I first became fascinated with octopus at an early age. I grew up in Mobile, Alabama -- somebody's got to be from Mobile, right? -- and Mobile sits at the confluence of five rivers, forming this beautiful delta. And the delta has alligators crawling in and out of rivers filled with fish and cypress trees dripping with snakes, birds of every flavor. It's an absolute magical wonderland to live in -- if you're a kid interested in animals, to grow up in. And this delta water flows to Mobile Bay, and finally into the Gulf of Mexico.
Saya pertama kali terkagum dengan gurita sewaktu masih kecil. Saya besar di kota Mobile, Alabama. Pasti ada setidaknya seorang dari kota Mobile, benar tidak. Mobile terletak di pertemuan dari antara lima sungai, yang membentuk sebuah delta yang begitu indah. Dan di delta tersebut terdapat buaya-buaya yang merayap keluar masuk sungai-sungai yang dipenuhi banyak ikan dan juga ular-ular bergelantungan di pepohonan siprus beragam macam burung. Tempat ini sungguh-sungguh tempat yang istimewa untuk ditinggali terutama bagi seorang anak kecil yang gemar akan binatang untuk tinggal disana. Air dari delta ini terus mengalir ke Teluk Mobile, dan berakhir di Teluk Besar Meksiko
And I remember my first real contact with octopus was probably at age five or six. I was in the gulf, and I was swimming around and saw a little octopus on the bottom. And I reached down and picked him up, and immediately became fascinated and impressed by its speed and its strength and agility. It was prying my fingers apart and moving to the back of my hand. It was all I could do to hold onto this amazing creature. Then it sort of calmed down in the palms of my hands and started flashing colors, just pulsing all of these colors. And as I looked at it, it kind of tucked its arms under it, raised into a spherical shape and turned chocolate brown with two white stripes. I'm going, "My gosh!" I had never seen anything like this in my life! So I marveled for a moment, and then decided it was time to release him, so I put him down. The octopus left my hands and then did the damnedest thing: It landed on the bottom in the rubble and -- fwoosh! -- vanished right before my eyes.
Dan saya ingat pertama kalinya memegang seekor gurita kira-kira pada umur lima atau enam. Saya berada diteluk, dan sedang berenang, dan melihat seekor gurita kecil di dasar teluk. terus saya menggapai ke bawah dan mengangkatnya, dan seketika saja langsung terkagum dan sangat terkesan dengan kegesitan dan kelincahannya. Dia coba memaksa membuka lebar jari-jari saya dan bergerak ke balik telapak tangan saya. Dan yang saya bisa lakukan hanya terus memegang makhluk yang mengagumkan ini. Lalu dia menjadi tenang ke dalam kedua telapak tangan saya. dan mulailah dia memancarkan warna, terus memompa warna-warna tersebut, dan saat saya melihatnya, dia seperti memasukkan tangan-tangannya ke bawah tubuhnya, mulai bangun berdiri menjadikan tubuhnya berbentuk bulat, dan berganti warna menjadi coklat dengan dua garis belang putih. Saya langsung, "Gila!" Tak pernah lihat yang semacam ini seumur hidup! Sampai sempat saya terheran sesaat, sebelum saya sadar sudah waktunya melepaskan dia, lalu kucelupkan lagi dia ke dalam air. Gurita itu meninggalkan tangan saya dan berbuat sesuatu yang, sumpah, paling hebat Ia langsung tenggalam ke dasar air di antara pepuingan dan dengan seketika "fwoosh!" -- hilang -- di depan kedua mata saya.
And I knew, right then, at age six, that is an animal that I want to learn more about. So I did. And I went off to college and got a degree in marine zoology, and then moved to Hawaii and entered graduate school at the University of Hawaii. And while a student at Hawaii, I worked at the Waikiki Aquarium. And the aquarium had a lot of big fish tanks but not a lot of invertebrate displays, and being the spineless guy, I thought, well I'll just go out in the field and collect these wonderful animals I had been learning about as a student and bring them in, and I built these elaborate sets and put them on display.
Dan saya tahu kemudian, pada umur enam tahun, itulah binatang yang ingin saya pelajari. Dan sungguh akhirnya terjadi. Saya pergi kuliah dan mendapatkan gelar sarjana di bidang zoologi laut, setelah itu pindah saya ke Hawaii dan melanjutkan sekolah lagi di University of Hawaii Dan semasa saya mahasiswa di Hawaii, Saya sempat bekerja di Waikiki Aquarium. dan di akuarium itu penuh dengan kolam ikan yang besar-besar sekali, hanya saja sedikit invertebrata (hewan tanpa tulang punggung) yang bisa dilihat, dan karena saya iseng orangnya, saya pikir, lebih baik saya saja yang terjun dan koleksi binatang-binatang yang mengagumkan ini yang saya sudah pelajari semenjak kuliah Saya bawa pulang, dan saya bangun kolam yang agak rumit lalu saya letakkan mereka sebagai pertunjukkan.
Now, the fish in the tanks were gorgeous to look at, but they didn't really interact with people. But the octopus did. If you walked up to an octopus tank, especially early in the morning before anyone arrived, the octopus would rise up and look at you and you're thinking, "Is that guy really looking at me? He is looking at me!" And you walk up to the front of the tank. Then you realize that these animals all have different personalities: Some of them would hold their ground, others would slink into the back of the tank and disappear in the rocks, and one in particular, this amazing animal ... I went up to the front of the tank, and he's just staring at me, and he had little horns come up above his eyes. So I went right up to the front of the tank -- I was three or four inches from the front glass -- and the octopus was sitting on a perch, a little rock, and he came off the rock and he also came down right to the front of the glass. So I was staring at this animal about six or seven inches away, and at that time I could actually focus that close; now as I look at my fuzzy fingers I realize those days are long gone. Anyway, there we were, staring at each other, and he reaches down and grabs an armful of gravel and releases it in the jet of water entering the tank from the filtration system, and -- chk chk chk chk chk! -- this gravel hits the front of the glass and falls down. He reaches up, takes another armful of gravel, releases it -- chk chk chk chk chk! -- same thing. Then he lifts another arm and I lift an arm. Then he lifts another arm and I lift another arm. And then I realize the octopus won the arms race, because I was out and he had six left. (Laughter) But the only way I can describe what I was seeing that day was that this octopus was playing, which is a pretty sophisticated behavior for a mere invertebrate.
Memang, ikan-ikan di akuarium ini benar-benar indah untuk dilihat, tetapi mereka tak bisa berinteraksi dengan manusia. Sedangkan gurita bisa. Apabila anda mendekati kolam gurita, lebih lagi pada pagi hari, sebelum pengunjung berdatangan, si gurita akan bangun dan melihat anda, dan anda akan berpikir, "Apakah ia benar-benar sedang memandang saya? Dia sedang memandang saya!" Dan pada saat anda datang mendekati kolam itu, anda baru akan sadar bahwa gurita-gurita ini punya kepribadian yang berbeda. Beberapa dari mereka akan berdiam saja di permukaan. Ada juga yang akan kabur ke belakang kolam dan sembunyi di batu-batuan. Tapi ada satu, satu ekor yang bukan main hebat ... Pada saat saya di depan kolam tersebut, dia malah mempelototi saya. dan tanduk-tanduk kecil mulai keluar dari atas kedua matanya. jadi saya terus berdiri persis di depan kaca kolam itu. Jarak saya hanya tiga atau empat inci dari permukaan kaca tersebut. Dan si gurita pada saat itu sedang duduk di tempat tinggi, di sebuah batu kecil, lalu dia pun datang meninggalkan batu itu dan dia juga mendekati kaca kolam tersebut Jadi saat itu saya bertatapan dengan binatang ini hanya dalam jarak 6 atau 7 inci, dan waktu itu saya masih bisa memandang jarak dekat; tapi sekarang, setiap kali saya menatap jari-jari tangan saya sudah kelihatan buram, saya sadar bahwa hari-hari itu sudah jauh terlewat. Namun demikian, begitulah kita berdua saling berpandangan, kemudian dia meraih ke bawah dan mengambil segelintir kerikil lalu melepaskan kerikil-kerikil itu ke aliran air yg masuk ke kolam tersebut melalui sistem air filter, dan "chk chk chk chk chk!" -- kerikilan itu terlempar ke kaca kolam dan berjatuhan. Sekali lagi dia mengambil segelintir kerikil, mengangkat tangannya dan melepaskannya lagi persis "Chk chk chk chk chk!" -- hal yang sama lagi. Kemudian dia mengangkat lengannya, sehingga saya juga ikut mengangkat lengan saya. lalu dia mulai mengangkat lengan yang satunya lagi. Sayapun mengangkat lengan lagi. tapi saya baru sadar gurita pasti menang kalau lomba angkat tangan, soalnya dia masih ada enam sedangkan saya sudah habis. Tapi satu-satunya cara menjelaskan yang saya lihat hari itu hanya yaitu si gurita sedang bermain dengan saya, kelakuan yang agak muktahir untuk seekor invertebrate.
So, about three years into my degree, a funny thing happened on the way to the office, which actually changed the course of my life. A man came into the aquarium. It's a long story, but essentially he sent me and a couple of friends of mine to the South Pacific to collect animals for him, and as we left, he gave us two 16-millimeter movie cameras. He said, "Make a movie about this expedition." "OK, a couple of biologists making a movie -- this'll be interesting," and off we went. And we did, we made a movie, which had to be the worst movie ever made in the history of movie making, but it was a blast. I had so much fun. And I remember that proverbial light going off in my head, thinking, "Wait a minute. Maybe I can do this all the time. Yeah, I'll be a filmmaker." So I literally came back from that job, quit school, hung my filmmaking shingle and just never told anyone that I didn't know what I was doing. It's been a good ride. And what I learned in school though was really beneficial. If you're a wildlife filmmaker and you're going out into the field to film animals, especially behavior, it helps to have a fundamental background on who these animals are, how they work and, you know, a bit about their behaviors.
Jadi, setelah tiga tahun saya mengejar gelar sarjana, suatu hari pada saat masuk kantor, hal yang ganjil terjadi, di mana hal tersebut benar-benar mengubah jalur hidup saya. Seorang laki-laki datang ke akuarium. Panjang ceritanya, tapi intinya dia mau mengirim saya bersama temen-teman saya ke lautan Pasifik Selatan, untuk mengumpulkan hewan-hewan laut untuknya, dan sebelum kita berangkat, kita diberi olehnya dua 16mm kamera video. Dia berkata, "Tolong ekspedisi ini difilmkan." ... Oke, para ahli biologi membuat film -- menarik juga saya pikir. dan berangkatlah kita, dan betul-betul, kita buatkan dia sebuah film, mungkin film terburuk yang pernah dibuat dalam sejarah perfilman. Tetapi perjalanan itu menjadi seru sekali; Banyak sekali yang asik. dan saya masih ingat rasanya seperti cahaya lampu bersinar-sinar di kepala, saya pikir, "Sebentar... kenapa saya tidak saya lakukan ini saja seterusnya. Iya, saya akan menjadi pembuat film saja." Langsung, sekembalinya saya dari proyek itu, saya berhenti kuliah, dan pasang tanda sebagai pembuat film hanya saja tak pernah saya beri tahu siapapun bahwa sebenarnya saya tidak mengerti apa-apa. Perjalanan hidup yang menarik. dan ternyata yang saya pelajari di sekolah ada gunanya juga. apabila anda seorang pembuat film alam liar, yang sedang di luar mensyuting film tentang binatang, terutama mengenai tingkah laku mereka, sangat membantu jika ada latar belakang yg mendasar mengenai apa sebenarnya binatang-binatang ini, cara mereka bekerja dan sedikit banyak mengenai perilaku mereka.
But where I really learned about octopus was in the field, as a filmmaker making films with them, where you're allowed to spend large periods of time with the animals, seeing octopus being octopus in their ocean homes. I remember I took a trip to Australia, went to an island called One Tree Island. And apparently, evolution had occurred at a pretty rapid rate on One Tree, between the time they named it and the time I arrived, because I'm sure there were at least three trees on that island when we were there. Anyway, one tree is situated right next to a beautiful coral reef. In fact, there's a surge channel where the tide is moving back and forth, twice a day, pretty rapidly. And there's a beautiful reef, very complex reef, with lots of animals, including a lot of octopus. And not uniquely but certainly, the octopus in Australia are masters at camouflage. As a matter of fact, there's one right there. So our first challenge was to find these things, and that was a challenge, indeed. But the idea is, we were there for a month and I wanted to acclimate the animals to us so that we could see behaviors without disturbing them. So the first week was pretty much spent just getting as close as we could, every day a little closer, a little closer, a little closer. And you knew what the limit was: they would start getting twitchy and you'd back up, come back in a few hours. And after the first week, they ignored us. It was like, "I don't know what that thing is, but he's no threat to me." So they went on about their business and from a foot away, we're watching mating and courting and fighting and it is just an unbelievable experience.
Akan tetapi yang saya pelajari sesungguhnya tentang gurita yaitu pada saat saya di sana sebagai pembuat film, membuat film bersama mereka, di mana kita bisa meluangkan cukup banyak waktu bersama binatang-binatang, mengamati gurita bertingkah seperti gurita di rumah mereka di lautan. Saya ingat sekali, saya pergi ke Australia, mengunjungi satu pulau yang namanya pulau One Tree (Sepohon) Dan, tampaknya, evolusi di sana terjadi amat cepat sekali di One Tree, dari saat pulau itu dinamai sampai saat saya tiba, soalnya saya yakin sekali sudah ada paling sedikit tiga pohon di pulau itu saat kita di sana. Balik ke topik, pulau ini letaknya persis di sebelah daerah terumbu karang yang begitu indah. Ditambah lagi, ada alur gelombang di mana ombak bergerak kesana kemari, dua kali sehari, cukup kencang, dan ada satu terumbu karang yang indah terumbu karang yang sangat komplek dan penuh dengan binatang laut, termasuk gurita dalam jumlah banyak. Dan, bukan cuma di sini, tapi yang pasti gurita di Australia adalah ahli dalam kamoflase. Bahkan, ada satu di dalam sana. Maka dari itu, tantangan pertama kita yaitu untuk mencari mereka, dan tidak salah lagi, hal ini sungguh menantang. Intinya: Kita di sana sebulan, dan saya harus mencoba menyesuaikan diri kepada suasana iklim mereka. agar supaya kita dapat mengamati gerak-gerik mereka tanpa mengganggu mereka. Minggu pertama, waktu kita sebagian besar digunakan untuk mendekati mereka sebisa mungkin, semakin hari semakin dekat, sedikit demi sedikit. dan ada batasnya juga, saat mereka mulai bertingkah aneh, kita harus mulai mundur, baru balik lagi dalam beberapa jam, setelah minggu pertama lewat, mereka tidak mempedulikan kita lagi. seakan-akan, "Aku tak tahu benda apa itu, tapi dia tidak mengancam aku." Sehingga akhirnya mereka kembali ke rutinitas mereka. Dari situ dalam jarak satu kaki, kita bisa menonton mereka bersetubuh, saling pacaran, dan juga berkelahi sungguh-sungguh pengalaman yang sulit dipercaya.
And one of the most fantastic displays that I remember, or at least visually, was a foraging behavior. And they had a lot of different techniques that they would use for foraging, but this particular one used vision. And they would see a coral head, maybe 10 feet away, and start moving over toward that coral head. And I don't know whether they actually saw crab in it, or imagined that one might be, but whatever the case, they would leap off the bottom and go through the water and land right on top of this coral head, and then the web between the arms would completely engulf the coral head, and they would fish out, swim for crabs. And as soon as the crabs touched the arm, it was lights out. And I always wondered what happened under that web. So we created a way to find out, (Laughter) and I got my first look at that famous beak in action. It was fantastic.
Dan salah satu tontonan yang fantastis yang masih saya ingat, paling tidak masih ada bayangan, yaitu tindakan mencari makanan. Dan mereka punya beberapa teknik yang berbeda untuk mencari santapan. Tapi yang satu ini mencari memakai penglihatannya. Apabila mereka tampak sebuah batu karang yang menonjol dari sekitar 10 kaki mereka akan mulai bergerak ke hadapan batu tersebut. dan tidak jelas apakah dia melihat sebuah kepiting, aku bisa bayangkan ada, tapi kendatipun, mereka akan meloncat ke dasaran dan menyaring air dan tanah dari atas batu karang ini, bersamaan membentuk jaring dengan lengan-lengannya. sehingga bisa menyelimuti seluruh batu ini, dan mereka biasanya akan memancing untuk kepiting. dan saat kepiting-kepiting tersentuh jaringnya, habis lah mereka. Dan saya selalu penasaran apa sih yang terjadi di bawah jaring itu. sehingga satu saat kita rancang cara untuk mengetahuinya. Dan pertama kali saya bisa lihat cucuk itu beraksi. sangat luar biasa.
If you're going to make a lot of films about a particular group of animals, you might as well pick one that's fairly common. And octopus are, they live in all the oceans. They also live deep. And I can't say octopus are responsible for my really strong interest in getting in subs and going deep, but whatever the case, I like that. It's like nothing you've ever done.
Jika ingin membuat film-film tentang sekumpulan binatang, sekalian saja pilih yang agak umum. gurita ialah salah satunya, mereka ada di lautan mana saja. Juga mereka hidup laut yang dalam. Saya masih tidak jelas apakah gurita lah yang sebenarnya menarik perhatian saya untuk menaiki kapal selam dan turun jauh ke dalam laut, tapi apapun sebabnya, saya hobi sekali. sama sekali beda rasanya dari pengalaman apapun.
If you ever really want to get away from it all and see something that you have never seen, and have an excellent chance of seeing something no one has ever seen, get in a sub. You climb in, seal the hatch, turn on a little oxygen, turn on the scrubber, which removes the CO2 in the air you breathe, and they chuck you overboard. Down you go. There's no connection to the surface apart from a pretty funky radio. And as you go down, the washing machine at the surface calms down. And it gets quiet. And it starts getting really nice. And as you go deeper, that lovely, blue water you were launched in gives way to darker and darker blue. And finally, it's a rich lavender, and after a couple of thousand feet, it's ink black. And now you've entered the realm of the mid-water community.
Jika anda benar-benar mau meninggalkan semuanya dan melihat yang belum pernah dilihat, dan jika ada kesempatan yang tepat untuk melihat sesuatu yang orang belum pernah lihat, masuk ke dalam kapal selam. Anda manjat ke dalam, tutup pintu kapalnya, nyalakan sedikit oksigen, nyalakan pembuang polusi udara, yang dapat membuang CO2 dari udara yang dihirup, dan setelah kapal selam dilempar ke air. Anda mulai turun. Sama sekali tak akan ada komunikasi ke permukaan selain sebuah radio kuno. dan saat anda turun, air laut yang berputar bagaikan mesin pencuci di permukaan mulai mereda. dan semuanya mulai diam. Dan mulai rasanya lebih nyaman. Dan semakin dalam anda turun, air yang tadinya biru mulai menjadi gelap, menjadi biru gelap. dan pada akhirnya, menjadi beraneka ragam ungu, dan setelah beberapa ribu kaki dari permukaan, jadi hitam seperti tinta. dan sekarang anda mulai memasuki dunia komunitas lapisan tengah air dalam laut.
You could give an entire talk about the creatures that live in the mid-water. Suffice to say though, as far as I'm concerned, without question, the most bizarre designs and outrageous behaviors are in the animals that live in the mid-water community. But we're just going to zip right past this area, this area that includes about 95 percent of the living space on our planet and go to the mid-ocean ridge, which I think is even more extraordinary.
Bisa seharian jika ingin berbicara tentang makhluk-makhluk yang hidup di lapisan ini. Cukup kata, dari pandangan saya, tanpa perlu ditanya, pola dan bentuk yang teraneh dan perilaku yang paling aneh dapat ditemukan dari binatang-binatang yang tinggal di komunitas lapisan tengah air. Tapi kita akan hanya melewati area ini, area yang mencapai sekitar 95 persen dari wadah kehidupan di planet ini dan langsung ke area gugusan gunung berapi, yang menurut saya lebih luar biasa lagi.
The mid-ocean ridge is a huge mountain range, 40,000 miles long, snaking around the entire globe. And they're big mountains, thousands of feet tall, some of which are tens of thousands of feet and bust through the surface, creating islands like Hawaii. And the top of this mountain range is splitting apart, creating a rift valley. And when you dive into that rift valley, that's where the action is because literally thousands of active volcanoes are going off at any point in time all along this 40,000 mile range. And as these tectonic plates are spreading apart, magma, lava is coming up and filling those gaps, and you're looking land -- new land -- being created right before your eyes. And over the tops of them is 3,000 to 4,000 meters of water creating enormous pressure, forcing water down through the cracks toward the center of the earth, until it hits a magma chamber where it becomes superheated and supersaturated with minerals, reverses its flow and starts shooting back to the surface and is ejected out of the earth like a geyser at Yellowstone. In fact, this whole area is like a Yellowstone National Park with all of the trimmings.
Dearah rantaian gunung berapi dalam laut adalah sebuah kawasan pegunungan yang besar sekali, 40000 mil panjangnya meliliti seluruh bumi. dan penuh dengan gunung-gunung raksasa, tinggi, ribuan kaki tingginya, beberapa di antaranya sampai puluhan ribu kaki dan menembusi permukaan air, menghasilkan kepulauan seperti Hawaii. dan di atas kawasan pegunungan itu terbelah, menjadikan sebuah lembah bercelah. dan menyelam ke dalam lembah itu, disanalah yang benar-benar seru karena, sungguh, ribuan gunung berapi aktif berletusan setiap saat, semuanya sepanjang 40000 mil ini. Dan semakin piringan-piringan tektonik melebar, magma dan lahar, naik dan mengisi celah2nya dan anda bayangkan tanah, tanah baru, sedang terbuat di depan mata kita. dan dengan ditimpanya 4 ribu meter lebih air membuat tekanan yang dahsyat, memaksa air masuk ke celah-celah ke arah poros bumi, sampai menemui lapisan simpanan magma, di mana panasnya terlampau hebat dan mineral-mineral bukan main berserapan sehingga aliran air terputar balik dan terlempar balik ke dasar laut, dan menyembur ke luar bumi seperti contohnya mata air panas di Yellowstone. Bahkan, seluruh kawasan ini persis seperti Taman Nasional Yellowstone berikut semua kehidupannya.
And this vent fluid is about 600 or 700 degrees F. The surrounding water is just a couple of degrees above freezing. So it immediately cools, and it can no longer hold in suspension all of the material that it's dissolved, and it precipitates out, forming black smoke. And it forms these towers, these chimneys that are 10, 20, 30 feet tall. And all along the sides of these chimneys is shimmering with heat and loaded with life. You've got black smokers going all over the place and chimneys that have tube worms that might be eight to 10 feet long. And out of the tops of these tube worms are these beautiful red plumes. And living amongst the tangle of tube worms is an entire community of animals: shrimp, fish, lobsters, crab, clams and swarms of arthropods that are playing that dangerous game between over here is scalding hot and freezing cold.
dan lubang cairan ini panasnya sekitar enam atau tujuh ratus derajat Fahrenheit. Sedangkan air di sekitarnya hanya sekitar beberapa derajat dari suhu beku. Karena itu, semuanya seketika kembali menjadi dingin, tak bisa panas lama maka semua material yang terlarut, mengendap keluar, berupa asap hitam. yang membentuk semacam menara-menara, seperti cerobongan asap yang tingginya mencapai 10, 20, sampai 30 kaki. dan di sekitaran cerobong-cerobong asap ini. panas berkilauan dan penuh dengan makhluk hidup. Cerobong asap hitam di mana-mana dan penuh dengan yang namanya cacing tabung yang panjangnya sekitar 8 sampai 10 kaki. dan di atas mulut cacing-cacing tabung ini anda bisa temukan bulu-bulu indah berwarna merah. Dan hidup diantara lilitan cacing-cacing tabung ini, ialah segala komunitas binatang laut, udang, ikan, lobster, kepiting, kerang dan segerombolan yang sejenis dengan gurita yang nekad bermain diantara satu sisi yang panas melepuh dan di sisi lain dingin membekukan.
And this whole ecosystem wasn't even known about until 33 years ago. And it completely threw science on its head. It made scientists rethink where life on Earth might have actually begun. And before the discovery of these vents, all life on Earth, the key to life on Earth, was believed to be the sun and photosynthesis. But down there, there is no sun, there is no photosynthesis; it's chemosynthetic environment down there driving it, and it's all so ephemeral. You might film this unbelievable hydrothermal vent, which you think at the time has to be on another planet. It's amazing to think that this is actually on earth; it looks like aliens in an alien environment. But you go back to the same vent eight years later and it can be completely dead. There's no hot water. All of the animals are gone, they're dead, and the chimneys are still there creating a really nice ghost town, an eerie, spooky ghost town, but essentially devoid of animals, of course. But 10 miles down the ridge... pshhh! There's another volcano going. And there's a whole new hydrothermal vent community that has been formed. And this kind of life and death of hydrothermal vent communities is going on every 30 or 40 years all along the ridge.
dan seluruh ekosistem ini bahkan belum diketahui sampai 33 tahun yang lalu. Sama sekali mengejutkan yang namanya pengetahuan alam saat itu. Ini membuat para ilmuwan berpikir kembali sebenarnya di mana mulainya kehidupan di bumi. dan sebelum diketahuinya lubang-lubang asap ini, semua kehidupan di bumi, kunci dari kehidupan di bumi, dipercaya datang dari matahari dan fotosintesis, tapi dibawah situ, tidak ada matahari, dan juga tidak ada fotosistesis. di bawah situ yang menggerakkan kehidupan hanyalah lingkungan kemosintesis, dan semuanya keliatan fana. Jika anda merekam film tentang lubang-lubang hidrotermal yang luar biasa ini, pada jaman itu pasti berpikir pada saat itu tidak mungkin kalau bukan dari planet lain. Sungguh tidak habis pikir kalau ini sebenarnya ada di bumi. kelihatan seperti makhluk asing dari tempat asing. dan kalian kembali ke sini 8 tahun kemudian, semua ini bisa saja lenyap. Tidak ada air panas. semua binatang lenyap, semuanya mati. hanya cerobong asap saja yang tertinggal seperti kota hantu, kota hantu yang menyeramkan, intinya hampa akan binatang, tentunya. Tapi 10 mil di sebelah sana... Ppssshhh! Terjadilah satu gunung berapi lagi. Dan sebuah komunitas lubang-lubang hidrotermal sedang terbentuk. dan hidup mati semacam ini di kumpulan lubang-lubang hidrotermal terjadi setiap 30 atau 40 tahun semuanya sepanjang rantaian gunung berapi ini.
And that ephemeral nature of the hydrothermal vent community isn't really different from some of the areas that I've seen in 35 years of traveling around, making films. Where you go and film a really nice sequence at a bay. And you go back, and I'm at home, and I'm thinking, "Okay, what can I shoot ... Ah! I know where I can shoot that. There's this beautiful bay, lots of soft corals and stomatopods." And you show up, and it's dead. There's no coral, algae growing on it, and the water's pea soup. You think, "Well, what happened?" And you turn around, and there's a hillside behind you with a neighborhood going in, and bulldozers are pushing piles of soil back and forth. And over here there's a golf course going in. And this is the tropics. It's raining like crazy here. So this rainwater is flooding down the hillside, carrying with it sediments from the construction site, smothering the coral and killing it. And fertilizers and pesticides are flowing into the bay from the golf course -- the pesticides killing all the larvae and little animals, fertilizer creating this beautiful plankton bloom -- and there's your pea soup.
dan sifat fana seperti itu dari kumpulan lubang-lubang hidrothermal tidak begitu berbeda dengan beberapa area yang saya lihat sepanjang 35 tahun berkeliling, membuat film. Bayangkan kalian pergi merekam beberapa adegan film yang indah di sebuah pantai. Setelah kalian pulang, dan sesampai di rumah, kalian bepikir, "Oke, apa yang bisa aku lihat. Ah, aku tahu di mana aku bisa mendapat rekaman seperti itu. Kan ada satu pantai teluk yang indah, penuh terumbu karang lembut dan stomatopod (semacam udang)" dan pada saat kalian ke sana, semuanya tak ada. Tidak ada terumbu sama sekali, hanya tumbuh ganggang, dan airnya pun seperti sop. Anda akan bertanya, "Loh, apa yang terjadi?" dan saat kalian berbalik, di satu sisi bukit ada sebuah pemukiman sedang dibangun, dan sejumlah buldoser menyeret tanah ke sana kemari. dan di sisi yang lain sebuah lapangan golf sedang dikelola. Dan karena di daerah tropis, hujan turun deras tak henti-henti sehingga air hujan pun membanjiri lembah bukit, membawa sedimen-sedimen dari tempat bangunan, melimpahi terumbuan karang dan membunuhnya. Pupuk dan pestisida juga mengalir ke pantai dari lapangan golf. Pestisida membunuh semua larva dan binatang-binatang kecil, pupuk menciptakan plankton indah dan mekar. dan dari sini lah kalian mendapat sop.
But, encouragingly, I've seen just the opposite. I've been to a place that was a pretty trashed bay. And I looked at it, just said, "Yuck," and go and work on the other side of the island. Five years later, come back, and that same bay is now gorgeous. It's beautiful. It's got living coral, fish all over the place, crystal clear water, and you go, "How did that happen?" Well, how it happened is the local community galvanized. They recognized what was happening on the hillside and put a stop to it; enacted laws and made permits required to do responsible construction and golf course maintenance and stopped the sediments flowing into the bay, and stopped the chemicals flowing into the bay, and the bay recovered. The ocean has an amazing ability to recover, if we'll just leave it alone.
Tapi, seballiknya, saya juga sudah pernah melihat sebaliknya. ke tempat yang kotor sekali pantai teluknya. dan begitu saya lihat, hanya bisa berkata "Ih" lalu pindah ke sebelah pulau yang lain. Lima tahun kemudian, balik, teluk itu sudah menjadi cantik kembali. Indah. penuh dengan terumbu karang yang hidup, ikan di mana-mana, air yang jernih seperti kristal, dan kalian bertanya lagi, "Kenapa bisa begini?" Yang terjadi adalah komunitas setempat mengambil tindakan. Mereka sadar apa yang telah terjadi di balik bukit dan mereka hentikan itu, memutar balik aturan hukum dan mengharuskan ijin untuk mengelola dengan tanggung jawab dan merawat lapangan golf dengan benar dan mencegah sedimen mengalir ke pantai, dan menghentikan kimia mengalir ke pantai teluk. dan teluk itu pun pulih kembali. Laut mempunyai kelebihan yang mengagumkan untuk pulih, jika kita biarkan saja.
I think Margaret Mead said it best. She said that a small group of thoughtful people could change the world. Indeed, it's the only thing that ever has. And a small group of thoughtful people changed that bay. I'm a big fan of grassroots organizations. I've been to a lot of lectures where, at the end of it, inevitably, one of the first questions that comes up is, "But, but what can I do? I'm an individual. I'm one person. And these problems are so large and global, and it's just overwhelming." Fair enough question.
Menurut saya Margaret Mead mengatakannya dengan paling baik. Dia berkata hanya sekelompok kecil yang berpeduli yang bisa mengubah dunia ini. Memang, cuma merekalah yang pernah. dan suatu kelumpok kecil yang peduli yang mengubah pantai tersebut. Saya penggemar berat organisasi yang merakyat. Saya sudah sering kali mendengar ceramah di mana pada akhir ceramah, selalu, salah satu dari pertanyaan pertama yang ditanya ialah, "Jadi, apa yang bisa saya lakukan? Saya hanya satu individual. Hanya seorang diri. dan masalah-masalah ini sangatlah besar dan global, dan agak berlebihan." Pertanyaan yang masuk akal.
My answer to that is don't look at the big, overwhelming issues of the world. Look in your own backyard. Look in your heart, actually. What do you really care about that isn't right where you live? And fix it. Create a healing zone in your neighborhood and encourage others to do the same. And maybe these healing zones can sprinkle a map, little dots on a map. And in fact, the way that we can communicate today -- where Alaska is instantly knowing what's going on in China, and the Kiwis did this, and then over in England they tried to ... and everybody is talking to everyone else -- it's not isolated points on a map anymore, it's a network we've created. And maybe these healing zones can start growing, and possibly even overlap, and good things can happen. So that's how I answer that question. Look in your own backyard, in fact, look in the mirror. What can you do that is more responsible than what you're doing now? And do that, and spread the word. The vent community animals can't really do much about the life and death that's going on where they live, but up here we can. In theory, we're thinking, rational human beings. And we can make changes to our behavior that will influence and affect the environment, like those people changed the health of that bay.
Jawaban saya untuk pertanyaan itu yaitu tidak usah melihat masalah-masalah berat di dunia ini. Lihatlah di halaman rumah anda. bahkan, lihatlah di hati anda. Apa yang anda pedulikan yang tidak sesuai di kawasan tempat tinggal anda. lalu anda betulkan. Buatlah zona penyembuhan di lingkungan anda. dan dorong yang lain untuk berbuat yang serupa. Dan mungkin zona-zona penyembuhan ini dapat menyebar di sebuah peta, membentuh titk-titik kecil di sebuah peta. Dan pada nyatanya, cara kita berkomunikasi hari ini, dimana Alaska terus memantau kejadian di Cina, dan para orang-orang Kiwi ke daerah lain, dan yang di Inggris juga mencoba... dan semua orang sekarang berbicara dengan yang lainnya. sehingga titik-titik ini tidak lagi terisolasi, malah kita telah membuat suatu jaringan. dan mungkin saja zona-zona penyembuhan ini dapat mulai tumbuh, dan ada kemungkinan saling melengkapi, dan sesuatu yang baik akhirnya bisa terjadi. Maka, itulah jawaban saya untuk pertanyaan itu. Lihatlah di lingkungan rumah kalian, bahkan, cobalah lihat di cermin. Apa yang bisa kalian buat yang lebih bertanggung jawab dari yang kalian sudah lakukan sekarang? dan buatlah. Sebarkan. Binatang-binatang di lubang dasar laut tidak bisa berbuat apa-apa terhadap hidup dan mati yang terjadi di lingkungan mereka, tetapi kita di sini bisa. Pada teori, kita manusia bisa berpikir secara rasional dan kita bisa mengubah sifat kita yang bisa mempengaruhi dan berefek pada lingkungan, seperti orang-orang yang telah mengganti kondisi daerah pantai tadi.
Now, Sylvia's TED Prize wish was to beseech us to do anything we could, everything we could, to set aside not pin pricks, but significant expanses of the ocean for preservation, "hope spots," she calls them. And I applaud that. I loudly applaud that. And it's my hope that some of these "hope spots" can be in the deep ocean, an area that has historically been seriously neglected, if not abused. The term "deep six" comes to mind: "If it's too big or too toxic for a landfill, deep six it!" So, I hope that we can also keep some of these "hope spots" in the deep sea. Now, I don't get a wish, but I certainly can say that I will do anything I can to support Sylvia Earle's wish. And that I do.
Dengar, impian dari Sylvia, pemenang penghargaan TED yaitu memohon kepada kita semua untuk melakukan apa saja yang mampu, semuanya yang kita mampu, untuk meminggirkan, bukan hanya sedikit, tetapi mengembangkan secara luas lautan kita untuk dilestarikan, "bintik-bintik harapan," beliau namakan. Dan saya dukung itu. Saya dukung dengan suara keras. sehingga harapan saya ialah "bintik-bintik harapan" ini bisa sampai ke kawasan dasar laut, ke area, yang sudah bersejarah sekali, selama ini telah diterlantarkan, jika tidak disalahgunakan -- istilah "deep-six" muncul dipikiran. apabila terlalu besar atau terlalu beracun untuk TPA, "deep-six"kan. Maka itu, aku berharap kita semua bisa juga tetap melindungi "bintik-bintik harapan" di dasar lautan kita. Walau saya tidak diberi permintaan, tetapi saya mau berkata bahwa aku akan berbuat semampu saya untuk mendukung permintaan Sylvia Earle dan itu, saya bisa lakukan.
Thank you very much. (Applause)
Banyak terima kasih. (Tepuk tangan)