(Music)
(Music ends)
(Applause)
(Tepuk tangan)
Thank you!
Terima kasih.
(Applause continues)
Terima kasih banyak.
Thank you very much. Like the speaker before me -- I am a TED virgin, I guess. I'm also the first time here, and ...
Sama seperti pembicara sebelumnya, saya -- orang baru di TED, saya rasa -- Ini juga pertama kalinya saya di sini. Saya tidak tahu apa yang akan saya ucapkan.
(Laughter)
I don't know what to say!
(Applause)
(Tepuk tangan)
I'm really happy that Mr. Anderson invited me. I'm really grateful that I get a chance to play for everyone. And the song that I just played was by Josef Hofmann. It's called "Kaleidoscope." And Hofmann is a Polish pianist and composer of the late 19th century, and he's widely considered one of the greatest pianists of all time.
Saya sangat senang Pak Anderson mengundang saya. Saya sangat berterima kasih karena diberi kesempatan bermain piano. Dan lagu yang baru saja saya mainkan adalah dari Józef Hofmann. yang berjudul Kaleidoscope. Dan Hofmann adalah pianis Polandia dan komposer dari akhir abad ke-19 dan dia banyak dianggap sebagai salah satu pianis terhebat sepanjang masa.
I have another piece that I'd like to play for you. It's called "Abegg Variations," by Robert Schumann, a German 19th-century composer. The name "Abegg" is actually A-B-E-G-G, and that's the main theme in the melody. (Plays the notes A, B, E, G and G) That comes from the last name of one of Schumann's female friends.
Ada lagu lain yang akan saya mainkan untuk Anda. Lagu ini berjudul "Abegg Variations" dari Robert Schumann, seorang komposer Jerman abad ke-19. Nama Abegg -- Abegg sebenarnya adalah A-B-E-G-G, yang merupakan pola utama dari melodinya. Berasal dari nama belakang salah satu teman wanita Schumann.
(Laughter)
(Tawa)
But he wrote that for his wife.
Namun dia menulis itu untuk istrinya.
(Laughter)
(Tawa)
So actually, if you listen carefully, there are supposed to be five variations on this Abegg theme. It's written around 1834, so even though it's old, I hope you'll like it.
Jadi, sebenarnya, jika Anda mendengarkan baik-baik, seharusnya ada lima variasi dalam pola Abegg ini. Lagu ini ditulis sekitar tahun 1834, jadi, walaupun lagu ini tua, saya harap Anda menyukainya.
(Music)
(Music ends)
(Applause)
(Tepuk tangan)
Now comes the part that I hate. Well, because Mr. Anderson told me that this session is called "Sync and Flow," I was wondering, "What do I know that these geniuses don't?"
Sekarang tibalah bagian yang saya benci. Baiklah, karena Pak Anderson memberi tahu saya bahwa sesi ini berjudul "Keseimbangan dan Aliran," saya berpikir, "Apa yang saya ketahui dan tidak diketahui para jenius ini?"
(Laughter)
Jadi, saya akan bicara tentang komposisi musik,
So, I'll talk about musical composition, even though I don't know where to start.
walaupun saya tidak tahu harus memulai dari mana.
How do I compose? I think Yamaha does a really good job of teaching us how to compose. What I do first is, I make a lot of little musical ideas you can just improvise here at the piano -- and I choose one of those to become my main theme, my main melody, like the Abegg that you just heard. And once I choose my main theme, I have to decide: Out of all the styles in music, what kind of style do I want? And this year, I composed a Romantic style. So for inspiration, I listened to Liszt and Tchaikovsky and all the great Romantic composers.
Bagaimana saya menciptakannya? Saya pikir Yamaha baik sekali dalam mengajarkan cara membuat komposisi. Yang pertama saya lakukan, saya membuat banyak ide-ide musik kecil -- Anda dapat mengimprovisasikannya dengan piano -- dan saya memilih salah satunya untuk dijadikan tema utama, melodi utama saya seperti Abegg yang baru saja Anda dengarkan. Dan setelah memilih tema utama, saya harus memutuskan, dengan mengesampingkan gaya musik saya, gaya musik apa yang saya inginkan? Dan tahun ini saya menciptakan gaya romantis. Jadi, untuk mencari ilham, saya mendengarkan Liszt dan Tchaikovsky dan komposer romantis hebat lainnya.
Next, I make the structure of the entire piece with my teachers. They help me plan out the whole piece. And then the hard part is filling it in with musical ideas, because then you have to think.
Selanjutnya, saya membuat bagan seluruh komposisi itu bersama guru saya. Mereka membantu merencanakan seluruh komposisinya, lalu bagian yang sulit adalah mengisinya dengan ide-ide musik, karena Anda harus berpikir.
(Laughter)
Kemudian, saat komposisi itu mulai
And then, when the piece takes somewhat of a solified form -- solidified, excuse me -- solidified form, you're supposed to actually polish the piece, polish the details, and then polish the overall performance of the composition.
terbentuk, sekali lagi, terbentuk Anda harus memoles komposisi itu, memoles detailnya dan memoles seluruh hasil dari komposisi itu. Dan hal lain yang saya nikmati adalah menggambar --
And another thing that I enjoy doing is drawing. Drawing, because I like to draw, you know, Japanese anime art. I think that's a craze among teens right now. And once I realized it, there's a parallel between creating music and creating art, because for your motive, or your little initial idea for your drawing, it's your character -- you want to decide who you want to draw, or if you want to draw an original character. And then you want to decide: How are you going to draw the character? Like, am I going to use one page? Am I going to draw it on the computer? Am I going to use a two-page spread like a comic book? For a more grandiose effect, I guess. And then you have to do the initial sketch of the character, which is like your structure of a piece, and then you add pen and pencil, and whatever details that you need -- that's polishing the drawing.
menggambar, karena saya suka menggambar, tahukah Anda, seni anime Jepang. Saya pikir inilah kegemaran para remaja sekarang. Lalu saya menyadari, ada kesamaan antara menciptakan musik dan menciptakan seni, karena motif dan ide kecil Anda untuk gambar ini inilah karakter Anda -- Anda ingin memutuskan siapa yang ingin Anda gambar. atau jika Anda ingin menggambar karakter yang asli. Kemudian Anda memutuskan, bagaimana Anda hendak menggambar karakter itu? Seperti, apakah dalam satu halaman? Apakah saya akan menggunakan komputer? Apakah saya akan menggunakan dua halaman seperti buku komik agar lebih terlihat mengagumkan, mungkin? Lalu Anda harus membuat sketsa awal dari karakter itu, yang seperti struktur komposisi anda, lalu Anda menambahkan goresan pena dan pensil dan apapun detail yang Anda perlukan -- untuk memoles gambar itu.
And another thing that both of these have in common is your state of mind, because I know I'm one of those teenagers that are really easily distracted. So if I'm trying to do homework and I don't feel like it, I'll try to draw or, you know, waste my time. And then what happens is, sometimes I absolutely can't draw or I can't compose at all, and then it's like there's too much on your mind. You can't focus on what you're supposed to do. And sometimes, if you manage to use your time wisely and work on it, you'll get something out of it, but it doesn't come naturally.
Dan persamaan lain dari kedua hal ini adalah keadaan pikiran Anda, karena saya tidak -- saya adalah salah satu remaja yang pikirannya mudah dialihkan, jadi jika saya mencoba mengerjakan PR, jika saya mencoba mengerjakan PR dan saya tidak suka, saya mencoba menggambar atau, Anda tahu, membuang waktu Lalu yang terjadi, terkadang saya benar-benar tidak dapat menggambar atau saya tidak dapat menciptakan apapun, seperti ada terlalu banyak hal dalam pikiran Anda. Anda tidak dapat fokus pada apa yang seharusnya dilakukan. Dan terkadang, jika Anda dapat menggunakan waktu dengan bijak dan mengerjakannya, Anda memperoleh hasil, namun tidak secara alami.
What happens is, if something magical happens, if something natural happens to you, you're able to produce all this beautiful stuff instantly, and then that's what I consider "flow," because that's when everything clicks and you're able to do anything. You feel like you're on top of your game and you can do anything you want.
Yang terjadi adalah, jika terjadi keajaiban, jika sesuatu yang alami terjadi pada Anda, Anda dapat menghasilkan semua hal yang indah dalam sekejap, kemudian inilah yang saya anggap sebuah aliran, karena itulah saat di mana semuanya bekerja dan Anda dapat melakukan apapun. Anda merasa seperti seorang juara dan dapat melakukan apapun yang Anda inginkan.
I'm not going to play my own composition today because, although I did finish it, it's way too long. Instead, I'd like to try something called "improvisation." I have here seven note cards, one with each note of the musical alphabet. And I'd like someone to come up here and choose five -- anyone to come up here and choose five -- and then I can make it into some sort of melody, and I'll improvise it. Wow. A volunteer, yay!
Saya tidak akan memainkan komposisi saya sendiri pada hari ini karena walaupun saya menyelesaikannya, komposisinya terlalu panjang. Namun, saya akan mencoba melakukan improvisasi. Saya memiliki tujuh kartu nada setiap kartu berisi abjad dalam musik. dan saya ingin seseorang naik ke panggung dan memilih lima kartu. Adakah yang ingin naik dan memilih lima kartu? Lalu saya dapat membuatnya menjadi melodi dan mengimprovisasikannya. Wow, ada sukarelawan, bagus!
(Laughter)
(Tepuk tangan)
(Applause)
Senang bertemu denganmu.
Jennifer Lin: Nice to meet you.
Goldie Hawn: Terima kasih. Pilih lima?
Goldie Hawn: Thank you. Choose five?
JL: Yes, five cards. Any five cards.
Jennifer Lin: Ya, lima kartu. Yang mana saja.
GH: OK, one. JL: OK.
GH: Baik. Satu. Dua. Tiga.
GH: Two. JL: Yes.
GH: Three.
Oh, D dan F -- terlalu lazim.
GH: Oh, D and F -- too familiar.
(Tawa)
(Laughter)
JL: Satu lagi
JL: One more. GH: OK. "E" for "effort."
GH: Baik, E untuk effort (upaya).
JL: Would you mind reading them out in the order that you chose them?
JL: Dapatkan Anda membacakannya dengan urutan yang Anda inginkan?
GH: OK -- C, G, B, A and E.
GH: Baik, C, G, B, A, dan E.
JL: Thank you very much!
JL: Terima kasih banyak.
GH: You're welcome. And what about these?
GH: Terima kasih kembali. Lalu bagaimana dengan ini?
JL: I won't use them. Thank you!
JL: Saya tidak akan menggunakannya. Terima kasih.
(Applause)
(Tepuk tangan)
Now, she chose C, G, B, A, E. I'm going to try to put that in some sort of order.
Sekarang, dia memilih C, G, B, A, E. Saya akan mencoba membuatnya dalam urutan tertentu.
(Plays notes)
OK, that's nice. So, I'm going to have a moment to think, and I'll try to make something out of it.
Oke, bagus. Lalu, saya akan berpikir sejenak, dan saya akan mencoba menciptakan sesuatu.
(Plays the five notes)
(Music)
(Music ends)
(Applause)
(Tepuk tangan)
The next song, or the encore that I'm going to play is called "Bumble Boogie," by Jack Fina.
Lagu berikutnya, sebagai tambahan, yang akan saya mainkan berjudul "Bumble Boogie" dari Jack Fina.
(Applause)
(Tepuk tangan)
(Music)
(Music ends)
(Tepuk tangan)
(Applause)