Hannah is excited to be going to college. She couldn't wait to get out of her parents' house, to prove to them that she's an adult, and to prove to her new friends that she belongs.
Hannah bersemangat untuk kuliah di perguruan tinggi. Dia ingin segera pindah dari rumah orangtuanya, untuk membuktikan kepada mereka bahwa dia sudah dewasa, dan untuk membuktikan kepada teman-teman barunya bahwa dia bisa.
She heads to a campus party where she sees a guy that she has a crush on. Let's call him Mike. The next day, Hannah wakes up with a pounding headache. She can only remember the night in flashes. But what she does remember is throwing up in the hall outside Mike's room and staring at the wall silently while he was inside her, wanting it to stop, then shakily stumbling home. She doesn't feel good about what happened, but she thinks, "Maybe this is just what sex in college is?"
Dia pergi ke sebuah pesta kampus dimana ia bertemu seorang cowok yang dia suka. Kita sebut saja Mike. Keesokan harinya, Hannah bangun dengan sakit kepala berdenyut. Dia hanya bisa mengingat malam itu sepintas. Yang dia ingat betul adalah ia muntah di selasar di luar kamar Mike dan diam menatap dinding sementara Mike menyetubuhinya, Hannah ingat dia ingin Mike berhenti, lalu ia pulang ke rumah dengan terhuyung dan gemetar. Dia tidak menerima apa yang menimpanya, tapi dia berpikir, "Mungkin beginilah yang namanya seks di perguruan tinggi? "
One in five women and one in 13 men will be sexually assaulted at some point during their college career in the United States. Less than 10 percent will ever report their assault to their school or to the police. And those who do, on average, wait 11 months to make the report.
1 dari 5 wanita dan 1 dari 13 pria akan diperkosa dalam masa kuliah mereka di Amerika Serikat. Kurang dari 10 persen yang akan melaporkan pemerkosaan tersebut ke sekolah atau ke polisi. Dan mereka yang melapor, rata-rata, menunggu 11 bulan untuk membuat laporan.
Hannah initially just feels like dealing with what happened on her own. But when she sees Mike taking girls home from parties, she's worried about them.
Hannah awalnya merasa ia harus menghadapinya seorang diri. Tapi saat ia melihat Mike membawa pulang cewek dari pesta, ia mengkhawatirkan mereka.
After graduation, Hannah learns that she was one of five women who Mike did the exact same thing to. And this is not an unlikely scenario because 90 percent of sexual assaults are committed by repeat offenders. But with such low reporting rates, it's fairly unlikely that even repeat perpetrators will be reported, much less anything happen if they are.
Setelah lulus, Hannah mengetahui bahwa ia adalah 1 dari 5 wanita yang diperlakukan sama oleh Mike. Ini bukan skenario yang jarang terjadi karena 90 persen dari pelecehan seksual dilakukan oleh pelaku berulang. Dengan tingkat pelaporan yang rendah, kecil kemungkinan bahwa para pelaku berulang itu dilaporkan, kemungkinannya bahkan lebih kecil bahwa laporan tersebut ditanggapi.
In fact, only six percent of assaults reported to the police end with the assailant spending a single day in prison. Meaning, there's a 99 percent chance that they'll get away with it. This means there's practically no deterrent to assault in the United States.
Bahkan, hanya enam persen pemerkosaan yang dilaporkan ke polisi berakhir dengan pelaku ditahan selama satu hari di penjara. Artinya, ada kemungkinan 99 persen pelaku bebas. Ini berarti, praktis tidak ada efek jera bagi pelaku kekerasan seksual di Amerika Serikat.
Now, I'm an infectious disease epidemiologist by training. I'm interested in systems and networks and where we can concentrate our resources to do the most good. So this, to me, is a tragic but a solvable problem.
Nah, latar belakang saya adalah epidemiologi penyakit menular. Saya mempelajari sistem dan jaringan, dan bagaimana kita bisa mengkonsentrasikan sumber daya untuk melakukan yang terbaik. Bagi saya, masalah ini tragis tapi bisa dipecahkan.
So when the issue of campus assault started hitting the news a few years ago, it felt like a unique opportunity to make a change. And so we did. We started by talking to college survivors. And what they wish they'd had in college is pretty simple; they wanted a website, one they could use at the time and place that felt safest to them with clearly written information about their reporting options, with the ability to electronically report their assault, rather than having the first step to go in and talk to someone who may or may not believe them. With the option to create a secure, timestamped document of what happened to them, preserving evidence even if they don't want to report yet. And lastly, and perhaps most critically, with the ability to report their assault only if someone else reported the same assailant. You see, knowing that you weren't the only one changes everything. It changes the way you frame your own experience, it changes the way you think about your perpetrator, it means that if you do come forward, you'll have someone else's back and they'll have yours.
Jadi ketika isu pemerkosaan di kampus mulai mengemuka beberapa tahun yang lalu, rasanya itu seperti kesempatan yang unik untuk membuat perubahan. Jadi kami melakukannya. Kami mulai dengan berbicara dengan penyintas kekerasan seksual di kampus. Yang mereka harapkan ada ketika mereka kuliah cukup sederhana; mereka ingin sebuah website, yang bisa digunakan pada waktu dan tempat yang mereka rasa aman dengan informasi tertulis yang jelas untuk mereka melaporkan secara elektronik kekerasan seksual yang terjadi pada mereka, daripada harus pertama bicara pada seseorang yang mungkin mempercayai mereka dan mungkin juga tidak. Dengan pilihan untuk membuat laporan dengan keterangan waktu yang jelas atas apa yang menimpa mereka, mengamankan bukti meski mereka belum ingin melaporkannya. Dan juga, dan mungkin yang paling kritis, ialah kemampuan untuk melaporkan pemerkosaan hanya jika orang lain melaporkan pelaku pemerkosaan yang sama. Mengetahui bahwa Anda bukan korban satu-satunya mengubah segalanya. Ini mengubah cara Anda memahami pengalaman Anda, mengubah cara pandang terhadap pemerkosa Anda, artinya jika Anda melaporkannya, ada orang lain yang mendukung Anda dan sebaliknya.
We created a website that actually does this and we launched it [...] in August, on two college campuses.
Kami membuat website yang sungguh bekerja seperti ini dan kami meluncurkannya [...] pada bulan Agustus di dua kampus.
And we included a unique matching system where if Mike's first victim had come forward, saved her record, entered into the matching system and named Mike, and Mike's second victim had done the same thing a few months later, they would have matched and the verified contact information of both survivors would have been sent to the authorities at the same time for investigation and follow up.
Kami memasukkan sistem pencocokan yang unik dimana jika korban pertama Mike telah memasukkan data, menyimpannya, dan menunjuk Mike sebagai pelaku di dalam sistem, dan korban kedua Mike melakukan hal yang sama beberapa bulan kemudian, kedua data tersebut akan cocok dan informasi kedua korban yang telah diverifikasi akan dikirim kepada pihak berwenang pada saat bersamaan untuk penyelidikan dan tindak lanjut.
If a system like this had existed for Hannah and her peers, it's more likely that they would have reported, that they would have been believed, and that Mike would have been kicked off campus, gone to jail, or at least gotten the help that he needed. And if we were able to stop repeat offenders like Mike after just their second assault following a match, survivors like Hannah would never even be assaulted in the first place. We could prevent 59 percent of sexual assaults just by stopping repeat perpetrators earlier on. And because we're creating a real deterrent to assault, for perhaps the first time, maybe the Mikes of the world would never even try to assault anyone.
Jika sistem seperti ini ada ketika Hannah dan teman-temannya kuliah, akan lebih besar kemungkinan mereka melapor, bahwa mereka akan dipercaya, dan Mike dikeluarkan dari universitas, dipenjara, atau setidaknya mendapat penanganan yang dibutuhkan. Jika kita mampu untuk menghentikan pelaku berulang seperti Mike hanya setelah ia melakukan pemerkosaan kedua, penyintas seperti Hannah mungkin tidak akan pernah diperkosa. Kita bisa mencegah 59 persen pelecehan seksual hanya dengan menghentikan pelaku berulang sejak dini. Karena kami telah menciptakan pencegah nyata untuk pemerkosaan, mungkin untuk yang pertama kalinya, mungkin Mike-Mike lainnya
The type of system I'm describing,
bahkan tidak akan mencoba lagi untuk melecehkan siapa pun.
the type of system that survivors want is a type of information escrow, meaning an entity that holds on to information for you and only releases it to a third party when certain pre-agreed upon conditions are met, such as a match. The application that we built is for college campuses. But the same type of system could be used in the military or even the workplace.
Sistem yang saya gambarkan ini, sistem yang diinginkan para penyintas adalah sistem penampungan informasi, yaitu suatu entitas yang menampung informasi untuk Anda dan hanya melepaskan informasi tersebut ke pihak ketiga setelah syarat tertentu yang telah disetujui terpenuhi, seperti nama pelaku yang sama. Aplikasi yang kami buat adalah untuk universitas. Tapi sistem ini dapat digunakan dalam militer atau bahkan di tempat kerja.
We don't have to live in a world where 99 percent of rapists get away with it. We can create one where those who do wrong are held accountable, where survivors get the support and justice they deserve, where the authorities get the information they need, and where there's a real deterrent to violating the rights of another human being.
Kita tidak harus hidup di dunia dimana 99 persen pemerkosa bebas. Kita bisa membuat dunia dimana orang-orang yang berbuat salah harus bertanggung jawab, dimana korban mendapatkan dukungan dan keadilan yang layak, dimana pihak berwenang mendapatkan informasi yang dibutuhkan, dan dimana ada penghalang nyata untuk melanggar hak-hak orang lain.
Thank you.
Terima kasih.
(Applause)
(Tepuk tangan)