The first time I cried underwater was in 2008, the island of Curaçao, way down in the southern Caribbean. It's beautiful there. I was studying these corals for my PhD, and after days and days of diving on the same reef, I had gotten to know them as individuals. I had made friends with coral colonies -- totally a normal thing to do. Then, Hurricane Omar smashed them apart and ripped off their skin, leaving little bits of wounded tissue that would have a hard time healing, and big patches of dead skeleton that would get overgrown by algae. When I saw this damage for the first time, stretching all the way down the reef, I sunk onto the sand in my scuba gear and I cried. If a coral could die that fast, how could a reef ever survive? And why was I making it my job to try to fight for them?
Pertama kalinya saya menangis di dalam air, adalah pada tahun 2008, di kepulauan Curaçao, jauh di bagian selatan Karibia. Itu indah di sana. Saya sedang belajar tentang koral untuk tugas S3 saya, dan setelah berhari-hari menyelami terumbu karang yang sama, Saya mengenal mereka sebagai individu. Saya berteman dengan koloni dari koral -- hal yang normal untuk dilakukan. Lalu, Badai Omar menghancurkan mereka dan merusak kulitnya, meninggalkan beberapa jaringan rusak yang akan sulit untuk sembuh, dan tambalan besar dari tulang mati yang akan ditumbuhi oleh alga. Ketika saya melihatnya untuk pertama kali, jauh sampai bagian bawah karang, Saya menyelam dengan peralatan scuba saya, dan saya menangis. Jika sebuah koral bisa mati secepat itu, bagaimana terumbu karang dapat bertahan? Mengapa saya menjadikan ini sebagai pekerjaan saya untuk menyelamatkannya?
I never heard another scientist tell that kind of story until last year. A scientist in Guam wrote, "I cried right into my mask," seeing the damage on the reefs. Then a scientist in Australia wrote, "I showed my students the results of our coral surveys, and we wept." Crying about corals is having a moment, guys.
Saya tidak pernah mendengar ilmuwan menceritakan hal itu, sampai tahun kemarin. Seorang ilmuwan di Guam berkata, "Saya menangis di dalam kaca selam saya" melihat kerusakan pada terumbu karang. Lalu seorang ilmuwan di Australia menulis, "Saya memberitahu murid saya hasil survei terumbu karang kami, dan kami menangis." Menangis karena koral punya momennya tersendiri,
(Laughter)
(tertawa)
And that's because reefs in the Pacific are losing corals faster than we've ever seen before. Because of climate change, the water is so hot for so long in the summers, that these animals can't function normally. They're spitting out the colored algae that lives in their skin, and the clear bleached tissue that's left usually starves to death and then rots away. Then the skeletons are overgrown by algae.
Itu karena terumbu karang di Pasifik kehilangan koral lebih cepat daripada yang kita perhatikan sebelumnya. Karena perubahan iklim, air menjadi sangat panas dalam waktu lama di musim panas, jadi hewan-hewan ini tidak bisa hidup secara normal. Mereka mengeluarkan alga berwarna yang hidup pada kulit mereka, lalu jaringan yang memutih yang tertinggal biasanya menderita hingga mati dan kemudian membusuk. Lalu tulangnya akan ditumbuhi oleh alga.
This is happening over an unbelievable scale. The Northern Great Barrier Reef lost two-thirds of its corals last year over a distance of hundreds of miles, then bleached again this year, and the bleaching stretched further south. Reefs in the Pacific are in a nosedive right now, and no one knows how bad it's going to get, except ... over in the Caribbean where I work, we've already been through the nosedive. Reefs there have suffered through centuries of intense human abuse. We kind of already know how the story goes. And we might be able to help predict what happens next.
Peristiwa ini terjadi dalam skala yang sangat besar. "The Northern Great Barrier Reef" kehilangan dua pertiga koralnya tahun ini dalam jarak ratusan mil, dan hal ini terjadi lagi tahun ini, dan meluas jauh ke arah selatan. Terumbu karang di Pasifik sedang dalam kondisi mengkhawatirkan, dan tidak ada yang tahu seberapa buruk hal ini akan terjadi, kecuali, di tempat saya bekerja di Karibia, kami telah mengalami hal mengkhawatirkan tersebut. Terumbu karang di sana telah dirusak manusia selama berabad-abad. Kami telah mengira bagaimana perjalanan ceritanya. Kami mungkin akan bisa memprediksi hal yang terjadi selanjutnya.
Let's consult a graph. Since the invention of scuba, scientists have measured the amount of coral on the seafloor, and how it's changed through time. And after centuries of ratcheting human pressure, Caribbean reefs met one of three fates. Some reefs lost their corals very quickly. Some reefs lost their corals more slowly, but kind of ended up in the same place. OK, so far this is not going very well. But some reefs in the Caribbean -- the ones best protected and the ones a little further from humans -- they managed to hold onto their corals. Give us a challenge. And, we almost never saw a reef hit zero.
Perhatikan grafik ini. Sejak penemuan scuba, ilmuwan telah mengukur jumlah koral di dasar laut, dan bagaimana perubahannya seiring waktu. Setelah ratusan tahun menerima tekanan dari tindakan manusia, terumbu karang di Karibia menerima satu dari tiga nasib. Beberapa terumbu karang kehilangan koralnya dengan sangat cepat. Beberapa terumbu karang kehilangan koralnya lebih lambat. namun tetap berakhir dengan nasib yang sama. Sejauh ini hal tersebut tidak baik. Tapi beberapa terumbu karang di Karibia, yang dilindungi dengan sangat baik, dan beberapa yang terletak jauh dari manusia, mereka berhasil mempertahankan koralnya, Memberikan kami tantangan. Kami hampir tidak pernah melihat terumbu karang menyentuh angka nol.
The second time I cried underwater was on the north shore of Curaçao, 2011. It was the calmest day of the year, but it's always pretty sketchy diving there. My boyfriend and I swam against the waves. I watched my compass so we could find our way back out, and he watched for sharks, and after 20 minutes of swimming that felt like an hour, we finally dropped down to the reef, and I was so shocked, and I was so happy that my eyes filled with tears. There were corals 1,000 years old lined up one after another. They had survived the entire history of European colonialism in the Caribbean, and for centuries before that.
Kedua kalinya saya menangis dalam air, adalah di pantai utara Curaçao, pada tahun 2011. Hari itu yang paling tenang di tahun itu, namun tetap tidak mudah untuk menyelam di sana. Saya dan pacar saya berenang melawan ombak. Saya melihat kompas agar kami dapat menemukan jalan pulang, dan dia berjaga apabila ada hiu, dan setelah 20 menit berenang yang berasa seperti satu jam, akhirnya kami sampai ke terumbu karangnya, saya terkejut, dan saya sangat senang, sampai saya menangis. Ada koral yang berumur 1.000 tahun, yang berjejer satu sama lain. Mereka berhasil bertahan hidup selama sejarah kolonialisme Eropa di Karibia, dan ratusan tahun sebelumnya.
I never knew what a coral could do when it was given a chance to thrive. The truth is that even as we lose so many corals, even as we go through this massive coral die-off, some reefs will survive. Some will be ragged on the edge, some will be beautiful. And by protecting shorelines and giving us food to eat and supporting tourism, they will still be worth billions and billions of dollars a year. The best time to protect a reef was 50 years ago, but the second-best time is right now. Even as we go through bleaching events, more frequent and in more places, some corals will be able to recover.
Saya tidak tahu apa yang koral bisa lakukan saat diberikan waktu untuk tumbuh. Yang benar adalah walaupun kita kehilangan banyak koral, walaupun kita menyusuri banyak koral yang mati, beberapa terumbu karang akan bertahan hidup. Beberapa akan terkikis di ujungnya, beberapa akan terlihat indah. Dengan melindungi pantai dan memberikan kami makanan untuk dimakan, dan mendukung pariwisata, mereka tetap akan bernilai miliaran dolar tiap tahunnya. Waktu terbaik untuk melindungi terumbu karang adalah 50 tahun yang lalu tetapi waktu kedua terbaik adalah saat ini. Walaupun kita tetap mengalami peristiwa pemutihan ini, lebih sering dan di banyak tempat, beberapa batu karang akan dapat pulih.
We had a bleaching event in 2010 in the Caribbean that took off big patches of skin on boulder corals like these. This coral lost half of its skin. But if you look at the side of this coral a few years later, this coral is actually healthy again. It's doing what a healthy coral does. It's making copies of its polyps, it's fighting back the algae and it's reclaiming its territory. If a few polyps survive, a coral can regrow; it just needs time and protection and a reasonable temperature. Some corals can regrow in 10 years -- others take a lot longer. But the more stresses we take off them locally -- things like overfishing, sewage pollution, fertilizer pollution, dredging, coastal construction -- the better they can hang on as we stabilize the climate, and the faster they can regrow.
Ada peristiwa pemutihan pada tahun 2010 di Karibia, yang menyisakan tambalan kulit besar pada koral "boulder" seperti ini. Batu karang ini kehilangan setengah dari kulitnya. Tetapi jika Anda lihat koral ini beberapa tahun kemudian, koral ini akan kembali sehat, melakukan apa yang memang dilakukan oleh koral sehat, dengan membuat salinan polip, melawan kembali alga, dan mengklaim wilayahnya kembali. Jika beberapa polip bertahan hidup, koral dapat tumbuh, dengan waktu, perlindungan dan suhu yang cukup. Beberapa koral dapat tumbuh kembali dalam 10 tahun, yang lain lebih lama. Apabila kita hilangkan tekanan dari mereka secara lokal, seperti memancing berlebihan, polusi air, polusi pupuk, pengerukan, konstruksi pantai, mereka akan semakin bisa bertahan di saat kita menstabilkan iklim, dan semakin cepat mereka dapat tumbuh kembali.
And as we go through the long, tough and necessary process of stabilizing the climate of planet Earth, some new corals will still be born. This is what I study in my research. We try to understand how corals make babies, and how those babies find their way to the reef, and we invent new methods to help them survive those early, fragile life stages. One of my favorite coral babies of all time showed up right after Hurricane Omar. It's the same species I was studying before the storm, but you almost never see babies of this species -- it's really rare. This is actually an endangered species. In this photo, this little baby coral, this little circle of polyps, is a few years old. Like its cousins that bleach, it's fighting back the algae. And like its cousins on the north shore, it's aiming to live for 1,000 years.
Di saat kita melewati proses berat yang panjang dan diperlukan untuk menstabilkan iklim dari planet Bumi, beberapa koral yang baru akan lahir kembali. Ini adalah yang saya pelajari dari riset saya. Kami mempelajari bagaimana koral membuat bayi, dan bagaimana cara mereka agar sampai ke terumbu karang, dan kami membuat metode baru untuk membantunya bertahan hidup di saat masa pertumbuhan awal yang rentan. Salah satu bayi koral terfavorit saya muncul setelah Badai Omar. Ini adalah spesies sama yang saya pelajari sebelum badai itu, tapi hampir tidak pernah dilihat bayi spesies itu -- sangat jarang. Sebenarnya itu adalah spesies yang rawan punah. Di foto ini, bayi koral kecil, lingkaran kecil dari polip, hanya berumur beberapa tahun. Seperti sepupunya yang memutih, dia juga melawan kembali alga. Seperti sepupunya di pantai utara, dia akan berusaha bertahan hidup selama 1.000 tahun.
What's happening in the world and in the ocean has changed our time horizon. We can be incredibly pessimistic on the short term, and mourn what we lost and what we really took for granted. But we can still be optimistic on the long term, and we can still be ambitious about what we fight for and what we expect from our governments, from our planet. Corals have been living on planet Earth for hundreds of millions of years. They survived the extinction of the dinosaurs. They're badasses.
Apa yang terjadi di dunia dan di laut telah mengubah cakrawala waktu kita. Kita dapat sangat pesimis dalam jangka pendek, berduka atas apa yang hilang dan apa yang kita anggap remeh. Tapi kita masih dapat optimis dalam jangka panjang, dan kita masih bisa berambisi untuk memperjuangkannya dan apa yang kita harapkan dari pemerintah, dari planet kita. Koral telah hidup di planet Bumi selama ratusan juta tahun. Mereka selamat dari kepunahan dinosaurus. Mereka sangar.
(Laughter)
(tertawa)
An individual coral can go through tremendous trauma and fully recover if it's given a chance and it's given protection. Corals have always been playing the long game, and now so are we.
Satu koral dapat melewati trauma hebat dan dapat kembali pulih jika diberikan kesempatan dan perlindungan. Koral memainkan permainannya dalam waktu yang lama dan sekarang, begitu juga dengan kita.
Thanks very much.
Terima kasih.
(Applause)
(Tepuk tangan)