I'm going to tell you a story. I'm going to tell you a story about how the deadliest consumer product imaginable came to be. It's the cigarette. The cigarette is the only consumer product that, when used as intended, will kill half of all long-term users prematurely, later in life. But this is also a story about the work that we're doing at the Food and Drug Administration, and specifically, the work that we're doing to create the cigarette of the future, that is no longer capable of creating or sustaining addiction.
Saya akan menceritakan sebuah kisah. Saya akan menceritakan kisah tentang bagaimana produk paling mematikan muncul. Yaitu rokok. Rokok adalah satu-satunya produk konsumsi yang jika digunakan sebagaimana mestinya akan membunuh setengah pengguna jangka panjang secara prematur di kemudian hari. Ini juga kisah tentang hal yang kami kerjakan di Badan Makanan dan Obat-Obatan (FDA), khususnya, hal yang kami kerjakan untuk menciptakan rokok masa depan, yang tidak lagi membuat candu.
A lot of people think that the tobacco problem or the smoking problem has been solved in the United States because of the great progress that's been made over the last 40, 50 years, when it comes to both consumption and prevalence. And it's true; smoking rates are at historic lows. It's true for both adults and for kids. And it's true that those who continue to smoke are smoking far fewer cigarettes per day than at any time in history.
Banyak orang mengira bahwa masalah tembakau atau masalah merokok telah selesai di Amerika Serikat karena kemajuan hebat yang telah ada selama 40, 50 tahun terakhir, dalam hal konsumsi dan prevalensi. Dan itu benar; Jumlah orang merokok sedang berada di posisi terendah dalam sejarah, baik dewasa dan anak-anak. Dan benar bahwa mereka yang masih merokok menghisap jumlah rokok yang jauh lebih sedikit per hari sepanjang sejarah.
But what if I told you that tobacco use, primarily because of firsthand and secondhand exposure to the smoke in cigarettes, remains the leading cause of completely preventable disease and death in this country? Well, that's true. And what if I told you that it's actually killing more people than we thought to be the case ever before? That's true, too. Smoking kills more people each year than alcohol, AIDS, car accidents, illegal drugs, murders and suicides combined. Year in and year out.
Tapi bagaimana jika saya memberitahu bahwa penggunaan tembakau, terutama paparan langsung dan tak langsung terhadap asap rokok, masih menjadi penyebab utama penyakit dan kematian yang sebenarnya bisa dihindari di negara ini? Itulah kebenarannya. Dan bagaimana jika saya berkata bahwa rokok membunuh lebih banyak orang dari yang kita kira sebelumnya? Itulah kebenarannya. Merokok membunuh lebih banyak orang per tahun dibanding alkohol, AIDS, kecelakaan, obat-obatan ilegal, pembunuhan, dan bunuh diri jika digabung. Tahun demi tahun.
In 2014, Dr. Adams's predecessor released the 50th anniversary Surgeon General's report on smoking and health. And that report upped the annual death toll from smoking, because the list of smoking-related illnesses got bigger. And so it is now conservatively estimated that smoking kills 480,000 Americans every year. These are completely preventable deaths.
Pada tahun 2014, pendahulu Dr. Adams merilis laporan Surgeon General tahunan yang ke-50 mengenai merokok dan kesehatan. Dan laporan itu mengangkat jumlah kematian per tahun dari merokok, sebab daftar penyakit akibat merokok semakin besar. Dan sekarang diperkirakan secara konservatif bahwa merokok membunuh 480,000 warga Amerika per tahun. Ini semua adalah kematian yang bisa dihindari.
How do we wrap our heads around a statistic like this? So much of what we've heard at this conference is about individual experiences and personal experiences. How do we deal with this at a population level, when there are 480,000 moms, dads, sisters, brothers, aunts and uncles dying unnecessary deaths every year from tobacco?
Bagaimana kita memahami sebuah data statistik semacam ini? Kebanyakan hal yang kita dengar di konferensi ini adalah tentang pengalaman individu dan pengalaman pribadi. Bagaimana kita mengahadapi hal ini di tingkat populasi, ketika ada 480.000 ibu, ayah, saudari, saudara, bibi, paman mati sia-sia setiap tahun akibat tembakau?
And then what happens when you think about this trajectory for the future? And just do the simple math: from the time of the 50th anniversary Surgeon General's report five years ago, when this horrible statistic was raised, just through mid-century -- that's more than 17 million avoidable deaths in the United States from tobacco use, primarily because of cigarettes. The Surgeon General concluded that 5.6 million children alive in the United States in 2014 will die prematurely later in life because of cigarettes. Five point six million children.
Lalu apa yang akan terjadi ketika Anda memikirkan kurva ini di masa depan? Lihat saja perhitungan sederhananya: Dari masa laporan Surgeon General ke-50 lima tahun yang lalu, ketika angka statistik mengerikan ini diangkat, hanya melewati paruh abad -- lebih dari 17 juta kematian yang bisa dihindari di Amerika Serikat akibat pengunaan tembakau, terutama karena rokok. Surgeon General menyimpulkan bahwa 5,6 juta anak yang hidup di Amerika Serikat tahun 2014 akan mati prematur karena rokok di kemudian hari. Lima koma enam juta anak.
So this is an enormous public health problem for all of us but especially for us as regulators at the Food and Drug Administration and the Center for Tobacco Products. What can we do about it? What can we do to reverse this trajectory of disease and death?
Ini adalah masalah kesehatan yang besar bagi kita tapi terutama bagi kami, regulator di Badan Makanan dan Obat-Obatan dan Pusat Produk Tembakau. Apa yang bisa kami lakukan? Apa yang bisa kami lakukan untuk membalik kurva penyakit dan kematian ini?
Well, we have an interesting guide to help unravel issues like: How did the cigarette as we know it come to be? What is the true nature of the tobacco and cigarette business? How did the industry behave in the historically unregulated marketplace? And our guide is previously secret internal documents from the tobacco industry. Come with me in a tobacco industry document time machine.
Kami memiliki panduan yang menarik yang membantu mengungkap masalah seperti: Bagaimana rokok yang kita kenal menjadi seperti sekarang? Bagaimanakah karakteristik asli dari bisnis tembakau dan rokok? Bagaimana perilaku industri di pasar yang tidak diatur secara historis? Dan panduan kami sebelumnya merupakan dokumen internal rahasia dari industri tembakau. Ikuti saya dalam sebuah mesin waktu dokumen industri tembakau
Nineteen sixty-three was 25 years before the Surgeon General was finally able to conclude that the nicotine and cigarettes was addictive. That did not happen until the Surgeon General's report in 1998. Nineteen sixty-three was one year before the first-ever Surgeon General's report in 1964.
1963 25 tahun sebelum Surgeon General akhirnya dapat menyimpulkan bahwa nikotin dan rokok bersifat candu. Hal itu tidak terjadi hingga laporan Surgeon General tahun 1998. 1963 Satu tahun sebelum laporan Surgeon General pertama kali tahun 1964.
I remember 1964. I don't remember the Surgeon General's report, but I remember 1964. I was a kid growing up in Brooklyn, New York. This was at a time when almost one in two adults in the United States smoked. Both of my parents were heavy smokers at the time. Tobacco use was so incredibly normalized that -- and this wasn't North Carolina, Virginia or Kentucky, this was Brooklyn -- we made ashtrays for our parents in arts and crafts class.
Saya ingat 1964. Saya tidak ingat laporan Surgeon General-nya Tapi saya ingat 1964. Saya adalah seorang anak yang tumbuh di Brooklyn, New York. Saat ini adalah masa ketika hampir satu dari dua orang dewasa di AS merokok. Kedua orang tua saya adalah perokok berat pada masa itu. Penggunaan tembakau sangat normal sehingga -- dan ini bukanlah North Carolina, Virginia, atau Kentucky, ini adalah Brooklyn -- kami membuat asbak untuk orang tua kami di kelas seni dan kerajinan.
(Laughter)
(Tawa)
The ashtrays I made were pretty awful, but they were ashtrays.
Asbak yang saya buat sangat jelek tapi itu adalah asbak.
(Laughter)
(Tawa)
So normalized that I remember seeing a bowl of loose cigarettes in the foyer of our house and other houses as a welcoming gesture when friends came over for a visit.
Sangat normal sehingga saya ingat melihat semangkuk rokok ketengan di teras di teras rumah kami dan rumah lainnya sebagai gestur penyambutan ketika teman datang berkunjung.
OK, we're back in 1963. The top lawyer for Brown and Williamson, which was then the third-largest cigarette company in the United States, wrote the following: "Nicotine is addictive. We are, then, in the business of selling nicotine -- an addictive drug." It's a remarkable statement, as much for what it doesn't say as for what it does say. He didn't say they were in the cigarette business. He didn't say they were in the tobacco business. He said they were in the business of selling nicotine.
Oke, kita kembali ke tahun 1963. Pengacara untuk Brown and Williamson, yang merupakan perusahaan rokok terbesar ketiga di AS, menulis: "Nikotin bersifat adiktif. Kami, kalau begitu, menjalankan bisnis menjual nikotin -- obat yang adiktif." Ini adalah pernyataan yang luar biasa, baik tersirat maupun tersurat. Dia tidak mengatakan mereka menjalankan bisnis rokok. Dia tidak mengatakan mereka menjalankan bisnis tembakau Dia mengatakan mereka menjalankan bisnis penjualan nikotin.
Philip Morris in 1972: "The cigarette isn't a product, it's a package. The product is nicotine. The pack is a storage container for a day's supply of nicotine. The cigarette, a dispenser for a dose unit of nicotine." We'll come back to this dose unit notion later.
Philip Morris pada 1972: "Rokok bukanlah sebuah produk: ia adalah sebuah paket. Produknya adalah nikotin. Paknya adalah sebuah wadah penyimpanan suplai nikotin untuk satu hari. Rokoknya adalah sebuah dispenser untuk satu dosis nikotin." Kita akan membahas soal ide unit dosis ini nanti.
And R.J. Reynolds in 1972: "In a sense, the tobacco industry may be thought of as being a specialized, highly ritualized and stylized segment of the pharmaceutical industry. Tobacco products uniquely contain and deliver nicotine, a potent drug with a variety of physiological effects."
Dan R.J. Reynolds pada 1972: "Sedikit banyak, industri tembakau dapat dianggap sebagai sebuah segmen ... ... industri farmasi yang dispesialisasi, disakralkan, serta dibuat bergaya. Produk tembakau secara unik mengandung dan membawa nikotin, obat manjur dengan berbagai efek fisiologis."
At the time, and for many decades, publicly, the industry completely denied addiction and completely denied causality. But they knew the true nature of their business. And from time to time, there have been health scares made public about cigarettes, going back many decades. How did the industry respond? And how did they respond in this historically unregulated marketplace?
Pada saat itu, selama beberapa dekade, secara publik, industri tersebut sepenuhnya membantah soal kecanduan dan sepenuhnya menolak kausalitas. Tapi mereka tahu karakteristik asli bisnis mereka. Dan dari waktu ke waktu, sudah ada peringatan kesehatan yang dipublikasi mengenai rokok, selama beberapa dekade. Bagaimana industri tersebut merespons? dan bagaimana mereka merespons lokapasar yang secara historis tidak diatur ini?
Going back to the 1930s, it was with advertising that heavily featured imagery of doctors and other health care professionals sending messages of reassurance. This is an ad for Lucky Strikes, the popular cigarette of the time in the '30s:
Kembali ke tahun 1930-an, di iklan banyak gambar dokter-dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang mengirim pesan jaminan. Ini adalah iklan Lucky Strikes, rokok populer tahun 1930an:
[20,679 physicians say "Luckies are less irritating." Your throat protection against irritation, against cough.]
[20.697 dokter berkata "Luckies lebih sedikit mengiritasi." Perlindungan tenggorokan Anda terhadap iritasi dan batuk.]
(Laughter)
(Tawa)
We laugh, but this was the kind of advertising that was there to send a health message of reassurance.
Kami tertawa, tapi ini adalah jenis iklan yang mengirimkan pesan jaminan kesehatan.
Fast-forward to 1950s, '60s and '70s. And here, again, in the absence of regulation, what we're going to see is modifications to the product and product design to respond to the health concerns of the day.
Maju ke tahun 1950-an, 60-an, dan 70-an. Dan di sini, lagi, karena ketiadaan regulasi, hal yang akan kita lihat adalah modifikasi terhadap produk dan desain produk untuk merespons kekhawatiran kesehatan saat itu.
This is the Kent Micronite filter. And here, the innovation, if you will, was the filtered cigarette.
Ini adalah filter Kent Micronite. Jika Anda lihat, inovasinya adalah rokok berfilter.
[Full smoking pleasure ... plus proof of the greatest health protection ever.]
[Kenikmatan merokok seutuhnya ... ditambah bukti perlindungan kesehatan terbaik.]
What the smoker of this product didn't know, what their doctor didn't know, what the government didn't know, is that this was a filter that was lined with asbestos --
Hal yang tidak diketahui oleh konsumen produk ini, hal yang tidak diketahui dokter mereka, hal yang tidak dikeahui pemerintah, adalah bahwa ini adalah filter yang disejajarkan dengan asbestos --
(Gasps) so that when smokers were smoking this filtered cigarette and still inhaling the chemicals and smoke that we know are associated with cancer and lung disease and heart disease, they were also sucking down asbestos fibers. (Gasps)
(Terkesiap) jadi ketika perokok menghisap rokok berfilter ini dan masih menghirup bahan-bahan kimia dan asap yang kita ketahui berhubungan dengan kanker dan penyakit paru-paru dan penyakit jantung, mereka juga menghisap serat asbestos. (Terkesiap)
In the 1960s and the 1970s, the so-called innovation was the light cigarette. This is a typical brand of the day called True. And this is after the Surgeon General's reports have started coming out. And you see the look of concern on her face.
Pada tahun 1960-an dan 1970-an, inovasinya adalah rokok ringan. Ini adalah merek terkenal saat itu yang bernama True. Dan ini adalah saat laporan Surgeon General mulai keluar. Dan Anda melihat raut kekhawatiran di wajahnya.
[Considering all I'd heard, I decided to either quit or smoke True. I smoke True.]
[Atas pertimbangan yang saya dengar, Saya putuskan berhenti atau menghisap True. Saya menghisap True.]
(Laughter)
(Tawa)
[The low tar, low nicotine cigarette.] And then it says, "Think about it." And then even below that in the small print are tar numbers and nicotine numbers. What was a light cigarette? How did it work?
[Rokok rendah tar dan nikotine.] Lalu ada tulisan "pikirkanlah". Dan di bagian bawah dengan tulisan kecil adalah jumlah tar dan nikotine. Apa itu rokok ringan? Bagaimana cara kerjanya?
This is an illustration of the product modification known as "filter ventilation." That's not a real filter blown up. That's just a picture so that you could see the rows of laser-perforated ventilation holes that were put on the filter. When you look at a real cigarette, it's harder to see. Every patent for this product shows that the ventilation holes should be 12 millimeters from the lip end of the filter. How did it work?
Ini adalah ilustrasi dari modifikasi produk yang dikenal sebagai "ventilasi filter". Itu bukan filter yang diperbesar. Itu hanyalah sebuah gambar sehingga kalian bisa melihat baris-baris lubang ventilasi dengan perforasi laser yang ada di filter. Ketika kalian melihat rokok sungguhan, sulit melihatnya. Setiap paten dari produk ini menunjukkan lubang ventilasi seharusnya 12 milimeter dari ujung bibir hingga ke filter. Bagaimana cara kerjanya?
The cigarette got stuck into a machine. The machine started puffing away on the cigarette and recording tar and nicotine levels. As the machine smoked, outside air came through those ventilation holes and diluted the amount of smoke that was coming through the cigarette. So as the machine smoked, there really was less tar and nicotine being delivered compared to a regular cigarette. What the tobacco industry knew was that human beings don't smoke like machines. How do human beings smoke this? Where do the fingers go?
Rokok diletakkan di mesin. Mesinnya mulai menghisap rokok dan mencatat level nikotin. Ketika mesin merokok, udara dari luar masuk melalui lubang-lubang ventilasi itu dan menipiskan asap yang masuk ke rokok Jadi ketika mesin merokok, sebenarnya lebih sedikit tar dan nikotin yang dibawa dibanding dengan rokok biasa. Hal yang diketahui industri rokok adalah manusia tidak merokok seperti mesin. Bagaimana manusia merokok? Di mana letak jari?
(Murmurs)
(Gumam)
Where do the lips go? I told you that the patent said that the holes are 12 millimeters from the lip end. The smoker didn't even know they were there, but between fingers and lips, the holes get blocked. And when the holes get blocked, it's no longer a light cigarette. Turns out that there's actually basically as much nicotine inside a light cigarette as a regular cigarette. The difference was what's on the outside. But once you block what's on the outside, it's a regular cigarette.
Di mana letak bibir? Saya bilang, patennya mengatakan bahwa lubangnya 12 milimeter dari ujung bibir. Perokok bahkan tidak tahu ada lubang di sana, tapi antara jari dan bibir, lubangnya tersumbat. dan ketika lubangnya tersumbat, ini bukan lagi rokok ringan. Ternyata sebenarnya ada jumlah nikotin yang sama di rokok ringan dengan rokok biasa. Perbedaannya terletak di luar. Tapi ketika Anda menyumbatnya, ini adalah rokok biasa.
Congress put FDA in the business of regulating tobacco products 10 years ago this June. So you heard the statistics at the beginning about the extraordinary contribution to disease and death that cigarettes make. We've also been paying a lot of attention to how the cigarette works as a drug-delivery device and the remarkable efficiency with which it delivers nicotine. So let's take a look. When the smoker puffs on the cigarette, the nicotine from that puff gets up into the brain in less than 10 seconds. Less than 10 seconds. Up in the brain, there are these things called "nicotinic receptors." They're there ... waiting. They're waiting for, in the words of that Philip Morris document, the next "dose unit of nicotine."
Kongres memerintahkan FDA mengatur produk tembakau pada Juni 10 tahun lalu. Jadi Anda mendengar statistik awal tentang kontribusi luar biasa terhadap penyakit dan kematian yang dibuat rokok. Kami juga memperhatikan bagaimana rokok bekerja sebagai alat pembawa obat dan keefisienannya membawa nikotin. Jadi, mari kita lihat. Ketika perokok menghisap rokok, nikotin dari hisapan itu naik ke otak dalam waktu kurang dari 10 detik. Kurang dari 10 detik. Di otak, ada benda yang disebut sebagai "resepetor nikotinis". Mereka di sana ... menunggu. Mereka menunggu, menurut dokumen Philip Morris, "unit dosis nikotin" berikutnya.
The smoker that you see outside, huddled with other smokers, in the cold, in the wind, in the rain, is experiencing craving and may be experiencing the symptoms of withdrawal. Those symptoms of withdrawal are a chemical message that these receptors are sending to the body, saying, "Feed me!" And a product that can deliver the drug in less than 10 seconds turns out to be an incredibly efficient and incredibly addictive product. We've spoken to so many addiction treatment experts over the years. And the story I hear is the same over and over again: "Long after I was able to get somebody off of heroin or cocaine or crack cocaine, I can't get them to quit cigarettes." A large part of the explanation is the 10-second thing.
Perokok yang kalian lihat di luar, berkerumun dengan perokok lainnya, di udara dingin, di udara berangin, di hujan, sedang mengalami candu dan mungkin mengalami simtom sakau. Simtom sakau merupakan pesan kimiawi yang dikirim reseptor ini ke tubuh, yang berkata, "Beri aku makan!" Dan sebuah produk yang bisa mengirimkan obat dalam waktu kurang dari 10 detik ternyata sebuah produk yang sangat efisien dan adiktif. Kami sudah berbicara pada banyak ahli perawatan adiksi selama bertahun-tahun. Dan kisah yang saya dengar selalu sama: "Setelah saya bisa menyembuhkan seseorang dari heroin atau kokaina atau kokaina serbuk, saya tidak bisa membuat mereka berhenti merokok." Bagian besar dari penjelasannya adalah 10 detik tadi.
FDA has it within its regulatory reach to use the tools of product regulation to render cigarettes as we know them minimally or nonaddictive. We're working on this. And this could have a profound impact at a population level from this one policy. We did dynamic population-level modeling a year ago, and we published the results in "The New England Journal." And because of the generational effect of this policy, which I'll explain in a minute, here's what we project out through the end of the century: more than 33 million people who would otherwise have gone on to become regular smokers won't, because the cigarette that they'll be experimenting with can't create or sustain addiction. This would drive the adult smoking rate down to less than one and a half percent. And these two things combined would result in the saving of more than eight million cigarette-related deaths that would otherwise have occurred from the generational impact of this.
FDA berusaha dengan jangkauannya sebagai regulator untuk menggunakan alat regulasi produk untuk mengubah rokok yang sekarang menjadi minimum atau non adiktif. Kami sedang berupaya. Dan hal ini bisa memiliki dampak yang berpengaruh pada level populasi dari satu aturan ini. Kami melakukan permodelan tingkat populasi yang dinamis setahun lalu, dan kami memublikasikannya di The New England Journal. Dan karena efek generasional dari peraturan ini, yang akan saya jelaskan nanti, Ini adalah yang kami proyeksikan pada akhir abad ini: Lebih dari 33 juta orang yang berpotensi menjadi perokok reguler, tidak menjadi perokok reguler, karena rokok yang mereka coba tidak bisa menciptakan adiksi berkelanjutan. Hal ini akan membuat angka perokok dewasa turun menjadi kurang dari 1,5 persen. Dan dua hal ini jika digabungkan akan menghasilkan penyematan lebih dari 8 juta kematian karena rokok yang mungkin akan terjadi dari dampak generasional ini.
Now, why am I saying "generational"? It's about kids. Ninety percent of adult smokers started smoking when they were kids. Half of them became regular smokers before they were legally old enough to buy a pack of cigarettes. Half of them became regular smokers before they were 18 years old. Experimentation. Regular smoking. Addiction. Decades of smoking. And then the illness, and that's why we're talking about a product that will kill half of all long-term users prematurely later in life. The generational impact of this nicotine-reduction policy is profound. Those old industry documents had a word for young people. They were described as "the replacement smokers." The replacement smokers for addicted adult smokers who died or quit.
Mengapa saya bilang "generasional"? Hal ini tentang anak-anak. 90 persen perokok dewasa mulai merokok ketika masih anak-anak. Separuhnya menjadi perokok reguler sebelum mereka cukup umur untuk membeli satu pak rokok. Separuhnya menjadi perokok reguler sebelum mereka berusia 18 tahun. Eksperimen. Merokok reguler. Kecanduan. Merekok berdekade. Kemudian penyakit, dan karena itulah kami membahas tentang sebuah produk yang akan membunuh separuh pengguna jangka panjang secara prematur di kemudian hari. Dampak generasional dari kebijakan pengurangan nikotin ini bersifat mendalam. Dokumen lama industri ini memiliki istilah bagi para anak muda. Mereka dideskripsikan sebagai "perokok pengganti". Perokok pengganti bagi para pecandu rokok dewasa yang meninggal atau berhenti.
Future generations of kids, especially teens, are going to engage in risky behavior. We can't stop that. But what if the only cigarette that they could get their hands on could no longer create or sustain addiction? That's the public health return on investment at a population level over time.
Anak-anak generasi masa depan, terutama remaja, akan terlibat dalam perilaku berbahaya. Kita tidak bisa menghentikannya. Tapi bagaimana jika rokok yang bisa mereka dapatkan tidak lagi menciptakan adiksi berkelanjutan? Itulah imbal balik kesehatan publik dari investasi pada level populasi seiring berjalannya waktu.
Haven't said anything about e-cigarettes. But I have to say something about e-cigarettes.
Saya belum membahas soal rokok listrik. Tapi saya harus membahasnya.
(Laughter)
(Tawa)
We are dealing with an epidemic of kids' use of e-cigarettes. And what troubles us the most, in combination with the rising numbers when it comes to prevalence, is frequency. Not only are more kids using e-cigarettes, but more kids are using e-cigarettes 20 or more days in the past 30 days than at any time since e-cigarettes came onto the market. And at FDA, we're doing everything that we can using program and policy, first to get the word out to kids that this is not a harmless product and to make sure that kids aren't initiating and experimenting on any tobacco product, whether combustion is present or not. But think about e-cigarettes in a properly regulated marketplace as something that could be of benefit to addicted adult cigarette smokers who are trying to transition away from cigarettes.
Kami berhadapan dengan epidemi penggunaan rokok listrik anak. Dan yang paling mengkhawatirkan, dari kombinasi antara pengingkatan jumlah mengenai prevalensi, adalah frekuensi. Tidak hanya lebih banyak anak menggunakan rokok listrik, tapi lebih banyak anak menggunakannya 20 hari atau lebih di 30 hari terakhir dibanding sejak rokok listrik dipasarkan. Dan di FDA, kami mengerjakan semua yang kami bisa menggunakan program dan kebijakan pertama untuk memberitahu anak-anak bahwa ini adalah produk berbahaya dan untuk memastikan mereka tidak menginisiasi dan bereksperimen dengan produk tembakau, baik yang bakar ataupun bukan. Tapi pikirkan soal rokok listrik di sebuah pasar yang diatur sebagai sesuatu yang menguntungkan bagi perokok dewasa yang kecanduan yang mencoba berpindah dari rokok.
So, I'll leave you with this vision: imagine a world where the only cigarette that future generations of kids could experiment with could no longer create or sustain addiction because of a single policy. Imagine a world where health-concerned cigarette smokers, especially if a policy goes into effect that takes the nicotine levels down to minimally or nonaddictive levels, could transition to alternative and less harmful forms of nicotine delivery, starting with FDA-approved nicotine medications, like the gum, patch and lozenge.
Jadi, saya akan memberi kalian visi ini: Bayangkan sebuah dunia dengan rokok yang anak-anak masa depan dapat bereksperimen tanpa adiksi berkelanjutan karena sebuah kebijakan tunggal. Bayangkan sebuah dunia dengan prokok kretek yang sadar kesehatan terutama jika sebuah kebijakan berpengaruh sehingga menurunkan level nikotin menjadi minimal atau tidak ada, dapat berpindah ke bentuk yang lebih tidak merusak dari pembawa nikotin, dimulai dengan pengobatan nikotin yang disetujui FDA seperti permen karet, tempelan nikotin, dan permen.
And finally, imagine a world and a properly regulated marketplace, whether it's e-cigarettes or whatever the technology of the day, it's not the product developers and the marketers who decide which products come to market and what claims get made for them, it's review scientists at FDA, who look at applications and decide, using the standard that Congress has entrusted us to implement and enforce, whether a particular product should come to market, because the marketing of that product and the words of our law would be appropriate for the protection of the public health. These are the kinds of powerful regulatory tools that are within our reach to deal with what remains the leading cause of completely preventable disease and death in the country. If we get this right, that trajectory, those 5.6 million kids, is breakable.
Dan terakhir, bayangkan dunia dan pasar yang diatur dengan baik, baik rokok listrik atau apapun teknologinya, bukanlah pengembang produk dan pemasar yang memutuskan produk apa yang dipasarkan dan membuat klaim, Tinjauan ilmuwan FDA-lah, yang melihat aplikasi dan memutuskan, menggunakan standar yang dipercayakan Kongres untuk implementasikan dan tegakkan, apakah sebuah produk boleh dipasarkan, karena pemasaran produk itu dan hukum kita akan melindungi kesehatan masyarakat dengan baik. Ini adalah jenis alat regulasi yang kuat yang ada dalam jarang gapai kita untuk menghadapi sisa-sisa penyebab utama dari penyakit dan kematian yang dapat dicegah di negara ini. Jika kita berhasil, kurva itu, 5,6 juta anak itu, dapat dipatahkan.
Thank you.
Terima kasih.
(Applause)
(Tepuk tangan)