Hi. I'm going to ask you to raise your arms and wave back, just the way I am -- kind of a royal wave. You can mimic what you can see. You can program the hundreds of muscles in your arm. Soon, you'll be able to look inside your brain and program, control the hundreds of brain areas that you see there. I'm going to tell you about that technology.
Hai. Saya akan meminta anda untuk mengangkat lengan anda dan melambai kembali, seperti yang saya lakukan -- semacam lambaian kerajaan. Anda dapat menirukan apa yang anda lihat. Anda dapat memprogram ratusan otot di lengan anda. Segera, anda akan dapat melihat ke dalam otak anda dan memprogram, mengontrol ratusan area otak yang anda lihat di sana. Saya akan memberitahukan anda tentang teknologi tersebut
People have wanted to look inside the human mind, the human brain, for thousands of years. Well, coming out of the research labs just now, for our generation, is the possibility to do that. People envision this as being very difficult. You had to take a spaceship, shrink it down, inject it into the bloodstream. It was terribly dangerous. (Laughter) You could be attacked by white blood cells in the arteries. But now, we have a real technology to do this.
Orang-orang telah menginginkan untuk melihat ke dalam pikiran manusia, otak manusia, selama ribuan tahun. Yah, baru saja keluar dari lab-lab riset untuk generasi kita yang memungkinkan kita untuk melakukannya. Orang-orang melihat ini sebagai sangat sulit. Anda harus mengambil sebuah pesawat luar angkasa, mengecilkannya, menginjeksikannya ke dalam aliran darah. ini sangatlah berbahaya. Anda dapat diserang oleh sel-sel darah putih di dalam pembuluh-pembuluh arteri. Tetapi sekarang, kita memiliki sebuah teknologi yang nyata untuk melakukannya.
We're going to fly into my colleague Peter's brain. We're going to do it non-invasively using MRI. We don't have to inject anything. We don't need radiation. We will be able to fly into the anatomy of Peter's brain -- literally, fly into his body -- but more importantly, we can look into his mind. When Peter moves his arm, that yellow spot you see there is the interface to the functioning of Peter's mind taking place. Now you've seen before that with electrodes you can control robotic arms, that brain imaging and scanners can show you the insides of brains. What's new is that that process has typically taken days or months of analysis. We've collapsed that through technology to milliseconds, and that allows us to let Peter to look at his brain in real time as he's inside the scanner. He can look at these 65,000 points of activation per second. If he can see this pattern in his own brain, he can learn how to control it.
Kita akan terbang ke dalam otak kolega saya Peter. Kita akan melakukannya secara non-invasif menggunakan MRI. Kita tidak perlu menginjeksikan apapun. Kita tidak perlu radiasi. Kita akan dapat terbang ke dalam anatomi otak Peter --terbang ke dalam tubuhnya secara harfiah -- tetapi lebih penting lagi, kita dapat melihat ke dalam pikirannya. Ketika Peter menggerakkan lengannya, titik kuning yang anda lihat di sana adalah tampilan dari pikiran fungsional Peter yang sedang berjalan. Sekarang anda telah melihat sebelumnya bahwa dengan elektroda-elektroda anda dapat mengontrol lengan-lengan robotik, bahwa pencitraan otak dan pemindai-pemindai dapat menunjukkan kepada anda bagian-bagian dalam dari otak. Yang baru adalah bahwa proses tersebut biasanya memerlukan analisis berhari-hari atau berbulan-bulan. Kita telah memampatkan teknologi tersebut menjadi milidetik, dan memungkinkan Peter untuk melihat otaknya secara seketika ketika dia berada dalam pemindai. Dia dapat melihat pada 65.000 titik aktivasi ini per detik. Jika dia dapat melihat pola ini dalam otaknya sendiri, dia dapat belajar bagaimana mengontrolnya.
There have been three ways to try to impact the brain: the therapist's couch, pills and the knife. This is a fourth alternative that you are soon going to have. We all know that as we form thoughts, they form deep channels in our minds and in our brains. Chronic pain is an example. If you burn yourself, you pull your hand away. But if you're still in pain in six months' or six years' time, it's because these circuits are producing pain that's no longer helping you. If we can look at the activation in the brain that's producing the pain, we can form 3D models and watch in real time the brain process information, and then we can select the areas that produce the pain. So put your arms back up and flex your bicep.
Telah ada tiga cara untuk mencoba memberikan dampak pada otak: kursi terapis, pil-pil dan pisau. Ini adalah alternatif keempat yang anda segera akan miliki. Kita semua tahu bahwa ketika kita membentuk pemikiran-pemikiran mereka membentuk kanal-kanal yang dalam di dalam pikiran kita dan otak kita. Nyeri kronis adalah suatu contoh. Jika anda membakar diri anda, anda menarik tangan anda menjauh. Tetapi jika anda tetap merasakan nyeri dalam waktu enam bulan atau enam tahun, itu dikarenakan sirkuit-sirkuit ini memproduksi nyeri yang tidak lagi menolong anda. Jika kita dapat melihat pada aktivasi di dalam otak yang menghasilkan nyeri, kita dapat membentuk model-model 3D dan melihat seketika otak memproses informasi, dan kemudian kita dapat memilih area-area yang menghasilkan nyeri. Jadi letakkan lengan anda kembali ke atas dan gerakkan bisep anda.
Now imagine that you will soon be able to look inside your brain and select brain areas to do that same thing. What you're seeing here is, we've selected the pathways in the brain of a chronic pain patient. This may shock you, but we're literally reading this person's brain in real time. They're watching their own brain activation, and they're controlling the pathway that produces their pain. They're learning to flex this system that releases their own endogenous opiates. As they do it, in the upper left is a display that's yoked to their brain activation of their own pain being controlled. When they control their brain, they can control their pain. This is an investigational technology, but, in clinical trials, we're seeing a 44 to 64 percent decrease in chronic pain patients.
Sekarang imajinasikan bahwa anda segera akan dapat melihat ke dalam otak anda dan memilih area-area otak untuk melakukan hal yang sama. Apa yang anda lihat di sini adalah, kita telah memilih jalur-jalur di dalam otak dari seorang pasien nyeri kronis. Hal ini mungkin mengejutkan anda, tetapi kami secara harfiah membaca otak orang ini dalam waktu nyata. Mereka melihat aktivasi otak mereka sendiri, dan mereka mengontrol jalur yang menghasilkan nyeri mereka. Mereka belajar untuk menggerakkan sistem ini yang melepaskan opiat-opiat endogen mereka sendiri. Ketika mereka melakukannya, di bagian kiri adalah suatu tampilan yang menghubungkan aktivasi otak mereka sendiri dari nyeri mereka yang sedang dikontrol. Ketika mereka mengontrol otak mereka, mereka dapat mengontrol nyeri mereka. Ini adalah sebuah teknologi yang masih diselidiki, tetapi dalam uji-uji klinis kita melihat suatu penurunan dari 44 sampai 64 persen pada pasien-pasien nyeri kronis.
This is not "The Matrix." You can only do this to yourself. You take control. I've seen inside my brain. You will too, soon. When you do, what do you want to control? You will be able to look at all the aspects that make you yourself, all your experiences. These are some of the areas we're working on today that I don't have time to go into in detail. But I want to leave with you the big question. We are the first generation that's going to be able to enter into, using this technology, the human mind and brain. Where will we take it?
Ini bukan "The Matrix." Anda hanya dapat melakukannya kepada diri anda sendiri. Anda yang mengontrol. Saya telah melihat bagian dalam otak saya. Anda juga akan, segera. Ketika anda melihatnya, apa yang ingin anda kontrol? Anda akan dapat melihat pada keseluruhan aspek yang membuat anda adalah diri anda, semua pengalaman anda. Ada beberapa area yang sedang kita kerjakan yang saya tidak punya waktu untuk membahas secara detil. Tetapi saya ingin meninggalkan anda dengan pertanyaan besar. Kita adalah generasi pertama yang akan dapat masuk ke dalam, menggunakan teknologi ini, pikiran dan otak manusia. Kemana kita akan membawanya?