I'm a filmmaker. For the last 8 years, I have dedicated my life to documenting the work of Israelis and Palestinians who are trying to end the conflict using peaceful means. When I travel with my work across Europe and the United States, one question always comes up: Where is the Palestinian Gandhi? Why aren't Palestinians using nonviolent resistance?
Saya seorang pembuat film. Selama 8 tahun terakhir, saya telah mengabdikan hidup saya mendokumentasikan upaya-upaya orang Israel dan Palestina yang mencoba mengakhiri pertikaian dengan cara-cara damai. Saat saya pergi dan membawa hasil kerja saya ke seluruh Eropa dan Amerika Serikat, satu pertanyaan selalu muncul: Di mana Gandhi dari Palestina? Mengapa orang Palestina menggunakan perlawanan antikekerasan?
The challenge I face when I hear this question is that often I have just returned from the Middle East where I spent my time filming dozens of Palestinians who are using nonviolence to defend their lands and water resources from Israeli soldiers and settlers. These leaders are trying to forge a massive national nonviolent movement to end the occupation and build peace in the region. Yet, most of you have probably never heard about them. This divide between what's happening on the ground and perceptions abroad is one of the key reasons why we don't have yet a Palestinian peaceful resistance movement that has been successful.
Tantangan yang saya hadapi saat mendengar pertanyaan ini adalah seringkali saya baru saja kembali dari Timur Tengah di mana saya menghabiskan waktu memfilmkan ratusan orang Palestina yang menggunakan tindakan antikekerasan untuk mempertahankan tanah dan sumber air mereka dari tentara dan pendatang Israel. Pemimpin-pemimpin ini mencoba memalsukan pergerakan nasional besar antikekerasan. untuk mengakhiri pendudukan dan menciptakan perdamaian di wilayah itu. Namun, kebanyakan dari Anda mungkin belum pernah mendengarnya. Perpecahan antara apa yang terjadi di sana dengan persepsi di luar negeri adalah salah satu alasan kunci mengapa belum ada perlawanan damai Palestina yang berhasil.
So I'm here today to talk about the power of attention, the power of your attention, and the emergence and development of nonviolent movements in the West Bank, Gaza and elsewhere -- but today, my case study is going to be Palestine. I believe that what's mostly missing for nonviolence to grow is not for Palestinians to start adopting nonviolence, but for us to start paying attention to those who already are. Allow me to illustrate this point by taking you to this village called Budrus.
Jadi pada hari ini saya ingin berbicara tentang kekuatan dari perhatian, kekuatan dari perhatian Anda, dan muncul serta berkembangnya pergerakan antikekerasan di Tepi Barat, Gaza, dan di daerah lainnya -- namun pada hari ini, contoh saya adalah tentang Palestina. Saya percaya bahwa sesuatu yang hilang dari tindakan antikekerasan untuk dapat tumbuh bukanlah orang Palestina yang mulai tidak menggunakan kekerasan, namun bagi kita untuk mulai menaruh perhatian kepada mereka yang telah menggunakannya. Ijinkan saya menggambarkannya dengan membawa Anda ke desa bernama Budrus ini.
About seven years ago, they faced extinction, because Israel announced it would build a separation barrier, and part of this barrier would be built on top of the village. They would lose 40 percent of their land and be surrounded, so they would lose free access to the rest of the West Bank. Through inspired local leadership, they launched a peaceful resistance campaign to stop that from happening.
Sekitar tujuh tahun lalu mereka terancam punah karena Israel mengumumkan akan membangun dinding penghalang dan sebagian dinding ini akan dibangun di atas desa itu. Mereka akan kehilangan 40 persen tanah dan akan terkepung sehingga mereka kehilangan akses ke wilayah Tepi Barat lainnya. Melalui pemimpin lokal, mereka memulai kampanye perlawanan damai untuk menghentikannya.
Let me show you some brief clips, so you have a sense for what that actually looked like on the ground.
Saya akan menunjukkan beberapa cuplikan singkat sehingga Anda mendapat gambaran tentang apa yang sebenarnya terjadi di sana.
(Music)
(Musik)
Palestinian Woman: We were told the wall would separate Palestine from Israel. Here in Budrus, we realized the wall would steal our land.
Wanita Palestina: Kami diberi tahu bahwa dinding ini akan memisahkan Palestina dengan Israel. Di Budrus, kami tahu bahwa dinding itu akan mencuri tanah kami.
Israeli Man: The fence has, in fact, created a solution to terror.
Pria Israel: Sebenarnya pagar ini adalah jalan keluar bagi teror.
Man: Today you're invited to a peaceful march. You are joined by dozens of your Israeli brothers and sisters.
Pria: Hari ini anda diundang untuk mengikuti gerakan damai. Anda bergabung dengan lusinan saudara-saudari anda dari Israel.
Israeli Activist: Nothing scares the army more than nonviolent opposition.
Aktivis Israel: Tidak ada yang lebih menakutkan bagi tentara dibandingkan lawan yang antikekerasan.
Woman: We saw the men trying to push the soldiers, but none of them could do that. But I think the girls could do it.
Wanita: Kami melihat para pria berusaha mendorong para tentara, namun tidak ada yang dapat melakukannya. Namun saya pikir para wanita dapat melakukannya.
Fatah Party Member: We must empty our minds of traditional thinking.
Anggota Partai Fatah: Kita harus mengosongkan benak kita dari pikiran-pikiran tradisional.
Hamas Party Member: We were in complete harmony, and we wanted to spread it to all of Palestine.
Anggota Partai Hamas: Kami benar-benar harmonis dan kami ingin menyebarkannya kepada semua orang Palestina.
Chanting: One united nation. Fatah, Hamas and the Popular Front! News Anchor: The clashes over the fence continue.
Nyanyian: Satu negara bersatu. Fatah, Hamas, dan Kaum Populer! Pembawa Berita: Bentrokan akibat pagar pembatas itu berlanjut.
Reporter: Israeli border police were sent to disperse the crowd. They were allowed to use any force necessary.
Reporter: Polisi perbatasan Israel dikirimkan untuk memecah kerumunan. Mereka diijinkan menggunakan kekerasan.
(Gunshots)
(Suara tembakan)
Man: These are live bullets. It's like Fallujah. Shooting everywhere.
Pria: Ini adalah peluru. Sama seperti Fallujah. Menembak ke segala arah.
Israeli Activist: I was sure we were all going to die. But there were others around me who weren't even cowering.
Aktivis Israel: Saya yakin kami akan mati. Namun akan ada orang di sekeliling saya yang tidak akan meringkuk ketakutan.
Israeli Soldier: A nonviolent protest is not going to stop the [unclear].
Tentara Israel: Protes tanpa kekerasan tidak akan menghentikan ...
Protester: This is a peaceful march. There is no need to use violence.
Pemrotes: Ini adalah pergerakan damai. Tidak perlu menggunakan kekerasan.
Chanting: We can do it! We can do it! We can do it!
Nyanyian: Kita bisa. Kita bisa. Kita bisa!
Julia Bacha: When I first heard about the story of Budrus, I was surprised that the international media had failed to cover the extraordinary set of events that happened seven years ago, in 2003. What was even more surprising was the fact that Budrus was successful. The residents, after 10 months of peaceful resistance, convinced the Israeli government to move the route of the barrier off their lands and to the green line, which is the internationally recognized boundary between Israel and the Palestinian Territories. The resistance in Budrus has since spread to villages across the West Bank and to Palestinian neighborhoods in Jerusalem. Yet the media remains mostly silent on these stories. This silence carries profound consequences for the likelihood that nonviolence can grow, or even survive, in Palestine.
Julia Bacha: Saat saya pertama kali mendengar cerita tentang Budrus, saya terkejut karena media internasional telah gagal meliput peristiwa-peristiwa luar biasa yang terjadi 7 tahun lalu, pada tahun 2003. Yang lebih mengejutkan adalah fakta bahwa warga Budrus berhasil. Setelah melakukan perlawanan selama 10 bulan, para penduduk berhasil meyakinakn pemerintah Israel untuk memindahkan rute dinding penghalang itu dari tanah mereka ke daerah hijau yang merupakan garis batas yang diakui seara internasional dari wilayah Israel dan Palestina. Perlawanan warga Budrus telah menyebar ke desa-desa di seluruh Tepi Barat dan ke lingkungan orang Palestina di Jerusalem. Namun kebanyakan media tetap diam dari kisah-kisah ini. Sikap diam ini membawa akibat yang mendalam bagi kemungkinan tindakan antikekerasan ini agar dapat tumbuh, bahkan agar dapat bertahan, di Palestina.
Violent resistance and nonviolent resistance share one very important thing in common; they are both a form of theater seeking an audience to their cause. If violent actors are the only ones constantly getting front-page covers and attracting international attention to the Palestinian issue, it becomes very hard for nonviolent leaders to make the case to their communities that civil disobedience is a viable option in addressing their plight.
Perlawanan dengan kekerasan dan tanpa kekerasan memiliki satu kesamaan penting: keduanya adalah satu bentuk panggung yang mencari penonton. Jika yang diliput di halaman utama hanyalah aktor-aktor dengan kekerasan dan mereka menarik perhatian internasional akan masalah-masalah Palestina, akan menjadi sangat sulit bagi pemimpin-pemimpin antikekerasan untuk menyatakan kepada komunitas mereka bahwa pembangkangan sipil adalah pilihan yang layak untuk mengatasi keadaan mereka.
The power of attention is probably going to come as no surprise to the parents in the room. The surest way to make your child throw increasingly louder tantrums is by giving him attention the first time he throws a fit. The tantrum will become what childhood psychologists call a functional behavior, since the child has learned that he can get parental attention out of it. Parents can incentivize or disincentivize behavior simply by giving or withdrawing attention to their children. But that's true for adults too. In fact, the behavior of entire communities and countries can be influenced, depending on where the international community chooses to focus its attention.
Kekuatan dari perhatian mungkin bukanlah sebuah kejutan bagi para orang tua di ruangan ini. Cara yang paling pasti agar anak Anda berteriak semakin keras adalah dengan memberinya perhatian saat pertama kali dia marah. Teriakan ini akan menjadi apa yang disebut para psikolog anak sebagai perilaku fungsional, karena anak itu belajar bahwa dia bisa menarik perhatian orang tuanya dengan itu. Para orang tua dapat mendorong atau mencegah suatu perilaku hanya dengan memberi atau mengalihkan perhatian pada anak-anak mereka. Hal itu juga berlaku bagi orang dewasa. Kenyataannya, perilaku dari seluruh komunitas dan negara dapat terpengaruh, tergantung apa yang dipilih oleh komunitas internasional untuk diberi perhatian.
I believe that at the core of ending the conflict in the Middle East and bringing peace is for us to transform nonviolence into a functional behavior by giving a lot more attention to the nonviolent leaders on the ground today. In the course of taking my film to villages in the West Bank, in Gaza and in East Jerusalem, I have seen the impact that even one documentary film can have in influencing the transformation.
Saya percaya bahwa inti dari penyelesaian bentrokan di Timur Tengah dan membawa kedamaian adalah bagi kita untuk mengubah tindakan tanpa kekerasan menjadi perilaku fungsional dengan memberikan lebih banyak perhatian kepada para pemimpin antikekerasan di sana. Dalam perjalanan membawa film say ake desa-desa di Tepi Barat, Gaza, dan Jerusalem Timur, saya teloah melihat dampak yang dapat dimiliki oleh 1 film dokumenter saja untuk mempengaruhi perubahan
In a village called Wallajeh, which sits very close to Jerusalem, the community was facing a very similar plight to Budrus. They were going to be surrounded, lose a lot of their lands and not have freedom of access, either to the West Bank or Jerusalem. They had been using nonviolence for about two years but had grown disenchanted since nobody was paying attention. So we organized a screening. A week later, they held the most well-attended and disciplined demonstration to date. The organizers say that the villagers, upon seeing the story of Budrus documented in a film, felt that there were indeed people following what they were doing, that people cared. So they kept on going.
di sebuah desa bernama Wallajeh, yang sangat dekat dengan Jerusalem, masyarakat di sana menghadapi masalah yang hampir sama dengan warga Budrus. Mereka akan terkepung dan kehilangan banyak tanah mereka dan tidak lagi memiliki kebebasan baik ke wilayah Tepi Barat atau Jerusalem. Mereka telah menggunakan tindakan tanpa kekerasan selama 2 tahun namun mereka kecewa karena tidak ada yang mnearuh perhatian. Jadi kami menyelenggarakan pemutaran film. Seminggu kemudian mereka mengadakan demonstrasi yang paling banyak ditonton dan berdisiplin hingga saat ini. Penyelenggaranya berkata bahwa setelah melihat kisah Budrus didokumentasikan dalam sebuah film, mereka merasa bahwa mereka sungguh mengikuti apa yang mereka lakukan, bahwa orang-orang peduli. Jadi mereka melanjutkannya.
On the Israeli side, there is a new peace movement called Solidariot, which means solidarity in Hebrew. The leaders of this movement have been using Budrus as one of their primary recruiting tools. They report that Israelis who had never been active before, upon seeing the film, understand the power of nonviolence and start joining their activities. The examples of Wallajeh and the Solidariot movement show that even a small-budget independent film can play a role in transforming nonviolence into a functional behavior. Now imagine the power that big media players could have if they started covering the weekly nonviolent demonstrations happening in villages like Bil'in, Ni'lin, Wallajeh, in Jerusalem neighborhoods like Sheikh Jarrah and Silwan -- the nonviolent leaders would become more visible, valued and effective in their work.
Di pihak Israel ada pergerakan damai baru bernama Solidariot, yang berarti solidaritas dalam Bahasa Ibrani. Para pemimpin pergerakan ini telah menggunakan warga Budrus sebagai salah satu alat perekrutan mereka. Mereka melaporkan bahwa orang Israel yang sebelumnya tidak pernah aktif, setelah melihat film ini memahami kekuatan dari tindakan antikekerasan dan mulai bergabung dengan kegiatan mereka. Contoh dari Wallajah dan pergerakan Solidariot menunjukkan bahwa film independen berbiaya rendah sekalipun dapat memainkan peran untuk mengubah tindakan antikekerasan menjadi perilaku fungsional. Kini bayangkan kekuatan yang bisa dimiliki media besar jika mereka mulai meliput demonstrasi tanpa kekerasan mingguan ini yang terjadi di desa-desa seperti Bil'in, Ni'lin, Wallajeh, di sekitar Jerusalem seperti Sheikh Jarrah dan Silwan -- para pemimpin antikekerasan akan menjadi lebih terlihat, dihargai, dan efektif dalam karya-karya mereka.
I believe that the most important thing is to understand that if we don't pay attention to these efforts, they are invisible, and it's as if they never happened. But I have seen first hand that if we do, they will multiply. If they multiply, their influence will grow in the overall Israeli-Palestinian conflict. And theirs is the kind of influence that can finally unblock the situation. These leaders have proven that nonviolence works in places like Budrus. Let's give them attention so they can prove it works everywhere.
Saya percaya bahwa hal yang paling penting adalah untuk memahami bahwa jika kita tidak menaruh perhatian pada usaha-usaha ini, mereka tidak akan terlihat, seperti hal itu tidak pernah terjadi. Namun saya telah melihat sendiri bahwa jika kita melakukannya, semua akan berlipat ganda. Dan jika semuanya berlipat ganda, pengaruhnya akan tumbuh dalam keseluruhan bentrokan Israel dan Palestina. Dan pengaruhnya adalah sesuatu yang pada akhirnya dapat membuka kebuntuan situasi ini. Para pemimpin ini telah membuktikan bahwa tindakan tanpa kekerasan dapat berhasil di tempat-tempat seperti Budrus. Mari kita berikan mereka perhatian sehingga mereka dapat membuktikan tindakan itu dapat berhasil di mana saja.
Thank you.
Terima kasih.
(Applause)
(Tepuk tangan)