I want to start out with quoting Helen Keller, that great woman that we all admire. And she had a statement that is very profound, and this statement is that science has been able to find cures for many evils, but never the greatest evil of all in human beings, and that evil is apathy.
Saya ingin memulai dengan kutipan Hellen Keller, Perempuan hebat yang kita semua kagumi. Dan dia punya sebuah pernyataan yang sangat mendalam, Pernyataan tersebut adalah Ilmu pengetahuan bisa menyembuhkan banyak sekali hal buruk, tapi ia tidak bisa menyembuhkan yang terburuk dari manusia, hal terburuk itu adalah ketidakacuhan.
So, we know that apathy really costs us a lot, especially in our democracy. And when we think of why people do not get involved, why they do not become activists, it's often that people are so worn down with their own familial responsibilities, and women especially.
Jadi, kita tahu ketidakacuhan sangat merugikan kita terutama dalam demokrasi kita. Dan ketika kita bertanya kenapa orang-orang tidak mau terlibat, kenapa mereka tidak mau menjadi aktivis, sering kali orang begitu lelah dengan tanggung jawab keluarga mereka sendiri, dan terutama wanita.
You know, women, they have so many inhibitions. Many of them have suffered so much trauma in their lives, so many aggressions in their lives. And so it's very hard for them to realize that they have leadership capacities. That they can get out there, and they could change the world. Another thing that many women -- we think that we have to do everything. That we are the only ones responsible for our families, and it is so hard for us to delegate and just get others to help us do the duties that we are responsible for. We feel embarrassed or we feel guilty. But we know that we have to make this happen, because if not, we will never have time to be able to volunteer to help on these many causes that are now facing us. One of the areas that women can give up a little bit of time and that is in shopping, OK?
Kalian tahu, perempuan punya banyak hambatan. Banyak dari mereka mengalami begitu banyak trauma dalam hidup mereka. Begitu banyak serangan di hidup mereka. Dan sangat sulit sekali untuk mereka menyadari kalau mereka punya daya pimpin. Bahwa mereka bisa keluar, dan mengubah dunia Satu hal lagi yang banyak wanita-- kita berpikir kita harus melakukan semua. Bahwa kitalah satu-satunya yang bertanggung jawab atas keluarga kita. dan sangat sulit untuk kita melimpahkan tanggung jawab tersebut dan meminta tolong untuk membantu kita melakukan yang jadi tanggung jawab kita Kita merasa malu atau merasa bersalah. Tapi kita tahu kita harus mewujudkannya. karena bila tidak, kita tidak akan punya waktu untuk menjadi sukarelawan untuk membantu masalah-masalah yang saat ini kita hadapi. salah satu area yang wanita bisa berikan sedikit waktu lebih dan itu adalah berbelanja, benar?
(Laughter)
(suara tawa)
And especially when we go out there shopping for things that we don't even need.
Dan terutama saat kita keluar membeli yang sebenarnya tidak kita perlukan.
(Laughter)
(Suara tawa)
You know, you never saw a hearse with a U-Haul behind it.
Anda tidak pernah melihat mobil jenazah dan mobil barang di belakangnya
(Laughter)
(Suara tawa)
We have to live simply, so that others can simply live. And when we think of the kind of inheritance that we want to leave to our children or our grandchildren, think of leaving them a legacy of justice. This is a legacy that they can not only imitate, but they can be proud of for the rest of their lives. If we leave them a lot of material goods, all they're going to do is fight, and they're going to hate each other. Just remember that, when we think about what we're doing.
Kita harus hidup sederhana, agar orang lain bisa hidup. Dan saat kita berpikir mengenai tipe peninggalan yang ingin kita tinggalkan ke anak-anak atau cucu-cucu kita, tinggalkanlah peninggalan mengenai keadilan. ini adalah peninggalan yang tidak saja dapat dicontoh, tapi juga mereka banggakan selama sisa hidup mereka. Jika kita tinggalkan dengan banyak barang, mereka hanya akan bertengkar, dan mereka akan saling benci. ingat itu, saat kita berpikir mengenai apa yang kita lakukan.
The other thing that we have to do to liberate our women, eventually, so that we can do the kind of volunteer work that we need to do to change this world, is we have to have a different kind of an education for our young women. Unfortunately, in our societies around the world, women are taught to be victims. Women are not taught that they are going to have to defend themselves, that they're going to have to support themselves and they have to protect themselves. Because, you know, when we actually look at the animal kingdom, and we see who are the most ferocious, the male or the female? We know it's the female, right? So something went wrong with us at the top of that animal kingdom as women.
hal lain yang harus kita lakukan untuk membebaskan perempuan, pada akhirnya agar kita dapat melakukan pekerjaan sukarela yang perlu kita lakukan untuk mengubah dunia ini, kita harus memiliki jenis pendidikan yang berbeda untuk wanita muda kita, Sayangnya, di masyarakat di seluruh dunia, wanita diajarkan untuk menjadi korban. Wanita tidak diajarkan mereka harus membela diri mereka sendiri, mereka akan harus mendukung diri mereka sendiri dan mereka harus melindungi diri sendiri Karena apabila kita lihat kerajaan hewan, dan kita lihat siapa yang lebih ganas jantan atau betina? kita tahu adalah betina, betul? jadi ada yang salah dengan kita di puncak kerajaan hewan sebagai wanita.
(Laughter)
(Suara tawa)
So I want to give you an example of how I found my voice. And I was very fortunate in that, when I was 25 years old, I met a gentleman named Fred Ross Sr., who organized a chapter of a group called the Community Service Organization in my hometown of Stockton, California. This was a grassroots organization, and I was recruited to be a volunteer. So, one day, while we were sitting in the office, a farm worker comes in. And he's paralyzed, he can hardly walk, he has a crutch. And he needs help. He needs someone to help him go down to the welfare office and make an application. So, I volunteered to do that. But when I got to the welfare office, they would not let me make an application for this gentleman. So I didn't know what to do, I was at a loss. So I went back to the office, and I told Mr. Ross, "They won't let me make an application." And he said to me, very sternly, "You go right back down to that welfare office, and you demand to see a supervisor. And you demand that they let him make an application." And I thought, "Wow, I can do that?"
Saya ingin memberikan contoh tentang saya menemukan suara saya. Saya sangat beruntung sebab, ketika saya berumur 25 tahun, saya bertemu seorang pria bernama Fred Ross Sr., yang mengatur suatu kelompok bernama Organisasi Layanan Masyarakat d kampung halaman saya Stockton, California. Ini adalah organisasi rakyat biasa, dan saya direkrut menjadi sukarelawan Jadi, suatu hari, saat kita sedang duduk di kantor, seorang pekerja di pertanian datang. Dan dia lumpuh, dia hampir tidak dapat berjalan, dia menggunakan penopang. Dan dia membutuhkan bantuan Dia butuh orang membantunya pergi ke kantor kesejahteraan dan membuat aplikasi. Jadi, saya mengajukan diri melakukannya. Tapi saat saya sampai di kantor kesejahteraan, mereka tidak mengizinkan saya membuat aplikasi untuk Bapak itu. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan, saya bingung. Saya kembali ke kantor, dan saya beri tahu Pak Ross, "Mereka tidak mengizinkan saya membuat aplikasi." Dan dia berkata pada saya, dengan sangat tegas, "Kamu kembali ke kantor kesejahteraan itu, dan kamu menuntut untuk bertemu pengawas. lalu kamu menuntut agar mereka mengizinkan ia membuat aplikasi." Dan saya berpikir, "Aku dapat lakukan itu?"
(Laughter)
(Suara tawa)
So I thought about it, and I kind of overcame my anxieties and my fears. I went down to the welfare office and I demanded to see the supervisor. Sure enough, he came out, and they had to let Mr. Ruiz make an application for welfare. And he got his disability for himself and his family. But that taught me a lesson. That taught me that I had a voice.
Jadi saya berpikir, dan saya agak mengatasi kecemasan dan kekhawatiran saya. saya ke kantor kesejahteraan dan saya menuntut bertemu dengan pengawas Dan tentu, dia muncul, dan mereka harus mengizinkan Tuan Ruiz membuat aplikasi kesejahteraan. Dan dia mendapat tunjangan cacat untuk dirinya dan keluarganya. Tapi hal itu mengajarkan saya. Hal itu mengajarkan saya bahwa saya memiliki suara.
Well, Mr. Ross also taught many of us many other things, including Cesar Chavez and many other volunteers. And he taught us not only that we can make demands of people, especially our public officials. And this is something we should always keep in mind: every public official -- guess what -- they work for us. Because we pay their salaries with out taxes. And they are actually our servants. Some of them turn out to be leaders, but not all of them.
Pak Ross juga mengajarkan banyak dari kami banyak hal, termasuk Cesar Chavez dan banyak sukarelawan lainnya. Dan dia mengajarkan kami tidak hanya kita dapat menuntut dari orang-orang terutama pejabat publik kita. Ini sesuatu yang harus kita ingat: setiap pejabat publik -- Anda tahu -- mereka bekerja untuk kita. Karena kita membayar gaji mereka dengan pajak. Dan mereka sebenarnya adalah pelayan kita. Beberapa menjadi pemimpin. tapi tidak semuanya.
(Laughter)
(Suara tawa)
Once in a while we get a leader out of there.
Sesekali kita mendapatkan pemimpin dari sana.
The other thing that Mr. Ross taught us is that voting is extremely important. And not just voting, but going out there and getting other people to vote. Going door to door. Phone banking, talking to voters, because many voters have a lot of doubts and they don't know how to vote. And unfortunately, we know that in many countries people are not allowed to vote because we have voter suppression in other countries, like we do here in the United States of America. But the thing is, if we can get out there as individuals and talk to people, so we can remove their apathy and make sure that they can vote.
Hal lain yang Pak Ross ajarkan adalah memilih adalah sangat penting. Dan bukan hanya memilih, tapi pergi keluar sana dan mengajak orang lain untuk memilih. Pergi dari pintu ke pintu. Melalui telepon, berbicara kepada pemilih, karena banyak pemilih memiliki keraguan dan mereka tidak tahu cara memilih. Dan sayangnya, kita tahu di banyak negara orang-orang tidak diizinkan memilih karena ada tekanan bagi pemilih di negara lain, seperti di sini di Amerika Serikat. Tapi masalahnya, bila kita bsa keluar sebagai individu dan berbicara kepada orang-orang, dan menghilangkan ketidakacuhan mereka dan meyakinkan bahwa mereka dapat memilih.
So, I want to give you an example of a woman in our foundation, the Dolores Huerta Foundation, and just to show you that sometimes people have power, but they don't know it. But once they find it, they do miraculous things. So, Leticia Prado is an immigrant from Mexico, only has a sixth-grade education and speaks very limited English. But she was very concerned because the children at the middle school in their town called Weedpatch -- this is in California, Central Valley -- they couldn't go out and play in the schoolyard, because the air quality is so bad in the southern part of Kern County, California in our United States of America. So she and her husband went out there, and they passed a bond issue to build a brand new, state-of-the-art gymnasium for the kids at their middle school. That was a big success.
Saya ingin memberikan contoh mengenai seorang wanita di yayasan kami, the Dolores Huerta Foundation dan menunjukan kepada Anda kadang-kadang orang memiliki kekuasaan, tapi tidak mengetahuinya. tapi begitu mereka mengetahuinya mereka melakukan hal ajaib Leticia Prado adalah imigran dari meksiko hanya menyelesaikan pendidikan kelas enam dan berbicara bahasa Inggris yang sangat terbatas. Tapi dia sangat prihatin karena murid SMP di kotanya yang bernama Weedpatch -- ini di California Central Valley -- mereka tidak dapat keluar dan bermain di halaman sekolah, karena kualitas udara yang sangat buruk di wilayah Kern bagian selatan, California Amerika Serikat Dia dan suaminya ke sana mempermasalahkan soal kontrak untuk membangun pusat olahraga baru yang canggih untuk anak-anak di SMP mereka. Hal itu sangat sukses.
Then she heard a rumor that the principal was going to end the breakfast program for the farm worker children, because the principal thought it was just too much paperwork. So, Leticia got herself elected to the school board. And they kept the breakfast program, and she got rid of the principal.
lalu dia mendengar kabar angin bahwa kepala sekolah akan menghentikan program sarapan bagi anak-anak petani karena kepala sekolah berpikir terlalu banyak pekerjaan administrasi. Jadi, Leticia maju menjadi dewan sekolah. Dan program sarapan terus berlanjut, dan dia menyingkirkan kepala sekolah itu.
(Laughter)
(suara tawa)
(Applause)
(tepuk tangan)
So there were other rumors about some corruption in the local water district. So, Leticia got herself elected to the water district. Then she looked into all of the finances of the water district and found there was 250,000 dollars missing from their bank account. So, Leticia called in the grand jury, and several arrests have been made. And this is just an example of a woman who never went to high school, never went to college, but she found her power. And in addition, she has recruited other people in the community to also run for public office, and guess what -- they've all gotten themselves elected.
Lalu ada kabar angin lain tentang korupsi di distrik air setempat. Leticia terpilih di distrik air. Lalu dia memeriksa semua keuangan dari distrik air dan menemukan ada 250.000 dolar hilang dari rekening bank mereka. Leticia kemudian memanggil Juri utama, dan terjadilah beberapa penangkapan. Dan ini hanyalah contoh mengenai wanita yang tidak mengikuti SMU tidak menjalani kuliah, tapi menemukan kekuatannya. selain itu, dia merekrut orang lain di masyarakat untuk juga bekerja di kantor publik, dan ternyata -- mereka semua terpilih
So, I take that Leticia really embodies something that Coretta Scott King said. And I want to share this with you. Coretta Scott King said, "We will never have peace in the world until women take power."
Jadi, Leticia benar-benar mewujudkan sesuatu yang Coretta Scot King katakan Dan saya ingin membaginya dengan Anda. Kata Coretta Scott King, "Tidak akan ada kedamaian di dunia sampai wanita mengambil alih."
(Applause)
(tepuk tangan)
Now, I have amended that statement to say that we will never have peace in the world until feminists take power.
Saya telah mengubah kalimat itu menjadi tidak akan ada kedamaian di dunia sampai feminis mengambil alih.
(Laughter)
(suara tawa)
Because we know there is a difference, right? Not only that, but if we want to define what is a feminist -- a person who stands up for reproductive rights, for immigrants' rights, for the environment, for LGBT rights and also for labor unions and working people.
Karena kita tahu bahwa ada perbedaannya, kan? Bukan hanya itu, tapi bila kita ingin mendefinisikan apa itu feminis -- orang yang memperjuangkan hak reproduksi, hak imigran, hak untuk lingkungan, hak untuk LGBT dan juga untuk serikat buruh dan pekerja.
(Applause)
(tepuk tangan)
Which also means that men can also be feminists.
Yang juga berarti bahwa pria dapat juga menjadi feminis.
(Applause)
(Tepuk tangan)
So when we think of feminization, we should also think of how can we feminize the policies, and not only of our major countries, the wealthy countries like the United States, but all over the world, our domestic and foreign policy.
Jadi waktu kita berpikir tentang feminisasi, Kita juga perlu berpikir tentang bagaimana memfeminisasi kebijakan, dan bukan hanya dalam negara-negara besar kita, negara-negara kaya seperti Amerika Serikat, tapi di seluruh dunia, kebijakan dalam dan luar negri.
And one of the things that we can do to stop wars and to have peace is to make sure that the wealthiest countries in the world also help the developing countries. Now, we did this in the past. After World War II, when Japan and Germany were devastated after the war, United States of America gave many tax dollars to those two countries, so that they can rebuild their economies and rebuild their corporations. And we can do that again. And if we can think about how we can help these other countries. And I want to give an example of issues that we are facing in the United States of America, for instance.
dan hal yang dapat kita lakukan untuk mestop perang dan memperoleh perdamaian adalah memastikan negara-negara terkaya di dunia juga membantu negara-negara berkembang. Jadi, kita lakukan ini di masa lalu. Setelah Perang Dunia II, Saat Jepang dan Jerman hancur setelah perang, Amerika Seikat memberikan banyak uang dari pajak ke kedua negara, sehingga mereka dapat membangun kembali perekonomian dan perusahaan mereka. dan kita dapat melakukan itu lagi. Dan bila kita dapat berpikir tentang cara membantu negara lain. Dan saya ingin memberi contoh masalah-masalah yang kita hadapi di Amerika Serikat, sebagai contoh.
We know that right now we have a lot of refugees from Central America that are at the border of the United States. Why do people leave their homes, their beautiful homes that we go to as tourists? Because they don't have opportunities there. And then we think, "Hm, bananas." How many jillions of bananas do we consume in the United States every single day? And throughout the world. Now, do the people in Central America get the profits from the bananas that we consume? No, they don't. The profits go to corporations from the United States of America. And we think that this is wrong. Now, if the people in Central America were to be able to get some of that money that we pay for bananas, then they wouldn't have to leave their homes. They wouldn't have to come as asylum seekers to the borders of the United States of America. And then maybe, many children would not have to be separated from their parents.
kita tahu saat ini ada banyak pengungsi dari Amerika Tengah yang berada di perbatasan Amerika Serikat. Mengapa orang-orang meninggalkan rumah mereka rumah indah mereka yang kita kunjungi sebagai turis? Karena mereka tidak punya kesempatan di sana. Lalu kita berpikir, "Hm, pisang." Berapa banyak pisang yang kita konsumsi setiap hari di Amerika Serikat? Dan di seluruh dunia. Tapi, apakah orang di Amerika Tengah mendapatkan keuntungan dari pisang yang kita konsumsi? Tidak. Kentungan pergi ke perusahaan Amerika Serikat Dan menurut kami ini salah. Tapi, apabila orang di Amerika Tengah bisa mendapatkan sebagian dari uang tersebut yang kita bayarkan untuk pisang, mereka tidak perlu meninggalkan rumah mereka. Mereka tidak perlu datang sebagai pencari suaka ke perbatasan Amerika Serikat. Lalu mungkin, banyak anak tidak perlu terpisahkan dari orang tua mereka.
Now, we know that there are countries in the world that actually have free education and have free health care for all of the people in their country. And that country is Cuba. Cuba has health care for every one of their citizens, and they have a free college education for every one of their citizens. They're 11 million citizens. Now, we think, if a poor country like Cuba can have these kind of resources, and we know that they're a poor country, then why can't some of the other wealthier countries, like the United States of America, do the same? I think that we can make that happen.
Kita tahu bahwa ada negara-negara di dunia yang memberikan biaya pendidikan dan biaya kesehatan secara gratis untuk semua orang di negara mereka Dan negara itu adalah Kuba. Kuba memiliki layanan kesehatan untuk setiap warga negara dan bebas biaya perguruan tinggi untuk setiap warga negara. Ada 11 juta warga negara. Jadi, jika negara miskin seperti Kuba memiliki sumber daya seperti ini dan kita tahu dia adalah negara miskin, lalu kenapa tidak beberapa negara yang lebih kaya, seperti Amerika Serikat, melakukan hal yang sama? Saya pikir kita dapat mewujudkan itu.
(Applause)
(Tepuk tangan)
But we know it's not going to happen until we, the people of the United States of America, and people throughout the world, start making sure that they get public officials elected to their governments that really care about the constituents, they care about people, they will commit to make sure that the resources that they have are going to be used for their citizens, and not to be used for war.
Tapi hal itu tidak akan terjadi sampai kita, masyarakat Amerika Serikat, dan semua orang di seluruh dunia, mulai memastikan mereka memilih pejabat publik dalam pemerintahan mereka yang benar-benar peduli akan konstituen, mereka peduli terhadap masyarakat, mereka berkomitmen untuk memastikan sumber daya yang mereka miliki digunakan untuk masyarakat, dan bukan untuk perang.
So, how do we make this happen? We have to get rid of the apathy, we have to get more people involved. We know that if we can't have a democracy in the United States, we can't have democracies throughout the world, unless people participate. So it is imperative that all of us get out there and we say, "Get rid of the apathy, get off of the sidewalk, come and join the march for peace and justice, let's make Coretta Scott's vision a reality, to have peace in the world."
Jadi, bagaimana kita mewujudkannya? dengan menghilangkan ketidakacuhan, membuat lebih banyak orang terlibat. Kita tahu bila kita tidak memiliki demokrasi di Amerika Serikat, Kita tidak bisa ada demokrasi di seluruh dunia, kecuali masyarakat terlibat. jadi sangat penting bagi kita semua untuk keluar dan mengatakan, "Singkirkan ketidakacuhan, jangan berdiam diri, bergabunglah dengan barisan perdamaian dan keadilan, mari jadikan visi Coretta Scott kenyataan akan adanya perdamaian di dunia."
We recently had midterm elections in the United States of America. And what did we see? We saw that so many more women, young people, people of color, LGBT folks, were all elected to public office. And we know this happened -- why? Because so many women were on the march. We had the Women's March in the United States. They had the Women's Marches all over the world. And so we now see that we have this potential. We have this potential to get rid of the apathy. And if we get everyone involved, get everyone committed, then, I think, we can make Coretta Scott's vision come true.
Baru-baru ini ada pemilu tengah semester di Amerika Serikat. Dan apa yang kita lihat? Kita melihat lebih banyak lagi wanita, anak muda, orang kulit berwarna, orang LGBT, terpilih di kantor publik. dan kita tahu ini terjadi -- kenapa? Karena sangat banyak wanita turun ke jalan. Ada Barisan Wanita di Amerika Serikat. Ada Barisan Wanita di seluruh dunia. Jadi sekarang kita tahu bahwa kita memiliki potensi ini. Kita miliki potensi menyingkirkan ketidakacuhan. Dan bila kita membuat semua orang terlibat semua orang berkomitmen, Lalu, saya pikir, kita dapat membuat visi Coretta Scott menjadi kenyataan.
So, I want to just remind everybody, throughout the world, one of the things is, we have power, poor people have power, every citizen has power. But in order to achieve the peace that we all yearn for, then we've all got to get involved.
Jadi, saya ingin mengingatkan semua orang, di seluruh dunia, salah satu hal adalah, kita memiliki kekuatan, orang miskin memiliki kekuatan, setiap warga negara punya kekuatan. Tapi untuk mencapai kedamaian yang kita semua inginkan, maka kita semua harus melibatkan diri
So, what do we say? Can we do it? We say, "Yes, we can!" And in Spanish, we say, "Sí, se puede."
jadi, apa kata kita? Dapatkah kita lakukan itu? Kita katakan, "Ya, dapat!" Dan dalam bahasa Spanyol, "Si, se puede."
Thank you very much.
Terima kasih banyak.
(Applause)
(Tepuk tangan)