Alright. I'm going to show you a couple of images from a very diverting paper in The Journal of Ultrasound in Medicine. I'm going to go way out on a limb and say that it is the most diverting paper ever published in The Journal of Ultrasound in Medicine. The title is "Observations of In-Utero Masturbation."
Baiklah. Saya akan menunjukkan beberapa gambar dari makalah yang sangat menarik di dalam "Journal of Ultrasound in Medicine." Saya akan mengambil resiko untuk mengatakan bahwa itulah makalah paling menarik yang pernah diterbitkan di dalam "Journal of Ultrasound in Medicine." Judulnya adalah "Pengamatan Masturbasi di Dalam Kandungan."
(Laughter)
(Tawa)
Okay. Now on the left you can see the hand -- that's the big arrow -- and the penis on the right. The hand hovering. And over here we have, in the words of radiologist Israel Meisner, "The hand grasping the penis in a fashion resembling masturbation movements." Bear in mind this was an ultrasound, so it would have been moving images.
Baiklah. Di sebelah kiri Anda dapat melihat sebuah tangan. Pada anak panah besar itu. Dan penisnya di sebelah kanan. Tangannya melayang-layang. Dan di sini ada, menurut perkataan radiologi Israel, Meisner, "Tangan menggenggam penis dengan cara yang menyerupai gerakan masturbasi." Ingatlah bahwa ini gambar USG. Jadi mungkin ini adalah gambar bergerak.
Orgasm is a reflex of the autonomic nervous system. Now, this is the part of the nervous system that deals with the things that we don't consciously control, like digestion, heart rate and sexual arousal. And the orgasm reflex can be triggered by a surprisingly broad range of input. Genital stimulation. Duh. But also, Kinsey interviewed a woman who could be brought to orgasm by having someone stroke her eyebrow. People with spinal cord injuries, like paraplegias, quadriplegias, will often develop a very, very sensitive area right above the level of their injury, wherever that is. There is such a thing as a knee orgasm in the literature.
Orgasme adalah refleks dari sistem saraf otonom. Ini adalah bagian dari sistem saraf yang berhubungan dengan hal-hal yang tidak kita kendalikan dengan sadar. Seperti pencernaan, detak jantung, nafsu seksual. Dan refleks orgasme dapat dipicu oleh berbagai macam hal Rangsangan alat kelamin. Aduh. Namun Kinsey mewawancarai seorang wanita yang dapat mencapai orgasme jika seseorang mengelus alisnya. Orang-orang dengan cedera saraf tulang belakang, seperti parapligias, quadriplegias, sering memiliki daerah yang sangat peka tepat di permukaan cedera mereka. Apapun itu.
I think the most curious one that I came across was a case report of a woman who had an orgasm every time she brushed her teeth.
Ada juga hal-hal seperti orgasme lutut, di dalam literatur. Saya rasa hal yang paling aneh yang pernah saya temukan adalah kasus dari seorang wanita
(Laughter)
yang orgasme setiap kali dia menyikat gigi.
Something in the complex sensory-motor action of brushing her teeth was triggering orgasm. And she went to a neurologist, who was fascinated. He checked to see if it was something in the toothpaste, but no -- it happened with any brand. They stimulated her gums with a toothpick, to see if that was doing it. No. It was the whole, you know, motion. And the amazing thing to me is that you would think this woman would have excellent oral hygiene.
(Tawa) Ini adalah suatu aksi di dalam sistem kompleks sensorik dan motorik dari menggosok giginya yang memicu orgasme. Dan dia pergi ke spesialis saraf yang terkagum-kagum. Dia memeriksa apakah itu berhubungan dengan pasta giginya. Tidak, karena terjadi dengan merk apa saja. Mereka merangsang gusinya dengan tusuk gigi, untuk memeriksa apakah ada hubungannya. Tidak. Itu adalah seluruh gerakannya. Dan hal yang luar biasa bagi saya adalah mungkin Anda berpikir wanita ini memiliki
(Laughter)
gigi yang sangat bersih.
Sadly -- this is what it said in the journal paper -- "She believed that she was possessed by demons and switched to mouthwash for her oral care." It's so sad.
(Tawa) Sayangnya -- inilah yang dikatakan oleh makalah itu -- "Dia percaya bahwa dia kerasukan iblis dan beralih ke obat kumur untuk perawatan giginya." Sangat menyedihkan.
(Laughter)
(Tawa)
When I was working on the book, I interviewed a woman who can think herself to orgasm. She was part of a study at Rutgers University. You've got to love that. Rutgers. So I interviewed her in Oakland, in a sushi restaurant. And I said, "So, could you do it right here?" And she said, "Yeah, but you know I'd rather finish my meal if you don't mind."
Saya mewawancarai seseorang, saat saya mengerjakan buku ini, saya mewawancarai seorang wanita yang dapat berpikir hingga mencapai orgasme. Dia adalah bagian dari kajian di Universitas Rutgers. Anda akan menyukainya. Rutgers. Saya mewawancarainya di sebuah restoran sushi di Oakland. Dan saya berkata, "Jadi, bisakah kau melakukannya di sini?" Dan dia berkata, "Ya, tapi saya ingin menghabiskan makanan ini dulu."
(Laughter)
(Tawa)
But afterwards, she was kind enough to demonstrate on a bench outside. It was remarkable. It took about one minute. And I said to her, "Are you just doing this all the time?"
Namun setelahnya dia cukup baik untuk menunjukkannya di kursi di luar restoran itu. Luar biasa. Kira-kira diperlukan satu menit. Dan saya berkata, "Apa kau melakukannya setiap saat?"
(Laughter)
(Tawa)
She said, "No. Honestly, when I get home, I'm usually too tired."
Dia berkata, "Tidak. Jujur saja biasanya saat sampai di rumah saya sudah sangat lelah."
(Laughter)
(Tawa)
She said that the last time she had done it was on the Disneyland tram.
Dia berkata bahwa terakhir kali dia melakukannya di dalam trem Disneyland.
(Laughter)
(Tawa)
The headquarters for orgasm, along the spinal nerve, is something called the sacral nerve root, which is back here. And if you trigger, if you stimulate with an electrode, the precise spot, you will trigger an orgasm. And it is a fact that you can trigger spinal reflexes in dead people -- a certain kind of dead person, a beating-heart cadaver. Now this is somebody who is brain-dead, legally dead, definitely checked out, but is being kept alive on a respirator, so that their organs will be oxygenated for transplantation. Now in one of these brain-dead people, if you trigger the right spot, you will see something every now and then. There is a reflex called the Lazarus reflex. And this is -- I'll demonstrate as best I can, not being dead. It's like this. You trigger the spot. The dead guy, or gal, goes... like that. Very unsettling for people working in pathology labs.
Pusat dari orgasme, di sepanjang saraf tulang belakang disebut akar syaraf sakral. Di belakang sini. Dan jika Anda memicunya, merangsangnya dengan elektroda, pada tempat yang tepat, Anda akan memicu orgasme. Dan faktanya Anda dapat memicu refleks tulang belakang pada orang mati. Beberapa jenis orang mati, dengan jantung yang masih berdetak. Inilah seseorang yang dinyatakan mati otak, sudah mati secara resmi, namun tetap dijaga untuk hidup dalam respirator, sehingga organ tubuhnya masih mendapat oksigen untuk pencangkokan. Inilah salah satu orang yang mati otak, jika Anda memicu daerah yang tepat Anda akan melihat sesuatu kemudian. Ini adalah refleks yang disebut refleks Lazarus. Dan inilah -- saya akan menunjukkannya sebaik mungkin, tidak dengan mati. Seperti ini. Anda memicu tempat yang tepat. Pada pria atau wanita yang mati ... seperti itu. Sangat tidak nyaman bagi orang-orang di lab patologi.
(Laughter)
(Tawa)
Now, if you can trigger the Lazarus reflex in a dead person, why not the orgasm reflex? I asked this question to a brain death expert, Stephanie Mann, who was foolish enough to return my emails.
Jika Anda bisa memicu refleks Lazarus pada orang mati, mengapa tidak dengan refleks orgasme? Saya bertanya kepada ahli kematian otak Stephanie Mann, yang cukup bodoh untuk membalas surat elektronik saya.
(Laughter)
(Tawa)
I said, "So, could you conceivably trigger an orgasm in a dead person?" She said, "Yes, if the sacral nerve is being oxygenated, you conceivably could." Obviously it wouldn't be as much fun for the person. But it would be an orgasm --
Saya bertanya, "Menurutmu, bisakah kamu memicu orgasme pada orang mati?" Dia berkata, "Ya, jika syaraf sakral itu menerima oksigen. Kau bisa melakukannya." Tentu saja orang itu tidak akan merasa senang. Namun akan terjadi orgasme --
(Laughter)
(Tawa)
nonetheless.
bagaimanapun juga.
There is a researcher at the University of Alabama who does orgasm research. I said to her, "You should do an experiment. You know? You can get cadavers if you work at a university." I said, "You should actually do this." She said, "You get the human subjects review board approval for this one."
Saya sebenarnya menyarankan -- ada seorang peneliti di Universitas Alabama yang melakukan penelitian orgasme. Saya berkata, "Anda harus melakukan penelitian. kau tahu? kau bisa mendapatkan mayat jika bekerja di universitas." Saya mengatakan, "kau harus melakukan ini." Dia menjawab, "kau harus mendapatkan persetujuan dewan peninjau subjek manusia."
(Laughter)
(Tawa)
According to 1930s marriage manual author, Theodoor van De Velde, a slight seminal odor can be detected on the breath of a woman within about an hour after sexual intercourse. Theodoor van De Velde was something of a semen connoisseur.
Menurut pengarang panduan pernikahan tahun 1930-an, Theodoor Van de Velde, sedikit aroma air mani dapat ditemukan pada nafas seorang wanita dalam sekitar 1 jam setelah hubungan intim. Theodore Van de Velde mirip seperti penikmat aroma air mani.
(Laughter)
(Tawa)
This is a guy writing a book, "Ideal Marriage," you know. Very heavy hetero guy. But he wrote in this book, "Ideal Marriage" -- he said that he could differentiate between the semen of a young man, which he said had a fresh, exhilarating smell, and the semen of mature men, whose semen smelled, quote, "Remarkably like that of the flowers of the Spanish chestnut. Sometimes quite freshly floral, and then again sometimes extremely pungent."
Dia adalah orang yang menulis buku, "Pernikahan Ideal." Benar-benar pria heteroseksual. Namun dia menulis di dalam buku "Pernikahan Ideal" ini, dia dapat membedakan air mani pria muda yang menurutnya memiliki aroma segar dan menggairahkan, dan air mani dari pria dewasa yang aromanya seperti "Benar-benar seperti bunga dari pohon kastanye Spanyol. Terkadang seperti bunga segar, dan terkadang benar-benar menusuk."
(Laughter)
(Tawa)
Okay. In 1999, in the state of Israel, a man began hiccupping. And this was one of those cases that went on and on. He tried everything his friends suggested. Nothing seemed to help. Days went by. At a certain point, the man, still hiccupping, had sex with his wife. And lo and behold, the hiccups went away. He told his doctor, who published a case report in a Canadian medical journal under the title, "Sexual Intercourse as a Potential Treatment for Intractable Hiccups." I love this article because at a certain point they suggested that unattached hiccuppers could try masturbation.
Baiklah, di tahun 1999, di Israel, seorang pria mulai cegukan. Dan inilah salah satu kasus cegukan terus menerus. Dia mencoba semua hal yang disarankan sahabatnya. Tidak ada yang tampak berhasil. Hari terus berlalu. Sampai suatu saat, pria ini masih cegukan, berhubungan intim dengan istrinya. Dan ternyata, cegukannya berhenti. Dia memberitahu dokternya, yang menerbitkan kajian kasus di sebuah jurnal kedokteran Kanada dengan judul "Hubungan Intim sebagai Perawatan Potensial bagi Cegukan Parah." Saya menyukai artikel ini karena pada suatu titik mereka menyebutkan
(Laughter)
bahwa penderita cegukan yang belum menikah dapat mencoba masturbasi. (Tawa)
I love that because there is like a whole demographic: unattached hiccuppers.
Saya suka karena ada keseluruhan demografi. Penderita cegukan yang belum menikah
(Laughter)
(Tawa)
Married, single, unattached hiccupper. In the 1900s, early 1900s, a lot of gynecologists believed that when a woman has an orgasm, the contractions serve to suck the semen up through the cervix and sort of deliver it really quickly to the egg, thereby upping the odds of conception. It was called the "upsuck" theory.
Mereka yang sudah menikah, belum menikah. Penderita cegukan yang belum menikah. Di tahun 1900-an, awal 1900-an ahli kandungan, banyak ahli kandungan percaya bahwa saat seorang wanita mencapai orgasme kontraksi akan mengisap air mani ke atas melalui leher rahim dan mengantarkannya dengan cepat ke sel telur. Sehingga memperbesar kemungkinan kehamilan. Hal ini disebut teori "upsuck."
(Laughter)
(Tawa)
If you go all the way back to Hippocrates, physicians believed that orgasm in women was not just helpful for conception, but necessary. Doctors back then were routinely telling men the importance of pleasuring their wives. Marriage-manual author and semen-sniffer Theodoor van De Velde --
Jika kita kembali kepada Hippocrates, dokter percaya bahwa orgasme pada wanita bukan hanya bermanfaat bagi kehamilan, namun juga diperlukan. Para dokter pada saat itu selalu mengatakan kepada para pria pentingnya menyenangkan istri mereka. Pengarang panduan pernikahan dan pengendus air mani
(Laughter)
Theodore Van de Velde -- (Tawa)
has a line in his book. I loved this guy. I got a lot of mileage out of Theodoor van De Velde. He had this line in his book that supposedly comes from the Habsburg Monarchy, where there was an empress Maria Theresa, who was having trouble conceiving. And apparently the royal court physician said to her, "I am of the opinion that the vulva of your most sacred majesty be titillated for some time prior to intercourse."
menulis baris ini di dalam bukunya. Saya suka pria ini. Saya ketinggalan jauh dibandingkan Theodore Van de Velde. Dia menulis baris ini pada bukunya, yang seharusnya datang dari Keluarga Kerajaan Habsburg. Di mana ada permaisuri Maria Theresa yang mengalami kesulitan mengandung. Dan tampaknya dokter kerajaan berkata kepadanya, "Saya berpendapat bahwa vulva dari permaisuri agung dirangsang beberapa saat sebelum berhubungan intim."
(Laughter)
(Tawa)
It's apparently, I don't know, on the record somewhere.
Saya tidak tahu benar atau tidak, terekam di suatu tempat.
Masters and Johnson: now we're moving forward to the 1950s. Masters and Johnson were upsuck skeptics, which is also really fun to say. They didn't buy it. And they decided, being Masters and Johnson, that they would get to the bottom of it. They brought women into the lab -- I think it was five women -- and outfitted them with cervical caps containing artificial semen. And in the artificial semen was a radio-opaque substance, such that it would show up on an X-ray. This is the 1950s. Anyway, these women sat in front of an X-ray device. And they masturbated. And Masters and Johnson looked to see if the semen was being sucked up. Did not find any evidence of upsuck. You may be wondering, "How do you make artificial semen?"
Masters dan Johnson: kini kita maju ke tahun 1950-an. Masters dan Johnson tidak percaya pada "upsuck." Dan juga cukup senang dapat mengatakannya. Mereka tidak mempercayainya. Dan mereka memutuskan, Masters dan Johnson, bahwa mereka akan sampai pada dasar permasalahannya. Mereka membawa wanita ke lab mereka. Saya rasa sekitar 5 orang. Dan menyuruh mereka memakai penutup leher rahim yang mengandung air mani buatan. Dan di dalam air mani buatan ada bahan yang tidak tembus gelombang radio sehingga akan terlihat pada sinar X. Ini di tahun 1950-an. Dan wanita ini duduk di depan peralatan sinar-X. Dan mereka masturbasi. Dan Masters dan Johnson meneliti apakah air maninya terhisap. Mereka tidak menemukan bukti isapan. anda mungkin bertanya, "Bagaimana Anda membuat air mani buatan?"
(Laughter)
(Tawa)
I have an answer for you. I have two answers. You can use flour and water, or cornstarch and water. I actually found three separate recipes in the literature.
Saya punya jawabannya. Dua jawaban. Anda dapat menggunakan tepung dan air, atau pati jagung dan air. Saya sebenarnya menemukan tiga resep berbeda di dalam literatur.
(Laughter)
(Tawa)
My favorite being the one that says -- you know, they have the ingredients listed, and then in a recipe it will say, for example, "Yield: two dozen cupcakes." This one said, "Yield: one ejaculate."
Favorit saya adalah yang mengatakan -- mereka memiliki daftar bahan-bahan dan di dalam resep akan disebutkan, contohnya, Hasil: Dua lusin kue mangkok." Yang ini menyebutkan, "Hasil: satu ejakulasi."
(Laughter)
(Tawa)
There's another way that orgasm might boost fertility. This one involves men. Sperm that sit around in the body for a week or more start to develop abnormalities that make them less effective at head-banging their way into the egg. British sexologist Roy Levin has speculated that this is perhaps why men evolved to be such enthusiastic and frequent masturbators. He said, "If I keep tossing myself off I get fresh sperm being made." Which I thought was an interesting idea, theory. So now you have an evolutionary excuse.
Ada cara lain orgasme dapat meningkatkan kesuburan. Yang ini melibatkan pria. Sperma yang ada di dalam tubuh selama satu minggu atau lebih mulai menunjukkan ketidaknormalan yang membuatnya lebih tidak efektif untuk menuju sel telur. Seksolog Inggris Roy Levin berspekulasi bahwa mungkin karena hal inilah pria berkembang menjadi bergairah dan sering masturbasi. Dia berkata, "Jika saya terus mengeluarkan milik saya saya mendapat sel sperma yang baru." Yang saya pikir adalah ide dan teori menarik.
(Laughter)
Jadi kini Anda memiliki alasan dari evolusi.
Okay.
(Tawa)
(Laughter)
Baiklah.
All righty. There is considerable evidence for upsuck in the animal kingdom -- pigs, for instance. In Denmark, the Danish National Committee for Pig Production found out that if you sexually stimulate a sow while you artificially inseminate her, you will see a six-percent increase in the farrowing rate, which is the number of piglets produced. So they came up with this five-point stimulation plan for the sows. There is posters they put in the barn, and they have a DVD. And I got a copy of this DVD.
(Tawa) Baiklah. Ada beberapa bukti "upsuck" di dunia hewan. Sebagai contohnya, babi. Di Denmark, Komite Nasional Penghasil Babi menemukan bahwa jika Anda merangsang babi betina saat melakukan inseminasi buatan, Anda akan melihat 6 persen peningkatan anak babi, yaitu jumlah anak babi yang dihasilkan. Jadi mereka muncul dengan rencana ini. Rencana lima titik rangsangan untuk babi betina. Lalu ada para peternak -- inilah poster yang mereka pasang di kandang, dan mereka memiliki DVD.
(Laughter)
Dan saya mendapatkan DVD ini. (Tawa)
This is my unveiling, because I am going to show you a clip.
Inilah penyingkapannya. Karena saya akan menunjukkan ada sebuah klip.
(Laughter)
(Tawa)
So, okay. Now, here we go, la la la, off to work. It all looks very innocent. He's going to be doing things with his hands that the boar would use his snout, lacking hands. Okay.
Jadi, baiklah. Kini kita pergi ke -- bekerja. Semuanya terlihat sangat polos. Dia akan melakukan hal ini dengan tangannya di mana babi akan menggunakan moncong, dia tidak punya tangan. Baiklah.
(Laughter)
(Tawa)
This is it. The boar has a very odd courtship repertoire.
Ini dia. Babi memiliki catatan hubungan yang sangat aneh.
(Laughter)
(Tawa)
This is to mimic the weight of the boar.
Ini untuk meniru berat dari babi itu.
(Laughter)
(Tawa)
You should know, the clitoris of the pig is inside the vagina. So this may be sort of titillating for her. Here we go.
Anda seharusnya tahu, klitoris babi ada di dalam vagina. Jadi mungkin ini merangsang baginya. Ini dia. (Tawa)
(Laughter)
And the happy result.
Dan hasil yang memuaskan.
(Applause)
(Tepuk tangan)
I love this video. There is a point in this video, towards the beginning, where they zoom in for a close up of his hand with his wedding ring, as if to say, "It's okay, it's just his job. He really does like women."
Saya suka video ini. Pada suatu titik dalam video ini, pada permulaan saat mereka memperbesar bagian tangannya dengan cincin pernikahan. seperti ingin berkata, "Tidak apa-apa. Ini hanya karena pekerjaan. Dia masih menyukai wanita." (Tawa)
(Laughter)
Okay. When I was in Denmark, my host was named Anne Marie. And I said, "So why don't you just stimulate the clitoris of the pig? Why don't you have the farmers do that? That's not one of your five steps." I have to read you what she said, because I love it. She said, "It was a big hurdle just to get farmers to touch underneath the vulva. So we thought, let's not mention the clitoris right now."
Baik -- saat saya di Denmark, tuan rumah saya bernama Anne Marie. Dan saya berkata, "Jadi mengapa kamu tidak merangsang klitoris babi itu saja? Mengapa kamu tidak menyuruh para peternak melakukannya? Itu bukan salah satu dari lima tahapan itu." Dia berkata -- saya harus membacakannya, karena saya menyukainya. Dia berkata, "Sudah sangat sulit untuk menyuruh para peternak menyentuh bagian bawah vulva. Jadi kami pikir lebih baik kita tidak menyebut klitoris lagi saat ini."
(Laughter)
(Tawa)
Shy but ambitious pig farmers, however, can purchase a -- this is true -- a sow vibrator, that hangs on the sperm feeder tube to vibrate. Because, as I mentioned, the clitoris is inside the vagina. So possibly, you know, a little more arousing than it looks. And I also said to her, "Now, these sows. I mean, you may have noticed there. The sow doesn't look to be in the throes of ecstasy." And she said, you can't make that conclusion, because animals don't register pain or pleasure on their faces in the same way that we do. Pigs, for example, are more like dogs. They use the upper half of the face; the ears are very expressive. So you're not really sure what's going on with the pig.
Peternak babi yang pemalu dan ambisius dapat membeli -- ini benar -- vibrator babi, yang tergantung pada tabung sperma untuk bergetar. Karena, seperti yang saya katakan klitorisnya ada di dalam vagina. Jadi mungkin, Anda tahu, sedikit lebih merangsang daripada kelihatannya. Dan saya juga berkata, "Babi-babi ini, maksud saya, mungkin kamu menyadarinya, Babi-babi ini tidak tampak menikmatinya." Dan dia berkata, "Kamu tidak bisa membuat kesimpulan seperti itu." Karena hewan tidak menyatakan kesakitan atau kenikmatan di wajah mereka, dengan cara yang sama seperti kita. Mereka cenderung -- contohnya babi, lebih seperti anjing. Mereka menggunakan bagian atas wajah. Telinganya sangat ekspresif. Jadi Anda tidak benar-benar tahu apa yang terjadi dengan babi-babi ini.
Primates, on the other hand, we use our mouths more. This is the ejaculation face of the stump-tailed macaque.
Primata, sebaliknya, kita lebih banyak menggunakan mulut. Ini adalah wajah kera berekor tunggul yang sedang berejakulasi.
(Laughter)
(Tawa)
And, interestingly, this has been observed in female macaques, but only when mounting another female.
Dan menariknya, hal ini telah diamati pada kera betina. Namun hanya saat berpasangan dengan betina lainnya.
(Laughter)
(Tawa)
Masters and Johnson. In the 1950s, they decided, okay, we're going to figure out the entire human sexual response cycle, from arousal, all the way through orgasm, in men and women -- everything that happens in the human body. Okay, with women, a lot of this is happening inside. This did not stop Masters and Johnson. They developed an artificial coition machine. This is basically a penis camera on a motor. There is a phallus, clear acrylic phallus, with a camera and a light source, attached to a motor that is kind of going like this. And the woman would have sex with it. That is what they would do. Pretty amazing. Sadly, this device has been dismantled. This just kills me, not because I wanted to use it -- I wanted to see it.
Masters dan Johnson, di tahun 1950-an memutuskan mereka akan mencari tahu seluruh daur tanggapan seksual manusia. Dari terangsang, terus sampai orgasme, pada pria dan wanita. Semua yang terjadi di dalam tubuh manusia. Baik, bagi wanita, banyak hal yang terjadi di dalam tubuh. Hal ini tidak menghentikan Masters dan Johnson. Mereka mengembangkan mesin persetubuhan buatan. Pada dasarnya adalah penis kamera pada sebuah motor. Ini adalah falus, falus akrilik jernih, dengan kamera dan sumber cahaya, yang dipasang pada motor yang kira-kira seperti ini. Dan para wanita akan berhubungan intim dengan alat ini. Inilah yang akan mereka lakukan. Cukup mengagumkan. Sayangnya, alat ini telah dibongkar. Saya sangat kecewa. Bukan karena saya ingin memakainya. Saya ingin melihatnya.
(Laughter)
(Tawa)
One fine day, Alfred Kinsey decided to calculate the average distance traveled by ejaculated semen. This was not idle curiosity. Doctor Kinsey had heard -- and there was a theory going around at the time, this being the 1940s -- that the force with which semen is thrown against the cervix was a factor in fertility. Kinsey thought it was bunk, so he got to work. He got together in his lab 300 men, a measuring tape, and a movie camera.
Pada suatu hari Alfred Kinsey memutuskan untuk menghitung jarak rata-rata dari air mani yang keluar. Ini bukan sekedar rasa ingin tahu. Dokter Kinsey telah mendengar -- ada teori yang muncul saat itu, sekitar tahun 1940-an yaitu gaya dari air mani dilemparkan dari leher rahim berpengaruh terhadap kesuburan. Kinsey menganggap itu omong kosong. Jadi dia harus bekerja. Di labnya dia mengumpulkan
(Laughter)
300 pria, alat pengukur, dan kamera film.
And in fact, he found that in three quarters of the men the stuff just kind of slopped out. It wasn't spurted or thrown or ejected under great force. However, the record holder landed just shy of the eight-foot mark, which is impressive.
(Tawa) Dan kenyataannya dia menemukan bahwa tiga dari empat pria air mani itu hanya keluar menetes Tidak menyembur atau terlempar atau keluar dengan gaya yang besar. Namun, pemegang rekornya mencapai sekitar delapan kaki. Sungguh luar biasa.
(Laughter)
(Tawa)
(Applause)
(Tepuk tangan)
Yes. Exactly.
Ya. Benar.
(Laughter)
(Tawa)
Sadly, he's anonymous. His name is not mentioned.
Sayangnya, namanya tidak disebutkan.
(Laughter)
Dalam tulisannya
In his write-up of this experiment in his book, Kinsey wrote, "Two sheets were laid down to protect the oriental carpets."
dalam tulisannya tentang penelitian ini di buknya, Kinsey menulis, "Dua lapisan alas dipasang untuk melindungi karpet oriental."
(Laughter)
(Tawa)
Which is my second favorite line in the entire oeuvre of Alfred Kinsey. My favorite being, "Cheese crumbs spread before a pair of copulating rats will distract the female, but not the male."
Yang merupakan barus favorit kedua saya dalam seluruh pekerjaan Alfred Kinsey. Favorit saya adalah, "Remahan keju yang disebar di depan sepasang tikus yang akan berhubungan akan mengganggu si betina, tidak si jantan."
(Laughter)
(Tawa)
Thank you very much.
Terima kasih banyak.
(Applause)
(Tepuk tangan)
Thanks!
Terima kasih.