So the machine I'm going to talk you about is what I call the greatest machine that never was. It was a machine that was never built, and yet, it will be built. It was a machine that was designed long before anyone thought about computers.
Jadi mesin yang akan saya bicarakan adalah yang saya sebut mesin terhebat yang belum pernah ada. Mesin ini belum pernah dibuat, namun akan segera dibuat. Inilah mesin yang dirancang jauh sebelum orang-orang berpikir tentang komputer.
If you know anything about the history of computers, you will know that in the '30s and the '40s, simple computers were created that started the computer revolution we have today, and you would be correct, except for you'd have the wrong century. The first computer was really designed in the 1830s and 1840s, not the 1930s and 1940s. It was designed, and parts of it were prototyped, and the bits of it that were built are here in South Kensington.
Jika Anda tahu sesuatu tentang sejarah komputer, Anda akan tahu bahwa pada tahun 30 dan 40-an, komputer sederhana telah dibuat yang memulai revolusi komputer yang kita miliki saat ini, dalam hal ini Anda benar kecuali dalam hal abadnya. Komputer pertama sebenarnya dibuat pada tahun 1830 dan 1840-an, bukan 1930 dan 1940-an. Komputer itu dibuat dan bagiannya dirancang dan bagian dari komputer itu dibuat di sini di Kensington Selatan.
That machine was built by this guy, Charles Babbage. Now, I have a great affinity for Charles Babbage because his hair is always completely unkempt like this in every single picture. (Laughter) He was a very wealthy man, and a sort of, part of the aristocracy of Britain, and on a Saturday night in Marylebone, were you part of the intelligentsia of that period, you would have been invited round to his house for a soiree — and he invited everybody: kings, the Duke of Wellington, many, many famous people — and he would have shown you one of his mechanical machines.
Mesin ini dibuat oleh orang ini, Charles Babbage. Saya memiliki banyak kemiripan dengan Charles Babbage karena rambutnya selalu berantakan seperti ini pada setiap fotonya. (Tawa) Dia sangat kaya dan dia adalah semacam bagian kaum ningrat di Inggris, dan di hari Sabtu malam di Marylebone, jika Anda termasuk golongan cendekiawan pada saat itu, Anda akan diundang ke rumahnya untuk mengadakan pertemuan -- dia mengundang semua orang: para raja, Adipati Wellington, dan banyak orang terkenal -- dan dia akan menunjukkan mesin mekanisnya.
I really miss that era, you know, where you could go around for a soiree and see a mechanical computer get demonstrated to you. (Laughter) But Babbage, Babbage himself was born at the end of the 18th century, and was a fairly famous mathematician. He held the post that Newton held at Cambridge, and that was recently held by Stephen Hawking. He's less well known than either of them because he got this idea to make mechanical computing devices and never made any of them.
Saya benar-benar rindu jaman itu, di mana Anda bisa datang ke pertemuan dan melihat komputer mekanis yang dipamerkan kepada Anda. (Tawa) Namun Babbage sendiri lahir pada akhir abad ke-18 dan merupakan matematikawan yang cukup terkenal. Dia memegang jabatan yang sama dengan Newton di Cambridge, dan jabatan itu baru saja dipegang oleh Stephen Hawking. Dia kurang terkenal dibandingkan kedua orang itu karena dia mendapat ide untuk membuat komputer mekanis namun tidak pernah membuatnya.
The reason he never made any of them, he's a classic nerd. Every time he had a good idea, he'd think, "That's brilliant, I'm going to start building that one. I'll spend a fortune on it. I've got a better idea. I'm going to work on this one. (Laughter) And I'm going to do this one." He did this until Sir Robert Peel, then Prime Minister, basically kicked him out of Number 10 Downing Street, and kicking him out, in those days, that meant saying, "I bid you good day, sir." (Laughter)
Alasan dia tidak pernah membuatnya adalah karena dia orang yang aneh. Setiap kali dia mendapat ide, dia akan berpikir, "Itu hebat. Saya akan mulai membuatnya. Saya akan menghabiskan uang saya. Saya mendapat ide yang lebih bagus. Lebih baik saya mengerjakan ini. (Tawa) Oh, lebih baik ini saja." Dia melakukannya hingga Sir Robert Peel, Perdana Menteri saat itu mengusirnya dari Gedung Parlemen Inggris dan pengusiran pada saat itu dilakukan dengan mengatakan, "Semoga harimu menyenangkan, Pak." (Tawa)
The thing he designed was this monstrosity here, the analytical engine. Now, just to give you an idea of this, this is a view from above. Every one of these circles is a cog, a stack of cogs, and this thing is as big as a steam locomotive. So as I go through this talk, I want you to imagine this gigantic machine. We heard those wonderful sounds of what this thing would have sounded like. And I'm going to take you through the architecture of the machine — that's why it's computer architecture — and tell you about this machine, which is a computer.
Benda yang dirancangnya adalah barang aneh ini, mesin analitis ini. Sebagai gambaran untuk Anda inilah mesin ini jika dilihat dari atas. Lingkaran-lingkaran kecil ini adalah kumpulan roda gigi. dan benda ini besarnya sama dengan lokomotif uap. Jadi saat saya berbicara, saya ingin Anda membayangkan mesin raksasa ini. Kita mendengar suara yang indah dari suara mesin ini jika dibuat. Dan saya akan membawa Anda pada arsitektur dari mesin ini -- itulah alasan ini merupakan arsitektur komputer -- dan menjelaskan mengenai mesin ini, yaitu sebuah komputer.
So let's talk about the memory. The memory is very like the memory of a computer today, except it was all made out of metal, stacks and stacks of cogs, 30 cogs high. Imagine a thing this high of cogs, hundreds and hundreds of them, and they've got numbers on them. It's a decimal machine. Everything's done in decimal. And he thought about using binary. The problem with using binary is that the machine would have been so tall, it would have been ridiculous. As it is, it's enormous. So he's got memory. The memory is this bit over here. You see it all like this.
Mari kita bahas memorinya. Memori ini hampir sama seperti memori komputer saat ini, bedanya, benda ini terbuat dari logam, kumpulan dari roda gigi sebanyak 30 buah. Bayangkan roda gigi setinggi ini dalam jumlah ratusan, dan semua roda gigi itu diberi angka. Ini adalah mesin desimal. Semuanya dihitung dalam bilangan desimal. Dia berpikir untuk menggunakan bilangan biner. Masalahnya adalah mesin ini akan menjadi sangat tinggi dan tampak konyol. Seperti ini, luar biasa besar. Jadi mesin ini memiliki memori. Memorinya ada di sini. Semuanya tampak seperti ini.
This monstrosity over here is the CPU, the chip, if you like. Of course, it's this big. Completely mechanical. This whole machine is mechanical. This is a picture of a prototype for part of the CPU which is in the Science Museum.
Benda aneh di sana adalah pusat pengolah data, chipnya. Tentu saja ukurannya sebesar ini. Semua mesin ini mekanis. Ini adalah gambar dari prototip bagian dari pengolah data yang ada di Museum Ilmiah.
The CPU could do the four fundamental functions of arithmetic -- so addition, multiplication, subtraction, division -- which already is a bit of a feat in metal, but it could also do something that a computer does and a calculator doesn't: this machine could look at its own internal memory and make a decision. It could do the "if then" for basic programmers, and that fundamentally made it into a computer. It could compute. It couldn't just calculate. It could do more.
Bagian pengolah datanya dapat melakukan empat fungsi dasar aritmatika -- penjumlahan, perkalian, pengurangan, pembagian -- yang sudah merupakan prestasi dalam hal logam, dan juga dapat melakukan hal yang dapat dilakukan komputer dan tidak dapat dilakukan kalkulator, mesin ini dapat melihat memori internalnya dan membuat keputusan. Mesin ini dapat melakukan pemrograman "jika maka," dan itu membuatnya menjadi komputer. Mesin ini tidak hanya dapat sekedar menghitung, namun bisa melakukan hal lain.
Now, if we look at this, and we stop for a minute, and we think about chips today, we can't look inside a silicon chip. It's just so tiny. Yet if you did, you would see something very, very similar to this. There's this incredible complexity in the CPU, and this incredible regularity in the memory. If you've ever seen an electron microscope picture, you'll see this. This all looks the same, then there's this bit over here which is incredibly complicated.
Jika kita melihat hal ini dan berhenti sejenak dan berpikir tentang chip pada saat ini, kita tidak dapat melihat ke dalam chip silikon. Chip itu terlalu kecil. Namun jika Anda bisa, Anda akan melihat sesuatu yang sangat mirip dengan ini. Ada kerumitan luar biasa dalam pengolah datanya dan keteraturan yang luar biasa dalam memorinya. Jika Anda pernah melihat gambar dari mikroskop elektron Anda akan melihat ini. Benar-benar terlihat mirip. Ada juga bagian di sini yang sangat rumit.
All this cog wheel mechanism here is doing is what a computer does, but of course you need to program this thing, and of course, Babbage used the technology of the day and the technology that would reappear in the '50s, '60s and '70s, which is punch cards. This thing over here is one of three punch card readers in here, and this is a program in the Science Museum, just not far from here, created by Charles Babbage, that is sitting there — you can go see it — waiting for the machine to be built. And there's not just one of these, there's many of them. He prepared programs anticipating this would happen.
Semua mekanisme roda gigi ini melakukan apa yang dilakukan komputer namun tentu saja Anda harus memprogramnya dan Babbage sudah pasti menggunakan teknologi pada saat itu dan teknologi yang muncul kembali pada tahun 50-an, 60-an, dan 70-an yaitu kartu pons. Benda di sana adalah salah satu dari 3 pembaca kartu pons, dan program inilah yang ada di Museum Ilmiah yang tidak jauh dari sini, yang dibuat oleh Charles Babbage, yang duduk di sana -- Anda dapat melihatnya -- menunggu mesin ini untuk dibuat. Dan ini tidak hanya ada satu, namun banyak. Dia menyiapkan program untuk mengantisipasi hal ini.
Now, the reason they used punch cards was that Jacquard, in France, had created the Jacquard loom, which was weaving these incredible patterns controlled by punch cards, so he was just repurposing the technology of the day, and like everything else he did, he's using the technology of his era, so 1830s, 1840s, 1850s, cogs, steam, mechanical devices. Ironically, born the same year as Charles Babbage was Michael Faraday, who would completely revolutionize everything with the dynamo, transformers, all these sorts of things. Babbage, of course, wanted to use proven technology, so steam and things.
Kini alasan mereka menggunakan kartu pons adalah Jacquard, di Perancis telah membuat penenun Jacquard yang menenun pola luar biasa ini dikendalikan dengan kartu pons, jadi dia hanya mengajukan kembali teknologi saat itu dan seperti hal lain yang dia lakukan, dia menggunakan teknologi dari jamannya, pada tahun 1830-an, 1840-an, 1850-an, roda gigi, uap, dan perangkat mekanis. Ironisnya Charles Babbage hidup pada jaman yang sama dengan Michael Faraday, yang akan merevolusi segalanya dengan dinamo, trafo, dan benca-benda sejanis. Tentu saja Babbage ingin menggunakan teknologi yang sudah terbukti sehingga menggunakan uap dan sejenisnya.
Now, he needed accessories. Obviously, you've got a computer now. You've got punch cards, a CPU and memory. You need accessories you're going to come with. You're not just going to have that,
Kini, dia perlu pelengkap. Sudah jelas, kini ada komputer. Ada kartu pons, pengolah data, dan memori. Anda memerlukan pelengkap. Anda tidak hanya mendapat itu saja.
So, first of all, you had sound. You had a bell, so if anything went wrong — (Laughter) — or the machine needed the attendant to come to it, there was a bell it could ring. (Laughter) And there's actually an instruction on the punch card which says "Ring the bell." So you can imagine this "Ting!" You know, just stop for a moment, imagine all those noises, this thing, "Click, clack click click click," steam engine, "Ding," right? (Laughter)
Jadi pertama-tama, ada suara. Di sini ada lonceng jadi jika ada yang tidak beres -- (Tawa) `` atau mesin ini memerlukan bantuan dari orang, loncengnya akan berbunyi. (Tawa) Dan ada juga perintah di dalam kartu pons yang berkata, "Bunyikan lonceng." Anda bisa membayangkan suara "Ting!" itu. Mari berhenti sejenak lalu bayangkan suara-suara seperti ini, "Kllik, klak, klik, klik, klik," suara mesin uap, "Ding," benar? (Tawa)
You also need a printer, obviously, and everyone needs a printer. This is actually a picture of the printing mechanism for another machine of his, called the Difference Engine No. 2, which he never built, but which the Science Museum did build in the '80s and '90s. It's completely mechanical, again, a printer. It prints just numbers, because he was obsessed with numbers, but it does print onto paper, and it even does word wrapping, so if you get to the end of the line, it goes around like that.
Anda juga memerlukan printer, semua orang memerlukan printer. Ini sebenarnya adalah gambar dari mekanisme pencetakan dari mesin lain miliknya, yang disebut Mesin Pembedaan No. 2, yang tidak pernah dia buat, namun dibuat oleh Museum Ilmiah pada tahun 80-an dan 90-an. Printer ini seluruhnya mekanis. Mesin ini hanya mencetak angka karena dia terobsesi dengan angka, namun mesin ini mencetak di kertas, bahkan juga memenggal kata, jadi jika Anda sampai di ujung kertas, tulisannya akan seperti ini.
You also need graphics, right? I mean, if you're going to do anything with graphics, so he said, "Well, I need a plotter. I've got a big piece of paper and an ink pen and I'll make it plot." So he designed a plotter as well, and, you know, at that point, I think he got pretty much a pretty good machine.
Anda juga perlu grafis, bukan? Maksud saya, jika Anda ingin melakukan sesuatu dengan grafis, jadi dia berkata, "Saya memerlukan mesin plot. Saya perlu kertas yang besar, pena tinta, dan saya akan menggambar plot." Jadi dia membuat mesin plot juga, dan saat itu, saya rasa dia memiliki mesin yang cukup bagus.
Along comes this woman, Ada Lovelace. Now, imagine these soirees, all these great and good comes along. This lady is the daughter of the mad, bad and dangerous-to-know Lord Byron, and her mother, being a bit worried that she might have inherited some of Lord Byron's madness and badness, thought, "I know the solution: Mathematics is the solution. We'll teach her mathematics. That'll calm her down." (Laughter) Because of course, there's never been a mathematician that's gone crazy, so, you know, that'll be fine. (Laughter) Everything'll be fine. So she's got this mathematical training, and she goes to one of these soirees with her mother, and Charles Babbage, you know, gets out his machine. The Duke of Wellington is there, you know, get out the machine, obviously demonstrates it, and she gets it. She's the only person in his lifetime, really, who said, "I understand what this does, and I understand the future of this machine." And we owe to her an enormous amount because we know a lot about the machine that Babbage was intending to build because of her.
Lalu ada wanita ini, Ada Lovelace. Bayangkanlah dalam pertemuan orang-orang luar biasa ini. Wanita ini adalah putri dari Lord Byron yang tidak waras, jahat, dan berbahaya, dan ibunya, yang sedikit khawatir dia akan mewarisi ketidakwarasan dan kejahatan Lord Byron berpikir, "Saya tahu jalan keluarnya, matematika. Mari kita ajarkan matematika. Itu akan membuatnya tenang." (Tawa) Karena sudah pasti tidak pernah ada matematikawan yang menjadi gila, jadi Anda tahu, semua akan baik-baik saja. (Tawa) Semuanya akan baik-baik saja. Jadi dia diajari matematika, dan dia pergi ke salah satu pertemuan ini bersama ibunya dan Charles Babbage mengeluarkan salah satu mesinnya. Adipati Wellington ada di sana juga, Babbage mengeluarkan mesinnya dan memamerkannya dan Lovelace mengerti mesin itu. Selama itu dialah satu-satunya yang berkata, "Saya tahu apa yang dilakukan mesin itu, dan masa depan mesin itu," Dan kita berhutang besar padanya karena kita tahu banyak mengenai mesin yang ingin dibuat oleh Babbage karena dirinya.
Now, some people call her the first programmer. This is actually from one of -- the paper that she translated. This is a program written in a particular style. It's not, historically, totally accurate that she's the first programmer, and actually, she did something more amazing. Rather than just being a programmer, she saw something that Babbage didn't.
Kini, beberapa orang berkata dialah pemrogram yang pertama. Ini sebenarnya berasal dari -- salah satu naskah yang dia terjemahkan. Ini adalah program yang ditulis dengan gaya tertentu. Menurut sejarah, tidak terlalu tepat untuk berkata bahwa dialah pemrogram pertama sebenarnya, dia melakukan hal yang lebih luar biasa. Dia tidak hanya menjadi pemrogram namun dia melihat sesuatu yang tidak dilihat Babbage.
Babbage was totally obsessed with mathematics. He was building a machine to do mathematics, and Lovelace said, "You could do more than mathematics on this machine." And just as you do, everyone in this room already's got a computer on them right now, because they've got a phone. If you go into that phone, every single thing in that phone or computer or any other computing device is mathematics. It's all numbers at the bottom. Whether it's video or text or music or voice, it's all numbers, it's all, underlying it, mathematical functions happening, and Lovelace said, "Just because you're doing mathematical functions and symbols doesn't mean these things can't represent other things in the real world, such as music." This was a huge leap, because Babbage is there saying, "We could compute these amazing functions and print out tables of numbers and draw graphs," — (Laughter) — and Lovelace is there and she says, "Look, this thing could even compose music if you told it a representation of music numerically." So this is what I call Lovelace's Leap. When you say she's a programmer, she did do some, but the real thing is to have said the future is going to be much, much more than this.
Babbage benar-benar terobsesi pada matematika. Dia membuat mesin ini untuk mengerjakan matematika dan Lovelace berkata, "Dengan mesin ini kau tidak hanya sekedar mengerjakan matematika." Dan seperti yang Anda lakukan Anda semua di ruangan ini memiliki komputer karena Anda memiliki telepon. Jika Anda melihat telepon itu, setiap hal dalam telepon itu setiap komputer, atau perangkat komputer apapun adalah matematika. Semuanya adalah angka. Baik itu video, naskah, musik, atau suara, semuanya angka, semua yang ada di baliknya adalah fungsi matematika, dan Lovelace berkata, "Hanya karena kau mengerjakan fungsi dan simbol matematika tidak berarti hal-hal ini tidak dapat mewakili hal-hal lain di dunia nyata, seperti musik." Ini adalah lompatan besar, karena Babbage mengatakan, "Kita dapat menghitung fungsi luar biasa ini dan mencetak tabel angka dan menggambar grafik," -- (Tawa) -- dan Lovelace mengatakan, "Benda ini bahkan dapat menggubah musik jika kau memberikan musik secara numeris." Jadi inilah yang saya sebut Lompatan Lovelace. Saat Anda berkata dia seorang pemrogram, dia melakukan beberapa pemrograman, namun hal yang sebenarnya adalah bahwa masa depan benar-benar jauh melampaui hal ini.
Now, a hundred years later, this guy comes along, Alan Turing, and in 1936, and invents the computer all over again. Now, of course, Babbage's machine was entirely mechanical. Turing's machine was entirely theoretical. Both of these guys were coming from a mathematical perspective, but Turing told us something very important. He laid down the mathematical foundations for computer science, and said, "It doesn't matter how you make a computer." It doesn't matter if your computer's mechanical, like Babbage's was, or electronic, like computers are today, or perhaps in the future, cells, or, again, mechanical again, once we get into nanotechnology. We could go back to Babbage's machine and just make it tiny. All those things are computers. There is in a sense a computing essence. This is called the Church–Turing thesis.
Kini, seratus tahun kemudian, orang ini muncul, Alan Turing, dan di tahun 1936 menemukan kembali komputer. Tentu saja, mesin Babbage semuanya mekanis. Mesin Turing semuanya teori. Kedua orang ini datang dari sudut pandang matematika, namun Turing memberikan sesuatu yang sangat penting. Dia menaruh dasar matematika untuk ilmu komputer dan berkata, "Cara Anda membuat komputer bukanlah masalah" Baik komputer Anda mekanis seperti milik Babbage ataupun elektronis seperti komputer saat ini, atau mungkin di masa depan, komputer sel, atau komputer mekanis kembali, karena kini ada nanoteknologi. Kita dapat kembali pada mesin milik Babbage dan membuatnya kecil. Semua itu adalah komputer. Ada inti dari komputasi. Hal ini disebut thesis Church-Turing.
And so suddenly, you get this link where you say this thing Babbage had built really was a computer. In fact, it was capable of doing everything we do today with computers, only really slowly. (Laughter) To give you an idea of how slowly, it had about 1k of memory. It used punch cards, which were being fed in, and it ran about 10,000 times slower the first ZX81. It did have a RAM pack. You could add on a lot of extra memory if you wanted to.
Dan tiba-tiba saja, Anda mendapat hubungan di mana Anda mengatakan benda yang dibuat Babbage ini memang sebuah komputer. Komputer ini sebenarnya dapat melakukan apapun yang dilakukan komputer saat ini hanya saja sangat lambat. (Tawa) Untuk memberi gambaran tentang kecepatannya, mesin ini memiliki memori sekitar 1000. Mesin ini menggunakan kartu pons yang dimasukkan dan berjalan 10.000 kali lebih lambat dibandingkan ZX81 pertama. Benda ini memiliki tempat RAM. Anda bisa menambahkan memori tambahan jika Anda mau.
(Laughter) So, where does that bring us today? So there are plans. Over in Swindon, the Science Museum archives, there are hundreds of plans and thousands of pages of notes written by Charles Babbage about this analytical engine. One of those is a set of plans that we call Plan 28, and that is also the name of a charity that I started with Doron Swade, who was the curator of computing at the Science Museum, and also the person who drove the project to build a difference engine, and our plan is to build it. Here in South Kensington, we will build the analytical engine.
(Tawa) Jadi ke mana arah dari hal ini? Kini ada rencana. Di Swindon, arsip dari Museum Ilmiah ada ratusan rencana dan ribuan halaman dari catatan yang ditulis oleh Charles Babbage tentang mesin analisis ini. Salah satunya adalah rencana yang kita sebut Rencana 28, dan itu juga menjadi nama badan amal yang saya dirikan bersama Doron Swade, yang merupakan kurator komputasi di Museum Ilmiah, dan juga merupakan orang yang mendorong proyek untuk membuat mesin yang berbeda, dan kami berencana untuk membuatnya. Di Kensington Selatan ini, kami akan membuat mesin analitis.
The project has a number of parts to it. One was the scanning of Babbage's archive. That's been done. The second is now the study of all of those plans to determine what to build. The third part is a computer simulation of that machine, and the last part is to physically build it at the Science Museum.
Proyek ini memiliki beberapa bagian. Salah satunya adalah memindai arsip milik Babbage. Bagian itu telah selesai. Yang kedua adalah mempelajari semua rencana itu untuk menentukan apa yang akan dibuat. Bagian ketiga adalah simulasi komputer dari mesin itu, dan bagian terakhir adalah membuat mesin itu di museum Ilmiah.
When it's built, you'll finally be able to understand how a computer works, because rather than having a tiny chip in front of you, you've got to look at this humongous thing and say, "Ah, I see the memory operating, I see the CPU operating, I hear it operating. I probably smell it operating." (Laughter) But in between that we're going to do a simulation.
Saat mesin itu selesai dibuat, Anda akan memahami bagaimana kerja komputer, karena Anda tidak berhadapan dengan chip yang kecil namun melihat benda yang aneh ini dan berkata, "Ah, saya bisa melihat memori dan pengolah data yang bekerja. Saya mendengarnya bekerja, mungkin juga bisa membauinya." (Tawa) Namun sebelumnya kami akan melakukan simulasi.
Babbage himself wrote, he said, as soon as the analytical engine exists, it will surely guide the future course of science. Of course, he never built it, because he was always fiddling with new plans, but when it did get built, of course, in the 1940s, everything changed.
Babbage sendiri menulis bahwa segera setelah mesin analitis ini muncul, mesin ini akan memandu arah ilmu pengetahuan di masa depan. Sudah tentu, dia tidak pernah membuatnya, karena dia selalu mendapat rencana baru, namun saat mesin ini dibuat sudah pasti di tahun 1940-an, semuanya berubah.
Now, I'll just give you a little taste of what it looks like in motion with a video which shows just one part of the CPU mechanism working. So this is just three sets of cogs, and it's going to add. This is the adding mechanism in action, so you imagine this gigantic machine.
Kini, saya akan memberikan sedikit gambaran tentang bentuk mesin ini dalam sebuah video yang menunjukkan salah satu dari mekanisme pengolah data ini. Ini hanyalah tiga rangkaian roda gigi yang melakukan penjumlahan. Inilah mekanisme penjumlahan sedang bekerja, jadi Anda bisa bayangkan mesin raksasa ini.
So, give me five years. Before the 2030s happen, we'll have it.
Jadi, berikan waktu 5 tahun untuk saya. Sebelum tahun 2030, kita akan memilikinya.
Thank you very much. (Applause)
Terima kasih banyak. (Tepuk tangan)