Back in New York, I am the head of development for a non-profit called Robin Hood. When I'm not fighting poverty, I'm fighting fires as the assistant captain of a volunteer fire company. Now in our town, where the volunteers supplement a highly skilled career staff, you have to get to the fire scene pretty early to get in on any action.
Di New York, saya adalah kepala bagian pengembangan dari yayasan sosial bernama Robin Hood. Ketika saya tidak sedang memerangi kemiskinan, saya memerangi api sebagai kapten asisten dari perusahaan pemadam kebakaran sukarela. Di kota kami kalau para relawan berniat membantu staf yg terlatih dlm pekerjaannya, Anda harus mencapai tempat kejadian cukup awal agar dapat ikut ambil bagian
I remember my first fire. I was the second volunteer on the scene, so there was a pretty good chance I was going to get in. But still it was a real footrace against the other volunteers to get to the captain in charge to find out what our assignments would be. When I found the captain, he was having a very engaging conversation with the homeowner, who was surely having one of the worst days of her life. Here it was, the middle of the night, she was standing outside in the pouring rain, under an umbrella, in her pajamas, barefoot, while her house was in flames.
Saya ingat pertama kali saya memadamkan kebakaran. Saya adalah relawan kedua di tempat kejadian, jadi peluang untuk ikut beraksi lumayan besar Namun saya tetap harus berlomba lari dengan relawan lainnya untuk menemui kapten yang bertugas dan mendapat tugas kami masing-masing. Saat saya menemui kapten, dia sedang terlibat percakapan dengan pemilik rumah, yang sudah pasti mengalami salah satu hari paling buruk di dalam hidupnya. Saat itu tengah malam dia berdiri di tengah hujan deras, di bawah payung mengenakan piyama, bertelanjang kaki saat rumahnya dilalap api.
The other volunteer who had arrived just before me -- let's call him Lex Luther -- (Laughter) got to the captain first and was asked to go inside and save the homeowner's dog. The dog! I was stunned with jealousy. Here was some lawyer or money manager who, for the rest of his life, gets to tell people that he went into a burning building to save a living creature, just because he beat me by five seconds. Well, I was next. The captain waved me over. He said, "Bezos, I need you to go into the house. I need you to go upstairs, past the fire, and I need you to get this woman a pair of shoes." (Laughter) I swear. So, not exactly what I was hoping for, but off I went -- up the stairs, down the hall, past the 'real' firefighters, who were pretty much done putting out the fire at this point, into the master bedroom to get a pair of shoes.
Relawan lainnya yang tiba sebelum saya -- kita sebut saja Lex Luther -- (Tawa) menemui kapten terlebih dahulu dan diminta untuk masuk dan menyelamatkan anjing pemilik rumah. Anjingnya ! Saya dipenuhi rasa cemburu. Pengacara atau manajer keuangan ini selama sisa hidupnya, akan bisa bercerita pada orang-orang bahwa dia masuk ke bangunan yang terbakar untuk menyelamatkan makhluk hidup hanya karena dia tiba lima detik lebih dahulu dari saya. Tiba giliran saya Kapten itu memanggil saya. Dia berkata, "Bezos, saya ingin kamu masuk ke rumah itu. Saya ingin kamu ke tingkat atas, melewati api dan membawakan sepasang sepatu untuk wanita ini. (Tawa) Sumpah. Jadi, bukan seperti yang saya harapkan, namun saya tetap pergi -- menaiki tangga, ke ujung lorong, melewati pemadam kebakaran 'asli' yang saat itu sudah cukup dapat menguasai api menuju kamar tidur utama untuk mengambil sepasang sepatu.
Now I know what you're thinking, but I'm no hero. (Laughter) I carried my payload back downstairs where I met my nemesis and the precious dog by the front door. We took our treasures outside to the homeowner, where, not surprisingly, his received much more attention than did mine. A few weeks later, the department received a letter from the homeowner thanking us for the valiant effort displayed in saving her home. The act of kindness she noted above all others: someone had even gotten her a pair of shoes.
Saya tahu apa yang Anda pikirkan, namun saya bukan pahlawan. (Tawa) Saya membawa hasil kerja saya kembali ke bawah di mana saya bertemu musuh bebuyutan saya dan anjing kesayangan itu di pintu depan. Kami membawa hasil perjuangan kami kepada pemilik rumah di mana, seperti yang diduga musuh saya itu mendapat perhatian yang lebih besar Beberapa minggu kemudian, departemen kami menerima surat dari pemilik rumah yang berterima kasih atas upaya yang gagah berani untuk menyelamatkan rumahnya. Tindakan simpatik yang disinggung sebagai paling berarti adalah bagaimana seseorang bahkan membawakannya sepasang sepatu.
(Laughter)
(Tawa)
In both my vocation at Robin Hood and my avocation as a volunteer firefighter, I am witness to acts of generosity and kindness on a monumental scale, but I'm also witness to acts of grace and courage on an individual basis. And you know what I've learned? They all matter. So as I look around this room at people who either have achieved, or are on their way to achieving, remarkable levels of success, I would offer this reminder: don't wait. Don't wait until you make your first million to make a difference in somebody's life. If you have something to give, give it now. Serve food at a soup kitchen. Clean up a neighborhood park. Be a mentor.
Baik dalam pekerjaan saya di Robin Hood maupun pekerjaan sambilan sebagai relawan pemadam kebakaran, saya menyaksikan sepak terjang yg murah hati dan penuh kebaikan pada skala yang besar, namun saya juga saksi bagi keikhlasan dan keberanian pada sklala yg lebih pribadi. Dan Anda tahu apa yang saya pelajari? Semuanya berarti. Jadi saat saya melihat ke sekeliling ruangan ini pada orang-orang yang telah mencapai sukses, atau dalam perjalanan untuk mencapai tingkat kesuksesan yang tinggi, saya ingin mengingatkan: jangan tunda-tunda Jangan menunggu sampai Anda mendapat satu juta dolar untuk mengubah kehidupan orang lain. Jika Anda memiliki sesuatu untuk diberikan, berikan sekarang. Sediakan makanan bagi orang miskin, membersihkan lingkungan, menjadi seorang mentor
Not every day is going to offer us a chance to save somebody's life, but every day offers us an opportunity to affect one. So get in the game. Save the shoes.
Tidak setiap hari kita memperoleh kesempatan untuk menyelamatkan kehidupan seseorang, namun setiap hari kita diberi kesempatan untuk membantu Jadi ikutlah terlibat; selamatkan sepatu itu.
Thank you.
Terima kasih.
(Applause)
(Tepuk tangan)
Bruno Giussani: Mark, Mark, come back.
Bruno Giussani: Mark, Mark, kembali kemari.
(Applause)
(Tepuk tangan)
Mark Bezos: Thank you.
Mark Bezos: Terima kasih.