We've been asked to address the theme of changing conversations. And I think certainly in the field that I'm in, that's a really important point to be at. From the discourses that are going on within architecture as well as throughout society, I think it is time to change the way that we look at things. As an architect, I've been involved with architectural projects, with urban planning projects, and more recently, projects that engage much more with the landscape. Now I can see so many opportunities and so many ways in which design can contribute and has the capacity to effect social change. And that's what I'm going to talk to you today about.
Kami diminta untuk membahas tema perubahan komunikasi. dan saya pikir, di dalam bidang saya saat ini, hal ini sangat penting untuk dibahas. Melihat wacana-wacana yang berlangsung di dunia arsitektur dan juga di masyarakat kita, saya pikir ini saatnya kita mengubah cara kita memandang berbagai hal. Sebagai arsitek, saya telah terjun dalam banyak proyek arsitektur, dalam proyek perencanaan perkotaan, dan yang terbaru, di proyek yang lebih banyak terlibat dengan bentang alam. Sekarang saya bisa melihat banyak peluang dan berbagai cara di mana desain dapat berkontribusi dan memiliki kapasitas untuk mempengaruhi perubahan sosial. Dan itulah yang akan saya bicarakan hari ini.
Starting off, I think it might be useful to talk a little bit about architecture, because I think for many people, architecture is a slightly mystical activity. Not many people know what architects do. A lot of the time, I'm not sure the architects know what they're doing. But we try, and it's important to try and embrace that and try and understand what that means. When I talk about architecture today, I'm not talking about the profession. I'm not talking about an activity that's pursued by a select group of people with some specialized knowledge. I'm talking about architecture in the bigger sense: architecture in terms of the room that we're in, architecture as a pervasive activity, architecture as the activity that is the creation of shelter, the creation of space, the design and the creation of spaces between buildings, the landscape. It's man's interaction with the landscape. Our construction of the built environment -- that's what I mean by architecture. It's not a specialized thing.
Untuk memulai, mungkin akan berguna jika berbicara sedikit tentang arsitektur, karena saya pikir, bagi banyak orang, arsitektur merupakan akitivitas yang cukup mistis. Tidak banyak yang tahu apa yang dilakukan arsitek. Seringkali, saya tidak yakin arsitek tahu apa yang mereka lakukan. Tapi kami mencoba, dan penting untuk mencoba dan menerimanya dan mencoba memahami artinya. Arsitektur yang saya bicarakan hari ini bukan mengenai profesinya. Saya tidak berbicara mengenai aktivitas grup tertentu yang punya sejumlah pengetahuan spesial. Saya berbicara tentang arsitektur dalam arti luas: arsitektur dalam arti ruang yang kita tempati, arsitektur sebagai aktivitas yang menjalar, arsitektur sebagai aktivitas penciptaan tempat untuk bernaung, penciptaan suatu ruang, desain dan kreasi dari ruang-ruang di antara bangunan, dan bentang alam. Itu interaksi manusia dengan bentang alam. Konstruksi lingkungan binaan kami -- adalah apa yang saya maksud arsitektur. Itu bukanlah hal yang khusus.
And over the last, I suppose, 20 or 30 years, with the predominance of the internet and the wonderful and exciting advancements that are taking place in technology, one of the things that has happened is that our perception of the world has become commodified. It's become reduced in many ways to a perception that is two-dimensional. We spend a lot of our time, a lot of our lives, looking at the world through screens, whether it's our laptops or television screens or monitors at airports or in the workplace or even our telephones are now screens. And it has this effect of reducing our perception of the world. It expands it in many ways, but it can reduce it, it can turn into icons our idea or our notion of certain concepts or ideas that are, in fact, maybe a lot more pervasive than the two-dimensional image can convey. And I think that's true about architecture. I think we've grown accustomed to thinking about architecture in a really primarily two-dimensional way, in a flat way, that the building is about what it looks like, how it appears, it's visual commodity.
Dan selama, saya rasa, kurang lebih 20 atau 30 tahun, dengan dominasi internet dan perkembangan yang menakjubkan serta luar biasa yang terjadi dalam bidang teknologi, salah satu hal yang terjadi adalah persepsi kita tentang dunia menjadi terkomoditas. Sudah berkurang dalam banyak hal menjadi persepsi dua dimensi. Kita habiskan sebagian besar waktu kita, sebagian besar hidup kita, melihat dunia melalui layar, baik itu laptop atau layar televisi atau monitor di bandara atau di tempat kerja bahkan telepon kita saat ini berbentuk layar. Dan ini berefek dalam mengurangi persepsi kita terhadap dunia. Memang bisa meluas, tapi juga bisa menyempit, dapat membuat ikon atas ide kita atau gagasan terhadap suatu konsep atau ide yang, faktanya, mungkin lebih banyak menyerap daripada yang bisa disampaikan gambar 2D. Dan itu berlaku juga untuk arsitektur. Menurutku kita sudah terbiasa berpikir tentang arsitektur sebagian besar dengan cara 2 dimensi, dengan cara datar, misalnya bangunan adalah tentang bagaimana tampilannya, itu adalah sebuah komoditas visual.
But it's much more than that. It's much more than an aesthetic or just a sensory experience. That's very important, but it's much more than that. It's a complex operation. And a big part of architecture and a big part of design involves understanding the context in which that design exists or in which it's going to exist. It's having the imagination to try and predict or project where the building or where the urban space or where the landscape is going to be located, how it's going to be used, what are the operations, what are the activities that are going to take place in that space. And you might call those the programmatic aspects of architecture, the programmatic aspects of design. And I think that in recent times, we've tended to privilege or put at a higher level that visual sensory perception or desire about architecture ahead and in advance of those programmatic needs. We've tended to kind of create monuments, create icons that create a sensation or create effect, without really thinking through the value of the operation that those places or those spaces can affect. And it's in that zone or in that area that I think we need to start looking or trying to understand how architecture or how design can really impact on society, and how it can address some of the problems that we're facing.
Sebenarnya lebih dari itu. Itu lebih dari sekadar estetika atau pengalaman sensori. Hal itu memang penting, tapi ada yang lebih dari itu. Operasi yang kompleks. Dan bagian besar dari arsitektur dan juga desain melibatkan pemahaman konteks di mana desain tersebut ada atau bagaimana ia akan tercipta. Berimajinasi untuk mencoba dan memprediksi atau memproyeksikan di mana bangunan atau ruang kota atau di mana bentang alam itu akan dilokasikan, bagaimana pemakaiannya, apa saja operasi, apa saja aktivitas yang akan terjadi di ruang itu. Dan Anda mungkin akan menyebutnya aspek pemrograman arsitektur, aspek pemrograman desain. Dan menurut saya sering kali kita mengistimewakan atau menetapkan level yang lebih tinggi bagi persepsi sensorik visual atau keinginan tentang arsitektur di depan dan di muka kebutuhan pemrograman tersebut. Kita terbiasa untuk menciptakan monumen, ikon yang membuat sensasi atau efek, tanpa terlalu memikirkan nilai dari operasi yang semua tempat dan ruang tersebut bisa pengaruhi. Dan dalam zona atau area itulah harus mulai kita cari atau coba pahami bagaimana arsitektur atau desain bisa sangat mempengaruhi sekitar, dan bagaimana hal itu bisa mengatasi beberapa masalah yang sedang kita hadapi.
The big buzzword in design and in what I do and I think what everybody does is the idea of sustainability. Sustainability is an idea, a notion or a concept that's triangulated by three very important concepts or ideas: the environment, the economy and society. Well, the global economy seems to be currently in a kind of meltdown situation. A lot of work needs to be done there. The environment that we live in is challenged. We've got global warming, we've got rising tides, we've got all sorts of disasters taking place, all sorts of things happening that threaten the equilibrium of the world and the environment that we live in. And society itself is also challenged and threatened by some of the issues that we're faced with. I think we've heard about some of those issues today and the need to change the paradigm in which we perceive those things. It's really very crucial that we do that.
Kata kunci besar dalam desain dan yang saya kerjakan dan semua orang tahu adalah ide keberlanjutan. Keberlanjutan adalah sebuah ide, gagasan atau konsep yang ditriangulasi oleh tiga konsep atau ide yang sangat penting: lingkungan, ekonomi, dan masyarakat. Ekonomi global saat ini tampaknya berada dalam situasi krisis. Banyak pekerjaan yang harus dikerjakan di sana. Lingkungan yang kita tinggali sedang ditantang. Ada pemanasan global, ada pasang naik, ada berbagai macam bencana yang terjadi, semua hal yang terjadi mengancam keseimbangan dunia dan lingkungan tempat kita hidup. Dan masyarakat sendiri juga ditantang dan diancam oleh beberapa isu yang kita hadapi. Kupikir kita sudah mendengar beberapa isu hari ini dan harus mengubah paradigma di mana kita memahami hal-hal itu. Hal ini sangat penting untuk dilakukan.
So how does design impact that? How can how can I, as a designer, or anybody as a designer or any architect or how can society -- in what way can design impact on that, in what way can it affect that? I'm going to talk today about ways in which I think design can impact on society, very specifically on society, and how that idea of design can infiltrate the idea of society and work with society in the operations of society in this programmatic way to effect social change. This is an image of Frederick Street in the early part of the last century. And I think it's a good image in lots of ways. It seems like that little triangulation of the environment, the economy and society seems to be in a kind of balance. So it seems that in cities we can see that balance that cities are symbols or ciphers or ways in which we can we can understand the confluence of those forces.
Jadi bagaimana desain itu berdampak? Bagaimana caranya saya, sebagai perancang, atau siapa pun itu atau arsitektur manapun atau bagaimana masyarakat -- dengan cara apa desain itu berdampak, dengan cara apa hal itu bisa berdampak? Hari ini saya berbicara tentang cara desain bisa mempengaruhi masyarakat, terkhusus pada masyarakat, dan bagaimana ide desain bisa memasuki gagasan masyarakat dan bekerja dengan masyarakat dalam operasi masyarakat dalam cara pemrograman ini untuk melakukan perubahan sosial. Ini adalah gambar jalanan Frederick di awal abad terakhir. Dan menurut saya ini adalah gambar yang baik dalam berbagai cara. Sepertinya triangulasi kecil di lingkungan itu, ekonomi dan masyarakatnya tampaknya berada dalam suatu keseimbangan. Jadi sepertinya di perkotaan kita bisa melihat keseimbangan itu bahwa perkotaan itu simbol atau sandi atau cara kita bisa mengerti pertemuan kekuatan-kekuatan itu.
And through time, there have been times when cities have done that very successfully. There are lots of examples of very good cities which have found themselves at a specific moment in time at a point of balance or equilibrium. If we look at Port of Spain as a city, and we consider the idea that, once upon a time, Port of Spain was just a little cluster, a little fishing village at the mouth of the St. Ann's River. And yet it's grown to be such a big, complex conglomeration, a big conurbation of lots and lots of complex ideas.
Dan waktu berlalu, ada kalanya beberapa kota telah berhasil melakukannya. Ada banyak contoh kota yang bagus yang telah menemukan dirinya di momen spesifik tepat waktu di suatu titik keseimbangan atau kesetimbangan. Kalau kita melihat pelabuhan Spanyol sebagai sebuah kota, dan kita mempertimbangkan ide, bahwa, suatu saat, pelabuhan Spanyol hanya sekelompok kecil, sebuah desa nelayan kecil di mulut sungai St. Ann. Namun itu tumbuh menjadi konglomerasi yang besar, dan kompleks, sebuah konurbasi besar dengan ide kompleks yang sangat-sangat banyak.
The Italian architect Aldo Rossi, a 20th-century architect who died at the end of the last century, made a very profound statement. He said architecture is the making of the city over time. I think that's a great statement, because it talks, on one level, about the individual production and manufacture of an object -- architecture -- and it talks about architecture as being a form of cultural production, as something that speaks to an issue or speaks to ideas that are bigger than the sum of the parts of the building, and it relates it to the city.
Arsitektur Itali, Aldo Rossi, seorang arsitek abad 20 yang meninggal di akhir abad lalu, membuat sebuah pernyataan mendalam. Katanya arsitektur adalah pembangunan kota dari waktu ke waktu. Pernyataan itu sangat bagus, karena itu berbicara, dalam satu level, tentang produksi individual dan pembuatan suatu objek -- arsitektur -- dan itu berbicara tentang arsitektur sebagai bentuk dari produksi budaya, sebagai hal yang berbicara tentang suatu masalah atau bicara tentang ide yang lebih besar dari jumlah bagian-bagian bangunan, dan itu berkaitan dengan kota.
It also suggested that it's a constant, dynamic, changing process. And I think that's a very important thing to understand, that it's also part of the program. It's nothing to do with visual, it's to do with the program. It's how does this evolve, what are the dynamics, what are the components, what are the elements that contribute to the unraveling and the creation of the city? It also speaks to the fact that the city is something that can be imagined. In the same way as we can conceive and imagine of a space or a building, we can conceive and imagine of a city. And it speaks to the idea of the individual and the collective. And it's that link -- the individual to the collective, the idea of the civitas, the idea of the society -- that I think is a really important axiom for understanding how design can infiltrate and how design can effect change.
Itu juga menyarankan bahwa itu proses perubahan yang konstan, dinamis. Dan menurut saya hal itu sangat penting untuk dipahami, bahwa itu juga bagian dari program. Tidak ada hubungannya dengan visual, tetapi dengan program. Bagaimana hal ini berkembang, apa dinamikanya, apa saja komponennya, apa saja elemennya yang berkontribusi dalam penguraian dan penciptaan kota? Ini juga berbicara bahwa kota adalah sesuatu yang bisa diimajinasikan. Sama halnya dengan cara kita memahami dan mengimajinasikan ruang atau bangunan, kita bisa memahami dan mengimajinasikan kota. Dan ini juga berbicara tentang gagasan individu dan kolektif. Dan itulah hubungannya -- individu dan kolektif, gagasan sivitas, gagasan masyarakat -- yang merupakan kebenaran yang penting untuk memahami bagaimana desain bisa masuk dan mempengaruhi perubahan.
These are some images of how Port of Spain evolved over a relatively short period of 200 years, from a colonial plan that was developed following some ordinances sent out by the king of Spain, called the Laws of the Indies. Many cities in the Caribbean and Latin America were predicated and formulated on this. It was a gesture, it was a single design that addressed the needs and the requirements of those establishing cities and new colonies. And it expanded, and over time, as trade began to develop in Trinidad, the city expanded, and it grew, and it started appropriating, more and more, the surrounding landscape, until it grew to pretty much what we have today, or what we understand to be the city of Port of Spain.
Ada beberapa gambaran dari evolusi Pelabuhan Spanyol selama periode yang relatif singkat 200 tahun, dari rencana kolonial yang dikembangkan mengikuti beberapa peraturan yang dititahkan oleh raja Spanyol, disebut sebagai Hukum Hindia. Banyak kota di Karibia dan Amerika Latin diprediksi dan diformulakan atas hal ini. Itu adalah sebuah gestur, sebuah desain tunggal yang memenuhi kebutuhan dan ketentuan dari mereka yang membangun kota dan koloni baru. Dan hal itu berkembang, seiring waktu, ketika perdagangan berkembang di Trinidad, dan kota itu berkembang, bertumbuh, dan mulai menyesuaikan, lebih lagi, bentang alam di sekitarnya, berkembang sampai pada yang kita miliki hari ini, atau apa yang kita kenali sebagai kota Pelabuhan Spanyol.
But as we all know, that process grew also on a kind of macro scale as well. We have the evolution and the development of this big conurbation that stretches from Port of Spain to the west and over to Arouca in the east and seems to be continuing. So we've developed into this concept or idea that far exceeds the original Laws of the Indies plan. And it's turned into a complex arrangement and matrix of infrastructures and complex issues, issues that, in many ways, have led to a lot of problems. They've led to a lot of infrastructural problems. And we share this with many, many cities in the world. Cities all over the world are expanding, they're increasing, they're undergoing the same type of development that we've undergone to the point where the original Port of Spain and the downtown Port of Spain that used to comprise the city, used to constitute the city, has now turned into this sort of megalopolis, this sprawl, and it's difficult to comprehend. And when we think of the problems, we think of the infrastructural problems: the water, the power, the traffic congestion, the crime, the segregation, the polarization that exists, the situation that has led to what's happened in this country recently with the state of emergency ... Sometimes it seems completely insurmountable. It seems like we've got to a point where we can't really control it in the way that we can control that original plan. We can't really control this anymore. It's almost as if we're victims of the city, rather than people that have willingly or willfully designed the city or formulated the city.
Tetapi seperti yang kita tahu, proses itu juga tumbuh pada semacam skala makro. Kita punyai evolusi dan perkembangan dari konurbasi besar ini yang membentang sepanjang Pelabuhan Spanyol ke arah barat dan ke Auroka di sebelah timur dan mungkin akan terus berkembang. Jadi kami kembangkan menjadi ide atau gagasan ini, yang jauh melebihi rencana awal Hukum Hindia. Dan ternyata berubah menjadi sebuah pengaturan dan matriks yang kompleks dari infrastruktur dan isu kompleks, isu yang, dalam banyak hal, telah menyebabkan banyak masalah. Mereka menyebabkan banyak masalah infrastruktur. Dan kita membagikan hal ini pada banyak kota di dunia. Kota di seluruh dunia berkembang, bertambah, mereka mengalami perkembangan yang sama seperti kita menuju titik di mana pusat kota dan Pelabuhan Spanyol awal yang dulunya dipakai untuk membangun, membentuk kota, berubah menjadi sesuatu yang sejenis rebakan, megalopolis, dan hal itu sulit untuk dipahami. Dan jika kita pikirkan masalahnya, kita memikirkan masalah infrastruktur: air, daya, kemacetan lalu lintas, kekerasan, pemisahan, polarisasi yang ada, situasi yang terjadi akhir-akhir ini di negara ini dalam keadaan darurat .. Kadang kelihatannya benar-benar mustahil. Tampaknya kita berada di titik yang tidak bisa kita kendalikan dengan cara kita mengendalikan rencana semula. Tidak bisa kita kendalikan lagi. Seolah-olah kitalah korban dari kota, bukannya orang yang berkemauan dan berencana merancang kota atau merumuskan kota.
Another phenomenon that has happened commensurate with these issues of size and scale of infrastructure is the predomination of what I would call "typologies," different types of development. We're all familiar with the high-rise development. This is some buildings in Hong Kong, you know, the magnificent, tall structures that cost a fortune to build. But they predominate; it's almost as if you can't have a city unless you've got a high-rise building in it. They're symbolic, they seem emblematic with modernity and development. And then shopping malls is another predominant type, another prevalent type that all cities want to have, the idea that you can concentrate all these shops and all this retail activity in one place and create an environment for people to come and do specific retail functions and purchase things and be in a specific place at a specific time. And then the highway, the idea of cutting through landscapes to create how it's to increase the speed with which we can get from one point to another. And then we also have suburban development. These are all typologies that are emblematic of the type of development that has taken place in modern cities, in Port of Spain and cities all over the world.
Fenomena lain yang terjadi sepadan dengan isu ini ukuran dan skala infrastruktur adalah dominasi dari apa yang saya sebut "tipologi," jenis perkembangan yang berbeda. Kita semua tahu pembangunan tingkat tinggi. Ini adalah beberapa gedung di Hong Kong, Anda tahu, bangunan megah, yang tinggi membutuhkan banyak uang untuk pembangunan. Tapi mereka menonjol; seakan-akan Anda tidak boleh punya kota kecuali Anda punya bangunan tinggi di sana. Mereka simbolis, menjadi lambang kemodernan dan perkembangan. Kemudian pusat perbelanjaan adalah jenis dominan lainnya, tipe umum lain yang ingin dimiliki semua kota, gagasan bahwa Anda bisa memusatkan semua toko ini dan semua aktivitas ritel di satu tempat dan menciptakan lingkungan untuk orang datangi dan melakukan kegiatan penjualan dan membeli barang dan berada dalam tempat dan waktu tertentu. Dan kemudian jalan raya, gagasan untuk menembus bentang alam menciptakan cara meningkatkan kecepatan yang bisa kita dapatkan dari satu titik ke titik lain. Kita juga berkembang di pinggiran kota. Ini semua adalah tipologi yang merupakan lambang dari jenis pembangunan yang telah terjadi di perkotaan modern, Pelabuhan Spanyol dan kota-kota di seluruh dunia.
Now, there's nothing wrong with shopping malls, there's nothing wrong with highways, and there's nothing wrong with high-rise buildings or suburban development. What is kind of wrong is that what we seem to be doing is privileging types or ways of building or ideas about building above other really very important ways of how we can conceive or how we imagine space. What about schools? What about parks? What about making streets that are really comfortable to walk on and the people are not confronting traffic noise and congestion all the time? Where is that in the equation?
Tidak ada yang salah dengan pusat perbelanjaan, tidak ada salah dengan jalan raya, dan juga dengan bangunan bertingkat tinggi atau pengembangan pinggiran kota. Hal yang salah adalah sepertinya apa yang kita lakukan adalah cara khusus untuk membangun atau gagasan pembangunan di atas semua hal yang sangat penting tentang bagaimana kita merencanakan atau membayangkan ruang. Bagaimana dengan sekolah? Bagaimana dengan taman? Bagaimana dengan pembangunan jalan yang sangat nyaman dijalani dan orang-orang tidak menghadapi keributan dan kemacetan lalu lintas setiap saat? Di manakah persamaan itu?
It seems that with our focus on these types of structures and these typologies, which are motivated and driven primarily because they generate profit, they're part of an economic consumer system, they generate profit, that's why they're favored, that's why they are privileged above other types of development. But schools, parks, elements of cities that used to be really significant and really important are being diminished and marginalized as a consequence of the focus on this type of development. They're undermining the integrity of the city, they're undermining the capacity of the city to accommodate social interaction, to accommodate everybody, because the other thing is they're also exclusive. To work in a high-end office, you need to be qualified, you need to be educated, or you need to have access or the resources to get the qualifications or the training that allow you to get the job in there. If you don't have those, you work outside somewhere. We're not concerned about what those places are like, you just go and work somewhere else.
Sepertinya dengan fokus kita terhadap jenis struktur dan tipologi ini, yang termotivasi dan terdorong terutama karena menguntungkan, mereka bagian dari sistem konsumen ekonomi, mereka menguntungkan sehingga mereka disukai, itu sebabnya mereka teristimewakan dari jenis pengembangan lain. Tetapi sekolah, taman, elemen kota yang biasanya signifikan dan sangat penting menjadi berkurang dan terpinggirkan sebagai akibat dari fokus terhadap jenis pengembangan ini. Mereka merusak integritas kota, juga kapasitas kota, untuk mengakomodasi interaksi sosial, mengakomodasi semua orang, karena hal lain juga eksklusif. Untuk bekerja di kantor berkelas, Anda harus memenuhi syarat, Anda harus teredukasi, Anda harus mempunyai akses atau pun sumber untuk berkualifikasi atau dilatih supaya bisa bekerja di sana. Kalau tidak punya hal itu, bekerjalah di tempat lain. Kita tidak peduli tentang seperti apa tempat itu, tapi pergilah bekerja di tempat lain.
Similarly, those people that used to live in the cities or used to live and contribute to the life of cities are being pushed out because buildings like high-rise buildings push them out. There's a premium on land price that pushes people out of cities. People can't go to shopping malls unless they've got cars, because those malls are generally located on the peripheries of cities. People can't go buy things in shopping malls, because they don't have enough disposable income; they're not going to spend money there. So those types of buildings, whilst they work for sectors of society, don't work for everybody. They're not equitable. Yet, an undue amount of attention is paid by government, by society on ensuring that those types of buildings proliferate, because they're seen as positive aspects of development -- at the expense of types of building and types of program that could be beneficial to everybody, types of program that encourage interaction, that encourage education, that encourage people to be with each other and encourage a sense of community. These types of development dissipate society, they disaggregate society, they polarize society. They create isolated groups of activity to which access depends upon how much money you've got in your pocket. It's a polarizing and negative force. We see it in this city, and we're seeing it more and more other cities.
Sama halnya, semua orang yang terbiasa hidup di perkotaan atau hidup berkontribusi dalam kehidupan kota dipaksa keluar karena bangunan bertingkat tinggi mendorong mereka. Ada harga premium bagi tanah yang mendorong orang keluar kota. Orang tidak bisa ke mall kalau tidak punya mobil, karena biasanya mall tersebut berada di lokasi pinggiran kota. Orang tidak bisa membeli barang di pusat perbelanjaan, karena mereka tidak punya pendapatan yang cukup; dan tak akan menghabiskan uang di sana. Maka selagi bangunan seperti itu bekerja untuk masyarakat, tidak untuk semua orang. Tidak adil. Namun, jumlah perhatian yang seharusnya dibayarkan oleh pemerintah dan masyarakat dalam memastikan pengembangbiakan bangunan seperti itu, karena mereka dipandang sebagai aspek perkembangan positif -- dengan mengorbankan jenis bangunan dan program yang membuat semua orang untung, jenis program yang mendorong interaksi, mendorong edukasi, mendorong orang untuk ada bersama orang lain dan mendorong rasa kebersamaan. Jenis perkembangan ini mengusir masyarakat, memecah dan mempolarisasi masyarakat. Mereka menciptakan kelompok aktivitas terisolasi terhadap akses yang bergantung pada jumlah uang di kantongmu. Kekuatan ini memolarisasi dan negatif. Hal itu terlihat di kota ini, dan semakin terlihat di kota-kota lainnya.
And what ends up happening is that we end up with this sort of stack, that's like a time bomb. At some point the system must collapse, it's really not sustainable. It's like the economic system in the world today -- it's really not a sustainable system, and we have to find ways of addressing it. Design can't provide the solution, but what it can address is some of the conditions that people live with. It can address some of the circumstances in which people find themselves, some of the areas of cities to which people have been shunted or pushed aside because they can no longer afford to live in the center, and they can't participate actively or fully in this consumerized, capitalized system. And we need to try and conceive of how we can transform these types of spaces, how we can integrate the activities that happen in these types of spaces within a bigger picture, how we can identify small moves or small gestures, whether through design or economic initiative or social initiative that effect change and that allow transformation of spaces that encourage and facilitate greater participation. And there are lots of ways of doing that. And whilst it might seem complex when we look at cities, when we look at the aggregate parts of cities, it may seem insurmountable. But if we try and isolate individual acts, individual ways of looking at things and formulate a program, a manner or way of understanding how we can do that, then we can get nearer to achieving or effecting some kind of social change.
Dan yang akhirnya terjadi ialah kita berakhir bersama tumpukan ini, seperti bom waktu. Pada suatu titik sistem itu harus runtuh, sangat tidak berkelanjutan. Seperti halnya sistem ekonomi di dunia hari ini -- sebuah sistem tidak berkelanjutan, dan kita harus mencari solusinya. Desain tidak menyediakan solusi, tapi yang bisa di atasi adalah beberapa kondisi yang dijalani orang. Ia bisa mengatasi beberapa keadaan yang bisa ditemukan sendiri, beberapa area kota di mana orang-orang telah dihalau atau singkirkan karena mereka tidak lagi sanggup hidup di pusat, dan tidak bisa berpartisipasi aktif sepenuhnya dalam sistem kapitalis konsumeris ini. Dan kita harus coba dan pahami bagaimana kita bisa mengubah jenis ruangan seperti ini, bagaimana kita memadukan aktivitas yang terjadi di ruang seperti ini dalam gambaran lebih besar, bagaimana kita mengidentifikasi gerakan atau gestur kecil, apakah lewat desain atau inisiatif ekonomi atau inisiatif sosial yang mempengaruhi perubahan dan memungkinkan transformasi ruang yang mendorong dan memfasilitasi partisipasi lebih besar. Dan ada banyak cara melakukannya. Dan mungkin perkotaan terlihat rumit bagi kita, ketika kita melihat keseluruhan bagian kota, sepertinya mustahil diatasi. Tapi kalau kita coba dan batasi aksi, dan cara pandang pribadi dan merumuskan program, perilaku atau cara memahami cara kita melakukannya, kita semakin dekat untuk mencapai atau mempengaruhi beberapa jenis perubahan sosial.
And there are examples in the world where that's been done. Barcelona is a really good example of a city where people sat down and collectively and actively tried to conceive of ways in which they could effect change, and they did it very successfully. And nearer to home, in Bogotá, Enrique Peñalosa, the mayor of Bogotá, when he took office, he decided, "I'm not going to spend billions of dollars on creating more highways. I'm going to appropriate the funds I have, and I'm going to create places -- parks that everybody can use, public spaces that people can use." And as he created, more and more people came into those spaces. And those spaces were very effective in encouraging participation, encouraging senses of community amongst people, getting people to come together to forget what little trifling contests they had between each other, to start doing things together, to start moving around the city together and try to start acting together.
Dan ada beberapa contoh yang sudah dilakukan di dunia. Barcelona adalah contoh yang baik dari kota di mana orang duduk dan secara kolektif dan aktif mencoba memahami cara mereka bisa mempengaruhi perubahan, dan berhasil melakukannya. Dan lebih dekat ke rumah, di Bogotá, Enrique Peñalosa, walikota Bogotá, ketika menjabat, dia memutuskan, "Aku tidak akan menghabiskan miliaran dolar untuk membangun jalan raya. Saya akan menggunakan dana yang ada, dan saya akan membangun tempat -- taman yang bisa dipakai semua orang, ruang publik yang bisa dipakai." Dan selagi ia membangun, lebih banyak orang datang ke tempat itu. Dan tempat-tempat itu sangat efektif dalam mendorong partisipasi, mendorong semangat komunitas di antara orang-orang, membuat orang-orang berkumpul melupakan kompetisi kecil yang ada di antara mereka, untuk melakukan hal-hal bersama, mulai bergerak mengelilingi kota bersama dan mencoba beraksi bersama.
So there are ways of doing it; there are models. And it comes back to this idea of program. What's our program? Well, I think we want to create equitable society. Then we want to create societies where there's active and equitable participation for everybody and where we can break down some of those inhibitions, those barriers. We can remove economic stigma, we can remove stigma around race, around where you live, around all those factors and try and bring people together in constructed and effective ways. In Trinidad, there are a number of examples. There are opportunities to do this all over the place.
Jadi ada cara untuk melakukannya; ada contohnya. Dan kembali pada ide program ini. Apakah program kita? Kita semua mau menciptakan masyarakat yang adil. Maka kita mau menciptakan masyarakat di mana ada partisipasi yang aktif dan adil untuk semua orang dan di mana kita bisa meruntuhkan hambatan atau rintangan itu. Kita bisa menghapus stigma ekonomi, kita bisa hapus stigma seputar ras, di sekitar tempat tinggal, dan semua faktor itu dan mencoba membawa orang bersama dalam cara yang konstruktif dan efektif. Di Trinidad, ada sejumlah contoh. Ada kesempatan melakukan hal ini di semua tempat.
This is City Gate. It's the entrance to the city for tens of thousands of people. People come in and out of it every day. And yet, what they're confronted with is pretty bleak, horrid, grey, unwelcoming and sometimes unsafe because of all the traffic zooming around. And that space from City Gate that moves up to Independence Square could be a really wonderful experience, you know, with landscaping, with proper accommodation of the sort of facilities and amenities that people would need and would enjoy. It could become a really very important civic space.
Ini adalah Gerbang Kota. Pintu masuk ke kota untuk puluhan ribu orang. Orang-orang keluar masuk setiap hari. Namun, apa yang mereka hadapi cukup suram, mengerikan, gelap, tidak ramah dan terkadang tidak aman karena semua masalah lalu lintas yang ada. Dan ruang dari Gerbang Kota itu yang bergerak ke Independence Square bisa menjadi pengalaman yang sangat indah, dengan bentang alam, dengan akomodasi layak terdiri dari semua fasilitas dan kenyamanan yang akan diperlukan dan dinikmati orang. Itu bisa menjadi ruangan umum yang sangat penting.
This is the Prado in Havana. It's just a notional idea of how that space could be treated so that movement in and out of the city every day becomes a really important and uplifting transition from the maxi taxi to the place where you work. In San Fernando we've got the waterfront, which is a really very beautiful part of this landscape in this country, but is in complete neglect. There are some really beautiful, fine examples of 19th-century architecture that form, in and of themselves, some really fine spaces.
Ini adalah Prado di Havana. Hanyalah sebuah gagasan tentang bagaimana ruang bisa digunakan sehingga gerakan keluar masuk kota setiap hari menjadi transisi yang sangat penting dan memajukan dari taxi maxi ke tempat Anda bekerja. Di San Fernando ada pantai, yang merupakan bagian dari bentang alam yang sangat indah di negeri ini, tapi benar-benar diabaikan. Ada beberapa contoh arsitektur abad ke-19 yang sangat indah yang membentuk ruang yang sangat bagus di dalam dan di luarnya.
We need to we need to look at those spaces, we need to appropriate them, we need to determine uses for those spaces that would encourage all types of activity: spaces for performance, spaces for children to play in and learn that it's cool and it's OK and it's fun to be around other people, spaces for people to do all the kinds of activities that people like to do, that they enjoy doing collectively and that benefit society and encourage people to interact, regardless of their social or economic circumstance, or places for people to reflect, parks, places for people to sit and relax. And there are lots of ways we can do that, ways in which we can address and look at how we break down those barriers. We can do it with architectural language. We can look at the ways that spaces are formulated to break down divisions and barriers between inside and outside, between green and hard surfaces and try and generate spaces that really encourage interaction, encourage people to do things together and encourage a sense of community. We need to mandate government, we need to provide examples to developers, to people to generate that the benefit of these may not be measured in a financial return on investment, but the social benefit to us all is really immeasurable in the long run.
Kita perlu melihat ke dalam ruang itu, menyesuaikannya, kita perlu menentukan kegunaan ruang itu yang akan mendorong semua jenis aktivitas: ruang untuk pertunjukan, ruang untuk anak-anak bermain dan belajar bahwa berada di sekitar orang itu keren, seru, dan bukan masalah. ruang untuk melakukan segala jenis aktivitas yang disukai semua orang, yang mereka nikmati secara bersama dan berguna bagi masyarakat dan mendorong orang berinteraksi, terlepas dari keadaan sosial dan ekonomi mereka, atau tempat bagi orang berefleksi, taman, tempat orang duduk dan bersantai. Dan ada banyak cara untuk melakukannya, cara untuk kita meruntuhkan dan melihat cara mengatasi hambatan itu. Kita bisa dengan memakai bahasa arsitektur. Kita bisa melihat bagaimana caranya ruangan diformulasikan untuk memecah pemisahan dan hambatan antara bagian dalam dan luar, antara permukaan hijau dan keras dan mencoba menghasilkan ruang yang sungguh mendorong interaksi, mendorong orang beraktivitas bersama dan mendorong kemauan berkomunitas. Kita perlu memberi mandat pada pemerintah, kita perlu membuat contoh pada developer, pada orang untuk menghasilkan keuntungan yang mungkin tidak terukur dalam pengembalian investasi finansial tapi keuntungan sosial bagi kita semua tidak terukur dalam jangka panjang.
And if we do that, I think we can demonstrate -- and we've demonstrated in the past that designers had the capacity to do that -- I think if we can do that, we can demonstrate to people that society is an inclusive community, and that if everybody is included, and if everybody feels part of the society, then we have a much better chance of ensuring a sustainable future.
Dan kalau kita lakukan itu, menurutku kita bisa menunjukkannya -- pernah kita tunjukkan di masa lalu bahwa desainer berkemampuan melakukannya -- kalau kita bisa melakukannya, kita bisa tunjukkan pada orang bahwa masyarakat adalah komunitas inklusif, dan kalau semua termasuk, dan merasa kalau ia adalah bagian dari masyarakat, maka kita lebih berkesempatan memastikan masa depan yang berkelanjutan.
Thank you.
Terimakasih.