You know, I've talked about some of these projects before -- about the human genome and what that might mean, and discovering new sets of genes. We're actually starting at a new point: we've been digitizing biology, and now we're trying to go from that digital code into a new phase of biology with designing and synthesizing life.
Anda tahu, aku sudah pernah membicarakan beberapa dari proyek - proyek ini sebelumnya, tentang genom manusia dan apa maknanya yang mungkin, dan menemukan sekumpulan gen - gen baru. Kita sebenarnya sedang memulai hal baru: kita sudah mendigitalisasi biologi dan sekarang kita mencoba beranjak dari kode digital itu ke fase baru biologi, dengan merancang dan membuat kehidupan.
So, we've always been trying to ask big questions. "What is life?" is something that I think many biologists have been trying to understand at various levels. We've tried various approaches, paring it down to minimal components. We've been digitizing it now for almost 20 years; when we sequenced the human genome, it was going from the analog world of biology into the digital world of the computer. Now we're trying to ask, "Can we regenerate life or can we create new life out of this digital universe?"
Jadi, selama ini kita selalu mencoba menanyakan hal - hal besar. "Apakah hidup itu?" adalah sesuatu yang saya pikir kebanyakan ahli biologi selama ini mencoba mengerti pada berbagai tingkatan. Kita sudah mencoba beragam pendekatan, meringkasnya hingga ke bagian - bagian terkecil. Kita sudah mencoba membuatnya menjadi digital selama 20 tahun. Ketika kita mensekuen genom manusia, itu adalah perjalanan dari dunia analog biologi ke dunia digital komputer. Sekarang kita mencoba bertanya, dapatkah kita memperbaharui kehidupan, atau dapatkah kita membuat kehidupan baru, dari semesta digital ini?
This is the map of a small organism, Mycoplasma genitalium, that has the smallest genome for a species that can self-replicate in the laboratory, and we've been trying to just see if we can come up with an even smaller genome. We're able to knock out on the order of 100 genes out of the 500 or so that are here. When we look at its metabolic map, it's relatively simple compared to ours -- trust me, this is simple -- but when we look at all the genes that we can knock out one at a time, it's very unlikely that this would yield a living cell. So we decided the only way forward was to actually synthesize this chromosome so we could vary the components to ask some of these most fundamental questions. And so we started down the road of: can we synthesize a chromosome? Can chemistry permit making these really large molecules where we've never been before? And if we do, can we boot up a chromosome? A chromosome, by the way, is just a piece of inert chemical material. So, our pace of digitizing life has been increasing at an exponential pace.
Ini adalah peta sebuah organisme kecil, Mycoplasma genitalium, yang memiliki genom terkecil untuk sebuah spesies yang bisa memperbanyak dirinya sendiri di laboratorium. Dan kita sudah mencoba melihat apakah kita dapat membuat genom yang lebih kecil lagi. Kita mampu melakukan penghapusan beberapa ratus gen sekaligus dari sekitar 500 yang ada di sini. Tapi ketika kita melihat peta metabolismenya, ternyata cukup sederhana dibandingkan dengan milik kita. Percayalah saya, ini sederhana. Namun, ketika kita melihat semua gen - gen yang bisa kita hapus satu demi satu, sangat tidak mungkin bahwa ini dapat menghasilkan sebuah sel yang hidup. Jadi, kita memutuskan bahwa satu - satunya jalan untuk maju adalah dengan mensintesis kromosom ini sehingga kita dapat memvariasikan komponen penyusunnya untuk menanyakan beberapa pertanyaan fundamental tadi. Jadi kita memulai di jalur, "Dapatkah kita mensintesis sebuah kromosom?" Dapatkah ilmu kimia memberi jalan untuk membuat molekul - molekul yang besar ini yang tidak pernah kita lakukan sebelumnya? Dan, kalau kita mampu, dapatkah kita menggunakannya untuk memulai kehidupan? Sebuah kromosom, sebenarnya, hanya merupakan bahan kimia yang tidak reaktif Jadi, langkah kita membuat hidup menjadi digital selama ini sudah meningkat secara eksponensial.
Our ability to write the genetic code has been moving pretty slowly but has been increasing, and our latest point would put it on, now, an exponential curve. We started this over 15 years ago. It took several stages, in fact, starting with a bioethical review before we did the first experiments. But it turns out synthesizing DNA is very difficult. There are tens of thousands of machines around the world that make small pieces of DNA -- 30 to 50 letters in length -- and it's a degenerate process, so the longer you make the piece, the more errors there are. So we had to create a new method for putting these little pieces together and correct all the errors.
Kemampuan kita menulis kode genetik berkembang cukup pelan, tapi senantiasa meningkat. Dan ide terkini kami akan meletakkannya di sebuah kurva eksponensial. Kami memulai ini lebih dari 15 tahun lalu. Dibutuhkan beberapa tahap, sebenarnya, dimulai dengan tinjauan bioetis sebelum kami melakukan percobaan - percobaan pertama. Tapi ternyata mensintesis DNA sangatlah sulit. Ada puluhan ribu mesin di seluruh dunia yang membuat DNA berukuran kecil, dengan panjang 30 hingga 50 huruf, dan prosesnya memburuk, jadi semakin panjang materi yang dibuat, semakin banyak kesalahan yang ada. Jadi kami harus membuat metode baru untuk merangkai potongan - potongan kecil ini dan mengoreksi semua kesalahannya.
And this was our first attempt, starting with the digital information of the genome of phi X174. It's a small virus that kills bacteria. We designed the pieces, went through our error correction and had a DNA molecule of about 5,000 letters. The exciting phase came when we took this piece of inert chemical and put it in the bacteria, and the bacteria started to read this genetic code, made the viral particles. The viral particles then were released from the cells and came back and killed the E. coli. I was talking to the oil industry recently and I said they clearly understood that model.
Dan ini adalah percobaan pertama kita, dimulai dengan informasi digital dari genom Phi X 174 Ini adalah sebuah virus kecil yang dapat membunuh bakteri. Kami merancang bagian - bagiannya, melakukan koreksi kesalahan dan mendapatkan molekul DNA sepanjang sekitar 5,000 huruf. Tahap yang menarik dimulai ketika kita mengambil potongan bahan kimia tidak reaktif ini dan memasukkannya ke dalam bakteri, dan bakterinya mulai membaca kode genetik ini, membuat partikel virus. Partikel - partikel virus itu kemudian dikeluarkan dari sel - selnya, kemudian kembali dan membunuh E. coli. Saya baru - baru ini berbicara dengan perwakilan industri migas dan saya bilang bahwa mereka pastinya mengerti model itu.
(Laughter)
(Tawa)
They laughed more than you guys are. (Laughter)
Mereka tertawa lebih dari kalian semua.
And so, we think this is a situation where the software can actually build its own hardware in a biological system. But we wanted to go much larger: we wanted to build the entire bacterial chromosome -- it's over 580,000 letters of genetic code -- so we thought we'd build them in cassettes the size of the viruses so we could actually vary the cassettes to understand what the actual components of a living cell are. Design is critical, and if you're starting with digital information in the computer, that digital information has to be really accurate. When we first sequenced this genome in 1995, the standard of accuracy was one error per 10,000 base pairs. We actually found, on resequencing it, 30 errors; had we used that original sequence, it never would have been able to be booted up. Part of the design is designing pieces that are 50 letters long that have to overlap with all the other 50-letter pieces to build smaller subunits we have to design so they can go together. We design unique elements into this.
Jadi kami berpikir ini adalah situasi di mana piranti lunak bisa membangun perangkat kerasnya sendiri di sebuah sistem biologis. Tapi kami ingin yang lebih besar lagi. Kami ingin membuat seluruh kromosom bakteri. Panjang kode genetiknya lebih dari 580,000 huruf. Jadi kami berpikir kami akan membuatnya dalam paket - paket seukuran virus, agar kami dapat memvariasikan paket - paketnya untuk mengerti apa saja sebenarnya komponen sebuah sel hidup. Perancangan sangat penting, dan kalau anda memulai dengan informasi digital di komputer, informasi digital tersebut harus sangat akurat. Ketika kami pertama kali mensekuen genom ini tahun 1995, standar akurasinya adalah satu kesalahan setiap 10,000 pasang basa. Kami sebenarnya menemukan, ketika melakukan pensekuenan ulang, 30 kesalahan. Kalau kita menggunakan sekuen aslinya, selnya tidak akan pernah bisa hidup. Sebagian dari proses perancangannya adalah merancang potongan - potongan yang panjangnya 50 huruf yang harus tumpang tindih dengan potongan - potongan berukuran 50 huruf yang lain untuk membangun sub unit yang lebih kecil kami harus mampu merancangnya agar mereka dapat berpadu. Kami merancang bagian - bagian unik di dalamnya.
You may have read that we put watermarks in. Think of this: we have a four-letter genetic code -- A, C, G and T. Triplets of those letters code for roughly 20 amino acids, such that there's a single letter designation for each of the amino acids. So we can use the genetic code to write out words, sentences, thoughts. Initially, all we did was autograph it. Some people were disappointed there was not poetry. We designed these pieces so we can just chew back with enzymes; there are enzymes that repair them and put them together. And we started making pieces, starting with pieces that were 5,000 to 7,000 letters, put those together to make 24,000-letter pieces, then put sets of those going up to 72,000.
Anda mungkin pernah membaca bahwa kita memberikan tanda khusus di dalamnya. Pikirkan ini: kita mempunya empat huruf penyusun kode genetik: A, C, G, dan T. Kombinasi tiga huruf dari huruf - huruf tadi menyandikan sekitar 20 asam amino -- dan ada kode satu huruf untuk setiap asam amino. Jadi kita bisa menggunakan kode genetik untuk menulis kata - kata, kalimat, pikiran. Awalnya, yang kami lakukan adalah memberinya tanda khusus. Beberapa orang kecewa karena tidak ada unsur puitisnya. Kami merancang potongan - potongan ini sehingga kami bisa memotongnya sedikit dengan enzim - enzim. Ada enzim yang dapat memperbaiki mereka dan menggabungkannya. Dan kami mulai membuat potongan - potongan, dimulai dengan potongan yang berukuran lima hingga tujuh ribu huruf, menggabungkan mereka untuk membuat potongan berukuran 24,000 huruf, dan menggabungkan sekumpulan potongan ini, hingga berukuran 72,000.
At each stage, we grew up these pieces in abundance so we could sequence them because we're trying to create a process that's extremely robust that you can see in a minute. We're trying to get to the point of automation. So, this looks like a basketball playoff. When we get into these really large pieces over 100,000 base pairs, they won't any longer grow readily in E. coli -- it exhausts all the modern tools of molecular biology -- and so we turned to other mechanisms. We knew there's a mechanism called homologous recombination that biology uses to repair DNA that can put pieces together. Here's an example of it: there's an organism called Deinococcus radiodurans that can take three millions rads of radiation.
Di setiap langkah, kami menumbuhkan potongan - potongan ini secara berlimpah jadi kami bisa mensekuens mereka karena kami mencoba membuat sebuah proses yang sangat mantap -- yang anda bisa lihat sebentar lagi. Kami mencoba mencapai titik otomatisasi. Jadi, ini terlihat seperti perlombaan basket. Ketika kami mencapai potongan - potongan yang sangat besar ini -- lebih dari 100,000 pasang basa -- mereka tidak mau lagi tumbuh dengan mudah di E. coli. Semua teknologi modern biologi molekuler sudah habis digunakan. Jadi kami mencoba mekanisme lain. Kita tahu bahwa ada mekanisme yang disebut rekombinasi homologis, yang digunakan biologi untuk memperbaiki DNA, yang bisa menggabungkan potongan - potongan menjadi satu. Ini contohnya. Ada organisme yang disebut Deinococcus radiodurans yang bisa bertahan di radiasi tiga juta rad.
You can see in the top panel, its chromosome just gets blown apart. Twelve to 24 hours later, it put it back together exactly as it was before. We have thousands of organisms that can do this. These organisms can be totally desiccated; they can live in a vacuum. I am absolutely certain that life can exist in outer space, move around, find a new aqueous environment. In fact, NASA has shown a lot of this is out there.
Anda bisa melihat di panel atas, kromosomnya hancur begitu saja. 12 sampai 24 jam kemudian, dia sudah menggabungkannya persis seperti semula. Kita memiliki ribuan organisme yang bisa melakukan ini. Organisme - organisme ini bisa dikeringkan sepenuhnya. Mereka bisa hidup di ruang hampa udara. Saya sangat yakin bahwa kehidupan dapat ditemukan di angkasa luar, pindah ke sana kemari, menemukan lingkungan cair yang baru. Bahkan, NASA sudah menunjukkan bahwa banyak yang seperti ini di luar sana.
Here's an actual micrograph of the molecule we built using these processes, actually just using yeast mechanisms with the right design of the pieces we put them in; yeast puts them together automatically. This is not an electron micrograph; this is just a regular photomicrograph. It's such a large molecule we can see it with a light microscope. These are pictures over about a six-second period.
Ini adalah mikrograf sungguhan dari molekul yang kami bangun menggunakan proses - proses ini -- sebenarnya hanya menggunakan khamir (mirip proses peragian) dengan rancangan potongan - potongan yang tepat, kami memasukkannya. Khamir akan menggabungkan mereka secara otomatis. Ini bukan mikrograf elektron; hanya foto mikrograf biasa. Molekulnya sangat besar hingga kita bisa melihatnya dengan mikroskop cahaya. Ini adalah gambar - gambar selama kurang lebih enam detik.
So, this is the publication we had just a short while ago. This is over 580,000 letters of genetic code; it's the largest molecule ever made by humans of a defined structure. It's over 300 million molecular weight. If we printed it out at a 10 font with no spacing, it takes 142 pages just to print this genetic code. Well, how do we boot up a chromosome? How do we activate this? Obviously, with a virus it's pretty simple; it's much more complicated dealing with bacteria. It's also simpler when you go into eukaryotes like ourselves: you can just pop out the nucleus and pop in another one, and that's what you've all heard about with cloning. With bacteria and Archaea, the chromosome is integrated into the cell, but we recently showed that we can do a complete transplant of a chromosome from one cell to another and activate it. We purified a chromosome from one microbial species -- roughly, these two are as distant as human and mice -- we added a few extra genes so we could select for this chromosome, we digested it with enzymes to kill all the proteins, and it was pretty stunning when we put this in the cell -- and you'll appreciate our very sophisticated graphics here. The new chromosome went into the cell. In fact, we thought this might be as far as it went, but we tried to design the process a little bit further.
Jadi ini publikasi yang kami punya beberapa waktu lalu. Kode genetiknya berukuran lebih dari 580,000 huruf. Ini adalah molekul terbesar yang pernah dibuat manusia dengan struktur yang ditentukan. Beratnya lebih dari 300 juta berat molekul. Kalau kita mencetaknya dengan huruf berukuran 10 dan tanpa spasi, dibutuhkan 142 halaman hanya untuk mencetak kode genetik ini. Jadi bagaimana kita membuat sebuah kromosom aktif? Bagaimana kita mengaktivasi ini? Tentunya, dengan virus cukuplah sederhana. Lebih rumit lagi jika berurusan dengan bakteri. Sederhana juga kalau anda menggunakan eukariot seperti kita: anda bisa saja mengeluarkan nukleusnya dan memasukkan yang lain, dan itulah sebenarnya yang anda sudah dengar seputar kloning. Dengan bakteri atau arkea, kromosomnya terintegrasi di dalam sel, tapi kami baru - baru ini menunjukkan bahwa kami dapat melakukan transplantasi utuh sebuah kromosom dari satu sel ke sel lain dan mengaktifkannya. Kami memurnikan sebuah kromosom dari satu spesies mikroba Secara kasar, keduanya berkerabat sejauh manusia dan mencit (sejenis tikus percobaan). Kami menambahkan beberapa gen ekstra jadi kami bisa memilih kromosom ini. Kami mencernanya dengan enzim - enzim untuk menghancurkan semua protein - proteinnya. Dan sesuatu yang mengejutkan terjadi ketika kami memasukkan ini ke dalam sel -- dan anda akan menghargai gambar kami yang canggih ini -- kromosom barunya masuk ke dalam sel. Bahkan, kami berpikir ini adalah yang terjauh yang bisa dilakukan, namun kami mencoba merancang prosesnya lebih jauh lagi.
This is a major mechanism of evolution right here. We find all kinds of species that have taken up a second chromosome or a third one from somewhere, adding thousands of new traits in a second to that species. So, people who think of evolution as just one gene changing at a time have missed much of biology.
Ini adalah sebuah mekanisme utama evolusi. Kami menemukan berbagai jenis spesies yang sudah mengambil kromosom kedua atau ketiga dari suatu tempat, menambahkan ribuan sifat baru dalam beberapa detik saja ke spesies tersebut. Jadi orang - orang berpikir bahwa evolusi itu hanya satu gen yang berubah di satu waktu kehilangan sebagian besar biologi.
There are enzymes called restriction enzymes that actually digest DNA. The chromosome that was in the cell doesn't have one; the chromosome we put in does. It got expressed and it recognized the other chromosome as foreign material, chewed it up, and so we ended up just with a cell with the new chromosome. It turned blue because of the genes we put in it. And with a very short period of time, all the characteristics of one species were lost and it converted totally into the new species based on the new software that we put in the cell. All the proteins changed, the membranes changed; when we read the genetic code, it's exactly what we had transferred in.
Ada enzim yang disebut enzim restriksi yang bisa mencerna DNA. Kromosom yang ada di sel pada awalnya tidak memilikinya. Kromosom yang kami masukkan -- punya. Dia kemudian diekspresikan, dan mengenali kromosom lainnya sebagai benda asing, memotong - motongnya, dan pada akhirnya kami mendapatkan hanya sel dengan kromosom yang baru. Warnanya menjadi biru karena gen - gen yang kami masukkan. Dan dalam jangka waktu singkat, semua sifat - sifat dari spesies yang lama hilang, dan dia berubah seutuhnya menjadi spesies baru, berdasarkan piranti lunak yang kami masukkan ke dalam sel. Semua proteinnya berubah, membrannya berubah -- ketika kami membaca kode genetiknya, sama persis dengan apa yang telah kami masukkan.
So, this may sound like genomic alchemy, but we can, by moving the software of DNA around, change things quite dramatically. Now I've argued, this is not genesis; this is building on three and a half billion years of evolution. And I've argued that we're about to perhaps create a new version of the Cambrian explosion, where there's massive new speciation based on this digital design.
Jadi ini mungkin terdengar seperti alkimia genomik, tapi kami bisa, dengan memindah - mindahkan piranti lunak DNA-nya mengubah hal - hal dengan cukup dramatis. Sekarang, saya telah berargumen, bahwa ini bukan penciptaan -- ini mengandalkan tiga setengah milyar tahun evolusi, dan saya telah berargumen bahwa kita sebentar lagi mungkin menciptakan versi baru ledakan Cambrian di mana ada penciptaan spesies baru dalam skala sangat besar berdasarkan rancangan digital ini.
Why do this? I think this is pretty obvious in terms of some of the needs. We're about to go from six and a half to nine billion people over the next 40 years. To put it in context for myself: I was born in 1946. There are now three people on the planet for every one of us that existed in 1946; within 40 years, there'll be four. We have trouble feeding, providing fresh, clean water, medicines, fuel for the six and a half billion. It's going to be a stretch to do it for nine. We use over five billion tons of coal, 30 billion-plus barrels of oil -- that's a hundred million barrels a day. When we try to think of biological processes or any process to replace that, it's going to be a huge challenge. Then of course, there's all that CO2 from this material that ends up in the atmosphere.
Kenapa melakukan ini? Saya rasa cukup jelas kenapa, dalam konteks beberapa kebutuhan manusia. Kita akan beranjak dari enam setengah hingga sembilan milyar orang dalam 40 tahun ke depan. Untuk meletakkannya dalam konteks bagi saya sendiri: Saya lahir tahun 1946. Sekarang ada tiga orang di planet ini untuk setiap dari kita yang ada di tahun 1946; dalam 40 tahun, akan ada empat. Kita punya masalah dalam memberi makan, menyediakan air yang jernih dan bersih, obat - obatan, bahan bakar untuk enam setengah milyar penduduk. Akan sangat sulit sekali melakukannya untuk sembilan. Kita menggunakan lebih dari 5 milyar ton batu bara. 30 milyar lebih barel minyak. Itu adalah seratus juta barel per hari. Ketika kami mencoba memikirkan proses - proses biologis atau proses apapun yang dapat menggantikan itu, akan menjadi tantangan yang sangat besar. Kemudian, tentunya, ada juga semua CO2 dari bahan - bahan ini yang berakhir di atmosfer.
We now, from our discovery around the world, have a database with about 20 million genes, and I like to think of these as the design components of the future. The electronics industry only had a dozen or so components, and look at the diversity that came out of that. We're limited here primarily by a biological reality and our imagination. We now have techniques, because of these rapid methods of synthesis, to do what we're calling combinatorial genomics. We have the ability now to build a large robot that can make a million chromosomes a day. When you think of processing these 20 million different genes or trying to optimize processes to produce octane or to produce pharmaceuticals, new vaccines, we can just with a small team, do more molecular biology than the last 20 years of all science. And it's just standard selection: we can select for viability, chemical or fuel production, vaccine production, etc.
Kami sekarang, dari penemuan kami di seluruh dunia, memiliki basis data dengan lebih dari 20 juta gen, dan suka menganggap ini semua sebagai bagian rancangan masa depan. Industri elektronika hanya memiliki sekian lusin bagian, dan lihat keragaman yang muncul dari itu semua. Kita di sini terbatas terutama oleh kenyataan biologis dan imajinasi kita. Kita sekarang memiliki teknik - teknik, karena teknologi sintesis yang cepat ini, untuk melakukan apa yang kami sebut dengan genomik kombinatorial. Kami sekarang mempunyai kemampuan untuk membangun robot besar yang bisa membuat sejuta kromosom per hari. Ketika anda berpikir tentang mengolah 20 juta gen - gen yang berbeda ini, atau mencoba mengoptimisasi proses - prosesnya untuk memproduksi oktan atau memproduksi obat - obat, vaksin - vaksin baru, kami bisa berubah; hanya dengan sebuah tim kecil, melakukan lebih banyak biologi molekuler dibanding yang telah dilakukan semua ilmu pengetahuan selama 20 tahun terakhir. Dan itu semua hanya pemilihan biasa. Kami bisa memilih berdasarkan kelangsungan hidup, produksi bahan kimia atau bahan bakar, produksi vaksin, dan sebagainya.
This is a screen snapshot of some true design software that we're working on to actually be able to sit down and design species in the computer. You know, we don't know necessarily what it'll look like: we know exactly what their genetic code looks like. We're focusing on now fourth-generation fuels. You've seen recently, corn to ethanol is just a bad experiment. We have second- and third-generation fuels that will be coming out relatively soon that are sugar, to much higher-value fuels like octane or different types of butanol.
Ini adalah potret layar beberapa piranti lunak disain yang sedang kami kerjakan supaya nantinya kami dapat duduk dan merancang spesies menggunakan komputer. Anda tahu, kami tidak sepenuhnya tahu bagaimana dia akan terlihat nanti. Kami tahu persis bagaimana kode genetik mereka nantinya. Kita sekarang berfokus pada bahan bakar generasi keempat. Anda sudah melihat akhir - akhir ini mengubah jagung menjadi etanol hanyalah sebuah percobaan yang buruk. Kita memiliki bahan bakar generasi kedua dan ketiga yang akan segera keluar segera yang merupakan gula yang diubah menjadi bahan bakar bernilai lebih seperti oktan atau berbagai jenis butanol.
But the only way we think that biology can have a major impact without further increasing the cost of food and limiting its availability is if we start with CO2 as its feedstock, and so we're working with designing cells to go down this road. And we think we'll have the first fourth-generation fuels in about 18 months. Sunlight and CO2 is one method ... (Applause) but in our discovery around the world, we have all kinds of other methods.
Tapi satu - satunya jalan yang kami pikirkan agar biologi bisa memberikan dampak besar tanpa meningkatkan biaya makanan lebih jauh lagi dan membatasi ketersediaannya adalah jika kita memulai dengan CO2 sebagai pakannya, jadi kami bekerja merancang sel - sel untuk menelusuri kemungkinan ini, dan kami pikir kami akan mendapatkan bahan bakar generasi keempat dalam waktu sekitar 18 bulan. Cahaya matahari dan CO2 merupakan satu metode -- (Tepuk Tangan) -- tapi melalui penemuan kami di seluruh dunia, kami memiliki berbagai macam metode lain.
This is an organism we described in 1996. It lives in the deep ocean, about a mile and a half deep, almost at boiling-water temperatures. It takes CO2 to methane using molecular hydrogen as its energy source. We're looking to see if we can take captured CO2, which can easily be piped to sites, convert that CO2 back into fuel to drive this process.
Ini adalah organisme yang kami deskripsikan pada tahun 1996. Dia hidup di laut dalam, pada kedalaman sekitar 2.4 km, hampir mendekati suhu air mendidih. Dia mengubah CO2 menjadi metana menggunakan molekul hidrogen sebagai sumber energinya. Kami mencoba melihat apakah kami bisa mengambil CO2 yang ditangkap, yang bisa dengan mudah dialirkan ke tempat lain, mengubah CO2 tersebut kembali menjadi bahan bakar, untuk menjalankan proses ini.
So, in a short period of time, we think that we might be able to increase what the basic question is of "What is life?" We truly, you know, have modest goals of replacing the whole petrol-chemical industry --
Jadi dalam jangka waktu singkat, kami pikir kami mungkin bisa meningkatkan pertanyaan dasar mengenai "Apakah kehidupan itu?" Kami sesungguhnya, anda tahu punya tujuan yang sederhana untuk menggantikan seluruh indutri petrokimia.
(Laughter) (Applause)
(Tawa) (Tepuk Tangan)
Yeah. If you can't do that at TED, where can you? --
Ya. Kalau anda tidak bisa melakukan itu di TED, lalu di mana lagi?
(Laughter)
(Tawa)
become a major source of energy ... But also, we're now working on using these same tools to come up with instant sets of vaccines. You've seen this year with flu; we're always a year behind and a dollar short when it comes to the right vaccine. I think that can be changed by building combinatorial vaccines in advance. Here's what the future may begin to look like with changing, now, the evolutionary tree, speeding up evolution with synthetic bacteria, Archaea and, eventually, eukaryotes. We're a ways away from improving people: our goal is just to make sure that we have a chance to survive long enough to maybe do that. Thank you very much.
Menjadi sumber utama energi. Tapi juga, kami sekarang menggunakan alat - alat yang sama ini untuk membuat seperangkat vaksin instan. Anda telah melihatnya tahun ini dengan flu, kita selalu kekurangan waktu dan uang untuk membuat vaksin yang tepat. Saya pikir itu dapat diubah dengan membuat vaksin kombinatorial dahulu. Inilah bagaimana masa depan mungkin mulai terlihat dengan mengubah, sekarang, pohon evolusi, mempercepat evolusi dengan bakteri sintetis, arkea sintetis, dan pada akhirnya eukariot. Kita masih jauh dari peningkatan pada level manusia. Tujuan kita adalah hanya memastikan bahwa kita punya kesempatan untuk bertahan cukup lama untuk mungkin melakukan itu. Terima kasih banyak.
(Applause)
(Tepuk Tangan)