Most of the talks that you've heard in the last several fabulous days have been from people who have the characteristic that they have thought about something, they are experts, they know what's going on. All of you know about the topic that I'm supposed to talk about. That is, you know what simplicity is, you know what complexity is. The trouble is, I don't. And what I'm going to do is share with you my ignorance on this subject.
kebanyakan obrolan yang kalian dengar akhir-akhir ini dari orang yang punya karakteristik yang mereka telah berpikir tentang sesuatu, bahwa mereka ahli di bidangnya, mereka tahu apa yang sedang terjadi. Kalian semua tahu tentang topik yang akan saya bicarakan. Itulah, kalian telah mengetahui apakah kesederhanaan itu, kalian juga telah tahu apakah kompleksitas itu. Yang menjadi masalah, ternyata saya tidak tahu. Dan yang saya akan lakukan sekarang adalah berbagi dengan anda tentang ketidakacuhan saya akan masalah ini.
I want you to read this, because we're going to come back to it in a moment. The quote is from the fabled Potter Stewart opinion on pornography. And let me just read it, the important details here: "Shorthand description, ['hardcore pornography']; and perhaps I could never succeed in intelligibly defining it. But I know it when I see it." I'm going to come back to that in a moment.
Saya ingin anda membaca ini karena saya akan kembali pada hal ini nantinya. Kutipan ini dari pandangan Potter Stewart yang terkenal tentang pornografi Dan saya akan membacakannya, detail pentingnya di sini. "Deskripsi singkat, inti dari pornografi adalah dan mungkin saya tidak akan pernah berhasil memberikan definisi yang tepat. Tapi Saya paham ketika melihatnya Saya akan kembali mengulasnya nanti.
So, what is simplicity? It's good to start with some examples. A coffee cup -- we don't think about coffee cups, but it's much more interesting than one might think -- a coffee cup is a device, which has a container and a handle. The handle enables you to hold it when the container is filled with hot liquid. Why is that important? Well, it enables you to drink coffee. But also, by the way, the coffee is hot, the liquid is sterile; you're not likely to get cholera that way. So the coffee cup, or the cup with a handle, is one of the tools used by society to maintain public health. Scissors are your clothes, glasses enable you to see things and keep you from being eaten by cheetahs or run down by automobiles, and books are, after all, your education.
Jadi, Apakah yang dimaksud dengan kesederhanaan? saya kira lebih bagus bila kita memulainya dari contoh. Secangkir kopi, kita tidak memikirkan cangkir kopinya, meski itu lebih menarik dariipada yang anda pikir. Cangkir kopi hanya sebuah alat, Ya benar. yang ada ruang muatannya, Iya, dan ada gagangnya, Iya. Gagang ini memungkinkan kita untuk bisa memegangnya ketika muatannya telah terisi cairan panas, Iya. Loh, Mengapa itu penting? Ya, karena memungkinkan kita untuk meminum kopi. Tapi, ngomong-ngomong kopinya juga panas, kopinya juga steril (bebas kuman). Dengan demikian, anda tidak akan terkena kolera. Jadi, cangkir kopi, atau cangkir dengan gagang. adalah satu alat yang digunakan masyarakat untuk menjaga kesehatan masyarakat. Gunting adalah pakaian anda. Kacamata memungkinkan anda untuk dapat melihat, dan menjaga anda agar tidak dimakan cheetah atau ditabrak mobil, Dan buku adalah pendidikan anda.
But there's another class of simple things, which are also very important. Simple in function, but not at all simple in how they're constructed. And the two here are just examples. One is the cellphone, which we use every day. And it rests on a complexity, which has some characteristics very different from those that my friend Benoit Mandelbrot discussed, but are very interesting. And the other, of course, is a birth control pill, which, in a very simple way, fundamentally changed the structure of society by changing the role of women in it by providing to them the opportunity to make reproductive choices.
Tapi ada hal sederhana lainnya, yang juga sangat penting. Sederhana kegunaannya, tapi tidak semuanya sesederhana membuatnya. Dua hal berikut ini hanya sekedar contoh. Salah satunya adalah telepon selular, yang gunakan sehari-hari. Dan itu berdasarkan pada sebuah kompleksitas yang punya beberapa karakteristif yang berbeda dari milik teman saya Uraian Benoit Mandelbrot, tapi sangat menarik. Selain itu, ya, pil KB. yang, dengan cara sederhana, mengubah fundamental struktur masyarakat dengan mengubah peranan wanita. dengan cara menyediakan mereka kesempatan untuk membuat pilihan reproduksi.
So, there are two ways of thinking about this word, I think. And here I've corrupted the Potter Stewart quotation by saying that we can think about something -- which spans all the way from scissors to the cell phone, Internet and birth control pills -- by saying that they're simple, the functions are simple, and we recognize what that simplicity is when we see it.
Ada dua cara berpikir mengenai kata-kata ini, saya kira. Dan di sini saya merubah kutipan Potter Stewart dengan mengatakan, kita bisa memikirkan suatu hal yang terbentang antara gunting hingga telepon selular, internet dan pil KB dengan mengatakan bahwa hal hal ini sederhana -- kegunaan yang sederhana -- dan kita mengenali apa kesederhanaan itu ketika kita melihatnya.
Or there may be another way of doing it, which is to think about the problem in terms of what -- if you associate with moral philosophers -- is called the teapot problem. The teapot problem I'll pose this way. Suppose you see a teapot, and the teapot is filled with hot water. And you then ask the question: Why is the water hot? And that's a simple question. It's like, what is simplicity? One answer would be: because the kinetic energy of the water molecules is high and they bounce against things rapidly -- that's a kind of physical science argument. A second argument would be: because it was sitting on a stove with the flame on -- that's an historical argument. A third is that I wanted hot water for tea -- that's an intentional argument. And, since this is coming from a moral philosopher, the fourth would be that it's part of God's plan for the universe. All of these are possibilities.
Atau mungkin ada cara lain untuk melakukannya, dengan memikirkan tentang masalahnya dalam konteks "apa", jika anda menilik moral para filosof, dikenal dengan istilah masalah cangkir teh. Masalah cangkir teh, akan saya posisikan begini. Anggap anda melihat sebuah pot teh dan pot it diisi dengan air panas. Kemudian, tanyakan hal ini: Mengapa air itu panas? dan itu pertanyaan mudah. seperti halnya: Apakah kesederhanaan itu? bisa jadi muncul jawaban : Karena tingginya energi kinetik molekul air. dan molekul air itu berbenturan dengan yang lain dengan cepat Ini semacam argumen ilmu fisika. Argumen kedua bisa jadi: Karena dipanaskan dalam kompor yang menyala. Ini argumen asal-mula. Yang ketiga: Saya menginginkan air panas untuk membuat teh Ini argumen kesengajaan. Dan, karena itu muncul dari moral filosof, Yang keempat adalah bagian dari rencana Tuhan atas alam ini. Semuanya adalah kemungkinkan.
The point is that you get into trouble when you ask a single question with a single box for an answer, in which that single question actually is many questions with quite different meanings, but with the same words. Asking, "What is simplicity?" I think falls in that category. What is the state of science? And, interestingly, complexity is very highly evolved. We have a lot of interesting information about what complexity is. Simplicity, for reasons that are a little bit obscure, is almost not pursued, at least in the academic world.
Maksudnya adalah, jika anda menghadapi masalah ketika menanyakan suatu hal dengan hanya satu kotak jawaban. padahal satu pertanyaan sebenarnya mengandung banyak pertanyaan dengan arti yang jauh berbeda, meski dengan menggunakan kata-kata yang sama. Bertanya, apakah kesederhanaan itu? Saya kira itu termasuk dalam kategori itu. Apakah ilmu itu? dan, yang menariknya, kompleksitas itu sangat berkembang. Kita punya banyak informasi menarik tentang apa itu kompleksitas. Sederhana, dengan berbagai alasan yang sedikit tak jelas, hampir tak dikejar. setidaknya di dunia akademis.
We academics -- I am an academic -- we love complexity. You can write papers about complexity, and the nice thing about complexity is it's fundamentally intractable in many ways, so you're not responsible for outcomes. (Laughter) Simplicity -- all of you really would like your Waring Blender in the morning to make whatever a Waring Blender does, but not explode or play Beethoven. You're not interested in the limits of these things. So what one is interested in has a lot to do with the rewards of the system. And there's a lot of rewards in thinking about complexity and emergence, not so much in thinking about simplicity. One of the things I want to do is to help you with a very important task -- which you may not know that you have very often -- which is to understand how to sit next to a physicist at a dinner party and have a conversation. (Laughter) And the words that I would like you to focus on are complexity and emergence, because these will enable you to start the conversation and then daydream about other things.
Kita para akademik -- Ya, Saya akademik -- kita suka kompleksitas. Anda dapat menulis di kertas tentang kompleksitas. Dan hal baik dari kompleksitas adalah hal itu pada dasarnya sulit dalam berbagai cara, sehingga anda tidak bertanggung jawab atas hasilnya. Kesederhanaan -- Anda semuanya menginginkan Waring blender anda di pagi hari untuk membuat apapun yang bisa dibuat Waring blender. asal tidak meletus atau memainkan Beethoven. Anda tidak tertarik akan batasan-batasan benda benda ini. Jadi ketertarikan seseorang itu banyak sangkut pautnya dengan imbalan dari sistem itu. Dan ada banyak imbalan dalam berpikir tentang kompleksitas dan asal muasal, tidak terlalu banyak dalam berpikir tentang kesederhanaan. Salah satu hal yang ingin saya lakukan adalah membantu anda dalam tugas yang sangat penting, yang anda mungkin tidak tahu itu sering yang harus dimengerti bagaimana caranya duduk bersama ahli fisika saat jamuan makan malam dan melakukan perbincangan. Dan kata-kata yang saya ingin anda fokuskan adalah kompleksitas dan asal-muasal. karena ini akan bisa membantu anda memulai perbincangan. dan kemudian memimpikan hal lain.
(Laughter)
(Tertawa)
All right, what is complexity in this view of things, and what is emergence? We have, actually, a pretty good working definition of complexity. It is a system, like traffic, which has components. The components interact with one another. These are cars and drivers. They dissipate energy. It turns out that, whenever you have that system, weird stuff happens, and you in Los Angeles probably know this better than anyone. Here's another example, which I put up because it's an example of really important current science. You can't possibly read that. It's not intended that you read it, but that's a tiny part of the chemical reactions going on in each of your cells at any given moment. And it's like the traffic that you see. The amazing thing about the cell is that it actually does maintain a fairly stable working relationship with other cells, but we don't know why. Anyone who tells you that we understand life, walk away.
Baik, apakah kompleksitas itu dalam pandangan ini? Dan apa itu asal mula? Kita sebenarnya punya definisi cukup bagus untuk kompleksitas. Itu adalah sistem, seperti lalu lintas, yang punya banyak komponen. Komponen-kompenennya berinteraksi satu sama lain. Ada mobil dan supir. Keduanya mengeluarkan energi. Ternyata, kapanpun anda punya sistem itu hal aneh akan terjadi, dan anda di Los Angeles mungkin tahu ini lebih baik dari yang lain. Contoh yang lain yang saya ambil karena ini merupakan contoh dari ilmu yang sangat penting saat ini. Anda tidak mungkin tahu. Bukan berarti anda ingin tidak tahu. Tapi itu adalah bagian kecil dari reaksi kimia yang terjadi di setiap cell anda kapan saja. Dan, ini seperti lalu lintas yang anda lihat, Hal menakjubkan tentang sel adalah dia bisa menjaga kestabilan hubungan kerja dengan cell lain. Tapi kita tidak tahu mengapa. Bila ada orang berkata bahwa kita memahami kehidupan, menjauhlah.
And let me reduce this to the simplest level. We've heard from Bill Gates recently. All of us, to some extent, study this thing called a Bill Gates. Terrific. You learn everything you can about that. And then there's another kind of thing that you might study, and you study that hard. That's a Bono, this is a Bono. But then, if you know everything you can know about those two things, and you put them together, what can you say about this combination? The answer is, not a lot. And that's complexity. Now, imagine building that up to a city, or to a society, and you've got, obviously, an interesting problem.
Dan biarkan saya turunkan hingga level termudah. Kita mendengarnya dari Bill Gates akhi-akhir ini. Kita semua, sejauh ini, mempelajari hal yang dikatakan Bill Gates. Bagus. Anda belajar segala sesuatu yang anda bisa. Kemudian ada hal lain yang bisa anda pelajari. dan anda belajar dengan sedemikian keras. itulah Bono; Inilah Bono. Kemudian, jika anda tahu segala hal tentang kedua hal ini dan anda mengumpulkan mereka bersama, Apa yang dapat anda katakan tentang kombinasi ini? Jawabannya: Tidak banyak. Dan itulah kompleksitas. Sekarang, bayangkan besarkan hal itu sampai ukuran sebuah kota, atau masyarakat, dan jelas anda mendapatkan masalah menarik.
All right, so let me give you an example of simplicity of a particular kind. And I want to introduce a word that I think is very useful, which is stacking. And I'm going to use stacking for a kind of simplicity that has the characteristic that it is so simple and so reliable that I can build things with it. Or I'm going to use simple to mean reliable, predictable, repeatable. And I'm going to use as an example the Internet, because it's a particularly good example of stacked simplicity. We call it a complex system, which it is, but it's also something else.
Baiklah, saya memberi contoh tentang kesederhanaan. dalam bentuk tertentu. Kemudian Saya akan memperkenalkan sebuah kata yang saya pikir sangat bermanfaat, yakni menumpuk. Saya akan menggunakan "menumpuk" untuk sejenis kesederhanaan yang punya karakteristik yang sangat sederhana dan sangat dipercaya sehingga kita bisa membuat barang barang dengan hal itu. Atau Saya akan menggunakan kata "sederhana" dengan maksud dapat dipercaya, dapat diprediksi, dan bisa diulang. Dan Saya akan menggunakan sebagai contoh, yakni internet karena ini contoh yang sangat bagus dari tumpukan kesederhanaan. Kita memanggilnya sistem yang kompleks, tapi itu juga sesuatu yang lain.
The Internet starts with mathematics, it starts with binary. And if you look at the list of things on the bottom, we are familiar with the Arabic numbers one to 10 and so on. In binary, one is 0001, seven is 0111. The question is: Why is binary simpler than Arabic? And the answer is, simply, that if I hold up three fingers, you can count that easily, but if I hold up this, it's sort of hard to say that I just did seven. The virtue of binary is that it's the simplest possible way of representing numbers. Anything else is more complicated. You can catch errors with it, it's unambiguous in its reading, there are lots of good things about binary. So it is very, very simple once you learn how to read it. Now, if you like to represent this zero and one of binary, you need a device. And think of things in your life that are binary, one of them is light switches. They can be on and off. That's binary.
Internet berawal dari ilmu matematika Dimulai dari bilangan berbasis dua. dan jika anda melihat pada daftar hal di bawah kita akrab dengan bilangan arab 1 hingga 10 dan seterusnya. Dalam bilangan berbasis dua,1 adalah 0001 7 adalah 0111. Pertanyaannya adalah: Mengapa bilangan berbasis dua itu lebih sederhana dari bilangan arab? Dan jawabannya sederhana Jika saya mengacungkan 3 jari, anda bisa menghitungnya dengan mudah,. tapi jika saya memegang ini, sulit untuk berkata bahwa saya melakukan angka 7 Bagusnya adalah ini mungkin cara paling sederhana untuk mewakili bilangan. Hal lain lebih sulit. Anda bisa membuat kesalahan dengannya. Hal ini jelas dalam ulasannya. Ada banyak hal bagus tentang bilangan berbasis dua. Itu sangat, sangat sederhana begitu anda tahu bagaimana membacanya. Sekarang jika anda ingin mewakilkan 0 dan 1 dari bilangan berbasis dua ini, anda perlu sebuah alat. Dan pikirkan hal dalam hidup anda yang merupakan bilangan berbasis dua. Salah satunya adalah saklar lampu. Mereka bisa dihidupkan atau dimatikan. Itulah bilangan berbasis dua.
Now wall switches, we all know, fail. But our friends who are condensed matter physicists managed to come up, some 50 years ago, with a very nice device, shown under that bell jar, which is a transistor. A transistor is nothing more than a wall switch. It turns things on and off, but it does so without moving parts and it doesn't fail, basically, for a very long period of time. So the second layer of simplicity was the transistor in the Internet. So, since the transistor is so simple, you can put lots of them together. And you put lots of them together and you come with something called integrated circuits. And a current integrated circuit might have in each one of these chips something like a billion transistors, all of which have to work perfectly every time. So that's the next layer of simplicity, and, in fact, integrated circuits are really simple in the sense that they, in general, work really well.
Sekarang saklar dinding, kita semua tahu, gagal. Tapi teman kita para ahli fisika berhasil membuat, kira-kira 50 tahun yang lalu, alat yang bagus, diperlihatkan dibawah botol itu, yakni sebuah transistor. Sebuah transistor, yang tidak lebih dari saklar dinding. Dia merubah nyala dan matinya benda benda, meski bekerja tanpa bagian bergerak dan ini tidak gagal, untuk jangka waktu yang lama. Jadi lapisan kedua dari kesederhaan adalah transistor dan internet. Had, karena transistor itu sangat sederhana, anda dapat meletakkannya banyak transistor bersama. Dan anda meletakkannya banyak transistor bersama dan anda memiliki sesuatu bernama sirkuit integral. Sebuah sirkuit integral sekarang ini Setiap chip chip ini mungkin memilik seperti sekitar 1 milyar transistor. semuanya bekerja dengan sempurna setiap saat. Kemudian, lapisan berikutnya dari kesederhanaan, dan nyatanya sirkuit integral itu sangat sederhana sehingga, secara umum, bekerja dengan sangat baik
With integrated circuits, you can build cellphones. You all are accustomed to having your cellphones work the large majority of the time. In Boston ... Boston is a little bit like Namibia in its cell phone coverage, (Laughter) so that we're not accustomed to that all the time, but some of the time. But, in fact, if you have cell phones, you can now go to this nice lady who's somewhere like Namibia, and who is extremely happy with the fact that although she does not have an master's degree in electrical engineering from MIT, she's nonetheless able to hack her cell phone to get power in some funny way. And from that comes the Internet. And this is a map of bitflows across the continent. The two blobs that are light in the middle there are the United States and Europe.
Dengan sirkuit integral, anda bisa membuat telepon selular. Anda semua terbiasa telepon selular yang bekerja dengan baik hampir setiap saat. Di Boston, Boston agak seperti Namibia dalam hal jangkauan signal telepon selular, sehingga kita tidak terbiasa menggunakannya setiap saat. tapi hanya terkadang. Namun faktanya, jika anda punya telepon selular, anda bisa menemui perempuan baik ini yang berada di suatu tempat di Namibia dan sangat senang dengan fakta ini meskipun dia tidak memiliki gelar Magister di bidang Teknik elektro dari M.I.T, Dia bagaimanapun tetap bisa membuat telepon selularnya agar mendapatkan energi dengan cara yang lucu. Dan dari situ, muncul internet Dan ini adalah sebuah peta tentang lalu lintas data antar benua Dua gumpalan dengan cahaya di tengahnya adalah Amerika serikat dan Eropa.
And then back to simplicity again. So here we have what I think is one of the great ideas, which is Google. Which, in this simple portal makes the claim that it makes accessible all of the world's information. But the point is that that extraordinary simple idea rests on layers of simplicity each compounded into a complexity that is itself simple, in the sense that it is completely reliable.
Dan kita kembali pada kesederhanaan lagi. Jadi di sini kita punya, apa yang saya pikirkan merupakan salah satu ide bagus, adalah Google, sebuah portal sederhana, membuat pernyataan bahwa dia membuka akses terhadap semua informasi dunia. Tapi yang penting adalah ide simple yang luar biasa itu berdasarkan pada lapisan kesederhanaan yang masing masin berlipat ganda menjadi sebuah kompleksitas yang sebenarnya sederhana, gampangannya, sangat bisa dipercaya kerjanya.
All right, let me then finish off with four general statements, an example and two aphorisms. The characteristics, which I think are useful to think about for simple things: First, they are predictable. Their behavior is predictable. Now, one of the nice characteristics of simple things is you know what it's going to do, in general. So simplicity and predictability are characteristics of simple things. The second is, and this is a real world statement, they're cheap. If you have things that are cheap enough, people will find uses for them, even if they seem very primitive. So, for example, stones. You can build cathedrals out of stones, you just have to know what it does. You carve them in blocks and then you pile them on top of one another, and they support weight.
Baiklah, biarkan saya selesaikan dengan 4 pernyataan umum, satu contoh dan dua peribahasa. Karakteristik yang saya pikir bermanfaat untuk memikirkan hal ha yang sederhana: Pertama, dapat diprediksi Perilakunya dapat diprediksi Sekarang, satu dari karakteristik bagus dari hal yang mudah, adalah anda mengetahui apa yang akan dilakukannya, pada umumnya. Jadi kesederhanaan dan prediktibilitas adalah karakteristik akan kesederhaan. Yang kedua adalah, dan ini pernyataan dunia nyata, mereka murah. Jika anda punya sesuatu yang cukup murah, orang akan menemukan kegunaan bagi mereka meskipun itu tanpak sangat primitif. Contohnya, batu. Anda bisa membangun kathedral dengan batu Anda hanya perlu tahu apa yang bisa dilakukan batu. Anda memahatnya berbentuk kotak dan kemudian anda menumpuknya satu sama lain. dan mereka mampu menahan beban.
So there has to be function, the function has to be predictable and the cost has to be low. What that means is that you have to have a high performance or value for cost. And then I would propose as this last component that they serve, or have the potential to serve, as building blocks. That is, you can stack them. And stack can mean this way, or it can mean this way, or it can mean in some arbitrary n-dimensional space. But if you have something that has a function, and it's really cheap, people will find new ways of putting it together to make new things. Cheap, functional, reliable things unleash the creativity of people who then build stuff that you could not imagine. There's no way of predicting the Internet based on the first transistor. It just is not possible. So these are the components.
Jadi harus ada fungsi, dan fungsi harus bisa diprediksi. dan biayanya harus rendah. Apa artinya itu Anda harus punya kinerja yang tinggi atau nilai terhadap biaya yang tinggi. Kemudian saya ingin mengajukan hal ini sebagai komponen terakhir bahwa mereka menjadi, atau punya potensi menjadi blok blok pembangun. Jadi, anda bisa menumbuknya Dan menumpuk dapat berarti seperti ini, atau yang lainnya, atau berarti tempat berbeda dimensi dan bentuk. Tapi jika anda punya sesuatu yang memiliki satu fungsi, itu sangat murah, orang dapat menemukan cara baru untuk meletakkannya bersama untuk membuat hal hal baru Benda benda yang murah, berfungsi, dapat dipercaya Melepaskan kreatifitas orang orang yang kemudian membangun sesuatu yang tidak dapat kamu bayangkan. Tidak ada cara memprediksi munculnya internet hanya berlandaskan pada transistor pertama. Itu tidak mungkin. Inilah komponen komponennya.
Now, the example is something that I want to give you from the work that we ourselves do. We are very interested in delivering health care in the developing world, and one of the things that we wish to do in this particular business is to find a way of doing medical diagnosis at as close to zero cost as we can manage. So, how does one do that? This is a world in which there's no electricity, there's no money, there's no medical competence. And I don't want to spend your time in going through the details, but in the lower right-hand corner, you see an example of the kind of thing that we have. It's a little paper chip. It has a few things printed on it using the same technology that you use for making comic books, which was the inspiration for this particular idea. And you put a drop, in this case, of urine at the bottom. It wicks its way up into these little branches. You know, no power required. It turns colors. In this particular case, you're reading kidney function. And, since the health care worker of much of this part of the world is an 18 year-old with an AK-47, who happens to be out of work and is willing to go around and do this sort of thing, he can take a picture of it with his cellphone, send the picture back to where there is a doctor, and the doctor can look at it.
Sekarang misalnya sesuatu yang ingin saya berikan pada anda dari kerja yang kami lakukan Kami sangat tertarik akan membawa perawatan kesehatan ke negara negara berkembang. Dan satu hal yang kita harap untuk dilakukan dalam bisnis ini. adalah menemukan cara melakukan diagnosa medis dengan biaya yang mendekati nol sebisa mungkin Jadi, bagaimana seseorang bisa melakukannya? Ini adalah dunia tanpa listrik tak ada uang, tak ada kompetensi medis. Dan saya tidak ingin menghabiskan waktu anda dengan penjelasan detail, tapi di sudut kanan bawah, anda melihat contoh hal yang kita punya Sebuah chip kertas kecil Ada beberapa hal yang tercetak disitu dengan menggunakan teknologi yang sama yang anda gunakan untuk membuat buku komik, yang merupakan inspirasi dari ide ide ini. Dan anda meneteskan, dalam kasus ini, air seni di bawahnya. Dan air seni itu naik ke atas melalui cabang cabang kecil ini. Anda tahu, tidak diperlukan energi listrik. Ini berubah warna. Dalam kasus ini, anda membaca fungsi ginjal. Dan, karena petugas perawatan kesehatan dibanyak bagian dari dunia ini adalah anak anak 18 tahun dengan AK-47 yang tidak bekerja dan mau berkeliling dan melakukan hal hal seperti ini, Ia bisa mengambil gambar dengan telepon selularnya, mengirim gambarnya ke tempat yang ada dokternya, dan dokternya dapat melihatnya.
So what you've done is to take a technology, which is available everywhere, make a device, which is extremely cheap, and make it in such a fashion that it is very, very reliable. If we can pull this off, if we can build more function, it will be stackable. That is to say, if we can make the basic technology of one or two things work, it will be applicable to a very, very large variety of human conditions, and hence, extendable in both vertical and horizontal directions. Part of my interest in this, I have to say, is that I would like to -- how do I put this politely? -- change the way, or maybe eviscerate, the capital structure of the U.S. health care system, which I think is fundamentally broken.
Jadi, yang kalian lakukan, adalah menggunakan teknologi yang bisa didapatkan dimana saja, membuat alat, yang sangat murah dan membuatnya sedemikian rupa, sehingga ini sangat, sangat bisa diandalkan. Jika kita melakukan hal ini, jika kita menambah kegunaanya, Ini akan bisa ditumpuk. Jadi,jika kita bisa membuat teknologi dasar dari satu atau dua kegunaan yang bekerja, ini akan bisa diterapkan pada kondisi manusia yang sangat beragam, dan oleh karena itu, hal ini dapat diperluas secara vertikal dan horizontal sekaligus. Bagian yang menjadi ketertarikan saya, Saya harus mengatakannya Saya ingin, bagaimana mengatakannya dengan sopan merubah cara, atau mungkin mengeluarkan inti, struktur dasar sistem perawatan kesehatan di Amerika Serikat, yang saya pikir sudah rusak dasarnya.
So, let me close -- (Applause)
Jadi, biar saya simpulkan -- (Tepuk tangan)
Let me close with my two aphorisms. One of them is from Mr. Einstein, and he says, "Everything should be made as simple as possible, but not simpler." And I think that's a very good way of thinking about the problem. If you take too much out of something that's simple, you lose function. You have to have low cost, but you also have to have a function. So you can't make it too simple. And the second is a design issue, and it's not directly relevant, but it's a nice statement.
Saya simpulkan dengan 2 peribahasa. Pertama, dari Einstein, dia berkata, "Segala sesuatu harus dibuat sesederhana mungkin, tapi tidak lebih sederhana." Saya pikir itu pemikiran yang sangat baik tentang masalah ini. Jika mengeluarkan terlalu banyak dari sesuatu yang sederhana, anda kehilangan kegunaan. Anda harus memiliki biaya yang rendah. tapi juga harus punya kegunaan. Jadi anda tidak bisa membuatnya terlalu sederhana. Dan kedua adalah masalah desain. dan ini tidak terkait secara langsung, tapi merupakan pernyataan yang bagus.
This is by de Saint-Exupery. And he says, "You know you've achieved perfection in design, not when you have nothing more to add, but when you have nothing more to take away." And that certainly is going in the right direction. So, what I think one can begin to do with this kind of cut at the word simplicity, which doesn't cover Brancusi, it doesn't answer the question of why Mondrian is better or worse or simpler or less simpler than Van Gogh, and certainly doesn't address the question of whether Mozart is simpler than Bach.
Ini dari Saint-Exupery. Dia berkata, "Anda tahu bahwa anda telah mencapai kesempurnaan desain, tidak pada saat anda tak punya lagi yang bisa ditambahkan tapi ketika anda tak punya lagi yang bisa di buang" Dan tentu itu berjalan ke arah yang benar. Jadi kira-kira apa yang seseorang bisa mulai lakukan dengan cara pandang terhadap kata kesederhaan seperti ini, yang tidak mencakup Rancuzzi. itu tidak menjawab pertanyaan mengapa Mondrian lebih baik atau lebih buruk atau lebih sederhana atau lebih sedikit lebih sederhana dari Van Gogh, dan tentunya tidak menjawab pertanyaan apakah Mozart lebih sederhana dari pada Bach.
But it does make a point -- which is one which, in a sense, differentiates the real world of people who make things, and the world of people who think about things, which is, there is an intellectual merit to asking: How do we make things as simple as we can, as cheap as we can, as functional as we can and as freely interconnectable as we can? If we make that kind of simplicity in our technology and then give it to you guys, you can go off and do all kinds of fabulous things with it.
Tapi itu dengan jelas menunjukkan dimana, sesuatu itu membedakan dunia nyata dari orang yang membuat barang barang. dan dunia dari orang yang berpikir tentang barang barang, di mana, ada keuntungan intelektual untuk bertanya: Bagaimana kita membuat sesuatu sesederhana yang kita bisa, semurah kita bisa, seberguna kita bisa, dan saling terhubungi dengan bebas sebisa kita? Jika kita bisa membuat kesederhana seperti itu dalam teknologi kita kemudian diberikan kepada anda, anda bisa pergi dan melakukan hal-hal menakjubkan dengannya.
Thank you very much.
Terima kasih banyak
(Applause)
(Tepuk tangan)
Chris Anderson: Quick question. So can you picture that a science of simplicity might get to the point where you could look out at various systems -- say a financial system or a legal system, health system -- and say, "That has got to the point of danger or dysfunctionality for the following reasons, and this is how we might simplify it"?
Chris Anderson: Pertanyaan singkat. Anda bisa melihat bahwa ilmu tentang kesederhanaan mungkin sampai titik dimana anda bisa melihat bermacam-macam sistem katakanlah sistem finansial, sistem hukum, sistem kesehatan yang, katakan, telah sampai pada titik membahayakan atau tak berfungsi dengan alasan seperti berikut, dan ini bagaimana kita bisa menyederhanakannya?
George Whitesides: Yes, I think you could. Because if you look at the components from which the system is made and examine their fragility, or their stability, you can probably build a kind of risk assessment based on that basis.
George Whiteside: Ya, saya kira anda bisa karena jika anda melihat pada komponen dimana sistem itu dibuat, dan menguji kerentanan, atau kestabilannya anda mungkin bisa membuat semacam uji resiko berdasarkan hal itu.
CA: Have you started to do that? I mean, with the health system, you got a sort of radical solution on the cost side, but in terms of the system itself?
CA: Sudahkah anda memulai melakukannya? Maksud saya, dengan sistem kesehatan, anda mendapatkan solusi yang rada radikal dari sisi biaya, tapi dalam mengenai sistem itu sendiri?
GW: Well, no. How do I put that simply? No.
GW: Oh, tidak, Bagaimana menjelaskannya dengan sederhana, tidak.
CA: That was a simple, powerful answer. GW: Yes.
CA: Itu sebuah jawaban yang sederhana dan kuat . GW: Ya.
CA: So, in terms of that diagnostic technology that you've got, where is that, and when do you see that maybe getting rolled out to scale.
CA: Jadi dalam hal teknologi diagnosa yang anda miliki, di mana itu, dan kapan anda melihatnya mungkin ada diluar skala yang ada.
GW: That's coming out soon. I mean, the systems work, and we have to find out how to manufacture them and do things of this kind, but the basic technology works.
GW: Itu akan muncul segera, maksud saya, sistemnya bekerja. dan kita harus menemukan cara bagaimana membuat mereka dan melakukan hal seperti ini, tapi teknologi dasarnya bekerja.
CA: You've got a company set up to ... GW: A foundation, a foundation. Not-for-profit.
CA: Anda punya perusahaan untuk membangun -- GW: Yayasan, sebuah yayasan. Non profit.
CA: All right. Well, thank you so much for your talk. Thank you. (Applause)
CA: OK, terimakasih banyak atas kuliah anda. Terima kasih.