Chris Anderson: So I guess what we're going to do is we're going to talk about your life, and using some pictures that you shared with me. And I think we should start right here with this one. Okay, now who is this?
Chris Anderson: Saya pikir yang akan kita lakukan adalah kita akan berbincang tentang hidup Anda, dan menggunakan beberapa foto yang Anda bagikan dengan saya. Dan saya pikir kita harus mulai dengan yang satu ini. Baik, jadi ini siapa?
Martine Rothblatt: This is me with our oldest son Eli. He was about age five. This is taken in Nigeria right after having taken the Washington, D.C. bar exam.
Martine Rothblatt: Itu saya dengan putra sulung kami, Eli. Dia sekitar 5 tahun waktu itu. Foto ini diambil di Nigeria tepat setelah ujian praktik hukum di Washington, D.C.
CA: Okay. But this doesn't really look like a Martine.
CA: Baiklah. Tapi ini tidak terlihat seperti Martine.
MR: Right. That was myself as a male, the way I was brought up. Before I transitioned from male to female and Martin to Martine.
MR: Benar. Itu saya sebagai laki-laki, cara saya dibesarkan. Sebelum saya berubah dari laki-laki ke perempuan dan dari Martin menjadi Martine.
CA: You were brought up Martin Rothblatt.
CA: Anda dibesarkan sebagai Martin Rothblatt.
MR: Correct.
MR: Tepat.
CA: And about a year after this picture, you married a beautiful woman. Was this love at first sight? What happened there?
Dan sekitar setahun setelah foto ini, Anda menikahi seorang wanita cantik. Apa ini cinta pandangan pertama? Bagaimana kejadiannya?
MR: It was love at the first sight. I saw Bina at a discotheque in Los Angeles, and we later began living together, but the moment I saw her, I saw just an aura of energy around her. I asked her to dance. She said she saw an aura of energy around me. I was a single male parent. She was a single female parent. We showed each other our kids' pictures, and we've been happily married for a third of a century now. (Applause)
MR: Itu cinta pandangan pertama. Saya bertemu Bina di sebuah diskotek di Los Angeles, dan kami kemudian mulai hidup bersama, tapi saat saya melihatnya, saya melihat aura energi meliputinya. Saya mengajaknya berdansa. Dia bilang dia melihat aura energi meliputi saya. Saya seorang orang tua pria tunggal. Dia seorang orang tua wanita tunggal. Kami saling menunjukkan foto anak kami. dan kami telah bahagia menikah selama sepertiga abad sampai sekarang. (Tepuk tangan)
CA: And at the time, you were kind of this hotshot entrepreneur, working with satellites. I think you had two successful companies, and then you started addressing this problem of how could you use satellites to revolutionize radio. Tell us about that.
CA: Dan saat itu, Anda merupakan seorang pengusaha jagoan, bekerja dengan satelit-satelit. Sepertinya Anda memiliki dua perusahaan sukses, dan kemudian Anda mulai menangani masalah ini yaitu bagaimana cara menggunakan satelit untuk merevolusi radio Ceritakanlah pada kami.
MR: Right. I always loved space technology, and satellites, to me, are sort of like the canoes that our ancestors first pushed out into the water. So it was exciting for me to be part of the navigation of the oceans of the sky, and as I developed different types of satellite communication systems, the main thing I did was to launch bigger and more powerful satellites, the consequence of which was that the receiving antennas could be smaller and smaller, and after going through direct television broadcasting, I had the idea that if we could make a more powerful satellite, the receiving dish could be so small that it would just be a section of a parabolic dish, a flat little plate embedded into the roof of an automobile, and it would be possible to have nationwide satellite radio, and that's Sirius XM today.
MR: Benar. Saya selalu suka teknologi luar angkasa, dan satelit, bagi saya, seperti kano yang nenek moyang kita dorong pertama kali ke air. Jadi mengasyikkan bagi saya untuk menjadi bagian navigasi lautan angkasa dan sambil mengembangkan tipe sistem komunikasi satelit yang berbeda hal utama yang saya lakukan adalah meluncurkan satelit lebih besar dan kuat, konsekuensinya adalah antena penerimanya dapat menjadi semakin kecil, dan setelah melewati siaran langsung televisi, Saya punya ide jika kita bisa membuat satelit yang lebih kuat piringan penerimanya bisa menjadi sangat kecil jadi hanya akan menjadi bagian dari piringan parabola, pelat rata yang kecil yang dilekatkan di atap mobil, dan akan memungkinkan untuk memiliki radio satelit nasional, dan itulah Sirius XM saat ini. CA: Wow. Siapa di sini sudah pakai Sirius?
CA: Wow. So who here has used Sirius?
(Tepuk tangan)
(Applause)
MR: Terima kasih langganan bulanannya.
MR: Thank you for your monthly subscriptions.
(Tertawa)
(Laughter)
CA: Jadi itu berhasil terlepas dari semua perkiraan waktu itu.
CA: So that succeeded despite all predictions at the time. It was a huge commercial success, but soon after this, in the early 1990s, there was this big transition in your life and you became Martine.
Itu adalah sukses komersial yang sangat besar, tapi segera setelah itu, di awal 1990-an, ada sebuah transisi besar dalam hidup Anda dan Anda menjadi Martine. MR: Benar. CA: Jadi ceritakan, bagaimana itu terjadi?
MR: Correct. CA: So tell me, how did that happen? MR: It happened in consultation with Bina and our four beautiful children, and I discussed with each of them that I felt my soul was always female, and as a woman, but I was afraid people would laugh at me if I expressed it, so I always kept it bottled up and just showed my male side. And each of them had a different take on this. Bina said, "I love your soul, and whether the outside is Martin and Martine, it doesn't it matter to me, I love your soul." My son said, "If you become a woman, will you still be my father?" And I said, "Yes, I'll always be your father," and I'm still his father today. My youngest daughter did an absolutely brilliant five-year-old thing. She told people, "I love my dad and she loves me." So she had no problem with a gender blending whatsoever.
MR: Terjadi sewaktu konsultasi dengan Bina dan keempat anak kami yang cantik, dan saya mendiskusikannya dengan masing-masing dari mereka bahwa saya merasa jiwa saya selalu perempuan, dan sebagai wanita, tapi saya takut orang akan menertawakan jika saya mengekspresikkanya, jadi saya selalu menutupinya. dan hanya menunjukkan sisi laki-laki saya. Dan setiap dari mereka bereaksi berbeda tentang hal ini. Bina berkata, "Aku mencintai jiwamu, dan walaupun di luarnya adalah Martin dan Martine, itu tak penting bagiku, aku mencintai jiwamu." Putra saya berkata, "Jika kau menjadi wanita, apakah kau masih ayahku?" Dan saya berkata, "Ya, aku akan selalu menjadi ayahmu, dan saya masih ayahnya hingga hari ini." Putri bungsu saya melakukan sesuatu yang sungguh cerdas untuk anak umur lima tahun. Dia berkata pada orang-orang, "Aku sayang Ayahku dan dia (perempuan) menyayangiku." Jadi dia tidak masalah dengan percampuran gender atau apapun itu namanya.
CA: And a couple years after this, you published this book: "The Apartheid of Sex." What was your thesis in this book?
CA: Dan beberapa tahun setelah ini, Anda menerbitkan buku ini: "The Apartheid of Sex." (Pemisahan Seks) Apa pernyataan Anda dalam buku ini?
MR: My thesis in this book is that there are seven billion people in the world, and actually, seven billion unique ways to express one's gender. And while people may have the genitals of a male or a female, the genitals don't determine your gender or even really your sexual identity. That's just a matter of anatomy and reproductive tracts, and people could choose whatever gender they want if they weren't forced by society into categories of either male or female the way South Africa used to force people into categories of black or white. We know from anthropological science that race is fiction, even though racism is very, very real, and we now know from cultural studies that separate male or female genders is a constructed fiction. The reality is a gender fluidity that crosses the entire continuum from male to female.
MR: Pernyataan saya dalam buku ini adalah bahwa ada tujuh milyar orang di dunia, dan sebenarnya, ada tujuh milyar cara unik mengekspresikan gender mereka. Dan saat orang mungkin punya alat kelamin laki-laki atau perempuan, alat kelamin tidak menentukan gender Anda atau bahkan identitas seksual Anda. Itu hanyalah masalah anatomi dan sistem reproduksi tubuh, dan orang dapat memilih gender apapun yang mereka mau jika mereka tidak dipaksa oleh masyarakat ke kategori baik laki-laki atau perempuan sebagaimana Afrika Selatan dulu memaksa orang ke dalam kategori hitam atau putih. Kita tahu dari ilmu antropologi bahwa ras hanyalah fiksi, walaupun rasisme itu sangat nyata, dan kita tahu dari studi budaya bahwa yang memisahkan gender maskulin dan feminim adalah fiksi terkonstruksi. Kenyataannya adalah bahwa ketidakstabilan gender yang melintasi rangkaian kesatuan laki-laki dan perempuan.
CA: You yourself don't always feel 100 percent female.
CA: Anda sendiri tidak selalu merasa 100% perempuan.
MR: Correct. I would say in some ways I change my gender about as often as I change my hairstyle.
MR: Benar. Saya akan mengatakannya begini saya mengganti gender saya sesering saya mengganti model rambut saya.
CA: (Laughs) Okay, now, this is your gorgeous daughter, Jenesis. And I guess she was about this age when something pretty terrible happened.
CA: (Tertawa) Baik, nah, ini adalah putrimu yang jelita, Jenesis. Dan saya rasa dia sekitar umur ini saat sesuatu yang cukup buruk terjadi.
MR: Yes, she was finding herself unable to walk up the stairs in our house to her bedroom, and after several months of doctors, she was diagnosed to have a rare, almost invariably fatal disease called pulmonary arterial hypertension.
MR: Ya, dia tiba-tiba tidak dapat berjalan menaiki tangga di rumah kami menuju kamar tidurnya, dan setelah beberapa bulan berobat ke dokter, dia didiagnosa dengan penyakit yang sangat jarang dan fatal yang disebut hipertensi arteri paru-paru kronis.
CA: So how did you respond to that?
CA: Jadi bagaimana Anda menanggapinya?
MR: Well, we first tried to get her to the best doctors we could. We ended up at Children's National Medical Center in Washington, D.C. The head of pediatric cardiology told us that he was going to refer her to get a lung transplant, but not to hold out any hope, because there are very few lungs available, especially for children. He said that all people with this illness died, and if any of you have seen the film "Lorenzo's Oil," there's a scene when the protagonist kind of rolls down the stairway crying and bemoaning the fate of his son, and that's exactly how we felt about Jenesis.
MR: Pertama-tama kami mencoba untuk berobat ke dokter terbaik. Kami berobat ke Children's National Medical Center di Washington, D.C. Kepala pediatri kardiologi mengatakan bahwa Jenesis akan dirujuk untuk menjalani transplantasi paru-paru, tapi kami tidak boleh berharap banyak, karena sangat sedikit paru-paru yang tersedia, terutama untuk anak-anak. Dia mengatakan bahwa semua orang yang mengidap penyakit ini meninggal, dan jika ada di antara kalian yang pernah menonton film "Lorenzo's Oil", ada sebuah adegan di mana si protagonis seperti berguling turun tangga menangis dan meratapi nasib putranya, dan tepat seperti itulah bagaimana perasaan kami pada Jenesis.
CA: But you didn't accept that as the limit of what you could do. You started trying to research and see if you could find a cure somehow.
CA: Tapi Anda tidak menerima itu sebagai batasan atas apa yang dapat Anda lakukan. Anda mulai mencoba meneliti dan melihat apakah Anda dapat menemukan obatnya.
MR: Correct. She was in the intensive care ward for weeks at a time, and Bina and I would tag team to stay at the hospital while the other watched the rest of the kids, and when I was in the hospital and she was sleeping, I went to the hospital library. I read every article that I could find on pulmonary hypertension. I had not taken any biology, even in college, so I had to go from a biology textbook to a college-level textbook and then medical textbook and the journal articles, back and forth, and eventually I knew enough to think that it might be possible that somebody could find a cure. So we started a nonprofit foundation. I wrote a description asking people to submit grants and we would pay for medical research. I became an expert on the condition -- doctors said to me, Martine, we really appreciate all the funding you've provided us, but we are not going to be able to find a cure in time to save your daughter. However, there is a medicine that was developed at the Burroughs Wellcome Company that could halt the progression of the disease, but Burroughs Wellcome has just been acquired by Glaxo Wellcome. They made a decision not to develop any medicines for rare and orphan diseases, and maybe you could use your expertise in satellite communications to develop this cure for pulmonary hypertension.
MR: Benar. Dia dirawat secara intensif selama beberapa minggu sekali perawatan, Bina dan saya akan bergantian siapa yang menjaganya di rumah sakit dan siapa yang akan mengawasi anak kami yang lain, dan saat saya di rumah sakit dan dia sedang tidur, Saya pergi ke perpustakaan rumah sakit. Saya membaca semua artikel yang bisa saya temukan tentang hipertensi paru-paru. Saya belum pernah mempelajari biologi, bahkan tidak juga di universitas, jadi saya harus belajar dari buku biologi tingkat dasar sampai universitas. dan kemudian buku medis dan artikel jurnal, berulang-ulang, dan akhirnya pengetahuan saya cukup untuk berpikir bahwa ada kemungkinan seseorang dapat menemukan obatnya. Jadi kami memulai sebuah yayasan nirlaba. Saya menulis penjelasan meminta orang untuk menyumbangkan dana dan kami akan membayar untuk penelitian medis. Saya menjadi ahli dalam kondisi itu -- para dokter berkata pada saya, Martine, kami sangat menghargai semua pendanaan yang sudah kau berikan pada kami, tapi kami tidak akan dapat menemukan obatnya tepat waktu untuk menyelamatkan putrimu. Tapi, ada sebuah obat yang dikembangkan di Burroughs Wellcome Company yang dapat menghambat perkembangan penyakit itu, tapi Burroughs Wellcome baru saja diakuisisi oleh Glaxo Wellcome. Mereka memutuskan untuk tidak mengembangkan obat apapun untuk penyakit langka, dan mungkin Anda dapat menggunakan keahlian Anda dalam komunikasi satelit untuk mengembangkan pengobatan hipertensi paru-paru ini.
CA: So how on earth did you get access to this drug?
CA: Jadi bagaimana Anda mendapatkan akses ke obat ini?
MR: I went to Glaxo Wellcome and after three times being rejected and having the door slammed in my face because they weren't going to out-license the drug to a satellite communications expert, they weren't going to send the drug out to anybody at all, and they thought I didn't have the expertise, finally I was able to persuade a small team of people to work with me and develop enough credibility. I wore down their resistance, and they had no hope this drug would even work, by the way, and they tried to tell me, "You're just wasting your time. We're sorry about your daughter." But finally, for 25,000 dollars and agreement to pay 10 percent of any revenues we might ever get, they agreed to give me worldwide rights to this drug.
MR: Saya mendatangi Glaxo Wellcome dan setelah tiga kali ditolak dan mendapat pintu yang dibanting di depan wajah saya karena mereka tidak akan memberikan izin pengembangan obat tersebut kepada ahli komunikasi satelit, mereka tidak akan mengeluarkan obat itu untuk siapapun juga, dan mereka pikir saya tak punya keahlian, akhirnya saya dapat membujuk sebuah tim kecil untuk bekerja dengan saya dan mengembangkan cukup kredibilitas. Saya melemahkan pertahanan mereka, mereka bahkan tidak punya harapan bahwa obat tersebut akan berhasil, dan mereka coba bilang ke saya, "Kau hanya membuang waktumu. Kami ikut sedih untuk putrimu." Tapi akhinya, dengan USD 25,000 dan persetujuan untuk membayar 10% dari pemasukan yang mungkin kami dapat, mereka setuju untuk memberikan saya hak menyeluruh untuk obat itu.
CA: And so you put this drug on the market in a really brilliant way, by basically charging what it would take to make the economics work.
CA: Dan Anda memasarkan obat ini dengan sangat cerdas, intinya menjualnya dengan harga seadanya agar perekonomian dapat berlangsung.
MR: Oh yes, Chris, but this really wasn't a drug that I ended up -- after I wrote the check for 25,000, and I said, "Okay, where's the medicine for Jenesis?" they said, "Oh, Martine, there's no medicine for Jenesis. This is just something we tried in rats." And they gave me, like, a little plastic Ziploc bag of a small amount of powder. They said, "Don't give it to any human," and they gave me a piece of paper which said it was a patent, and from that, we had to figure out a way to make this medicine. A hundred chemists in the U.S. at the top universities all swore that little patent could never be turned into a medicine. If it was turned into a medicine, it could never be delivered because it had a half-life of only 45 minutes.
MR: Oh ya, Chris, tapi ini bukanlah obat yang saya temukan pada akhirnya -- setelah saya menulis cek sebesar USD 25,000, dan saya bilang, "Oke, mana obat untuk Jenesis?" mereka berkata, "Oh, Martine, tidak ada obat untuk Jenesis. Ini hanyalah sesuatu yang kami coba pada tikus." Dan mereka memberi saya kantong plastik klip kecil yang berisi sedikit bubuk. Mereka berkata, "Jangan memberikannya pada manusia," dan mereka memberi saya selembar kertas yang menyatakan bahwa itulah patennya, dan dari situ, kami harus menemukan cara untuk mengembangkan obat ini. 100 ahli kimia di Amerika Serikat dari universitas terkemuka semua bersumpah bahwa paten kecil itu tidak akan mungkin menjadikannya obat. Jika bisa jadi obat, tetap saja tidak akan pernah dapat didistribusikan karena paruh umur obat itu hanya selama 45 menit.
CA: And yet, a year or two later, you were there with a medicine that worked for Jenesis.
CA: Walau begitu, setelah satu dua tahun, Anda berhasil menemukan obat yang dapat menyembuhkan Jenesis.
MR: Chris, the astonishing thing is that this absolutely worthless piece of powder that had the sparkle of a promise of hope for Jenesis is not only keeping Jenesis and other people alive today, but produces almost a billion and a half dollars a year in revenue.
MR: Chris, yang mengagumkan adalah bahwa bubuk yang sama sekali tak berharga ini yang punya secercah harapan bagi Jenesis tidak hanya membuat Jenesis dan orang lainnya tetap hidup sampai hari ini, tapi juga menghasilkan pendapatan hampir satu setengah milyar dolar setahun. (Tepuk tangan)
(Applause)
CA: Jadi inilah.
CA: So here you go. So you took this company public, right? And made an absolute fortune. And how much have you paid Glaxo, by the way, after that 25,000?
Jadi Anda mempublikasikan perusahaan itu, kan? Dan menghasilkan keuntungan mutlak. Dan, omong-omong, berapa yang Anda bayar ke Glaxo, setelah USD 25,000 itu? MR: Ya, setiap tahun kami membayar 10% dari 1.5 milyar,
MR: Yeah, well, every year we pay them 10 percent of 1.5 billion, 150 million dollars, last year 100 million dollars. It's the best return on investment they ever received. (Laughter)
USD 150 juta, tahun lalu USD 100 juta. Itulah pengembalian investasi terbaik yang pernah mereka terima. (Tertawa)
CA: And the best news of all, I guess, is this.
CA: Dan berita yang terbaik, saya rasa, adalah ini.
MR: Yes. Jenesis is an absolutely brilliant young lady. She's alive, healthy today at 30. You see me, Bina and Jenesis there. The most amazing thing about Jenesis is that while she could do anything with her life, and believe me, if you grew up your whole life with people in your face saying that you've got a fatal disease, I would probably run to Tahiti and just not want to run into anybody again. But instead she chooses to work in United Therapeutics. She says she wants to do all she can to help other people with orphan diseases get medicines, and today, she's our project leader for all telepresence activities, where she helps digitally unite the entire company to work together to find cures for pulmonary hypertension.
MR: Ya. Jenesis benar-benar wanita muda yang cerdas. Dia hidup, dan sehat kini di usianya yang ke-30. Anda melihat saya, Bina, dan Jenesis di situ. Hal yang paling hebat tentang Jenesis adalah bahwa sementara dia bisa melakukan apa saja pada hidupnya, dan percayalah, jika Anda tumbuh besar dikelilingi orang yang mengatakan bahwa Anda mengidap penyakit fatal, saya mungkin akan kabur ke Tahiti dan tidak mau bertemu dengan siapa-siapa lagi. Tapi dia justru memilih untuk bekerja di United Therapeutics. Dia berkata dia mau melakukan apa yang dia mampu untuk membantu orang lain dengan memberi pengobatan untuk penyakit langka, dan sekarang, dia adalah pemimpin proyek kami untuk aktivitas pertemuan jarak jauh, di mana dia membantu menyatukan perusahaan secara digital untuk bekerja sama menemukan penyembuhan hipertensi paru-paru.
CA: But not everyone who has this disease has been so fortunate. There are still many people dying, and you are tackling that too. How?
CA: Tapi tidak semua orang yang mengidap penyakit ini beruntung. Masih banyak orang yang sekarat, dan Anda menanganinya juga. Bagaimana?
MR: Exactly, Chris. There's some 3,000 people a year in the United States alone, perhaps 10 times that number worldwide, who continue to die of this illness because the medicines slow down the progression but they don't halt it. The only cure for pulmonary hypertension, pulmonary fibrosis, cystic fibrosis, emphysema, COPD, what Leonard Nimoy just died of, is a lung transplant, but sadly, there are only enough available lungs for 2,000 people in the U.S. a year to get a lung transplant, whereas nearly a half million people a year die of end-stage lung failure. CA: So how can you address that? MR: So I conceptualize the possibility that just like we keep cars and planes and buildings going forever with an unlimited supply of building parts and machine parts, why can't we create an unlimited supply of transplantable organs to keep people living indefinitely, and especially people with lung disease. So we've teamed up with the decoder of the human genome, Craig Venter, and the company he founded with Peter Diamandis, the founder of the X Prize, to genetically modify the pig genome so that the pig's organs will not be rejected by the human body and thereby to create an unlimited supply of transplantable organs. We do this through our company, United Therapeutics.
MR: Tepat, Chris. Ada sekitar 3,000 orang setahun hanya di A.S. saja, mungkin 10 kali lipatnya di seluruh dunia, yang terus meninggal karena penyakit ini karena obat-obat hanya memperlambat perkembangannya tetapi tidak menghentikannya. Satu-satunya obat untuk hipertensi paru-paru, fibrosis paru-paru, fibrosis sistik, emfisema, COPD, yang baru saja membunuh Leonard Nimoy, adalah transplantasi paru-paru, tapi sayangnya, hanya ada cukup paru-paru untuk 2,000 orang di Amerika setiap tahunnya untuk transplantasi paru-paru. sementara hampir setengah juta orang setahun meninggal karena gagal paru-paru stadium akhir. CA: Jadi bagaimana Anda menanggapinya? MR: Jadi saya mengonsep kemungkinan sebagaimana kita merawat mobil dan pesawat terbang dan bangunan yang terus bertahan dengan persediaan bahan bangunan dan mesin yang tak terbatas, mengapa kita tidak bisa menciptakan persediaan organ transplantasi yang tak terbatas agar orang tetap hidup tanpa batas, dan terutama orang-orang dengan penyakit paru-paru. Jadi kami bekerjasama dengan ahli sandi genom manusia, Craig Venter, dan perusahaan yang ia dirikan dengan Peter Diamandis, pendiri X Prize, untuk secara genetis memodifikasi genom babi sehingga organ babi tidak akan ditolak oleh tubuh manusia dan dengan begitu dapat menciptakan persediaan tanpa batas untuk organ transplantasi. Kami melakukannya lewat perusahaan kami, United Therapeutics.
CA: So you really believe that within, what, a decade, that this shortage of transplantable lungs maybe be cured, through these guys?
CA: Jadi Anda sungguh percaya bahwa dalam, misalnya, sepuluh tahun, kekurangan transplantasi paru-paru dapat diatasi, melalui orang-orang ini?
MR: Absolutely, Chris. I'm as certain of that as I was of the success that we've had with direct television broadcasting, Sirius XM. It's actually not rocket science. It's straightforward engineering away one gene after another. We're so lucky to be born in the time that sequencing genomes is a routine activity, and the brilliant folks at Synthetic Genomics are able to zero in on the pig genome, find exactly the genes that are problematic, and fix them.
MR: Tentu saja, Chris. Aku sangat yakin sama seperti keyakinanku tentang sukses kami dengan penyiaran langsung televisi, Sirius XM. Hal itu sebenarnya bukanlah ilmu yang sulit. Benar-benar hanya mengarahkannya dari satu gen ke gen lain. Kita sangat beruntung dilahirkan pada masa perangkaian genom adalah aktivitas rutin, dan orang-orang cerdas di Synthetic Genomics dapat membidik genom babi, menemukan gen-gen bermasalah dan memperbaikinya.
CA: But it's not just bodies that -- though that is amazing. (Applause) It's not just long-lasting bodies that are of interest to you now. It's long-lasting minds. And I think this graph for you says something quite profound. What does this mean?
CA: Tapi bukan hanya tubuh yang -- walaupun mengagumkan. (Tepuk tangan) Tidak hanya tubuh yang bertahan lama yang menarik perhatian Anda sekarang. Tapi juga pikiran yang bertahan lama. Dan menurutku ini grafik yang bagi Anda mengatakan sesuatu yang cukup mendalam. Apa artinya ini?
MR: What this graph means, and it comes from Ray Kurzweil, is that the rate of development in computer processing hardware, firmware and software, has been advancing along a curve such that by the 2020s, as we saw in earlier presentations today, there will be information technology that processes information and the world around us at the same rate as a human mind.
MR: Grafik ini artinya, dan ini berasal dari Ray Kurzweil, bahwa tingkat perkembangan dalam pengolahan komputer perangkat keras, perangkat permanen, dan perangkat lunak, telah sangat maju sepanjang kurva sehingga pada tahun 2020, seperti yang kita lihat di presentasi di awal hari ini, akan ada teknologi informasi yang mengolah informasi dan dunia di sekitar kita di tingkat yang sama seperti otak manusia.
CA: And so that being so, you're actually getting ready for this world by believing that we will soon be able to, what, actually take the contents of our brains and somehow preserve them forever? How do you describe that?
CA: Jadi jika begitu, Anda sebenarnya mempersiapkan diri untuk dunia ini dengan mempercayai bahwa kita nantinya akan dapat, benar-benar mengeluarkan isi otak kita dan entah bagaimana mengabadikannya selamanya? Bagaimana Anda menjelaskan itu?
MR: Well, Chris, what we're working on is creating a situation where people can create a mind file, and a mind file is the collection of their mannerisms, personality, recollection, feelings, beliefs, attitudes and values, everything that we've poured today into Google, into Amazon, into Facebook, and all of this information stored there will be able, in the next couple decades, once software is able to recapitulate consciousness, be able to revive the consciousness which is imminent in our mind file.
MR: Jadi Chris, yang kami kerjakan adalah menciptakan situasi di mana orang dapat menciptakan berkas pikiran, dan berkas pikiran adalah koleksi perangai, kepribadian, ingatan, perasaan, anutan, sikap dan nilai mereka, semua yang kita tuangkan hari ini ke dalam Google, Amazon, Facebook, dan semua informasi yang disimpan di sana akan dapat, setelah beberapa dekade, setelah perangkat lunak dapat mengikhtisarkan kesadaran, dapat menghidupkan kembali kesadaran yang dekat dengan berkas pikiran kita.
CA: Now you're not just messing around with this. You're serious. I mean, who is this?
CA: Anda tidak main-main tentang ini. Anda serius. Maksud saya, siapa ini?
MR: This is a robot version of my beloved spouse, Bina. And we call her Bina 48. She was programmed by Hanson Robotics out of Texas. There's the centerfold from National Geographic magazine with one of her caregivers, and she roams the web and has hundreds of hours of Bina's mannerisms, personalities. She's kind of like a two-year-old kid, but she says things that blow people away, best expressed by perhaps a New York Times Pulitzer Prize-winning journalist Amy Harmon who says her answers are often frustrating, but other times as compelling as those of any flesh person she's interviewed.
MR: Ini adalah versi robot dari istri tercintaku, Bina. Dan kami memanggilnya Bina 48. Dia diprogram oleh Hanson Robotics dari Texas. Itu adalah halaman tengah dari majalah National Geographic dengan salah satu pengasuhnya, dan ia menjelajahi internet dan memiliki ratusan jam mengenai perangai dan kepribadian Bina. Dia seperti anak berumur dua tahun, tetapi dia mengatakan hal-hal yang mengejutkan orang, mungkin paling tepat diungkapkan oleh seorang jurnalis New York Times pemenang penghargaan Pulitzer, Amy Harmon yang mengatakan jawabannya seringkali membingungkan, tetapi lain waktu, sangat menarik layaknya manusia biasa yang ia wawancarai.
CA: And is your thinking here, part of your hope here, is that this version of Bina can in a sense live on forever, or some future upgrade to this version can live on forever? MR: Yes. Not just Bina, but everybody. You know, it costs us virtually nothing to store our mind files on Facebook, Instagram, what-have-you. Social media is I think one of the most extraordinary inventions of our time, and as apps become available that will allow us to out-Siri Siri, better and better, and develop consciousness operating systems, everybody in the world, billions of people, will be able to develop mind clones of themselves that will have their own life on the web.
CA: Dan Anda berpikir bahwa, sebagian harapan Anda, adalah bahwa versi Bina ini dapat terasa hidup abadi, atau beberapa peningkatan di masa depan pada versi ini dapat hidup selamanya? MR: Ya. Tidak hanya Bina, tetapi semua orang. Anda tahu, secara virtual tak ada ruginya menyimpan berkas pikiran kita dalam Facebook, Instagram, apapun itu. Media sosial menurutku adalah salah satu penemuan luar biasa di masa kita, dan seiring aplikasi menjadi tersedia agar kita dapat mengungguli Siri, lebih baik lagi dan lagi, dan mengembangkan sistem operasi berdasarkan kesadaran, semua orang di dunia ini, milyaran orang, dapat megembangkan kloning pikiran mereka yang memiliki kehidupannya sendiri di internet.
CA: So the thing is, Martine, that in any normal conversation, this would sound stark-staring mad, but in the context of your life, what you've done, some of the things we've heard this week, the constructed realities that our minds give, I mean, you wouldn't bet against it.
CA: Jadi, Martine, bahwa dalam obrolan biasa, hal ini pasti kedengaran sangat gila, tapi dalam konteks hidup Anda, apa yang sudah Anda lakukan, beberapa hal yang kita dengar minggu ini, konstruksi realita yang dibentuk pikiran kita, maksudku, Anda tidak akan menentangnya.
MR: Well, I think it's really nothing coming from me. If anything, I'm perhaps a bit of a communicator of activities that are being undertaken by the greatest companies in China, Japan, India, the U.S., Europe. There are tens of millions of people working on writing code that expresses more and more aspects of our human consciousness, and you don't have to be a genius to see that all these threads are going to come together and ultimately create human consciousness, and it's something we'll value. There are so many things to do in this life, and if we could have a simulacrum, a digital doppelgänger of ourselves that helps us process books, do shopping, be our best friends, I believe our mind clones, these digital versions of ourselves, will ultimately be our best friends, and for me personally and Bina personally, we love each other like crazy. Each day, we are always saying, like, "Wow, I love you even more than 30 years ago. And so for us, the prospect of mind clones and regenerated bodies is that our love affair, Chris, can go on forever. And we never get bored of each other. I'm sure we never will.
MR: Saya pikir tidak ada yang berasal dari saya. Saya mungkin hanyalah seorang pembicara dari kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan-perusahaan hebat di Cina, Jepang, India, Amerika Serikat, dan Eropa. Ada puluhan juta orang yang berusaha menuliskan kode yang mengekspresikan lebih banyak aspek tentang kesadaran manusia, dan Anda tak harus menjadi seorang jenius untuk melihat bahwa semua rangkaian ini akan menyatu dan pada akhirnya menciptakan kesadaran manusia, dan hal itu adalah sesuatu yang akan kami hargai. Ada banyak hal yang dapat dilakukan dalam hidup, jika kita bisa punya tiruan, sebuah kembaran digital diri kita yang membantu kita untuk membaca buku, berbelanja, menjadi teman baik kita, saya percaya kloning pikiran kita, versi digital dari diri kita ini, pada akhirnya akan menjadi teman baik kita, dan untuk saya dan Bina pribadi, kami saling sangat mencintai. Setiap hari, kami selalu berkata, "Wow, aku lebih mencintaimu daripada 30 tahun yang lalu. Dan sejauh ini untuk kami, prospek kloning pikiran dan regenerasi tubuh berarti hubungan cinta kami, Chris, dapat berlangsung selamanya. Kami tak pernah bosan satu sama lain. Saya yakin tak akan pernah.
CA: I think Bina's here, right? MR: She is, yeah. CA: Would it be too much, I don't know, do we have a handheld mic? Bina, could we invite you to the stage? I just have to ask you one question. Besides, we need to see you.
CA: Saya rasa Bina di sini, kan? MR: Ya, dia di sini. CA: Apakah berlebihan, aku tak tahu, apa kita punya mik tangan? Bina, bolehkah kau naik ke atas panggung? Saya hanya ingin bertanya satu pertanyaan. Selain itu, kami perlu melihatmu.
(Applause)
(Tepuk tangan)
Thank you, thank you. Come and join Martine here. I mean, look, when you got married, if someone had told you that, in a few years time, the man you were marrying would become a woman, and a few years after that, you would become a robot -- (Laughter) -- how has this gone? How has it been?
Terima kasih. Kemarilah dan bergabung dengan Martine di sini. Maksud saya, lihat, ketika kalian menikah, jika seseorang mengatakan pada Anda, dalam beberapa tahun, pria yang Anda nikahi menjadi seorang wanita, dan beberapa tahun setelah itu, Anda akan menjadi robot -- (Tertawa) -- bagaimana hal ini berlangsung? Bagaimana rasanya?
Bina Rothblatt: It's been really an exciting journey, and I would have never thought that at the time, but we started making goals and setting those goals and accomplishing things, and before you knew it, we just keep going up and up and we're still not stopping, so it's great.
Bina Rothblatt: Ini perjalanan yang sangat mengasyikan, dan aku takkan pernah berpikir tentang ini saat itu, tapi kami mulai membuat tujuan dan menempatkan tujuan itu dan mencapai banyak hal, dan sebelum disadari, kami terus maju dan maju dan kami masih belum berhenti, jadi ini bagus.
CA: Martine told me something really beautiful, just actually on Skype before this, which was that he wanted to live for hundreds of years as a mind file, but not if it wasn't with you.
CA: Martine memberitahu hal yang sangat indah padaku, lewat Skype sebelumnya, bahwa dia ingin hidup ratusan tahun sebagai berkas pikiran, tapi tidak mau jika tidak bersamamu.
BR: That's right, we want to do it together. We're cryonicists as well, and we want to wake up together.
BR: Benar, kami ingin melakukannya bersama. Kami juga merupakan krionik, dan kami ingin bangun bersama.
CA: So just so as you know, from my point of view, this isn't only one of the most astonishing lives I have heard, it's one of the most astonishing love stories I've ever heard. It's just a delight to have you both here at TED. Thank you so much.
CA: Jadi supaya kalian tahu, dari sudut pandangku, ini tak hanya salah satu cerita paling menakjubkan yang pernah kudengar, tapi juga salah satu kisah cinta terhebat yang pernah kudengar. Luar biasa bisa berbincang dengan kalian di TED. Terima kasih banyak.
MR: Thank you.
MR: Terima kasih.
(Applause)
(Tepuk tangan)