Back home, my friends call me nicknames, such as "The Giant Clam Girl," "Clam Queen," or, "The Mother of Clams."
Di kampung halaman, teman-teman memanggil saya dengan julukan, seperti "Gadis Kerang Raksasa," "Ratu Kerang," atau "Induk Kerang."
(Laughter)
(Tawa)
This is because every time I see them, I talk nonstop about giant clams all day, every day. Giant clams are these massive and colorful shelled marine animals, the largest of its kind. Just look at this shell. The biggest recorded individual was four-and-a-half-feet long and weighed about 550 pounds. That is almost as heavy as three baby elephants.
Hal ini karena setiap saya bertemu mereka, tanpa henti saya membicarakan kerang raksasa sepanjang hari setiap hari. Kerang raksasa merupakan hewan laut bercangkang besar dan penuh warna, jenis paling besar di kelompoknya. Lihatlah cangkang-cangkang ini. Yang paling besar memiliki panjang sekitar 137 cm dan berbobot sekitar 550 pon. Berat tersebut sama dengan berat tiga bayi gajah.
South Pacific legends once described giant clams as man-eaters that would lie in wait on the seabed to trap unsuspecting divers. A story goes that a diver had lost his legs while trying to retrieve a pearl from a giant clam. I thought, "Really?" So out of curiosity, I did an experiment using myself as bait.
Legenda Pasifik Selatan menggambarkan kerang raksasa sebagai pemakan manusia yang menanti di dasar laut untuk menjebak penyelam yang tidak tahu apa-apa. Disebutkan dalam cerita, seorang penyelam kehilangan kedua kakinya saat mencoba mengambil mutiara dari seekor kerang raksasa. Saya berpikir, "benarkah?" Lalu dengan rasa penasaran, saya bereksperimen menjadikan diri saya sebagai umpan.
(Laughter)
(Tawa)
I carefully placed my hand into the clam's mouth and waited. Hmm ... I still have my hand. It seems that these gentle giants would rather retreat and protect their fleshy bodies than feed on me. So much for those killer clam myths!
Pelan-pelan saya memasukkan tangan saya ke dalam mulut kerang dan menunggu. Hmm ... Tangan saya masih ada. Nampaknya raksasa jinak ini akan memilih mundur dan melindungi tubuh gemuknya dibandingkan memakanku. Terlalu banyak mitos kerang pemburu!
Unfortunately, the reality is, we are the giant clams' biggest threat. Considered a delicacy throughout the Western Pacific and Indian Oceans, giant clams have been traditionally fished as seafood. Fishermen are particularly interested in their adductor muscles, which are organs that hold the two shells together like a hinge. Just for their muscles, giant clams were almost hunted to extinction between the 1960s and 1980s. Clamshells are also popular in the ornamental trade as jewelry and for display. In the South China Sea, fishermen went out of their way to collect fossilized clamshells by digging through large areas of coral reefs. These were later carved and sold as so-called "ivory handicrafts" in China. Giant clams, dead or alive, are not safe from us. It's a "clamity!"
Sayangnya, pada kenyataannya kita adalah ancaman terbesar bagi kerang-kerang raksasa. Dikenal sebagai kelezatan di seluruh Pasifik Barat dan Samudera Hindia, kerang raksasa sejak lama ditangkap sebagai makanan laut. Para nelayan khususnya, tertarik pada otot aduktor yaitu organ yang menyatukan dua cangkang seperti engsel. Hanya karena ototnya, kerang raksasa diburu mendekati kepunahan di antara tahun 1960-an dan 1980-an. Kulit kerang juga populer dalam perdagangan ornamen seperti perhiasan dan pajangan. Di laut Cina Selatan, nelayan mengumpulkan fosil kerang laut dengan menggali sebagian besar dari terumbu karang. Lalu kerang-kerang itu diukir dan dijual sebagai "kerajinan tangan gading" di Cina. Kerang raksasa, baik hidup atau mati, tidak aman dari kita. Ini "bencana!" (*calamity)
(Laughter)
(Tawa)
(Applause)
(Tepuk tangan)
With the spotlight on more charismatic marine animals such as the whales and coral reefs, it is easy to forget that other marine life needs our help, too. My fascination with giant clams got me started on conservation research to fill in the knowledge gaps on their ecology and behavior. One of the discoveries that we made was that giant clams could walk across the seafloor. Yes, you heard me right: they can walk.
Dengan sorotan lebih pada hewan laut berkharisma seperti paus dan terumbu karang, sangat mudah untuk melupakan bahwa hewan laut lainnya butuh pertolongan juga. Ketertarikan saya pada kerang raksasa membuat saya memulai penelitian cagar alam untuk mengisi kekosongan ilmu mengenai ekologi dan tabiat mereka, Salah satu yang kami temukan yaitu kerang raksasa dapat berjalan melintasi dasar laut. Ya, kalian tidak salah dengar: mereka bisa berjalan.
To find out, we placed numerous baby clams on a grid. Now watch what happens over 24 hours. We think that walking is important for getting away from predators and finding mates for breeding. While it can hard to imagine any movement in these enormous animals, giant clams up to 400 pounds can still walk, they just move slower.
Untuk mencari tahu, kami menaruh bayi-bayi kerang pada sebuah jala. Lihat apa yang terjadi selama 24 jam. Kami berpikir bahwa berjalan itu penting untuk menghindari predator dan mencari pasangan berkembang biak Meskipun sulit membayangkan setiap gerakan dari hewan besar ini, kerang raksasa seberat 400 pon masih bisa berjalan, hanya gerakan mereka lebih lambat.
During my PhD, I discovered more secrets about the giant clams. But there was something missing in my work. I found myself asking, "Why should people care about conserving giant clams?" -- other than myself, of course.
Saat studi PhD, saya menemukan lebih banyak rahasia tentang kerang raksasa. Namun ada sesuatu yang kurang dalam pekerjaan saya. Saya menemukan diri ini bertanya, "Mengapa orang-orang harus peduli untuk melestarikan kerang raksasa?" orang-orang selain saya, tentu saja.
(Laughter)
(Tawa)
It turns out that giant clams have a giant impact on coral reefs. These multitasking clams are reef builders, food factories, shelters for shrimps and crabs and water filters, all rolled into one. In a nutshell, giant clams play a major contributing role as residents of their own reef home, and just having them around keeps the reef healthy. And because they can live up to 100 years old, giant clams make vital indicators of coral reef health. So when giant clams start to disappear from coral reefs, their absence can serve as an alarm bell for scientists to start paying attention, similar to the canary in a coal mine. But giant clams are endangered. The largest clam in the world is facing the threat of extinction, with more than 50 percent of the wild population severely depleted. And the ecological benefits of having giant clams on coral reefs are likely to continue only if populations are healthy, making their conservation paramount.
Ternyata kerang raksasa memiliki dampak besar terhadap terumbu karang. Kerang-kerang serba bisa ini merupakan pembuat terumbu karang, penyedia makanan, tempat perlindungan udang dan kepiting dan penyaring air, yang bergabung jadi satu. Singkatnya, kerang raksasa turut berperan besar sebagai penghuni rumah terumbu karangnya, dan dengan adanya mereka, terumbu karang tetap terjaga baik. Dan karena mereka dapat hidup hingga 100 tahun, kerang raksasa menjadi indikator penting atas kesehatan terumbu karang. Jadi saat kerang raksasa mulai hilang dari batu karang, ketiadaannya dapat berarti peringatan agar para ilmuwan mulai memberi perhatian, seperti burung kenari di tambang batu bara. Namun, kerang raksasa terancam punah. Kerang terbesar di dunia yang menghadapi ancaman kepunahan, dengan lebih dari 50% dari populasi liar sudah habis sama sekali. Dan manfaat ekologis dari memiliki kerang raksasa di sekitar terumbu karang nampak akan berlanjut jika populasinya sehat, dengan mengutamakan konservasi mereka.
So I stand here today to give a voice to the giant clams, because I care a whole lot for these amazing animals, and they deserve to be cared for. It is time for the giant clams to step out of their shells, and show the world that they, too, can be the heroes of the oceans.
Jadi saya berdri di sini bersuara untuk para kerang raksasa, karena saya sangat peduli kepada para hewan luar biasa tersebut, dan mereka berhak untuk dipedulikan. Inilah saatnya untuk kerang raksasa bergerak keluar dari cangkangnya, dan memperlihatkan dunia bahwa mereka juga bisa menjadi pahlawan lautan.
Thank you very much.
Terima kasih banyak.
(Applause)
(Tepuk tangan)