In an age of global strife and climate change, I'm here to answer the all important question: Why is sex so damn good? If you're laughing, you know what I mean.
Di dalam zaman yang penuh dengan perselisihan dan perubahan iklim, Saya disini akan menjawab sebuah pertanyaan penting: Mengapa seks begitu nikmat? Jika anda tertawa, anda mengetahui apa maksud saya.
Now, before we get to that answer, let me tell you about Chris Hosmer. Chris is a great friend of mine from my university days, but secretly, I hate him.
Sekarang, sebelum kita mengetahui jawabannya, berikan saya kesempatan untuk bercerita mengenai Chris Hosmer. Chris adalah teman baik saya di universitas tapi diam-diam, saya membencinya.
Here's why. Back in university, we had a quick project to design some solar-powered clocks. Here's my clock. It uses something called the dwarf sunflower, which grows to about 12 inches in height. Now, as you know, sunflowers track the sun during the course of the day. So in the morning, you see which direction the sunflower is facing, and you mark it on the blank area in the base. At noon, you mark the changed position of the sunflower, and in the evening again, and that's your clock. Now, I know my clock doesn't tell you the exact time, but it does give you a general idea using a flower. So, in my completely unbiased, subjective opinion, it's brilliant.
Alasannya? Saat di Universitas, kami mempunyai sebuah proyek untuk membuat beberapa jam bertenaga matahari. Ini jam saya. Jam ini menggunakan sesuatu yang disebut bunga matahari pendek, yang tingginya bisa mencapai 12 inchi. Sekarang, seperti anda tahu, bunga matahari menghadap matahari sepanjang hari. Jadi saat pagi, anda akan melihat ke arah mana bunga tersebut menghadap, dan anda menandakannya pada area kosong di bagian dasar. Saat siang, anda menandakan perubahan posisi bunga matahari, dan saat malam hari lagi, itulah jam anda. Sekarang, saya tahu jam ini tidak tepat, tapi setidaknya ini memberitahu anda sebuah ide menggunakan bunga. Jadi, dalam opini saya yang tidak berpihak, subjektif, ini adalah hal yang cerdas.
However, here's Chris's clock. It's five magnifying glasses with a shot glass under each one. In each shot glass is a different scented oil. In the morning, the sunlight will shine down on the first magnifying glass, focusing a beam of light on the shot glass underneath. This will warm up the scented oil inside, and a particular smell will be emitted. A couple of hours later, the sun will shine on the next magnifying glass, and a different smell will be emitted. So during the course of the day, five different smells are dispersed throughout that environment. Anyone living in that house can tell the time just by the smell. You can see why I hate Chris. I thought my idea was pretty good, but his idea is genius, and at the time, I knew his idea was better than mine, but I just couldn't explain why.
Namun, ini jam Chris. Jam ini mempunyai lima kaca pembesar dengan sebuah seloki dibagian bawahnya. Di dalam setiap seloki terdapat minyak wangi yang berbeda. Saat pagi, cahaya matahari akan menyinari pada kaca pembesar yang pertama, memfokuskan sorotan cahaya pada seloki yang berada dibawahnya. Ini akan menghangatkan minya wangi didalamnya, dan semerbak wewangian akan keluar. Dalam beberapa jam kemudian, matahari akan memancar pada kaca pembesar berikutnya, dan semerbak wangi berbeda akan muncul. Jadi dalam sehari, akan ada lima wangi yang berbeda yang akan keluar memenuhi keseluruhan ruangan. Siapapun tinggal di rumah itu dapat mengetahui waktu hanya dengan wangi yang ada. Anda dapat mengerti mengapa saya tidak suka Chris. Saya kira ideku sudah yang paling bagus, tapi idenya lebih bagus, dan saat itu, saya tahu idenya lebih baik dibandingkan milik saya, tapi saya tidak bisa menjelaskan kenapa.
One thing you have to know about me is I hate to lose. This problem's been bugging me for well over a decade. All right, let's get back to the question of why sex is so good. Many years after the solar powered clocks project, a young lady I knew suggested maybe sex is so good because of the five senses.
Satu hal yang kalian harus tahu mengenai saya adalah saya benci kalah. Masalah ini telah menganggu saya lebih dari sepuluh tahun. Ok, sekarang kembali ke pertanyaan mengapa seks begitu nikmat. Beberapa tahun setelah proyek jam bertenaga matahari, seorang wanita muda yang saya kenal menyarankan mungkin seks begitu nikmat karena adanya lima indra.
And when she said this, I had an epiphany. So I decided to evaluate different experiences I had in my life from the point of view of the five senses. To do this, I devised something called the five senses graph. Along the y-axis, you have a scale from zero to 10, and along the x-axis, you have, of course, the five senses. Anytime I had a memorable experience in my life, I would record it on this graph like a five senses diary. Here's a quick video to show you how it works.
Dan ketika ia mengatakan ini, saya mendapat sebuah pencerahan. Jadi, saya memutuskan untuk mengevaluasi pengalaman berbeda yang pernah saya alami dari sudut pandang kelima indra. Untuk melakukan ini, saya merancang sesuatu yang disebut grafik kelima indra. Sepanjang garis Y, anda mempunyai skala dari 0 hingga 10, dan sepanjang garis X, tentu saja, kelima indra. Kapanpun saya mempunyai pengalaman yang mengesankan dalam hidup ini, saya akan menandainya dalam grafik ini seperti sebuah buku harian kelima indra. Ini sebuah video untuk menunjukan anda bagaimana hal ini bekerja.
(Video) Jinsop Lee: Hey, my name's Jinsop, and today, I'm going to show you what riding motorbikes is like from the point of view of the five senses. Hey!
(Video) Jinsop Lee: Hey, nama saya Jinsop, dan hari ini, saya akan tunjukan bagaimana perasaan mengendarai sepeda motor dari sudut pandang kelima indra. Hey!
Bike designer: This is [unclear], custom bike designer.
Pendesain motor: Ini (tidak jelas), disainer motor kustom.
(Motorcyle revving)
(Suara Motor)
[Sound]
(Pendengaran)
[Touch]
(Sentuhan)
[Sight]
(Pengelihatan)
[Smell]
(Penciuman)
[Taste]
(Pengecapan)
JL: And that's how the five senses graph works.
JL: Dan itulah bagaimana grafik kelima indra bekerja.
Now, for a period of three years, I gathered data, not just me but also some of my friends, and I used to teach in university, so I forced my -- I mean, I asked my students to do this as well. So here are some other results. The first is for instant noodles. Now obviously, taste and smell are quite high, but notice sound is at three. Many people told me a big part of the noodle-eating experience is the slurping noise. You know. (Slurps) Needless to say, I no longer dine with these people.
Sekarang, setelah tiga tahun saya mengumpulkan data, bukan hanya saya, tapi juga beberapa teman, dan saya pernah mengajar di universitas, jadi saya paksa -- Maksudnya, saya minta murid-murid saya untuk melakukan hal ini juga. Jadi ini adalah beberapa hasilnya. Yang pertama untuk mie instan. Sekarang tentunya, pengecapan dan penciuman lumayan tinggi, tapi perhatikan pendengaran di angka tiga. Banyak orang mengatakan padaku sebuah hal penting dari pengalaman makan mie instan adalah bunyi hirupannya. Anda tahu. (Slurp) Tidak perlu dikatakan, saya sudah tidak lagi makan dengan orang-orang ini.
OK, next, clubbing. OK, here what I found interesting was that taste is at four, and many respondents told me it's because of the taste of drinks, but also, in some cases, kissing is a big part of the clubbing experience. These people I still do hang out with.
Ok, selanjutnya, perkumpulan malam hari (Klub) Ok, hal menarik yang saya temukan adalah pengecapan pada angka empat, dan banyak responden bercerita padaku ini karena rasa minuman, tapi juga, dalam beberapa kasus, ciuman adalah hal terbanyak dari pengalaman pergi ke klub. Orang-orang ini masih saya temani.
All right, and smoking. Here I found touch is at [six], and one of the reasons is that smokers told me the sensation of holding a cigarette and bringing it up to your lips is a big part of the smoking experience, which shows, it's kind of scary to think how well cigarettes are designed by the manufacturers.
Selanjutnya, merokok. Disini saya temukan sentuhan pada angka (enam), dan salah satu alasannya adalah para perokok mengatakan padaku sensasi saat memegang sebuah rokok. dan mengangkatnya ke bibir adalah bagian besar dari pengalaman merokok, yang menunjukkan, cukup menyeramkan untuk dipikirkan bagaimana baiknya desain rokok oleh perusahaan.
OK. Now, what would the perfect experience look like on the five senses graph? It would, of course, be a horizontal line along the top. Now you can see, not even as intense an experience as riding a motorbike comes close.
Ok. Sekarang, bagaimana pengalaman sempurna terlihat pada grafik kelima indra? Ini akan, tentunya, membentuk garis horizontal menuju tempat teratas. Sekarang anda bisa lihat, bahkan pengalaman mengendarai sepeda motor tidak mendekati.
In fact, in the years that I gathered data, only one experience came close to being the perfect one. That is, of course, sex. Great sex. Respondents said that great sex hits all of the five senses at an extreme level.
Faktanya, dalam tiga tahun saya mengumpulkan data, hanya sebuah pengalaman yang mendekati sempurna. Itu, tentunya, adalah seks. Seks yang hebat. Responden mengatakan bahwa seks yang hebat membawa semua kelima indra pada level yang luar biasa.
Here I'll quote one of my students who said, "Sex is so good, it's good even when it's bad."
Ini saya kutip dari salah satu muridku yang mengatakan, "Seks begitu nikmat, dan tetap nikmat meskipun itu buruk."
So the five senses theory does help explain why sex is so good. Now in the middle of all this five senses work, I suddenly remembered the solar-powered clocks project from my youth. And I realized this theory also explains why Chris's clock is so much better than mine. You see, my clock only focuses on sight, and a little bit of touch. Here's Chris's clock. It's the first clock ever that uses smell to tell the time. In fact, in terms of the five senses, Chris's clock is a revolution.
Jadi teori kelima indra membantu menjelaskan mengapa seks begitu nikmat. Sekarang di pertengahan dari pekerjaan kelima indra ini, saya tiba-tiba mengingat proyek jam bertenaga matahari saat masa muda saya. Dan saya menyadari teori ini juga menjelaskan mengapa jam Chris lebih baik dibandingkan punyaku. Kalian lihat, jamku hanya berfokus pada pengelihatan, dan sedikit sentuhan. Ini Jam Chris. Ini adalah jam pertama yang menggunakan wewangian untuk mengetahui waktu. Kenyataannya, dalam segi kelima indra, jam Chris adalah sebuah revolusi.
And that's what this theory taught me about my field. You see, up till now, us designers, we've mainly focused on making things look very pretty, and a little bit of touch, which means we've ignored the other three senses. Chris's clock shows us that even raising just one of those other senses can make for a brilliant product. So what if we started using the five senses theory in all of our designs?
Dan itu, cara teori ini mengajariku dalam bidangku sendiri. Anda lihat, sampai sekarang, kami desainer, Kami lebih fokus membuat hal-hal yang cantik, dan dengan sedikit sentuhan, yang berarti kami melupakan ketiga indra lainnya. Jam Chris menunjukkan bahwa meskipun hanya satu dari kelima indra meningkat, itu dapat membuat sebuah produk yang cerdas. Jadi bagaimana jika kita mulai menggunakan teori kelima indra ini dalam setiap disain kita?
Here's three quick ideas I came up with. This is an iron, you know, for your clothes, to which I added a spraying mechanism, so you fill up the vial with your favorite scent, and your clothes will smell nicer, but hopefully it should also make the ironing experience more enjoyable. We could call this "the perfumator."
Ini tiga ide yang saya bisa anjurkan. Ini adalah sebuah setrika, untuk baju anda, yang mana saya tambahkan sebuah mekanisme menyemprot, Jadi anda isikan botol kecil dengan pengharum kesukaan anda, dan baju anda akan wangi lebih harum, tapi semoga ini juga bisa membuat pengalaman menyetrika lebih menyenangkan. Kami menyebut ini "Pewangian"
All right, next. So I brush my teeth twice a day, and what if we had a toothbrush that tastes like candy, and when the taste of candy ran out, you'd know it's time to change your toothbrush?
Ok, selanjutnya. Jadi saya menyikat gigi dua kali sehari, dan bagaimana jika kita mempunyai sikat gigi yang berasa seperti permen, dan ketika rasa permen itu hilang, anda sudah tahu itu waktunya untuk mengganti sikat gigi?
Finally, I have a thing for the keys on a flute or a clarinet. It's not just the way they look, but I love the way they feel when you press down on them. Now, I don't play the flute or the clarinet, so I decided to combine these keys with an instrument I do play: the television remote control.
Untuk terakhir, saya mempunyai pemikiran mengenai kunci-kunci pada seruling atau klarinet. Ini bukan tentang cara benda tersebut terlihat, tapi saya suka rasanya ketika menekan pencetannya. Sekarang, saya tidak bermain seruling atau klarinet, jadi saya memutuskan untuk menggabungkan tombol-tombol kunci ini dengan sebuah instrumen yang saya mainkan: Remot televisi.
Now, when we look at these three ideas together, you'll notice that the five senses theory doesn't only change the way we use these products but also the way they look. So in conclusion, I've found the five senses theory to be a very useful tool in evaluating different experiences in my life, and then taking those best experiences and hopefully incorporating them into my designs.
Sekarang, ketika kita melihat ketiga ide ini bersama-sama, anda akan menyadari bahwa teori kelima indra tidak hanya merubah cara orang menggunakan produk tapi juga cara mereka terlihat. Jadi kesimpulannya, saya telah menemukan teori kelima indra untuk menjadi sebuah alat yang berguna dalam mengevaluasi pengalaman berbeda dalam hidup ini, dan kemudian mengambil pengalaman-pengalaman terbaik itu dan dengan penuh harapan menyatukan mereka dalam desain-desain.
Now, I realize the five senses isn't the only thing that makes life interesting. There's also the six emotions and that elusive x-factor. Maybe that could be the topic of my next talk.
Sekarang, saya sadari kelima indra bukanlah satu-satunya yang membuat hidup menarik. Ada juga keenam, emosi dan faktor x yang sukar dipahami. Mungkin itu bisa menjadi topik dalam pembicaraanku berikutnya.
Until then, please have fun using the five senses in your own lives and your own designs.
Sampai kemudian, silahkan bersenang-senang menggunakan kelima indra dalam hidup anda dan disain anda.
Oh, one last thing before I leave. Here's the experience you all had while listening to the TED Talks. However, it would be better if we could boost up a couple of the other senses like smell and taste. And the best way to do that is with free candy. You guys ready? All right.
Oh, satu hal sebelum saya pergi. Ini adalah pengalaman yang anda miliki ketika mendengar acara TED Talks. Bagaiamanpun, bisa lebih baik jika kita dapat meningkatkan beberapa indra lainnya seperti penciuman dan pengecepan. dan cara terbaik untuk hal itu adalah dengan permen gratis. Kalian siap? OK
(Applause)
(Tepuk Tangan)