Have you ever heard the one about how breastfeeding is free?
Apakah Anda pernah dengar ucapan bahwa menyusui itu gratis?
(Laughter)
(Tawa)
Yeah, it's pretty funny, because it's only free if we don't value women's time and energy. Any mother can tell you how much time and energy it takes to liquify her body -- to literally dissolve herself --
Ya, ini sedikit lucu, karena ini hanya gratis bila kita tidak menghargai waktu dan energi wanita. Semua ibu bisa memberitahu Anda banyaknya waktu dan energi dipakai untuk mencairkan tubuh mereka -- benar-benar melarutkan diri mereka --
(Laughter)
(Tawa)
as she feeds this precious little cannibal.
karena dia memberi makan kanibal kecil yang berharga ini.
(Laughter)
(Tawa)
Milk is why mammals suck. At Arizona State University, in the Comparative Lactation Lab, I decode mothers' milk composition to understand its complexity and how it influences infant development. The most important thing that I've learned is that we do not do enough to support mothers and babies. And when we fail mothers and babies, we fail everyone who loves mothers and babies: the fathers, the partners, the grandparents, the aunties, the friends and kin that make our human social networks. It's time that we abandon simple solutions and simple slogans, and grapple with the nuance.
Susu adalah alasan mamalia menyedot. Di Arizona State University, dalam Comparative Lactation Lab, Saya meneliti komposisi air susu ibu untuk memahami kerumitannya dan cara susu memengaruhi perkembangan bayi. Hal yang paling penting saya pelajari adalah kita belum cukup keras untuk mendukung ibu dan bayi. Saat kita gagal mendukung ibu dan bayi, kita gagal menjaga semua orang yang menyayangi ibu dan bayi: ayah mereka, pasangan, kakek dan nenek, tante, teman dan kerabat yang membentuk grup sosial kita. Inilah saatnya bagi kita untuk melupakan solusi simpel dan slogan-slogan, dan berkutat dengan suasananya.
I was very fortunate to run smack-dab into that nuance very early, during my first interview with a journalist when she asked me, "How long should a mother breastfeed her baby?" And it was that word "should" that brought me up short, because I will never tell a woman what she should do with her body.
Saya sangat beruntung untuk mendalami suasana itu sejak dini, saat wawancara pertama saya dengan jurnalis ketika dia menanyai saya, “Berapa lama seharusnya seorang ibu menyusui bayinya?” Dan kata “harus” itu yang membuat saya tertegun, karena saya tidak akan mendikte wanita hal yang perlu ia lakukan dengan tubuhnya.
Babies survive and thrive because their mother's milk is food, medicine and signal. For young infants, mother's milk is a complete diet that provides all the building blocks for their bodies, that shapes their brain and fuels all of their activity. Mother's milk also feeds the microbes that are colonizing the infant's intestinal tract. Mothers aren't just eating for two, they're eating for two to the trillions. Milk provides immunofactors that help fight pathogens and mother's milk provides hormones that signal to the infant's body.
Bayi bertahan hidup dan tumbuh karena air susu ibunya adalah makanan, obat, dan sinyal. Bagi bayi-bayi muda, air susu ibu adalah diet komplet yang menyediakan semua bahan untuk perkembangan tubuh, yang membentuk otaknya dan menjadi sumber daya segala aktivitasnya. Air susu ibu juga memberi makan mikroba yang hidup di saluran pencernaan bayi. Ibu tidak hanya makan untuk dua orang, tapi makan untuk dua hingga tiga triliun. Susu memberikan <i>immunofactors</i> yang membantu melawan patogen dan air susu ibu menyediakan hormon yang memberi sinyal ke tubuh bayi.
But in recent decades, we have come to take milk for granted. We stopped seeing something in plain sight. We began to think of milk as standardized, homogenized, pasteurized, packaged, powdered, flavored and formulated. We abandoned the milk of human kindness and turned our priorities elsewhere.
Namun dalam dekade terakhir, kita telah menganggap remeh susu. Kita berhenti melihatnya dengan jelas. Kita mulai berpikir bahwa susu perlu terstandar, homogen, dipasteurisasi, dikemas, berbentuk bubuk, mengandung rasa dan terformulasi. Kita mengabaikan susu sebagai kebaikan manusia dan mengalihkan prioritas kita ke tempat lain.
At the National Institutes of Health in Washington DC is the National Library of Medicine, which contains 25 million articles -- the brain trust of life science and biomedical research. We can use keywords to search that database, and when we do that, we discover nearly a million articles about pregnancy, but far fewer about breast milk and lactation. When we zoom in on the number of articles just investigating breast milk, we see that we know much more about coffee, wine and tomatoes.
Pada National Institutes of Health di Washington DC adalah National Library of Medicine, yang memiliki 25 juta artikel -- kumpulan penelitian ilmu hayati dan ilmu biomedis. Kami bisa menggunakan kata kunci untuk mencari di <i>database,</i> dan saat kami lakukan, kami menemukan hampir satu juta artikel tentang kehamilan, namun jauh lebih sedikit tentang air susu ibu dan laktasi. Ketika kami fokus mencari jumlah artikel yang hanya meneliti air susu ibu, kami sadar bahwa kita tahu lebih banyak tentang kopi, <i>wine, </i>dan tomat.
(Laughter)
(Tawa)
We know over twice as much about erectile dysfunction.
Kita tahu dua kali lebih banyak tentang disfungsi ereksi.
(Laughter)
(Tawa)
I'm not saying we shouldn't know about those things -- I'm a scientist, I think we should know about everything. But that we know so much less --
Saya tidak bermaksud bahwa hal tersebut tidak penting -- saya seorang ilmuwan, kita perlu tahu tentang segala hal. Tapi fakta bahwa kita tahu lebih sedikit --
(Laughter)
(Tawa)
about breast milk -- the first fluid a young mammal is adapted to consume -- should make us angry. Globally, nine out of 10 women will have at least one child in her lifetime. That means that nearly 130 million babies are born each year. These mothers and babies deserve our best science.
tentang air susu ibu -- cairan pertama bagi mamalia muda yang bisa dikonsumsi -- perlu membuat kita marah. Secara global, sembilan dari 10 wanita setidaknya akan punya satu anak. Itu artinya hampir 130 juta bayi dilahirkan setiap tahunnya. Ibu dan bayi ini berhak mendapatkan ilmu pengetahuan terbaik.
Recent research has shown that milk doesn't just grow the body, it fuels behavior and shapes neurodevelopment. In 2015, researchers discovered that the mixture of breast milk and baby saliva -- specifically, baby saliva -- causes a chemical reaction that produces hydrogen peroxide that can kill staph and salmonella. And from humans and other mammal species, we're starting to understand that the biological recipe of milk can be different when produced for sons or daughters. When we reach for donor milk in the neonatal intensive care unit, or formula on the store shelf, it's nearly one-size-fits-all. We aren't thinking about how sons and daughters may grow at different rates, or different ways, and that milk may be a part of that.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa susu tidak hanya menumbuhkan tubuh, itu juga memengaruhi perilaku dan membentuk perkembangan saraf. Tahun 2015, para peneliti menemukan bahwa campuran air susu ibu dan air liur bayi -- secara spesifik, air liur bayi -- menyebabkan reaksi kimia yang memproduksi hidrogen peroksida yang bisa membunuh bakteri staph dan salmonella. Dan dari manusia hingga spesies mamalia lain, kita mulai memahami bahwa resep biologis dari susu bisa berbeda ketika diproduksi untuk anak laki-laki atau perempuan. Ketika kita mencari susu donor di ruang perawatan intensif neonatus, atau susu formula di rak toko, biasanya satu susu untuk semua kondisi. Kita tidak berpikir perbedaan laju pertumbuhan bayi laki-laki dan perempuan, atau cara yang berbeda, dan bahwa susu bisa berperan dalam hal itu.
Mothers have gotten the message and the vast majority of mothers intend to breastfeed, but many do not reach their breastfeeding goals. That is not their failure; it's ours. Increasingly common medical conditions like obesity, endocrine disorders, C-section and preterm births all can disrupt the underlying biology of lactation. And many women do not have knowledgeable clinical support.
Ibu telah menerima pesan dan sebagian besar ibu berkenan untuk menyusui, tapi banyak ibu yang tidak mencapai target menyusui. Itu bukan salah mereka; ini salah kita. Peningkatan kondisi medis yang umum seperti obesitas, gangguan endokrin, bedah cesar dan lahir <i>preterm</i> bisa mengganggu laktasi. Dan banyak wanita tidak punya dukungan ilmu klinis.
Twenty-five years ago, the World Health Organization and UNICEF established criteria for hospitals to be considered baby friendly -- that provide the optimal level of support for mother-infant bonding and infant feeding. Today, only one in five babies in the United States is born in a baby-friendly hospital. This is a problem, because mothers can grapple with many problems in the minutes, hours, days and weeks of lactation. They can have struggles with establishing latch, with pain, with milk letdown and perceptions of milk supply. These mothers deserve knowledgeable clinical staff that understand these processes.
Dua puluh lima tahun lalu, World Health Organization dan UNICEF menerbitkan kriteria bagi rumah sakit untuk dianggap sebagai ramah bayi -- yang menyediakan dukungan optimal bagi proses jalinan ikatan ibu dan bayi dan menyusui bayi. Saat ini, hanya satu dari lima bayi di Amerika Serikat lahir pada rumah sakit yang ramah bayi. Ini adalah masalah, karena para ibu bisa menghadapi banyak masalah selama laktasi dalam hitungan menit, jam, hari, dan minggu. Mereka bisa kesulitan menempatkan mulut bayi di payudara, nyeri, pengeluaran air susu dan persepsi suplai susu. Ibu-ibu ini berhak memiliki staf tenaga kesehatan berpendidikan yang memahami proses-proses ini.
Mothers will call me as they're grappling with these struggles, crying with wobbly voices. "It's not working. This is what I'm supposed to naturally be able to do. Why is it not working?" And just because something is evolutionarily ancient doesn't mean that it's easy or that we're instantly good at it. You know what else is evolutionarily ancient?
Para ibu bisa menelpon saya saat mereka mengalami kesulitan ini, menangis dengan suara bergetar. “Ini tidak berhasil. Ini seharusnya yang bisa aku lakukan secara alami. Kenapa tidak mau?” Meski sesuatu sudah ada dari dulu tidak berarti itu mudah dan kita pasti langsung bisa. Anda tahu hal apa lagi yang sudah ada dari dulu?
(Laughter)
(Tawa)
Sex. And nobody expects us to start out being good at it.
Seks. Dan tidak ada orang yang akan langsung mahir sejak pertama kali.
(Laughter)
(Tawa)
Clinicians best deliver quality equitable care when they have continuing education about how to best support lactation and breastfeeding. And in order to have that continuing education, we need to anchor it to cutting-edge research in both the life sciences and the social sciences, because we need to recognize that too often historical traumas and implicit biases sit in the space between a new mother and her clinician. The body is political. If our breastfeeding support is not intersectional, it's not good enough. And for moms who have to return for work, because countries like the United States do not provide paid parental leave, they can have to go back in as short as just a few days after giving birth.
Dokter memberikan layanan kesehatan secara sangat baik ketika mereka mendapat pendidikan lanjutan tentang cara mendukung laktasi dan menyusui. Demi memiliki pendidikan lanjutan itu, kita perlu menambatkan penelitian terbaru dalam bidang ilmu kesehatan dan ilmu sosial, karena kita perlu menyadari bahwa sering kali trauma historis dan prasangka implisit berada di antara ibu baru dan dokternya. Tubuh adalah benda politik. Bila dukungan menyusui kita tidak interseksional, itu tidak cukup baik. Dan bagi ibu yang perlu kembali bekerja, karena negara seperti Amerika Serikat tidak mendapatkan cuti melahirkan, mereka perlu kembali bekerja segera setelah selesai melahirkan.
How do we optimize mother and infant health just by messaging about breast milk to moms without providing the institutional support that facilitates that mother-infant bonding to support breastfeeding? The answer is: we can't. I'm talking to you, legislators, and the voters who elect them. I'm talking to you, job creators and collective bargaining units, and workers, and shareholders. We all have a stake in the public health of our community, and we all have a role to play in achieving it. Breast milk is a part of improving human health. In the NICU, when infants are born early or sick or injured, milk or bioactive constituents in milk can be critically important. Environments or ecologies, or communities where there's high risk of infectious disease, breast milk can be incredibly protective. Where there are emergencies like storms and earthquakes, when the electricity goes out, when safe water is not available, breast milk can keep babies fed and hydrated. And in the context of humanitarian crises, like Syrian mothers fleeing war zones, the smallest drops can buffer babies from the biggest global challenges.
Bagaimana cara kita meningkatkan kesehatan ibu dan bayi hanya dengan memberikan wejangan mengenai air susu ibu kepada ibu tanpa menyediakan dukungan institusional yang memfasilitasi ikatan ibu dan bayi untuk menyusui? Jawabannya: kita tidak bisa. Saya berbicara kepada Anda, para legislator, dan para pemberi suara yang memilih mereka. Saya berbicara kepada Anda, pencipta lapangan kerja, dan para tenaga kerja, pemegang saham perusahaan. Kita mempertaruhkan kesehatan publik pada komunitas kita, dan kita semua berperan untuk mencapainya. Air susu ibu adalah bagian dari meningkatkan kesehatan manusia. Dalam ruang NICU, ketika bayi lahir prematur atau sakit atau terluka, susu atau komponen bioaktif dalam susu bisa menjadi sangat penting. Lingkungan atau ekologi, atau komunitas yang punya risiko tinggi penyakit infeksi, air susu ibu bisa sangat melindungi. Ketika ada situasi gawat seperti badai dan gempa bumi, ketika listrik padam, ketika air bersih tidak tersedia, air susu ibu bisa membuat bayi kenyang dan terhidrasi. Dalam konteks krisis kemanusiaan, seperti ibu dari Suriah yang mengungsi, tetes terkecil bisa membantu bayi dari tantangan global terbesar.
But understanding breast milk is not just about messaging to mothers and policy makers. It's also about understanding what is important in breast milk so that we can deliver better formulas to moms who cannot or do not breastfeed for whatever reason. We can all do a better job of supporting the diversity of moms raising their babies in a diversity of ways.
Namun, memahami air susu ibu tak hanya sekadar memberi wejangan ke ibu dan penegak hukum. Ini juga tentang memahami hal yang penting dalam air susu ibu sehingga kita bisa memberi formula yang lebih baik untuk ibu yang tidak bisa memberi air susu ibu untuk alasan apapun. Kita semua bisa melakukan lebih baik untuk mendukung keberagaman ibu yang membesarkan anaknya dalam cara yang beraneka ragam.
As women around the world struggle to achieve political, social and economic equality, we must reimagine motherhood as not the central, core aspect of womanhood, but one of the many potential facets of what makes women awesome.
Saat wanita di seluruh dunia kesulitan untuk mencapai kesetaraan politik, sosial, dan ekonomi, kita harus membayangkan ulang fase ibu bukan sebagai aspek inti dalam kewanitaan, tapi satu dari banyak aspek potensial yang membuat seorang wanita luar biasa.
It's time.
Inilah saatnya.
(Applause)
(Tepuk tangan)