I'm going to take you on a journey very quickly. To explain the wish, I'm going to have to take you somewhere where many people haven't been, and that's around the world. When I was about 24 years old, Kate Stohr and myself started an organization to get architects and designers involved in humanitarian work, not only about responding to natural disasters, but involved in systemic issues. We believe that where the resources and expertise are scarce, innovative, sustainable design can really make a difference in people's lives.
Saya akan ceritakan sebuah perjalanan pada anda. Untuk memahami harapan saya, saya harus membawa anda ke suatu tempat dimana banyak orang belum pernah ke sana, tapi ada dimana-mana. Ketika saya berumur 24 tahun, Kate Store dan saya menggagas sebuah organisasi untuk melibatkan para arsitek dan perancang dalam aksi kemanusiaan. Tidak hanya menangani korban bencana alam, tapi juga terlibat dalam isu-isu sistemik. Kami meyakini, ketika sumberdaya dan keahlian sangat langka, rancangan yang inovatif tapi awet dapat berpengaruh pada kehidupan manusia.
So I started my life as an architect, or training as an architect, and I was always interested in socially responsible design, and how you can really make an impact. But when I went to architecture school, it seemed that I was a black sheep in the family. Many architects seemed to think that when you design, you design a jewel, and it's a jewel that you try and crave for; whereas I felt that when you design, you either improve or you create a detriment to the community in which you're designing. So you're not just doing a building for the residents or for the people who are going to use it, but for the community as a whole.
Maka dimulailah -- Awalnya saya seorang arsitek, atau terlatih sebagai arsitek dan saya selalu tertarik pada rancangan yang peduli sosial, serta bagaimana anda bisa membuat perubahan yang berarti. Tapi di sekolah arsitek, Sepertinya Saya di-anak-tiri-kan. Banyak arsitek berpikiran sebuah rancangan harus diperlakukan bak mustika, yang berguna atau tidak tetap kita puja-puja. Sedangkan buat Saya, sebuah rancangan, kalau tidak berguna ya jadi sampah bagi komunitas yang menjadi tujuan rancangan tersebut. Jadi jangan sekedar membangun tempat tinggal buat penduduk atau buat orang-orang yang akan menggunakannya, tapi untuk keseluruhan komunitas secara utuh.
And in 1999, we started by responding to the issue of the housing crisis for returning refugees in Kosovo. And I didn't know what I was doing -- like I said, mid-20s -- and I'm the Internet generation, so we started a website. We put a call out there, and to my surprise, in a couple of months, we had hundreds of entries from around the world. That led to a number of prototypes being built and really experimenting with some ideas. Two years later we started doing a project on developing mobile health clinics in sub-Saharan Africa, responding to the HIV/AIDS pandemic. That led to 550 entries from 53 countries. We also have designers from around the world that participate. And we had an exhibit of work that followed that. 2004 was the tipping point for us. We started responding to natural disasters and getting involved in Iran, in Bam, also following up on our work in Africa.
Pada tahun 1999, kami mulai manangani isu krisis perumahan bagi pengungsi-pengungsi yang kembali ke Kosovo waktu itu saya masih lugu, baru umur 20-an dan Saya termasuk generasi internet, kami mulai dengan sebuah situs Kami cantumkan kebutuhan kami, dan dalam dua bulan secara mengejutkan kami kebanjiran masukan dari seluruh dunia. Beberapa prototipenya diantaranya berhasil dibuat dan sangat bereksperimen dengan beberapa ide. Dua tahun kemudian kami memulai sebuah proyek untuk mengembangkan klinik keliling di pinggiran Sahara, Afrika. untuk mengatasi pandemik HIV/AIDS. Yang menghasilkan 550 ide dari 53 negara Perancang dari seluruh dunia ikut ambil bagian yang melahirkan berbagai produk. 2004 menjadi titik balik bagi kami Kami mulai menangani berbagai bencana alam dan aktif di Iran dan Bam sambil terus menindaklanjuti proyek di Afrika
Working within the United States -- most people look at poverty and they see the face of a foreigner. But I live in Bozeman, Montana -- go up to the north plains on the reservations, or go down to Alabama or Mississippi, pre-Katrina, and I could have shown you places that have far worse conditions than many developing countries that I've been to. So we got involved in and worked in inner cities and elsewhere;
Secara lokal, di Amerika Serikat sendiri, biasanya citra kemiskinan selalu identik dengan negara lain tapi melihat langsung -- Saya tinggal di Bozeman, Montana -- pergilah ke dataran utara dari kamp penampungan atau ke selatan di Alabama atau Mississipi Ini semua sebelum Katrina terjadi, tapi sudah banyak tempat yang jauh lebih parah kondisinya dibanding negara-negara berkembang Jadi kami terjun dan aktif bekerja secara domestik
and also, I will go into some more projects. 2005: Mother Nature kicked our ass. I think we can pretty much assume that 2005 was a horrific year when it comes to natural disasters. And because of the Internet, and because of connections to blogs and so forth, within literally hours of the tsunami, we were already raising funds, getting involved, working with people on the ground. We run from a couple of laptops, and in the first couple of days, I had 4,000 emails from people needing help. So we began to get involved in projects there, and I'll talk about some others. And then of course, this year we've been responding to Katrina, as well as following up on our reconstruction work.
Selanjutnya saya akan perlihatkan proyek -proyek lain Tahun 2005 kita diberi pelajaran keras oleh alam Saya rasa semua setuju tahun 2005 adalah tahun paling menakutkan kalau berbicara tentang bencana alam. Tapi lewat internet, dan komunikasi antar blog dan lain-lain, hanya selang beberapa jam sejak terjadinya tsunami, kami berhasil menggalang dana dan bantuan di lokasi Dua hari pertama kita beroperasi hanya dengan dua buah laptop Ada sekitar 4000 email permintaan bantuan yang masuk Jadi kami mulai melibatkan diri dengan berbagai proyek dan saya akan sampaikan lebih banyak nanti. Akhirnya tentu saja, tahun ini kita harus menghadapi Katrina, sambil menindaklanjuti usaha rekonstruksi yang telah dimulai
So this is a brief overview. In 2004, I really couldn't manage the number of people who wanted to help, or the number of requests that I was getting. It was all coming into my laptop and cell phone. So we decided to embrace an open-source model of business -- so that anyone, anywhere in the world, could start a local chapter, and they can get involved in local problems. Because I believe there is no such thing as Utopia. All problems are local. All solutions are local. So that means, you know, somebody who's based in Mississippi knows more about Mississippi than I do. So what happened is, we used Meetup and all these other Internet tools, and we ended up having 40 chapters starting up, thousands of architects in 104 countries. So the bullet point -- sorry, I never do a suit, so I knew that I was going to take this off. OK, because I'm going to do it very quick.
Ini hanya gambaran umum Di tahun 2004, saya kewalahan jumlah orang yang meminta bantuan atau jumlah permintaan yang langsung ke saya semuanya membanjiri laptop dan telpon genggam saya Jadi kami berpaling pada solusi open -- intinya sebuah model bisnis berbasis open source yang memungkinkan siapa saja, dimana saja, bisa mendirikan cabang untuk menanggulangi masalah secara lokal Karena saya meyakini tidak ada yang sempurna Semua masalah adalah lokal. Semua solusi adalah lokal. Jadi, maksud saya, seseorang yang tinggal di Mississippi, tentu lebih paham tentang Mississipi dibanding saya. Jadi mulailah, kami menggunakan MeetUp dan layanan internet sejenis lainnya, dan dalam waktu singkat berdiri 40 cabang, ribuan arsitek di 104 negara. Jadi, intinya -- maaf, saya tidak biasa tampil resmi, jadi memang soal waktu sebelum saya tanggalkan ini. Ok, saya akan coba menyampaikan ini dengan cepat
This isn't just about nonprofit. What it showed me is that there's a grassroots movement going on, of socially responsible designers who really believe that this world has got a lot smaller, and that we have the opportunity -- not the responsibility, but the opportunity -- to really get involved in making change.
Jadi selama tujuh tahun terakhir, ini bukan cuma soal bakti sosial ini menunjukkan ada gerakan arus bawah yang tak terbendung dari para perancang yang peduli sosial yang sungguh-sungguh percaya dunia ini milik bersama dan bahwa kami punya kesempatan -- BUKAN tanggung jawab, tapi kesempatan -- untuk benar-benar membuat perubahan yang berarti
(Laughter)
(Tertawa)
(Laughter)
I'm adding that to my time.
Saya akan minta waktu lebih gara-gara ini.
(Laughter)
Jadi yang terjadi dibelakang layar adalah
So what you don't know is, we've got these thousands of designers working around the world, connected basically by a website, and we have a staff of three. The fact that nobody told us we couldn't do it, we did it. And so there's something to be said about naïveté. So seven years later, we've developed so that we've got advocacy, instigation and implementation. We advocate for good design, not only through student workshops and lectures and public forums, op-eds; we have a book on humanitarian work; but also disaster mitigation and dealing with public policy. We can talk about FEMA, but that's another talk. Instigation, developing ideas with communities and NGOs, doing open-source design competitions. Referring, matchmaking with communities. And then implementing -- actually going out there and doing the work, because when you invent, it's never a reality until it's built. So it's really important that if we're designing and trying to create change, we build that change.
ada ribuan perancang bekerja di seluruh dunia yang berkomunikasi lewat situs yang cuma digawangi 3 orang. Dengan bertindak, meski banyak yang bilang ini tidak mungkin, tapi kami berhasil. Jadi jangan main-main dengan keluguan. Tujuh tahun setelah itu kami berkembang dan mulai menyediakan konsultasi penyuluhan dan implementasi. Kami berbagi tentang rancangan yang baik, tidak hanya lewat lokakarya, kuliah atau forum-forum publik, kami juga menerbitkan buku ttg kegiatan kemanusiaan, dan juga ttg penanganan bencana dan menyikapi kebijakan publik Kita bisa membicarakan FEMA, tapi itu diluar topik Penyuluhan, mengembangkan ide bagi komunitas dan membantu LSM-LSM menggelar kompetisi perancangan Saling rujuk, memadukan berbagai komunitas dan kemudian implementasi -- turun tangan langsung ke lokasi, karena dalam berkarya, tidak ada yang nyata sampai bangunannya jadi Jadi sangat penting dipahami ketika kita merancang dan berniat mengubah, kita bangun perubahan secara nyata
So here's a select number of projects. Kosovo. This is Kosovo in '99. We did an open design competition, like I said. It led to a whole variety of ideas. And this wasn't about emergency shelter, but transitional shelter that would last five to 10 years, that would be placed next to the land the resident lived in, and that they would rebuild their own home. This wasn't imposing an architecture on a community; this was giving them the tools and the space to allow them to rebuild and regrow the way they want to. We had from the sublime to the ridiculous, but they worked. This is an inflatable hemp house. It was built; it works.
Jadi berikut ini beberapa contoh proyek Kosovo. Ini Kosovo di tahun 99. Kami menggelar kompetisi perancangan, Seperti yang saya bilang tadi, muncul banyak sekali ide dan ini bukan ttg permukiman darurat, tapi permukiman transisi yang bisa bertahan buat 5 hingga 10 tahun yang dibangun disebelah lahan tempat tinggal penduduk sementara mereka bangun kembali rumah mareka Ini bukan memaksakan suatu arsitektur pada komunitas, tapi upaya memberikan mereka sarana, dan ruang sehingga mereka bisa menata kembali hidup mereka sesuai dengan keinginan mereka. Karya kami, ada yang keren ada yang konyol, tapi semuanya berfungsi. Ini gubuk rami yang mampu dikempiskan. Sudah dibangun dan berfungsi.
This is a shipping container. Built and works. And a whole variety of ideas that not only dealt with architectural building, but also the issues of governance, and the idea of creating communities through complex networks.
Ini kontainer pengiriman. Dibuat dan berhasil. Dan masih banyak lagi macam-macam ide yang tidak melulu tentang sisi arsitekturnya tapi juga tentang pengendaliannya dan bagaimana membangun komunitas lewat jaringan yang rumit
So we've engaged not just designers, but also a whole variety of technology-based professionals. Using rubble from destroyed homes to create new homes. Using straw bale construction, creating heat walls. And then something remarkable happened in '99.
Jadi yang terlibat tidak hanya perancang, tapi juga, para profesional dari berbagai bidang teknik Membangun rumah dari reruntuhan rumah Memakai konstruksi sapu lidi, membangun dinding penyekat panas Kemudian sesuatu yang menakjubkan terjadi di tahun 99
We went to Africa originally to look at the housing issue. Within three days, we realized the problem was not housing; it was the growing pandemic of HIV/AIDS. And it wasn't doctors telling us this; it was actual villagers that we were staying with. And so we came up with the bright idea that instead of getting people to walk 10, 15 kilometers to see doctors, you get the doctors to the people. And we started engaging the medical community, and you know, we thought we were real bright sparks -- "We've come up with this great idea: mobile health clinics, widely distributed throughout sub-Saharan Africa." And the medical community there said, "We've said this for the last decade. We know this. We just don't know how to show this." So in a way, we had taken pre-existing needs and shown solutions. And so again, we had a whole variety of ideas that came in.
Kami menuju Afrika, tadinya untuk meninjau perumahannya Dalam tiga hari kami menyadari problemnya bukan di perumahan tapi meluasnya epidemi HIV/AIDS Dan kami tahu bukan dari para dokter; justru penduduknya yang menuturkan hal ini Jadi muncul ide cemerlang bahwa daripada orang yang harus berjalan 10, 15 kilometer ke tempat dokter, kita bawa dokternya ke yang membutuhkan Jadi kita mulai melobi komunitas medis yang ada. Tadinya kami pikir, kami ini benar-benar pintar, jenius -- kami menemukan ide hebat, klinik keliling yang bisa -- dikirim ke seluruh penjuru pinggiran Sahara Afrika. tapi komunitas media yang ada bilang, "Kami sudah diskusikan ini selama bertahun-tahun. Kami sudah tahu itu Kami cuma tidak tahu bagaimana mengungkapkannya." Jadi akhirnya, kami merealisasikan kebutuhan yang sudah lama ada dan sama seperti sebelumnya, mengalir begitu banyak ide
This one I personally love, because the idea is that architecture is not just about solutions, but about raising awareness. This is a kenaf clinic. You get seed and you grow it in a plot of land, and it grows 14 feet in a month. And on the fourth week, the doctors come and they mow out an area, put a tensile structure on the top, and when the doctors have finished treating and seeing patients and villagers, you cut down the clinic and you eat it. It's an eat-your-own-clinic.
Ini favorit saya karena idenya adalah arsitektur itu tidak melulu soal solusi, tapi juga soal pencerahan. Ini adalah klinik kenaf (sejenis ilalang). Anda tanam pada lahan yg terencana dan suatu saat -- ini tumbuh setinggi 14 kaki dalam sebulan. dan pada minggu ke-4, dokter datang, memangkas bagian atasnya, kemudian memasang atap dari bahan elastis dan kalau sudah selesai mengobati pasien dan penduduk yang ada, klinik itu tinggal dituai untuk dimakan. Jadi Klinik yang bisa dimakan. (Tertawa)
So it's dealing with the fact that if you have AIDS, you also need to have nutrition rates, and the idea of nutrition is as important as getting antiretrovirals out there. So you know, this is a serious solution. This one I love. The idea is it's not just a clinic, it's a community center. This looked at setting up trade routes and economic engines within the community, so it can be a self-sustaining project.
Jadi ini juga cocok dengan fakta bahwa para pasien AIDS memang butuh makanan bergizi, dan teorinya nutrisi memang sama pentingnya dengan pengobatan. Jadi ini tidak main-main Saya suka yang ini. Ini bukan sekedar klinik -- tapi jadi balai desa juga. Ini waktu membangun jalur perdagangan dan sentra ekonomi dalam komunitas, supaya proyeknya bisa berkesinambungan. Setiap proyek ini jadi dapat berkelanjutan.
Every one of these projects is sustainable. That's not because I'm a tree-hugging green person. It's because when you live on four dollars a day, you're living on survival and you have to be sustainable. You have to know where your energy is coming from, you have to know where your resource is coming from, and you have to keep the maintenance down. So this is about getting an economic engine, and then at night, it turns into a movie theater. So it's not an AIDS clinic. It's a community center. So you can see ideas. And these ideas developed into prototypes, and they were eventually built. And currently, as of this year, there are clinics rolling out in Nigeria and Kenya.
Dan ini tidak berarti saya ini pecinta alam Tapi karena ketika anda hanya punya 4 dollar per hari, anda harus bertahan hidup dan anda harus berkelanjutan. Anda harus tahu benar bagaimana mengadakan energi Anda harus tahu bagaimana menghasilkan sumberdaya Dan anda harus meminimkan perawatan Jadi ini tentang membangun sentra ekonomi yang kalau malam berubah menjadi layar tancap. Karenanya ini tidak sekedar klinik AIDS tapi balai desa. Jadi kita menyaksikan bagaimana ide dikembangkan jadi prototipe, yang akhirnya jadi sebuah bangunan. Dan saat ini, sejak tahun ini, klinik keliling dikirim kemana-mana di Nigeria dan Kenya.
From that, we also developed Siyathemba. The community came to us and said, "The problem is that the girls don't have education." And we're working in an area where young women between the ages of 16 and 24 have a 50 percent HIV/AIDS rate. And that's not because they're promiscuous, it's because there's no knowledge.
Selain itu kami juga mengembangkan Siyathemba, proyek yg bermula dari -- penduduk datang pada kami dan menuturkan, yang jadi masalah adalah para wanita disini tidak berpendidikan. Dan di daerah kami beroperasi wanita dengan kisaran umur 16 sampai 24 tahun separuhnya mengidap HIV/AIDS dan ini bukan karena pergaulan bebas tapi karena ketidaktahuan.
And so we decided to look at the idea of sports, and create a youth sports center that doubled as an HIV/AIDS outreach center, and the coaches of the girls' team were also trained doctors. So that there would be a very slow way of developing confidence in health care. And we picked nine finalists, and then those nine finalists were distributed throughout the entire region, and then the community picked their design. They said, this is our design, because it's not only about engaging a community; it's about empowering a community, and about getting them to be a part of the rebuilding process.
Jadi kami berpaling pada olah raga dan mencoba membangun gelanggang remaja yang berfungsi juga jadi pusat penyuluhan HIV/AIDS dimana pelatih olah raga anak-anak gadis ini adalah juga para dokter jadi secara perlahan-lahan kemandirian dalam kesehatan tumbuh. Kami memilih 9 rancangan sebagai finalis. dan kesembilan rancangan itu disebar ke semua daerah supaya komunitas itu sendiri yang memilih rancangan Mereka yang putuskan, ini rancangan yang kita pakai, karena ini bukan sekedar melayani komunitas tapi juga menggerakkan komunitas dan menjadikan mereka bagian dari proses pembangunan ulang ini.
So, the winning design is here. And then, of course, we actually go and work with the community and the clients.
Inilah rancangan yang terpilih, tentu saja selain dengan komunitas yang ada kami kerja sama dengan berbagai mitra. Ini perancangnya. Dia terjun langsung.
So this is the designer. He's out there working with the first ever women's soccer team in KwaZulu-Natal, Siyathemba. And they can tell it better.
bahu membahu dgn tim sepakbola wanita pertama di Kwa-Xulu Natal, Siyathemba, yang bisa bercerita lebih banyak
(A cappella singing in a South African language)
Video: Well, my name is Cee Cee Mkhonza. I work at the Africa Centre, I'm an IT user consultant. I'm also the national football player for South Africa, Banyana Banyana. And I also play in the Vodacom League, for the team called Tembisa, which has now changed to Siyathemba. This is our home ground.
Video: Nama saya Sisi, karena juga bekerja di African Centrer. Saya selain konsultan juga merangkap pemain bola nasional. untuk Afrika Selatan, Bafana Bafana, dan main juga di liga Vodacom untuk tim Tembina, yang namanya berubah jadi Siyathemba sekarang. Inilah kampung halaman kami.
Cameron Sinclair: I'm going to show that later because I'm running out of time. I can see Chris looking at me slyly.
Cameron Sinclair : Saya akan tunjukkan itu nanti karena waktu saya hampir habis. Saya bisa lihat Chris memandang saya penuh arti.
This was a connection, just a meeting with somebody who wanted to develop Africa's first telemedicine center, in Tanzania. And we met, literally, a couple of months ago. We've already developed a design. The team is over there, working in partnership. This was a matchmaking, thanks to a couple of TEDsters -- Sun [Microsystems], Cheryl Heller and Andrew Zolli, who connected me with this amazing African woman. And we start construction in June, and it will be opened by TEDGlobal. So when you come to TEDGlobal, you can check it out.
Ini bentuk komunikasinya, hanya sebuah rapat dengan orang yang mau ikut membangun pusat telemedis pertama di Tanzania, Afrika. Dan kami baru bertemu dua bulan yang lalu. Kami sudah punya sebuah rancangan, dan tim kami sudah di lokasi, berkolaborasi. Ini sebuah perpaduan yg baik, atas jasa dua orang member TED [kurang jelas] Cheryl Heller dan Andrew Zolli yang memperkenalkan saya dengan wanita afrika yang luar biasa ini Kami memulai konstruksi pada bulan Juni, yang akan dipamerkan di TEDGlobal Jadi kalau anda hadir di TEDGlobal, anda bisa melihatnya
But what we're known probably most for is dealing with disasters and development, and we've been involved in a lot of issues, such as the tsunami and also things like Hurricane Katrina. This is a 370-dollar shelter that can be easily assembled. This is a community-designed community center. And what that means is we actually live and work with the community, and they're part of the design process. The kids actually get involved in mapping out where the community center should be. And then eventually, the community, through skills training, end up building the building with us.
Tapi kami mungkin lebih dikenal dalam penanganan bencana dan pembangunan karena kami sudah banyak terlibat di berbagai peristiwa. misalnya tsunami dan badai Katrina Ini penampungan seharga 370 USD yang dengan mudah bisa dirakit Ini hasil rancangan komunitas Sebuah pusat komunitas, hasil rancangan komunitas itu sendiri. Yang maksudnya adalah kami benar-benar bekerja sama dengan komunitas itu dan mereka jadi bagian dari proses perancangan. Anak-anak itu benar-benar terlibat dalam menentukan dimana pusat komunitas itu harus dibangun, dan pada akhirnya setelah diberi pelatihan, komunitas itu benar-benar ikut membangun bersama kami.
Here is another school. This is what the UN gave these guys for six months -- 12 plastic tarps. This was in August. This was the replacement; that's supposed to last for two years. When the rain comes down, you can't hear a thing, and in the summer, it's about 140 degrees inside. So we said, if the rain's coming down, let's get fresh water. So every one of our schools has a rainwater collection system. Very low cost: three classrooms and rainwater collection is 5,000 dollars. This was raised by hot chocolate sales in Atlanta. It's built by the parents of the kids. The kids are out there on-site, building the buildings. And it opened a couple of weeks ago, and there's 600 kids that are now using the schools.
Ini salah satu sekolah yang ada Ini yang diberikan UN ke mereka untuk dipakai 6 bulan - 12 tenda plastic Itu di bulan Agustus. Ini versi barunya, yang buat dipakai selama 2 tahun. kalau sedang hujan berisik sekali, waktu musim panas suhunya mencapai 60 derajat Celsius. Jadi kita pikir, air hujan kita tampung saja untuk air bersih. Sekarang tiap sekolah punya penampung air hujan, biayanya sangat murah. Tiga kelas dan satu penampung air hujan hanya berkisar 5000 USD. Ini didirikan para pedagang coklat di Atlanta yang dibangun oleh para orang tua. sementara anak-anaknya ikut membangun langsung di lokasi. dan dua minggu yang lalu mulai beroperasi, sekarang sekolah ini digunakan oleh kurang lebih 600 anak.
(Applause)
(Tepuk tangan)
So, disaster hits home. We see the bad stories on CNN and Fox and all that, but we don't see the good stories. Here is a community that got together, and they said "no" to waiting. They formed a partnership, a diverse partnership of players, to actually map out East Biloxi, to figure out who's getting involved. We've had over 1,500 volunteers rebuilding, rehabbing homes. Figuring out what FEMA regulations are, not waiting for them to dictate to us how you should rebuild. Working with residents, getting them out of their homes, so they don't get ill. This is what they're cleaning up on their own. Designing housing. This house is going in in a couple of weeks. This is a rehabbed home, done in four days. This is a utility room for a woman who is on a walker. She's 70 years old. This is what FEMA gave her. 600 bucks, happened two days ago. We put together, very quickly, a washroom. It's built, it's running and she just started a business today, where she's washing other people's clothes.
Kemudian... bencana di kampung halaman sendiri CNN dan Fox memberitakan sisi buruknya tapi dibelakang layar ada sisi baiknya Ini adalah komunitas yang berkumpul dan menolak untuk berpangku tangan Mereka menjalin kemitraan, yg anggotanya dr beragam bidang untuk mengkoordinir daerah Biloxi Timur sehingga terdata siapa-siapa saja peduli. Sekitar 1500 relawan membangun ulang, merehabilitasi rumah-rumah. Menyadari apa makna peraturan yg diberlakukan FEMA, menolak didikte tentang bagaimana mereka harus membangun ulang. Membujuk penduduk untuk keluar dari puing-puing rumah mereka, agar tidak terjangkit penyakit. Ini upaya mereka membersihkan sendiri. Perancangan rumah. Rumah ini akan dibangun dalam dua minggu. Ini rumah yang dibangun ulang, jadi dalam 4 hari. Ini kamar kecil buat seorang wanita yang berjalan dengan alat bantu. Umurnya 70 tahun. Ini yang diberikan FEMA untuknya. 600 USD, dua hari yang lalu. Kami bangun dengan cepat sebuah kamar kecil. Sudah jadi, berfungsi dan dia baru saja memulai sebuah bisnis, mencucikan pakaian orang lain.
These are the Calhouns. They're photographers who had documented the Lower Ninth for the last 40 years. That was their home, and these are the photographs they took. And we're helping, working with them to create a new building. Projects we've done. Projects we've been a part of, support. Why don't aid agencies do this? This is the UN tent. This is the new UN tent, just introduced this year. Quick to assemble. It's got a flap -- that's the invention. It took 20 years to design this and get it implemented in the field. I was 12 years old. There's a problem here.
Ini Shandra dan Calhouns. Mereka fotografer. yang sudah mengabadikan Lower Ninth selama 40 tahun. Ini rumah mereka, dan ini hasil karya mereka. Dan kami turun membantu, gotong royong membangun gedung baru. Proyek-proyek yang kami kerjakan, Yang kami ikuti, dukung. Mengapa badan kemanusiaan tidak melakukan ini ? Ini tendanya PBB. Ini tenda baru PBB, baru diperkenalkan tahun ini. Gampang di rakit, satu-satunya perbaikan sekarang ada jendelanya Butuh 20 tahun cuma buat merancang itu dan menerapkannya. Saya baru umur 12 tahun. Ada yang salah disini.
Luckily, we're not alone. There are hundreds and hundreds and hundreds and hundreds and hundreds of architects and designers and inventors around the world that are getting involved in humanitarian work. More hemp houses -- it's a theme in Japan, apparently. I'm not sure what they're smoking.
Untungnya, kami tidak sendirian Ada banyak sekali, beratus-ratus, beribu-ribu arsitek dan perancang dan penemu. diseluruh dunia yang terjun dalam kegiatan kemanusiaan Gubuk rami yang lain -- tampaknya jadi trend di Jepang. Entah kenapa bisa begitu.
(Laughter)
This is a Grip Clip, designed by somebody who said, "All you need is some way to attach membrane structures to physical support beams." This guy designed for NASA, is now doing housing. I'm going to whip through this quickly, because I know I've got only a couple of minutes.
Ini klip cengkram yang dirancang seseorang yang bilang, yang diperlukan hanya suatu cara mengikat struktur elastis ke tiang penyangga yang kokoh. Orang ini, perancang di NASA -- sekarang malah membangun rumah Saya akan coba perlihatkan dengan cepat, karena saya tahu waktu saya tinggal dua menit.
So this is all done in the last two years. I showed you something that took 20 years to do. And this is just a selection of things that were built in the last couple of years. From Brazil to India, Mexico, Alabama, China, Israel, Palestine, Vietnam.
Jadi inilah hasil kami selama dua tahun Saya perlihatkan apa yang biasanya butuh 20 tahun. Dan ini hanya beberapa contoh yang kebetulan ada -- jadi dalam dua tahun. Dari Brasil sampai India Meksiko Alabama Cina Israel Palestina Vietnam
The average age of a designer who gets involved in this project is 32 -- that's how old I am. So it's a young -- I just have to stop here, because Arup is in the room, and this is the best-designed toilet in the world. If you're ever, ever in India, go use this toilet.
Umur rata-rata perancang yang terlibat dalam proyek ini adalah 32 -- seumur saya. Jadi masih muda -- Saya sudahi saja disini karena Arup (pembicara selanjutnya) sudah hadir dan ini toilet terbaik di seluruh dunia Kalau anda jalan-jalan ke India, gunakanlah toiletnya.
(Laughter)
(Tertawa)
Chris Luebkeman will tell you why. I'm sure that's how he wanted to spend the party. But the future is not going to be the sky-scraping cities of New York, but this. And when you look at this, you see crisis. What I see is many, many inventors. One billion people live in abject poverty. We hear about them all the time. Four billion live in growing but fragile economies. One in seven live in unplanned settlements. If we do nothing about the housing crisis that's about to happen, in 20 years, one in three people will live in an unplanned settlement or a refugee camp. Look left, look right: one of you will be there. How do we improve the living standards of five billion people? With 10 million solutions.
Chris Luebkeman akan menceritakannya. Biasanya tempat pestanya seperti itu, tapi -- tapi masa depan tidak akan melulu tentang pencakar langit kota New York, tapi akan tentang ini. Dan melihat ini umumnya orang melihat krisis. Saya melihat banyak, banyak sekali penemu. Satu milyar orang hidup dalam kemiskinan Kita dengar tentang mereka setiap hari Empat milyar orang hidup pas-pasan Satu dari tiap tujuh orang menggelandang Jika kita abaikan krisis perumahan yang pasti datang, dalam 20 tahun, satu dari tiap tiga orang akan jadi tunawisma Atau jadi pengungsi. Lihat ke kanan dan ke kiri salah satu dr anda akan spt itu. Bagaimana caranya memperbaiki taraf hidup 5 milyar orang ? Dengan 10 milyar solusi
So I wish to develop a community that actively embraces innovative and sustainable design to improve the living conditions for everyone.
Jadi saya berharap akan adanya komunitas yang aktif menggunakan rancangan yang inovatif dan tahan lama untuk memperbaiki kondisi hidup semua orang.
Chris Anderson: Wait a sec -- that's your wish?
Chris Anderson : Sebentar. Sebentar. Itu harapan anda ?
CS: That's my wish.
CS: Itu harapan saya
CA: Itulah harapan (TED Prize) nya !
CA: That's his wish!
(tepuk tangan)
(Applause)
CS: We started Architecture for Humanity with 700 dollars and a website. So Chris somehow decided to give me 100,000. So why not this many people? Open-source architecture is the way to go. You have a diverse community of participants -- and we're not just talking about inventors and designers, but we're talking about the funding model. My role is not as a designer; it's as a conduit between the design world and the humanitarian world. And what we need is something that replicates me globally, because I haven't slept in seven years.
Kami memulai arsitektur kemanusiaan dengan 700 USD dan sebuah situs. Chris tahu-tahu menghadiahkan saya 100.000 USD. Jadi kenapa hanya dia? Arsitektus berbasis open-source adalah masa depan. Ada beragam komunitas yang berpartisipasi - dan ini bukan cuma tentang penemu dan perancang, tapi juga tentang model pendanaan. Saya tidak berperan sebagai perancang; Saya hanya penghubung dunia perancangan dan dunia kemanusiaan dan yg dibutuhkan adalah orang-orang dengan tugas serupa secara global, karena saya tidak tidur selama tujuh tahun.
(Laughter)
(tertawa)
Secondly, what will this thing be? Designers want to respond to issues of humanitarian crisis, but they don't want some company in the West taking their idea and basically profiting from it. So Creative Commons has developed the Developing Nations license. And what that means is that a designer can -- The Siyathemba project I showed was the first ever building to have a Creative Commons license on it. As soon as that is built, anyone in Africa or any developing nation can take the construction documents and replicate it for free.
Yang kedua, bagaimana bentuk konkritnya ? Perancang mau ikut membantu dalam krisis kemanusiaan, tapi mereka tidak mau hasil rancangan mereka diambil dan dijual oleh perusahaan komersial. Creative Commons sudah menciptakan lisensi buat negara berkembang. Artinya adalah perancang sekarang -- Proyek Siyathemba yang saya perlihatkan adalah bangunan pertama dalam sejarah yang berlisensi Creative Commons Begitu jadi, siapa saja di Afrika atau di negara berkembang yang lain bisa meminta dokumentasi konstruksinya dan mengunakannya secara gratis.
(Applause)
(tepuk tangan)
So why not allow designers the opportunity to do this, but still protect their rights here? We want to have a community where you can upload ideas, and those ideas can be tested in an earthquake, in flood, in all sorts of austere environments. The reason that's important is I don't want to wait for the next Katrina to find out if my house works. That's too late, we need to do it now. So doing that globally -- and I want this whole thing to work multi-lingually. When you look at the face of an architect, most people think a gray-haired white guy. I don't see that; I see the face of the world. So I want everyone from all over the planet to be able to be a part of this design and development. The idea of needs-based competitions -- XPRIZE for the other 98 percent, if you want to call it that.
Jadi kenapa tidak membiarkan para perancang melakukan hal ini, tanpa mengorbankan hak cipta mereka? Kami ingin ada komunitas yang bisa mengunggah ide-ide, yang memungkinkan ide-ide itu diuji ketika terjadi gampa, banjir dan kondisi-kondisi ekstrim lainnya. Alasan kenapa ini penting adalah Saya tidak mau menunggu Katrina berikutnya untuk mengetahui rancangannya berfungi apa tidak. Itu terlambat. Kita perlu tahu SEKARANG. Dengan melakukan ini secara global. Dan saya mau ini jalan lintas bahasa. Umumnya bayangan orang ttg wajah seorang arsitek adalah orang kulit putih yang beruban. Saya tidak setuju. Buat saya, wajahnya wajah dunia. Jadi saya mau semua orang di seluruh pelosok dunia, bisa jadi bagian dari rencana dan gerakan ini. dengan berbagai kompetisi berbasis kebutuhan -- X-Prize buat 98 persen sisanya kalau mau dibilang begitu.
We also want to look at ways of matchmaking and putting funding partners together, and the idea of integrating manufacturers -- fab labs in every country. When I hear about the $100 laptop and it's going to educate every child -- educate every designer in the world. Put one in every favela, every slum settlement. Because you know what? Innovation will happen. And I need to know that. It's called the leap-back. We talk about leapfrog technologies.
Kami juga ingin menggalakkan perpaduan dan menggalang mitra pendanaan juga mengikutsertakan produsen -- lab fabrikasi di tiap negara Waktu saya dengar tentang laptop seharga 100 USD yang akan mengedukasi tiap anak, kenapa tidak edukasikan semua perancang di dunia. Satu lapton di tiap favela tiap daerah kumuh, karena tahu tidak, innovasi akan merebak. Saya perlu tahu ketika itu terjadi. Namanya leap-back. Asalnya dari istilah teknologi leapfrog. Saya menulis di Worldchanging,
I write with Worldchanging, and the one thing we've been talking about is, I learn more on the ground than I've ever learned here. So let's take those ideas, adapt them, and we can use them. These ideas are supposed to be adaptable; they should have the potential for evolution; they should be developed by every nation in the world and useful for every nation in the world. What will it take?
dan yang kami bahas disana adalah, bagaimana saya belajar lebih banyak di lokasi daripada di sini. Jadi kumpulkan semua ide itu, sesuaikan dan gunakan. Ide-ide ini memang dibuat untuk di sesuaikan, diizinkan untuk disesuaikan -- ide-ide ini memang berpotensi untuk berevolusi dan harus datang dari setiap negara di dunia ini sehingga berguna buat setiap negara di dunia. Bagaimana mewujudkannya?
There should be a sheet. I don't have time to read this, because I'm going to be yanked off.
Sebetulnya ada daftarnya tapi tidak ada waktu untuk membacanya lagi, karena saya bakal diseret keluar (bicara terlalu lama).
CA: Let's just leave it up for a sec.
CA: Mari kita baca dulu daftarnya
CS: Well, what will it take? You guys are smart. So it's going to take a lot of computing power, because I want the idea that any laptop anywhere in the world can plug into the system and be able to not only participate in developing these designs, but utilize the designs. Also, a process of reviewing the designs. I want every Arup engineer in the world to check and make sure that we're doing stuff that's standing, because those guys are the best in the world. Plug. And so, you know, I want these --
CS: Bagaimana mewujudkannya ? Anda pintar sekali. Dengan menyediakan daya pemroses data yang besar, karena saya ingin -- Saya ingin laptop siapa saja dimana saja didunia bisa terhubunga ke sistem ini dan bisa tidak hanya berpartisipasi dalam merancang tapi menggunakan rancangan yang ada. Juga, bisa meninjau rancangan yang ada Saya mau semua insinyur Arup di dunia untuk memeriksa memastikan yang kita bangun bisa berdiri, karena mereka adalah yang terbaik di dunia. Jadi itulah semua keinginan saya -- dan sebagai catatan
I just should note: I have two laptops and one of them is there, and that has 3000 designs on it. If I drop that laptop ... What happens? So it's important to have these proven ideas put up there, easy to use, easy to get ahold of. My mom once said, "There's nothing worse than being all mouth and no trousers."
Saya punya dua laptop, salah satunya ada di sini ada 3000 rancangan yang tersimpan didalamnya. Apa yang terjadi kalau laptopnya rusak ? Jadi luar biasa penting untuk menyimpan semua rancangan itu dengan baik gampang digunakan, gampang diakses. Ibu saya suka bilang, tong kosong nyaring bunyinya
(Laughter)
(tertawa)
I'm fed up of talking about making change. You only make it by doing it. We've changed FEMA guidelines; we've changed public policy; we've changed international response -- based on building things. So for me, it's important that we create a real conduit for innovation, and that it's free innovation. Think of free culture -- this is free innovation. Somebody said this a couple of years back. I will give points for those who know it. But I think the man was maybe 25 years too early.
Saya muak dengan pembahasan ttg perubahan. Perubahan terjadi hanya dengan tindakan. Kami telah mengubah panduan FEMA. Kami mengubah kebijakan publik. Kami mengubah badan internasional -- dengan mendirikan bangunan. Jadi buat saya, sangat penting untuk menciptakan penghubung bagi inovasi, suatu gerakan Free Innovation. Ibarat gerakan Free Culture -- Ini Free Innovation. Ada yang bilang begini dua tahun yang lalu. Saya akan beri hadiah kepada siapa yang tahu, Sayangnya dia 25 tahun kepagian, jadi mari mulai kita lakukan.
So let's do it.
Terima kasih
Thank you.
(Applause)
(Tepuk tangan)