Technology can change our understanding of nature.
Teknologi dapat mengubah pemahaman kita akan alam.
Take for example the case of lions. For centuries, it's been said that female lions do all of the hunting out in the open savanna, and male lions do nothing until it's time for dinner. You've heard this too, I can tell. Well recently, I led an airborne mapping campaign in the Kruger National Park in South Africa. Our colleagues put GPS tracking collars on male and female lions, and we mapped their hunting behavior from the air. The lower left shows a lion sizing up a herd of impala for a kill, and the right shows what I call the lion viewshed. That's how far the lion can see in all directions until his or her view is obstructed by vegetation. And what we found is that male lions are not the lazy hunters we thought them to be. They just use a different strategy. Whereas the female lions hunt out in the open savanna over long distances, usually during the day, male lions use an ambush strategy in dense vegetation, and often at night. This video shows the actual hunting viewsheds of male lions on the left and females on the right. Red and darker colors show more dense vegetation, and the white are wide open spaces. And this is the viewshed right literally at the eye level of hunting male and female lions. All of a sudden, you get a very clear understanding of the very spooky conditions under which male lions do their hunting.
Sebagai contoh dalam kasus singa. Selama berabad-abad, dikatakan bahwa singa betinalah yang pergi berburu di padang rumput, dan singa jantan tidak melakukan apa-apa sampai waktu makan malam. Saya yakin Anda juga pernah mendengar hal ini. Baru-baru ini, saya memimpin operasi pemetaan udara di Taman Nasional Kruger di Afrika Selatan. Rekan kerja kami memasang kalung pelacak GPS pada singa jantan dan betina dan kami memetakan perilaku berburu mereka dari udara. Gambar di kiri bawah menunjukkan seekor singa yang mengincar kawanan impala untuk dibunuh dan gambar di kanan menunjukkan apa yang saya sebut pandangan mata singa. Inilah yang dapat dilihat oleh mata singa itu ke segala arah sampai pandangannya terhalang oleh tumbuhan. Dan yang kami temukan adalah singa jantan bukanlah singa yang malas seperti yang selama ini kita pikirkan. Mereka hanya menggunakan strategi lain. Saat singa betina pergi berbulu di padang rumput sampai jauh, biasanya di siang hari, singa jantan langsung, menyergap di antara tumbuhan yang lebat, dan sering pada malam hari. Video ini menunjukkan pandangan mata dari singa jantan yang berburu di sebelah kiri dan singa betina di sebelah kanan. Warna merah dan gelap menunjukkan tumbuhan yang lebih lebat, sedangkan warna putih adalah ruang terbuka. Dan pandangan mata ini benar-benar apa yang dilihat oleh singa jantan dan betina yang sedang berburu. Tiba-tiba Anda mendapatkan pemahaman yang jelas dari situasi mencekam di mana singa jantan pergi berburu.
I bring up this example to begin, because it emphasizes how little we know about nature. There's been a huge amount of work done so far to try to slow down our losses of tropical forests, and we are losing our forests at a rapid rate, as shown in red on the slide. I find it ironic that we're doing so much, yet these areas are fairly unknown to science. So how can we save what we don't understand?
Saya memberikan contoh ini untuk memulai karena hal ini menekankan betapa sedikitnya pengetahuan kita akan alam. Sudah banyak kajian yang dilakukan sejauh ini untuk mencoba memperlambat hilangnya hutan tropis kita dan kita kehilangan hutan dengan sangat cepat seperti yang terlihat pada warna merah di slide ini. Saya merasa ini adalah hal ironis di mana kita melakukan begitu banyak hal namun wilayah ini benar-benar tidak dimengerti oleh ilmu pengetahuan. Jadi bagaimana kita dapat menyelamatkan sesuatu yang tidak kita mengerti?
Now I'm a global ecologist and an Earth explorer with a background in physics and chemistry and biology and a lot of other boring subjects, but above all, I'm obsessed with what we don't know about our planet. So I created this, the Carnegie Airborne Observatory, or CAO. It may look like a plane with a fancy paint job, but I packed it with over 1,000 kilos of high-tech sensors, computers, and a very motivated staff of Earth scientists and pilots. Two of our instruments are very unique: one is called an imaging spectrometer that can actually measure the chemical composition of plants as we fly over them. Another one is a set of lasers, very high-powered lasers, that fire out of the bottom of the plane, sweeping across the ecosystem and measuring it at nearly 500,000 times per second in high-resolution 3D. Here's an image of the Golden Gate Bridge in San Francisco, not far from where I live. Although we flew straight over this bridge, we imaged it in 3D, captured its color in just a few seconds. But the real power of the CAO is its ability to capture the actual building blocks of ecosystems. This is a small town in the Amazon, imaged with the CAO. We can slice through our data and see, for example, the 3D structure of the vegetation and the buildings, or we can use the chemical information to actually figure out how fast the plants are growing as we fly over them. The hottest pinks are the fastest-growing plants. And we can see biodiversity in ways that you never could have imagined. This is what a rainforest might look like as you fly over it in a hot air balloon. This is how we see a rainforest, in kaleidoscopic color that tells us that there are many species living with one another. But you have to remember that these trees are literally bigger than whales, and what that means is that they're impossible to understand just by walking on the ground below them. So our imagery is 3D, it's chemical, it's biological, and this tells us not only the species that are living in the canopy, but it tells us a lot of information about the rest of the species that occupy the rainforest.
Kini, saya adalah seorang ekolog global dan penjelajah bumi dengan latar belakang pada fisika, kimia, biologi, dan banyak mata pelajaran membosankan yang lain, namun yang paling utama, saya terobsesi akan apa yang tidak kita ketahui tentang Bumi. Jadi saya membuat ini, Observatorium Terbang Carnegie, atau CAO. Benda ini tampak seperti pesawat dengan warna-warna indah, namun saya mengisinya dengan komputer dan sensor berteknologi tinggi dan ilmuwan Bumi beserta pilot yang penuh motivasi seberat lebih dari 1 ton. Dua instrumen kami sangat unik yang satu diebut spektrometer pemindai yang dapat mengukur komposisi kimia dari tanaman saat kami melintas di atanya. Yang lainnya adalah seperangkat laser, laser yang bertenaga sangat besar yang ditembakkan dari bagian bawah pesawat dan menyapu seluruh ekosistem serta mengukurnya dengan laju 500.000 kali per detik dalam gambar 3 dimensi beresolusi tinggi. Inilah gambar dari Jembatan Golden Gate di San Francicco, yang tidak jauh dari tempat tinggal saya. Walaupun kami terbang tepat di atas jembatan ini kami membuat gambar 3 dimensi, menangkap warnanya dalam waktu hanya beberapa detik. Namun kekuatan sesungguhnya dari CAO adalah kemampuannya menangkap penyusun dari ekosistem yang sebenarnya. Inilah kota kecil di Amazon yang dipindai oleh CAO. Kita dapat melihat melalui data kami dan melihat, sebagai contoh, struktur 3 dimensi dari tanaman dan gedung-gedung yang ada atau kita dapat menggunakan data komposisi kimi untuk mencari seberapa cepat tumbuhan ini berkembang sambil melintas di atasnya. Warna jingga menunjukkan tanaman yang berkembang paling cepat. Dan kita dapat melihat keanekaragaman hayati dengan cara yang tidak dapat dibayangkan sebelumnya. Inilah penampakan hutan hujan saat Anda terbang dengan balon udara. Inilah bagaimana kita melihat hutan hujan dengan warna kaleidoskopik yang memberi tahu kita bahwa ada banyak spesies yang hidup berdampingan. Namun Anda harus ingat bahwa pohon-pohon ini berukuran lebih besar daripada ikan paus dan hal itu berarti pohon-pohon itu tidak akan dapat dipahami hanya dengan berjalan di bawahnya. Jadi pindaian kami adalah 3dimensi, secara kimia, secara biologi, dan memberi tahu kita bukan hanya spesies yang tinggal di kanopi, namun juga memberi banyak informasi tentang spesies lain yang menghuni hutan hujan ini.
Now I created the CAO in order to answer questions that have proven extremely challenging to answer from any other vantage point, such as from the ground, or from satellite sensors. I want to share three of those questions with you today. The first questions is, how do we manage our carbon reserves in tropical forests? Tropical forests contain a huge amount of carbon in the trees, and we need to keep that carbon in those forests if we're going to avoid any further global warming. Unfortunately, global carbon emissions from deforestation now equals the global transportation sector. That's all ships, airplanes, trains and automobiles combined. So it's understandable that policy negotiators have been working hard to reduce deforestation, but they're doing it on landscapes that are hardly known to science. If you don't know where the carbon is exactly, in detail, how can you know what you're losing? Basically, we need a high-tech accounting system. With our system, we're able to see the carbon stocks of tropical forests in utter detail. The red shows, obviously, closed-canopy tropical forest, and then you see the cookie cutting, or the cutting of the forest in yellows and greens. It's like cutting a cake except this cake is about whale deep. And yet, we can zoom in and see the forest and the trees at the same time. And what's amazing is, even though we flew very high above this forest, later on in analysis, we can go in and actually experience the treetrops, leaf by leaf, branch by branch, just as the other species that live in this forest experience it along with the trees themselves.
Saya membuat CAO untuk menjawab pertanyaan yang telah terbukti sangat sulit untuk dijawab dari sudut pandang yang lain seperti dari tanah atau sensor satelit. Saya ingin membagikan tiga pertanyaan itu pada hari ini. Pertanyaan pertama adalah, bagaimana kita mengelola cadangan karbon di hutan hujan tropis kita? Hutan hujan tropis mengandung banyak sekali karbon pada tanaman dan kita harus menjaga agar karbon itu tetap berada di dalam pohon untuk mencegah pemanasan global lebih lanjut. Sayangnya, emisi karbon global dari penggundulan hutan kini setara dengan sektor transportasi global, setara dengan karbon dari kapal laut, pesawat udara kereta api, dan mobil. Jadi dapat dipahami bahwa pembuat peraturan telah bekerja keras untuk mengurangi penggundulan hutan, namun mereka melakukannya pada bidang yang sedikit diketahui oleh ilmu pengetahuan. Jika Anda tidak tahu secara rinci di mana karbon itu berada, bagaimana Anda bisa tahu apa yang Anda lewatkan? Pada dasarnya, kita memerlukan sistem akuntansi berteknologi tinggi. Dengan sistem kami, kita dapat melihat cadangan karbon di hutan tropis dengan sangat rinci. Warna merah sudah jelas menunjukkan hutan tropis berkanopi tertutup lalu Anda melihat "potongan kue" atau potongan hutan berwarna kuning dan hijau. Ini seperti potongan kue, hanya saja kue ini setebal ikan paus. Namun, kita dapat memperbesar dan melihat hutan beserta pohon-pohonnya sekaligus. Dan yang mengagumkan adalah, walaupun kita terbang sangat tinggi di atas hutan ini, nantinya dalam analisis, kita dapat masuk dan merasakan puncak-puncak pohon, daun demi daun, ranting demi ranting, sama seperti spesies lain yang tinggal di hutan ini, merasakannya bersama dengan pohon itu sendiri.
We've been using the technology to explore and to actually put out the first carbon geographies in high resolution in faraway places like the Amazon Basin and not-so-faraway places like the United States and Central America. What I'm going to do is I'm going to take you on a high-resolution, first-time tour of the carbon landscapes of Peru and then Panama. The colors are going to be going from red to blue. Red is extremely high carbon stocks, your largest cathedral forests you can imagine, and blue are very low carbon stocks. And let me tell you, Peru alone is an amazing place, totally unknown in terms of its carbon geography until today. We can fly to this area in northern Peru and see super high carbon stocks in red, and the Amazon River and floodplain cutting right through it. We can go to an area of utter devastation caused by deforestation in blue, and the virus of deforestation spreading out in orange. We can also fly to the southern Andes to see the tree line and see exactly how the carbon geography ends as we go up into the mountain system. And we can go to the biggest swamp in the western Amazon. It's a watery dreamworld akin to Jim Cameron's "Avatar." We can go to one of the smallest tropical countries, Panama, and see also a huge range of carbon variation, from high in red to low in blue. Unfortunately, most of the carbon is lost in the lowlands, but what you see that's left, in terms of high carbon stocks in greens and reds, is the stuff that's up in the mountains. One interesting exception to this is right in the middle of your screen. You're seeing the buffer zone around the Panama Canal. That's in the reds and yellows. The canal authorities are using force to protect their watershed and global commerce. This kind of carbon mapping has transformed conservation and resource policy development. It's really advancing our ability to save forests and to curb climate change.
Kami telah menggunakan teknologi untuk menjelajahi dan mengeluarkan geografi karbon pertama dengan resolusi tinggi di tempat yang jauh seperti Ceruk Amazon, dan tempat yang tidak terlalu jauh seperti Amerika Serikat dan Amerika Tengah. Apa yang akan saya lakukan adalah membawa Anda berwisata dengan menggunakan teknologi tinggi ke bentangan karbon di Peru dan Panama. Warna itu akan beralih dari merah ke biru. Merah menunjukkan cadangan karbon yang sangat tinggi, hutan alami terbesar yang dapat Anda bayangkan, dan biru menunjukkan cadangan karbon yang sangat rendah. Dan saya akan memberi tahu, Peru sendiri adalah tempat yang luar biasa yang benar-benar tidak diketahui dalam hal geografi karbon sampai saat ini. Kita dapat terbang ke daerah di utara Peru dan melihat cadangan karbon yang sangat tinggi dengan warna merah beserta Sungai dan dataran banjir Amazon yang melintas melalui bentangan ini. Kita dapat pergi ke daerah-daerah hutan gundul akibat penggundulan hutan yang berwarna biru, dan virus penggundulan hutan yang menyebar dengan warna oranye. Kita juga dapat terbang ke Andes selatan untuk melihat jalur pohon dan melihat dengan tepat bagaimana akhir dari geografi karbon saat daerahnya semakin tinggi ke pegunungan. Dan kita dapat melihat rawa terbesar di Amazon Barat. Ini adalah alam khayal penuh air yang sama dengan film "Avatar" dari Jim Cameron. Kita dapat pergi ke salah satu negara tropis terkecil, Panama, dan melihat perbedaan karbon yang besar, dari yang tinggi dengan warna merah hingga rendah yang berwarna biru. Sayangnya, sebagian besar karbon di dataran rendah hilang, namun Anda lihat bahwa yang tersisa dalam hal cadangan karbon tinggi pada warna hijau dan merah adalah pepohonan yang ada di pegunungan. Salah satu pengecualian yang menarik adalah tepat di bagian tengah layar ini. Anda melihat zona penyangga di sekitar Terusan Panama. Itu adalah daerah berwarna merah dan kuning. Pengelola terusan menggunakan kekuatan untuk melindungi batas air dan perdagangan global. Jenis pemetaan karbon seperti ini telah mengubah perlindungan dan perkembangan peraturan tentang sumber daya. Ini benar-benar memajukan kemampuan kita untuk menyelamatkan hutan dan membatasi perubahan iklim.
My second question: How do we prepare for climate change in a place like the Amazon rainforest? Let me tell you, I spend a lot of time in these places, and we're seeing the climate changing already. Temperatures are increasing, and what's really happening is we're getting a lot of droughts, recurring droughts. The 2010 mega-drought is shown here with red showing an area about the size of Western Europe. The Amazon was so dry in 2010 that even the main stem of the Amazon river itself dried up partially, as you see in the photo in the lower portion of the slide. What we found is that in very remote areas, these droughts are having a big negative impact on tropical forests. For example, these are all of the dead trees in red that suffered mortality following the 2010 drought. This area happens to be on the border of Peru and Brazil, totally unexplored, almost totally unknown scientifically.
Pertanyaan kedua saya adalah: Bagaimana kita bersiap untuk perubahan iklim di tempat seperti hutan hujan Amazon? Saya akan memberi tahu anda, bahwa saya menghabiskan banyak waktu di tempat-tempat seperti ini, dan kita telah melihat perubahan iklim. Suhu udara meningkat, dan yang terjadi adalah kita mengalami banyak kekeringan, kekeringan berulang. Kekeringan di tahun 2010 ditunjukkan pada gambar ini, di mana warna merah menunjukkan daerah seluas Eropa Barat. Amazon sangat kering di tahun 2010, sehingga cabang utama dari Sungai Amazon itu sendiri sebagian mengering, seperti yang dapat Anda lihat pada foto di bagian bawah slide ini. Yang kami temukan adalah di daerah yang sangat terpencil, kekeringan ini menimbulkan dampak yang sangat bear pada hutan tropis. Contohnya, warna merah menunjukkan pepohonan yang mati atau yang sekarat karena kekeringan di tahun 2010. Daerah ini dulunya merupakan perbatasan antara Peru dan Brazil, benar-benar belum terjamah, hampir tidak diketahui secara ilmiah.
So what we think, as Earth scientists, is species are going to have to migrate with climate change from the east in Brazil all the way west into the Andes and up into the mountains in order to minimize their exposure to climate change. One of the problems with this is that humans are taking apart the western Amazon as we speak. Look at this 100-square-kilometer gash in the forest created by gold miners. You see the forest in green in 3D, and you see the effects of gold mining down below the soil surface. Species have nowhere to migrate in a system like this, obviously.
Jadi apa yang kami pikirkan, sebagai ilmuwan bumi adalah spesies yang harus pindah karena perubahan iklim dari bagian timur Brazil hingga ke bagian barat Andes hingga ke pegunungan untuk mengurangi paparan mereka pada perubahan iklim. Salah satu masalah dari hal ini adalah manusia menghancurkan Amazon barat saat kita berbicara. Lihatlah penebangan seluas 100 kilometer persegi yang dilakukan oleh para penambang emas. Anda melihat hutan dalam 3 dimensi berwarna hijau dan dampak dari penambangan emas di bawah permukaan tanah. Sudah jelas spesies tidak dapat pindah ke lingkungan seperti ini.
If you haven't been to the Amazon, you should go. It's an amazing experience every time, no matter where you go. You're going to probably see it this way, on a river. But what happens is a lot of times the rivers hide what's really going on back in the forest itself. We flew over this same river, imaged the system in 3D. The forest is on the left. And then we can digitally remove the forest and see what's going on below the canopy. And in this case, we found gold mining activity, all of it illegal, set back away from the river's edge, as you'll see in those strange pockmarks coming up on your screen on the right. Don't worry, we're working with the authorities to deal with this and many, many other problems in the region.
Jika Anda belum pernah ke Amazon, Anda harus ke sana. Setiap kali, itu adalah pengalaman yang mengagumkan ke manapun Anda pergi. Anda mungkin akan melihat pada sungai. Namun seringkali yang terjadi adalah sungai itu menyembunyikan apa yang terjadi pada hutan itu sendiri. Kami terbang pada sungai yang sama, dan memindainya dalam 3 dimensi. Hutan itu ada di sebelah kiri. Lalu kita dapat menghilangkan hutan ini secara digital dan melihat apa yang terjadi di bawah kanopinya. Dan dalam hal ini, kami menemukan kegiatan penambangan emas yang semuanya ilegal, semakin menjauh dari tepi sungai seperti yang Anda lihat pada tapuk-tapuk aneh yang ada di sebelah kanan layar Anda. Jangan khawatir, kami sedang bekerja sama dengan pemerintah untuk mengatasi hal ini dan juga banyak masalah lainnya di daerah ini.
So in order to put together a conservation plan for these unique, important corridors like the western Amazon and the Andes Amazon corridor, we have to start making geographically explicit plans now. How do we do that if we don't know the geography of biodiversity in the region, if it's so unknown to science? So what we've been doing is using the laser-guided spectroscopy from the CAO to map for the first time the biodiversity of the Amazon rainforest. Here you see actual data showing different species in different colors. Reds are one type of species, blues are another, and greens are yet another. And when we take this together and scale up to the regional level, we get a completely new geography of biodiversity unknown prior to this work. This tells us where the big biodiversity changes occur from habitat to habitat, and that's really important because it tells us a lot about where species may migrate to and migrate from as the climate shifts. And this is the pivotal information that's needed by decision makers to develop protected areas in the context of their regional development plans.
Jadi untuk menyusun rencana perlindungan untuk koridor yang unik dan penting seperti di Amazon barat dan Amazon Andes, kita harus mulai membuat rencana yang eksplisit secara geografi. Bagaimana kita melakukannya jika kita tidak tahu geografi dari keanekaragaman hayati di sana, jika itu sama sekali tidak diketahui oleh ilmu pengetahuan? Jadi yang kami lakukan adalah menggunakan spektroskopi yang dipandu laser dari CAO untuk pertama kalinya memetakan keanekaragaman hayati di hutan hujan Amazon. Anda melihat data aktual yang menunjukkan spesies dengan warnanya masing-masing. Spesies yang satu berwarna merah, yang lain berwarna biru, dan yang lain lagi berwarna hijau. Dan saat kami menggabungkan semua ini dan memperbesarnya hingga skala regional, kita mendapat geografi kenaekaragaman hayati yang baru dan sebelumnya tidak diketahui. Hal ini memberi informasi di mana perubahan keanekaragaman hayati besar terjadi dari habitat satu ke habitat yang lain, dan hal ini juga sangat penting karena memberi tahu banyak hal tentang ke mana dan dari mana spesies berpindah saat iklim berubah. Dan ini adalah informasi yang sangat penting yang diperlukan bagi para pembuat keputusan untuk mengembangkan daerah perlindungan dalam konteks rencana pengembangan regional.
And third and final question is, how do we manage biodiversity on a planet of protected ecosystems? The example I started out with about lions hunting, that was a study we did behind the fence line of a protected area in South Africa. And the truth is, much of Africa's nature is going to persist into the future in protected areas like I show in blue on the screen. This puts incredible pressure and responsibility on park management. They need to do and make decisions that will benefit all of the species that they're protecting. Some of their decisions have really big impacts. For example, how much and where to use fire as a management tool? Or, how to deal with a large species like elephants, which may, if their populations get too large, have a negative impact on the ecosystem and on other species. And let me tell you, these types of dynamics really play out on the landscape. In the foreground is an area with lots of fire and lots of elephants: wide open savanna in blue, and just a few trees. As we cross this fence line, now we're getting into an area that has had protection from fire and zero elephants: dense vegetation, a radically different ecosystem. And in a place like Kruger, the soaring elephant densities are a real problem. I know it's a sensitive issue for many of you, and there are no easy answers with this. But what's good is that the technology we've developed and we're working with in South Africa, for example, is allowing us to map every single tree in the savanna, and then through repeat flights we're able to see which trees are being pushed over by elephants, in the red as you see on the screen, and how much that's happening in different types of landscapes in the savanna. That's giving park managers a very first opportunity to use tactical management strategies that are more nuanced and don't lead to those extremes that I just showed you. So really, the way we're looking at protected areas nowadays is to think of it as tending to a circle of life, where we have fire management, elephant management, those impacts on the structure of the ecosystem, and then those impacts affecting everything from insects up to apex predators like lions.
Pertanyaan ketiga dan terakhir adalah bagaimana kita mengelola keanekaragaman hayati di tempat yang ekosistemnya dilindungi? Contohnya adalah perilaku perburuan singa yang merupakan kajian yang kami lakukan di belakang garis batas daerah perlindungan di Afrika Selatan. Dan kenyataannya adalah, kebanyakan alam Afrika akan tetap ada di masa depan di daerah perlindungan seperti yang saya tunjukkan dengan warna biru. Hal ini memberikan tekanan dan tanggung jawab yang besar pada pengelola daerah perlindungan. Mereka harus membuat keputusan yang memberi manfaat pada semua spesies yang mereka lindungi. Beberapa keputusan mereka memiliki dampak yang besar. Contohnya, berapa banyak dan di mana mereka dapat menggunakan api untuk mengelola taman? Atau bagaimana menghadapi spesies besar seperti gajah, di mana jika populasi mereka terlalu banyak dapat memiliki dampak negatif pada ekosistem dan spesies lainnya. Dan dinamika seperti ini benar-benar ada di dalam bentangan itu. Di bagian depan adalah daerah dengan banyak api dan banyak gajah: padang rumput terbuka dengan warna biru dengan hanya beberapa pohon. Dan saat kita melintasi batasnya, kini ada daerah yang terlindungi dari api dan tidak memiliki gajah: tumbuhan yang lebat, ekosistem yang sangat berbeda. Dan pada tempat seperti Kruger, jumlah gajah yang meningkat benar-benar menjadi masalah nyata. Saya tahu ini adalah isu yang sensitif bagi Anda dan tidak ada jawaban yang mudah akan hal ini. Namun hal yang baik adalah teknologi yang kami kembangkan dan kerjakan di Afrika Selatan, sebagai contohnya, memungkinkan kita untuk memetakan setiap pohon di padang rumput, lalu dengan mengulangi penerbangan ini, kami dapat melihat pohon mana yang didorong oleh gajah, yang Anda lihat pada warna merah, dan seberapa sering hal itu terjadi pada jenis bentang alam yang berbeda di padang rumput. Hal ini memberikan pengelola tempat perlindungan kesempatan pertama untuk menggunakan strategi managemen taktis yang lebih baik tanpa perlu melakukan hal ekstrim seperti yang baru saya tunjukkan. Jadi, cara kita melihat pada tempat perlindungan saat ini adalah dengan melihatnya sebagai daur kehidupan di mana ada pengelolaan api, pengelolaan gajah, dan semua dampaknya terhadap struktur ekosistem lalu semua dampaknya pada semua makhluk mulai dari serangga hingga pemangsa utama seperti singa.
Going forward, I plan to greatly expand the airborne observatory. I'm hoping to actually put the technology into orbit so we can manage the entire planet with technologies like this. Until then, you're going to find me flying in some remote place that you've never heard of. I just want to end by saying that technology is absolutely critical to managing our planet, but even more important is the understanding and wisdom to apply it.
ke depan, saya berencana untuk memperluas observatorium udara ini. Saya berharap dapat memasang teknologi ini di orbit bumi sehingga kita dapat mengelola seluruh bumi dengan teknologi seperti ini. Sampai saat itu, Anda akan melihat saya terbang di beberapa daerah terpencil yang belum pernah Anda dengar. Saya hanya ingin mengakhiri dengan mengatakan bahwa teknologi ini benar-benar penting untuk mengelola planet kita, namun yang lebih penting lagi adalah pemahaman dan kebajikan untuk dapat menerapkannya.
Thank you.
Terima kasih.
(Applause)
(Tepuk tangan)