this object is the evidence for the fact that the Jews, after the exile in Babylon, the years they'd spent sitting by the waters of Babylon, weeping when they remembered Jerusalem, those Jews were allowed to go home. They were allowed to return to Jerusalem and to rebuild the temple.
Dan apa yang akan dilakukan oleh raja besar, raja yang kuat, raja keempat penjuru dunia? Ia melanjutkan dengan mengatakan bahwa setelah menaklukkan Babilonia, ia akan segera membiarkan semua orang yang sudah ditangkap dan diperbudak oleh orang-orang Babilonia -- Nebukadnezar dan Belshazzar -- untuk bebas. Ia akan mengizinkan mereka ke kembali negara mereka. Dan yang lebih penting lagi, ia akan mengizinkan mereka mendapatkan kembali Tuhan-Tuhan, patung-patung, perlengkapan bait suci yang telah dirampas. Semua orang yang telah ditindas dan disingkarkan oleh orang-orang Babilonia akan pulang ke rumah mereka, dan mereka akan membawa kembali Tuhan-Tuhan mereka. Dan mereka akan dapat memperbaiki altar-altar mereka dan menyembah Tuhan-Tuhan mereka dengan cara mereka sendiri, di tempat mereka sendiri. Ini adalah titah, benda ini adalah sebuah bukti bahwa orang-orang Yahudi, setelah pengasingan mereka di Babilonia, tahun-tahun yang mereka habiskan di samping perairan Babilonia, menangis ketika mereka teringat Yerusalem, orang-orang Yahudi ini akhirnya diperbolehkan untuk pulang. Mereka diizinkan untuk kembali ke Yerusalem dan membangun kembali sinagog mereka.
It's a central document in Jewish history. And the Book of Chronicles, the Book of Ezra in the Hebrew scriptures reported in ringing terms. This is the Jewish version of the same story. "Thus said Cyrus, king of Persia, 'All the kingdoms of the earth have the Lord God of heaven given thee, and he has charged me to build him a house in Jerusalem. Who is there among you of his people? The Lord God be with him, and let him go up.'" "Go up" -- aaleh. The central element, still, of the notion of return, a central part of the life of Judaism. As you all know, that return from exile, the second temple, reshaped Judaism. And that change, that great historic moment, was made possible by Cyrus, the king of Persia, reported for us in Hebrew in scripture and in Babylonian in clay.
Ini adalah dokumen yang sangat penting dalam sejarah umat Yahudi. Dan Kitab Tawarikh, Kitab Ezra dalam kitab suci Ibrani melaporkan kisah ini dengan kemiripan yang nyata. Ini adalah versi Yahudi dari kisah yang sama. "Demikian kata Koresh, raja Persia, 'Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Allah semesta langit, dan Ia telah menugaskan aku untuk mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem. Siapa di antara kamu termasuk umat-Nya? Tuhan, Allah, menyertainya, dan biarlah ia berangkat pulang."' "Berangkat pulang" (ke atas ) -- "aaleh". Faktor pokok dari gagasan untuk kembali, masih merupakan bagian pokok dalam kehidupan agama Yahudi Seperti yang Anda ketahui, pemulangan dari pengasingan, bait suci kedua, membentuk kembali agama Yahudi. Dan perubahan tersebut, momen bersejarah yang termasyhur itu, direalisasikan oleh Koresh, raja Persia, dilaporkan kepada kami dalam kitab suci Ibrani dan di Babilonia dalam bentuk tanah liat.
Two great texts, what about the politics? What was going on was the fundamental shift in Middle Eastern history. The empire of Iran, the Medes and the Persians, united under Cyrus, became the first great world empire. Cyrus begins in the 530s BC. And by the time of his son Darius, the whole of the eastern Mediterranean is under Persian control. This empire is, in fact, the Middle East as we now know it, and it's what shapes the Middle East as we now know it. It was the largest empire the world had known until then. Much more important, it was the first multicultural, multifaith state on a huge scale. And it had to be run in a quite new way. It had to be run in different languages. The fact that this decree is in Babylonian says one thing. And it had to recognize their different habits, different peoples, different religions, different faiths. All of those are respected by Cyrus.
Dua teks besar, bagaimana dengan politiknya? Apa yang telah terjadi merupakan pergeseran mendasar dalam sejarah Timur Tengah. Kekaisaran Iran, Media dan Persia, bersatu di bawah Koresh, menjadi kekaisaran besar pertama di dunia. Koresh memulai pada tahun 530-an SM. Dan pada masa Darius, putranya, seluruh Mediterania Timur berada di bawah kekuasaan Persia. Kekaisaran ini adalah, sesungguhnya, Timur Tengah seperti yang kita ketahui, dan inilah yang membentuk Timur Tengah seperti yang sekarang kita ketahui. Ini adalah kekaisaran terbesar yang pernah dikenal dunia sampai saat itu. Yang lebih penting lagi, ini adalah negara multikultural, multi-keyakinan pertama dalam skala besar. Dan negara ini harus dikelola dengan cara baru. Negara ini harus dikelola dengan bahasa yang berbeda-beda. Fakta bahwa keputusan ini ditulis dalam bahasa Babilonia mengatakan satu hal. Dan negara ini harus mengakui adat kebiasaan mereka yang berbeda, rakyat yang berbeda, agama yang berbeda, keyakinan yang berbeda. Semua itu dihormati oleh Koresh.
Cyrus sets up a model of how you run a great multinational, multifaith, multicultural society. And the result of that was an empire that included the areas you see on the screen, and which survived for 200 years of stability until it was shattered by Alexander. It left a dream of the Middle East as a unit, and a unit where people of different faiths could live together. The Greek invasions ended that. And of course, Alexander couldn't sustain a government and it fragmented. But what Cyrus represented remained absolutely central.
Koresh menciptakan sebuah model bagaimana untuk mengelola masyarakat besar yang multinational, multi-keyakinan, multikultural. Dan hasilnya adalah sebuah kekaisaran yang luasnya seperti yang dapat Anda lihat di layar, dan bertahan stabil selama 200 tahun sampai Alexander menghancurkannya. Kekaisaran ini meninggalkan mimpi Timur Tengah sebagai satu unit, dan sebuah unit di mana masyarakat dari keyakinan yang berbeda-beda dapat hidup bersama. Invasi Yunani mengakhirinya. Dan tentunya, Alexander tidak dapat mempertahankan pemerintahnya sehingga menjadi terpecah-belah. Tetapi apa yang diwakili Koresh tetap menjadi benar-benar sentral.
The Greek historian Xenophon wrote his book "Cyropaedia" promoting Cyrus as the great ruler. And throughout European culture afterward, Cyrus remained the model. This is a 16th century image to show you how widespread his veneration actually was. And Xenophon's book on Cyrus on how you ran a diverse society was one of the great textbooks that inspired the Founding Fathers of the American Revolution. Jefferson was a great admirer -- the ideals of Cyrus obviously speaking to those 18th century ideals of how you create religious tolerance in a new state.
Sejarawan Yunani Xenophon menulis bukunya berjudul "Cyropaedia" yang mempromosikan Koresh sebagai penguasa yang hebat. Dan dalam kebudayaan Eropa setelah itu, Koresh tetap menjadi contoh. Ini adalah gambar abad ke-16 untuk menunjukkan pada Anda seberapa luas sebenarnya pemujaan untuknya. Dan buku Xenophon tentang Koresh tentang bagaimana mengatur masyarakat yang beragam merupakan salah satu buku teks yang hebat yang menginspirasi pendiri negara Revolusi Amerika. Jefferson adalah seorang pengagum berat -- idealisme yang diimpikan Koresh jelas berbicara tentang idealisme abad ke-18 bagaimana kita dapat mewujudkan toleransi beragama di sebuah negara baru.
Meanwhile, back in Babylon, things had not been going well. After Alexander, the other empires, Babylon declines, falls into ruins, and all the traces of the great Babylonian empire are lost -- until 1879 when the cylinder is discovered by a British Museum exhibition digging in Babylon. And it enters now another story. It enters that great debate in the middle of the 19th century: Are the scriptures reliable? Can we trust them? We only knew about the return of the Jews and the decree of Cyrus from the Hebrew scriptures. No other evidence. Suddenly, this appeared. And great excitement to a world where those who believed in the scriptures had had their faith in creation shaken by evolution, by geology, here was evidence that the scriptures were historically true. It's a great 19th century moment.
Sementara itu di Babilonia, keadaannya tidak begitu baik. Setelah masa Alexander, kerajaan-kerajaan lainnya, Babilonia mengalami kemunduran hingga akhirnya hancur, dan semua jejak kerajaan besar Babilonia hilang -- hingga pada tahun 1879 ketika tabung ini ditemukan dalam penggalian yang dilakukan oleh British Museum di Babilonia. Dan sekarang kita memasuki cerita lain. Cerita berikutnya adalah perdebatan besar di tengah abad ke-19: Apakah kitab-kitab suci dapat diandalkan? Bisakah kita mempercayainya? Kita hanya tahu tentang kembalinya bangsa Yahudi dan mengenai titah Koresh dari kitab-kitab suci Ibrani. Tidak ada bukti lain. Tiba-tiba, benda ini muncul. Dan kegembiraan besar untuk dunia orang-orang yang percaya akan kitab-kitab suci telah mengguncang iman mereka mengenai penciptaan oleh evolusi, oleh geologi, inilah bukti bahwa kitab suci itu secara historis benar. Ini adalah momen besar abad ke-19.
But -- and this, of course, is where it becomes complicated -- the facts were true, hurrah for archeology, but the interpretation was rather more complicated. Because the cylinder account and the Hebrew Bible account differ in one key respect. The Babylonian cylinder is written by the priests of the great god of Bablyon, Marduk. And, not surprisingly, they tell you that all this was done by Marduk. "Marduk, we hold, called Cyrus by his name." Marduk takes Cyrus by the hand, calls him to shepherd his people and gives him the rule of Babylon. Marduk tells Cyrus that he will do these great, generous things of setting the people free. And this is why we should all be grateful to and worship Marduk.
Akan tetapi -- dan tentu saja, di sinilah rumitnya -- fakta-fakta itu benar, perayaan bagi arkeologi, tetapi penafsirannya agak lebih rumit. Karena cerita dari tabung ini dan cerita dalam kitab suci Ibrani berbeda dalam satu aspek penting. Tabung Babilonia ditulis oleh para pendeta dewa besar Babilonia, Marduk. Dan, tidak mengherankan, mereka mengatakan bahwa semua ini dilakukan oleh Marduk. "Marduk memanggil Koresh dengan namanya." Marduk membimbing Koresh menghimbaunya untuk mengayomi rakyatnya dan memberikannya kekuasaan atas Babilonia. Marduk mengatakan kepada Koresh bahwa ia akan melakukan hal-hal besar ini, yang menunjukkan kebesaran hatinya dengan membebaskan rakyatnya. Dan inilah sebabnya kita semua harus berterima kasih kepada Marduk dan menyembahnya.
The Hebrew writers in the Old Testament, you will not be surprised to learn, take a rather different view of this. For them, of course, it can't possibly by Marduk that made all this happen. It can only be Jehovah. And so in Isaiah, we have the wonderful texts giving all the credit of this, not to Marduk but to the Lord God of Israel -- the Lord God of Israel who also called Cyrus by name, also takes Cyrus by the hand and talks of him shepherding his people. It's a remarkable example of two different priestly appropriations of the same event, two different religious takeovers of a political fact.
Para penulis Ibrani dalam Perjanjian Lama, Anda tidak akan terkejut untuk mengetahui, mengambil sudut pandang yang agak berbeda. Bagi mereka, tentu saja, Marduk tidak mungkin tokoh yang membuat semua ini terjadi. Hanya Tuhan Jehovah yang mungkin melakukannya. Maka dalam Kitab Yesaya, terdapat tulisan indah yang mengungkapkan bahwa semua itu bukan berkat Marduk melainkan berkat Tuhan bangsa Israel -- Tuhan bangsa Israel yang juga memanggil Koresh dengan namanya dan juga membimbing Koresh dan menyerukan kepadanya untuk mengayomi rakyatnya. Ini adalah sebuah contoh luar biasa dari dua interpretasi pendeta yang berbeda atas peristiwa yang sama, dua pengambil-alihan keagamaan yang berbeda atas sebuah fakta politik.
God, we know, is usually on the side of the big battalions. The question is, which god was it? And the debate unsettles everybody in the 19th century to realize that the Hebrew scriptures are part of a much wider world of religion. And it's quite clear the cylinder is older than the text of Isaiah, and yet, Jehovah is speaking in words very similar to those used by Marduk. And there's a slight sense that Isaiah knows this, because he says, this is God speaking, of course, "I have called thee by thy name though thou hast not known me." I think it's recognized that Cyrus doesn't realize that he's acting under orders from Jehovah. And equally, he'd have been surprised that he was acting under orders from Marduk. Because interestingly, of course, Cyrus is a good Iranian with a totally different set of gods who are not mentioned in any of these texts.
Tuhan, seperti yang kita ketahui, biasanya ada pada sisi batalion besar. Pertanyaannya adalah, Tuhan yang mana? Dan perdebatan itu meresahkan semua orang di abad ke-19 yang menyadari bahwa kitab-kitab suci Ibrani adalah bagian dari sebuah dunia agama yang lebih luas. Dan cukup jelas bahwa tabung ini lebih tua dari tulisan dalam Kitab Yesaya, meski demikian, Tuhan Jehovah berbicara dalam kata-kata yang sangat mirip dengan yang diucapkan oleh Marduk. Dan ada kecenderungan Yesaya mengetahui hal ini, karena ia berkata, ini adalah Tuhan yang berbicara, tentunya, "Aku telah memanggil engkau dengan namamu meskipun engkau tidak mengenalku." Saya pikir kita semua tahu bahwa Koresh tidak menyadari bahwa dia bertindak di bawah perintah Tuhan Jehovah. Dan demikian pula, dia seharusnya terkejut bahwa dia bertindak atas perintah dari Marduk. Karena ternyata, tentu saja, Koresh adalah orang Iran yang baik yang memiliki sekelompok Tuhan yang sama sekali berbeda yang tidak disebut dalam tulisan yang mana pun.
(Laughter)
(Tertawa)
That's 1879. 40 years on and we're in 1917, and the cylinder enters a different world. This time, the real politics of the contemporary world -- the year of the Balfour Declaration, the year when the new imperial power in the Middle East, Britain, decides that it will declare a Jewish national home, it will allow the Jews to return. And the response to this by the Jewish population in Eastern Europe is rhapsodic. And across Eastern Europe, Jews display pictures of Cyrus and of George V side by side -- the two great rulers who have allowed the return to Jerusalem. And the Cyrus cylinder comes back into public view and the text of this as a demonstration of why what is going to happen after the war is over in 1918 is part of a divine plan. You all know what happened. The state of Israel is setup, and 50 years later, in the late 60s, it's clear that Britain's role as the imperial power is over. And another story of the cylinder begins.
Itu pada tahun 1879. 40 tahun kemudian di tahun 1917, dan tabung ini memasuki dunia lain. Kali ini, realpolitik dari dunia kontemporer -- tahun ketika Deklarasi Balfour dikeluarkan, tahun ketika kekuatan imperial baru di Timur Tengah, yaitu Inggris, memutuskan untuk medeklarasikan tanah national bangsa Yahudi, yang mengizinkan orang-orang Yahudi untuk kembali. Dan reaksi dari populasi Yahudi di Eropa Timur begitu penuh dengan kegembiraan. Dan di seluruh Eropa Timur, orang-orang Yahudi memasang gambar Koresh dan Raja George V berdampingan -- dua penguasa besar yang telah mengizinkan mereka kembali ke Yerusalem. Dan tabung Koresh kembali menjadi perhatian publik dan tulisan di dalamnya menunjukkan bahwa apa yang akan terjadi setelah perang berakhir di tahun 1918 merupakan bagian dari rencana Ilahi. Anda semua tahu apa yang terjadi. Negara Israel dibentuk, dan 50 tahun kemudian, di akhir tahun 60-an, jelas bahwa peran Inggris sebagai kekuatan imperial sudah berakhir. Dan cerita lain dari tabung ini dimulai.
The region, the U.K. and the U.S. decide, has to be kept safe from communism, and the superpower that will be created to do this would be Iran, the Shah. And so the Shah invents an Iranian history, or a return to Iranian history, that puts him in the center of a great tradition and produces coins showing himself with the Cyrus cylinder. When he has his great celebrations in Persepolis, he summons the cylinder and the cylinder is lent by the British Museum, goes to Tehran, and is part of those great celebrations of the Pahlavi dynasty. Cyrus cylinder: guarantor of the Shah.
Inggris dan AS memutuskan bahwa wilayah tersebut harus dijaga agar tidak dicemari oleh komunisme, dan negara adidaya yang akan diciptakan untuk melakukan hal ini adalah Iran, yang dikuasai seorang Shah. Selanjutnya, Shah menciptakan sejarah Iran, atau kembali ke sejarah Iran, yang menempatkannya di tengah-tengah tradisi hebat dan memproduksi uang logam menampilkan dirinya dengan tabung Koresh. Ketika ia mengadakan perayaan besar di Persepolis, ia meminta tabung tersebut dan tabung itu dipinjamkan oleh British Museum, dibawa ke Tehran, dan menjadi bagian dari perayaan-perayaan besar dinasti Pahlavi. Tabung Koresh: garansi kekuasaan Shah.
10 years later, another story: Iranian Revolution, 1979. Islamic revolution, no more Cyrus; we're not interested in that history, we're interested in Islamic Iran -- until Iraq, the new superpower that we've all decided should be in the region, attacks. Then another Iran-Iraq war. And it becomes critical for the Iranians to remember their great past, their great past when they fought Iraq and won. It becomes critical to find a symbol that will pull together all Iranians -- Muslims and non-Muslims, Christians, Zoroastrians, Jews living in Iran, people who are devout, not devout. And the obvious emblem is Cyrus.
10 tahun kemudian, cerita lain: Revolusi Iran, 1979. Revolusi Islam, tidak ada lagi Koresh; kita tidak tertarik dengan sejarah itu, kita tertarik dengan Iran yang Islamis -- hingga Irak, negara adidaya baru yang telah kita putuskan untuk wilayah ini, menyerang. Kemudian terjadilah perang Iran-Irak yang lain. Dan menjadi penting penting bagi rakyat Iran untuk mengingat masa lalu mereka yang hebat, masa lalu mereka yang gemilang, ketika mereka berperang melawan Irak dan menang. Dan menjadi penting untuk menemukan simbol yang akan menyatukan semua rakyat Iran -- baik Muslim dan non-Muslim, penganut agama Kristen, Zoroaster, dan Yahudi yang tinggal di Iran, orang-orang yang taat, dan tidak taat. Dan lambang yang kentara adalah Koresh.
So when the British Museum and Tehran National Musuem cooperate and work together, as we've been doing, the Iranians ask for one thing only as a loan. It's the only object they want. They want to borrow the Cyrus cylinder. And last year, the Cyrus cylinder went to Tehran for the second time. It's shown being presented here, put into its case by the director of the National Museum of Tehran, one of the many women in Iran in very senior positions, Mrs. Ardakani. It was a huge event. This is the other side of that same picture. It's seen in Tehran by between one and two million people in the space of a few months. This is beyond any blockbuster exhibition in the West. And it's the subject of a huge debate about what this cylinder means, what Cyrus means, but above all, Cyrus as articulated through this cylinder -- Cyrus as the defender of the homeland, the champion, of course, of Iranian identity and of the Iranian peoples, tolerant of all faiths. And in the current Iran, Zoroastrians and Christians have guaranteed places in the Iranian parliament, something to be very, very proud of.
Jadi ketika British Museum dan Tehran National Museum bekerja sama, seperti yang telah kami lakukan, rakyat Iran hanya meminta satu hal saja sebagai pinjaman. Satu-satunya yang mereka inginkan. Mereka ingin meminjam tabung Koresh. Dan tahun lalu, tabung Koresh dibawa ke Teheran untuk kedua kalinya. Seperti terlihat di sini, ia dimasukkan ke dalam kotaknya oleh direktur National Museum Tehran, salah satu dari banyak wanita di Iran yang memegang posisi sangat senior, Ibu Ardakani. Ini adalah peristiwa besar. Ini adalah sisi lain dari yang gambar yang sama. Tabung ini dipamerkan di Teheran dan dilihat oleh sekitar satu sampai dua juta orang dalam jangka waktu beberapa bulan. Ini melampaui pameran laris mana pun di Barat. Dan ini menjadi bahan perdebatan besar, mengenai apa arti dari tabung ini, apa artinya Koresh, tapi di atas semua itu, Koresh yang disebutkan dalam tabung ini -- Koresh sang pembela tanah air, sang juara, tentu saja, dalam identitas Iran dan dari masyarakat Iran, toleran terhadap semua agama. Dan di Iran yang sekarang, penganut Zoroaster dan Kristen dijamin tempatnya dalam parlemen Iran, sesuatu yang sangat, sangat dibanggakan.
To see this object in Tehran, thousands of Jews living in Iran came to Tehran to see it. It became a great emblem, a great subject of debate about what Iran is at home and abroad. Is Iran still to be the defender of the oppressed? Will Iran set free the people that the tyrants have enslaved and expropriated? This is heady national rhetoric, and it was all put together in a great pageant launching the return. Here you see this out-sized Cyrus cylinder on the stage with great figures from Iranian history gathering to take their place in the heritage of Iran. It was a narrative presented by the president himself.
Untuk melihat benda ini di Tehran, ribuan orang Yahudi yang tinggal di Iran datang ke Tehran untuk melihatnya. Tabung ini menjadi sebuah lambang besar, topik perdebatan yang sangat penting tentang apa arti Iran di dalam dan luar negeri. Apakah Iran masih negara pembela orang-orang yang tertindas? Apakah Iran akan membebaskan orang-orang yang diperbudak dan dimanfaatkan oleh para penguasa lalim? Ini adalah pertanyaan nasional yang hangat, dan semua ini diangkat dalam sebuah pertunjukan besar memperingati kembalinya tabung ini. Di sini Anda melihat tabung Koresh berukuran lebih besar di panggung bersama tokoh-tokoh besar dalam sejarah Iran berkumpul untuk mengambil tempat mereka dalam warisan peninggalan Iran. Itulah narasi yang disampaikan oleh presiden Iran sendiri.
And for me, to take this object to Iran, to be allowed to take this object to Iran was to be allowed to be part of an extraordinary debate led at the highest levels about what Iran is, what different Irans there are and how the different histories of Iran might shape the world today. It's a debate that's still continuing, and it will continue to rumble, because this object is one of the great declarations of a human aspiration. It stands with the American constitution. It certainly says far more about real freedoms than Magna Carta. It is a document that can mean so many things, for Iran and for the region.
Dan bagi saya, untuk membawa benda ini ke Iran, untuk diperbolehkan membawa benda ini ke Iran berarti menjadi bagian dari sebuah perdebatan luar biasa yang diadakan pada tingkat tertinggi mengenai apa itu Iran, apakah sejarah Iran yang berbeda-beda dan bagaimana berbagai sejarah Iran dapat membentuk dunia hari ini. Perdebatan ini masih terus berlanjut, dan akan terus bergemuruh, karena benda ini merupakan salah satu deklarasi besar aspirasi manusia. Posisinya sama seperti konstitusi Amerika. Ia tentu saja menyatakan lebih banyak tentang kebebasan yang sebenarnya dibandingkan dengan Magna Carta. Ini adalah dokumen yang dapat berarti banyak hal, untuk Iran dan wilayah Timur Tengah.
A replica of this is at the United Nations. In New York this autumn, it will be present when the great debates about the future of the Middle East take place. And I want to finish by asking you what the next story will be in which this object figures. It will appear, certainly, in many more Middle Eastern stories. And what story of the Middle East, what story of the world, do you want to see reflecting what is said, what is expressed in this cylinder? The right of peoples to live together in the same state, worshiping differently, freely -- a Middle East, a world, in which religion is not the subject of division or of debate.
Replika dari tabung ini ada di PBB. Musim gugur ini di New York, tabung ini akan ada ketika perdebatan besar tentang masa depan Timur Tengah diadakan. Dan saya ingin mengakhiri paparan ini dengan bertanya pada Anda apakah cerita berikutnya yang akan digambarkan oleh benda ini. Ia akan muncul, tentunya, dalam lebih banyak lagi di cerita-cerita Timur Tengah. Dan cerita Timur Tengah apa, cerita dari dunia yang mana yang Anda ingin lihat merefleksikan apa yang dikatakan apa yang diekspresikan dalam tabung ini? Hak masyarakat untuk hidup bersama di negara yang sama, menyembah secara berbeda, dengan bebas -- Timur Tengah, dunia, di mana agama bukanlah sesuatu yang memecah-belah atau topik perdebatan.
In the world of the Middle East at the moment, the debates are, as you know, shrill. But I think it's possible that the most powerful and the wisest voice of all of them may well be the voice of this mute thing, the Cyrus cylinder.
Dalam dunia Timur Tengah saat ini, seperti yang Anda ketahui, perdebatan tersebut begitu nyaring. Tapi saya kira mungkin saja bahwa suara yang terkuat dan paling bijaksana dari semuanya mungkin saja suara dari benda bisu ini, Tabung Koresh.
Thank you.
Terima kasih.
(Applause)
(Tepuk tangan)