I would be willing to bet I'm the dumbest guy in the room, because I couldn't get through school; I struggled with school. But I knew at a very early age that I loved money, I loved business and I loved this entrepreneurial thing. I was raised to be an entrepreneur. What I've been really passionate about ever since -- and I've never spoken about this ever, until now -- so this is the first time anyone's heard it, except my wife, three days ago. She said, "What are you talking about?" I told her that I think we miss an opportunity to find these kids who have the entrepreneurial traits, and to groom them or show them that being an entrepreneur is actually a cool thing. It's not something that is a bad thing and is vilified, which is what happens in a lot of society.
Sepertinya saya orang yang paling bodoh disini karena saya tidak bersekolah. Saya mengalami masa sulit di sekolah tapi satu hal yang saya tahu sejak kecil adalah bahwa saya suka uang dan suka bisnis dan saya suka dengan hal-hal tentang kewirausahaan saya dididik untuk menjadi seorang wirausahawan dan yang paling membuat saya sungguh bergairah sejak kecil -- saya tidak pernah mengakui hal ini, hingga saat ini -- jadi ini pengakuan saya kepada semua orang, kecuali kepada isteri saya tiga hari yang lalu .. sebab dia bertanya, "kamu bicara tentang apa?", dan saya jawab -- bahwa sepertinya kita melewatkan kesempatan untuk menemukan anak-anak yang memiliki sifat-sifat kewirausahaan dan mendidik dan menunjukan kepada mereka bahwa menjadi wirausahawan itu adalah sesuatu yang hebat Menjadi wirausahawan bukanlah sesuatu yang buruk dan hina, pandangan yang umum terdapat di kalangan masyarakat
Kids, when we grow up, have dreams, and we have passions, and we have visions, and somehow we get those things crushed. We get told that we need to study harder or be more focused or get a tutor. My parents got me a tutor in French, and I still suck in French. Two years ago, I was the highest-rated lecturer at MIT's Entrepreneurial Master's Program. It was a speaking event in front of groups of entrepreneurs from around the world. When I was in grade two, I won a citywide speaking competition, but nobody had ever said, "Hey, this kid's a good speaker. He can't focus, but he loves walking around and getting people energized." No one said, "Get him a coach in speaking." They said, get me a tutor in what I suck at.
sebagai anak-anak, kita ketika tumbuh dengan memiliki impian, hasrat, dan visi dan entah bagaimana kemudian semua itu hancur kita disuruh untuk belajar lebih keras, lebih fokus, dan didampingi tutor orang tua menyediakan saya tutor Bhs Perancis, tapi tetap saja Bhs Perancis saya buruk Dua tahun yang lalu saya adalah dosen paling berkualitas pada program Master Kewirausahaan di MIT ketika itu saya memberikan ceramah di hadapan sekelompok wirausahawan dari seluruh dunia ketika saya duduk di kelas dua, saya berhasil menjadi juara pidato tingkat kota .. tapi tak seorang pun berkata, .. "hey anak itu seorang pembicara yang bagus. meski dia tidak fokus tapi mampu menarik perhatian audience dengan terus bergerak." tak seorang pun berkata, "coba carikan pelatih berbicara untuk dia" mereka malah berkata, carikan dia tutor untuk bidang yang aku tidak pandai.
So as kids show these traits -- and we need to start looking for them -- I think we should be raising kids to be entrepreneurs instead of lawyers. Unfortunately, the school system is grooming this world to say, "Let's be a lawyer," or, "Let's be a doctor." We're missing that opportunity, because no one ever says, "Hey, be an entrepreneur." Entrepreneurs are people -- we have a lot of them in this room -- who have ideas and passions or see these needs in the world and decide to stand up and do it. And we put everything on the line to make that stuff happen. We have the ability to get the groups of people around us that want to build that dream with us. And I think if we could get kids to embrace the idea at a young age, of being entrepreneurial, we could change everything in the world that's a problem today. Every problem out there, somebody has the idea for. And as a young kid, nobody can say it can't happen, because you're too dumb to realize that you couldn't figure it out.
Jadi, anak-anak menunjukan sifat-sifat seperti itu Kita harus mulai mencari mereka. Menurut saya kita harus mendidik mereka untuk menjadi wirausahawan, bukan jadi pengacara ... tapi sayangnya, sistem sekolah yang ada di kita cenderung mengajarkan pada anak-anak "Hei, jadilah pengacara atau dokter," dan kita melewatkan sebuah kesempatan sebab tak seorangpun berkata, "Hei, jadilah seorang pengusaha". Karena banyak pengusaha di ruangan ini, menurut saya, pengusaha adalah orang yang memiliki gagasan dan gairah ini, ataupun melihat ada kebutuhan di dunia dan kemudian bangkit dan berusaha mewujudkannya kita menggunakan apa saja untuk mewujudkan hal itu. Dan kita memiliki kemampuan untuk mendorong kelompok orang-orang di sekitar kita yang ingin membangun dan mewujudkan mimpi itu bersama kita saya pikir, jika kita mampu mendorong anak-anak untuk memiliki cita-cita menjadi pengusaha sejak usia dini .... maka kita mampu merubah segala hal yang menjadi masalah di dunia saat ini, karena untuk tiap masalah, pasti ada orang yang mampu memiliki solusinya dan pada anak-anak, tak seorangpun berkata tidak mungkin mewujudkan cita-cita karena kamu terlalu bodoh bahwa kamu tidak mampu mewujudkannya
I think we have an obligation as parents and a society to start teaching our kids to fish instead of giving them the fish -- the old parable: "Give a man a fish, you feed him for a day. Teach a man to fish, you feed him for a lifetime." If we can teach our kids to be entrepreneurial, the ones that show the traits to be, like we teach the ones who have science gifts to go on in science, what if we saw the ones with entrepreneurial traits and taught them to be entrepreneurs? We could have these kids spreading businesses instead of waiting for government handouts.
sebagai orang tua dan anggota masyarakat, kita memiliki kewajiban untuk mulai mengajarkan pada anak-anak bagaimana menangkap ikan, bukannya terus memberikan mereka ikan seperti pepatah mengakatan, "jika kamu memberi ikan pada seseorang, kamu memberinya makan untuk satu hari, tapi mengajarkan dia memancing, sama dengan memberi makan dia seumur hidup" jika kita mengajarkan anak-anak kita untuk menjadi pengusaha ... khususnya anak-anak yang memiliki sifat seperti itu seperti kita mengajarkan sains pada anak-anak yang punya bakat sains apa yang terjadi ketika kita menemukan anak-anak yang memiliki sifat wirausaha dan mengajarkan mereka untuk menjadi pengusaha? maka kita akan membantu anak-anak tersebut mengembangkan berbagai macam usaha, bukan hanya menanti uluran tangan pemerintah
What we do is teach our kids the things they shouldn't do: don't hit; don't bite; don't swear. Right now we teach our kids to go after really good jobs; the school system teaches them to go after things like being a doctor and being a lawyer and being an accountant and a dentist and a teacher and a pilot. And the media says it's really cool if we could go out and be a model or a singer or a sports hero like Luongo or Crosby. Our MBA programs do not teach kids to be entrepreneurs. The reason I avoided an MBA program, other than that I didn't get into any, since I had a 61 percent average out of high school, then a 61 percent average at the only school in Canada that accepted me, Carlton, is that our MBA programs don't teach kids to be entrepreneurs. They teach them to work in corporations.
tapi, apa yang kita lakukan saat ini adalah mengajarkan mereka segala sesuatu yang tak seharusnya mereka lakukan jangan memukul, jangan menggigit, jangan berkata kasar. saat ini kita mengajarkan mereka untuk mencari pekerjaan yang bagus anda tahu sendiri bahwa sistem sekolah kita mengajarkan anak-anak untuk menjadi dokter dan pengacara dan akuntan dan dokter gigi dan guru dan pilot dan media mengatakan bahwa sangatlah hebat jika kita dapat menjadi model atau penyanyi atau olahragawan terkenal, seperti Sidney Crosby. jurusan MBA tidak mengajarkan anak-anak menjadi pengusaha Alasan saya tidak mau masuk program MBA -- selain karena kenyataannya saya tidak mampu masuk ke program itu karena saya memiliki rata-rata 61% kemungkinan untuk keluar dari SMA dan 61% rata-rata kemungkinan di satu-satunya sekolah di Kanada yang mau menerima saya, yakni Carlton -- melainkan juga karena program MBA tidak mengajarkan mahasiswa menjadi pengusaha MBA hanya mengajarkan anak-anak untuk bekerja di perusahaan
So who's starting these companies? It's these random few people. Even in popular literature, the only book I've ever found -- and this should be on all your reading lists -- the only book I've ever found that makes the entrepreneur a hero is "Atlas Shrugged." Everything else in the world looks at entrepreneurs and says we're bad people. I look at even my family. Both my grandfathers and my dad were entrepreneurs. My brother, sister and I, all three of us own companies as well. We all decided to start these things because it's the only place we fit. We didn't fit in normal work; we couldn't work for somebody else, we're stubborn and we have all these other traits.
Lalu, siapakah yang mendirikan perusahaan-perusahaan itu? Merekalah, orang-orang yang langka itu, ... yang melakukannya bahkan pada literatur populer, satu-satunya buku yang saya temukan dan buku ini harus ada pada daftar bacaan anda satu-satunya buku yang pernah saya temukan buku yang membuat saya beranggapan bahwa pengusaha adalah pahlawan, adalah "Atlas Shrugged" segala sesuatu di dunia ini cenderung untuk memandang pengusaha mengatakan bahwa kami adalah orang yang buruk saya melihat keluarga saya kedua orang tua saya pengusaha. Ayah saya pengusaha. Sudara laki-laki dan perempuan saya pengusaha, dan kami bertiga memiliki perusahaan dan kami memutuskan untuk memulai usaha tersebut karena kami menganggap di situlah satu-satunya tempat yang cocok untuk kami kami tidak cocok untuk pekerjaan normal. kami tidak bisa bekerja untuk orang lain .. karena kami keras kepala dan kami memiliki sifat yang berbeda
But kids could be entrepreneurs as well. I'm a big part of a couple organizations called the Entrepreneurs' Organization and the Young Presidents' Organization. I just came back from speaking in Barcelona at the YPO global conference. And everyone I met over there who's an entrepreneur struggled with school. I have 18 out of the 19 signs of attention deficit disorder diagnosed. So this thing right here is freaking me out.
anak-anak juga bisa menjadi pengusaha saya anggota dua organisasi global, yakni the Entrepreneurs' Organization dan Young Presidents' Organization. saya baru saja pulang dari memberikan ceramah di Barcelona YPO global conference dan semua orang yang saya temui disana adalah seorang pengusaha yang memiliki latar belakang sulit di sekolah saya memiliki 18 dari 19 tanda-tanda orang yang memiliki kelainan berupa kurangnya perhatian, dan apa yang saya lihat disini sekarang cukup menakutkan saya
(Laughter)
(tertawa)
It's probably why I'm a bit panicked, other than all the caffeine I've had and the sugar. But this is really creepy for an entrepreneur. Attention deficit disorder, bipolar disorder. Do you know that bipolar disorder is nicknamed the CEO disease? Ted Turner's got it. Steve Jobs has it. All three of the founders of Netscape had it. I could go on and on. Kids -- you can see these signs in kids. And we're giving them Ritalin and saying, "Don't be an entrepreneurial type. Fit into this other system and try to become a student." Sorry, entrepreneurs aren't students. We fast-track. We figure out the game. I stole essays. I cheated on exams. I hired kids to do my accounting assignments in university for 13 consecutive assignments. But as an entrepreneur, you don't do accounting, you hire accountants. So I just figured that out earlier.
itulah mungkin yang membuat saya agak sedikit gugup sekarang -- selain kafein dan gula tentunya -- namun semua ini sangat mengerikan bagi seorang pengusaha kelainan kurangnya perhatian, atau maniak depresi anda tahu bahwa maniak depresi adalah sebutan bagi penyakit CEO? Ted Turne rmengidapnya. Steve Job mengidapnya. ketiga pendiri Netscape juga mengidapnya. tapi saya terus melangkah anak-anak -- anda dapat menemukan tanda-tanda penyakit tersebut pada mereka dan yang kita lakukan adalah memberikan mereka Ritalin dan berkata, ... "jangan jadi seperti pengusaha. masuklah ke sistem lain dan jadilah seorang siswa" maaf, pengusaha bukanlah siswa. Kami orang yang suka cara cepat, kami menguasai permainan ... Saya mencuri essay. Saya nyontek ketika ulangan saya membayar mahasiswa lain untuk mengerjakan tugas akuntansi saya di universitas 13 kali berturut-turut. sebab sebagai pengusaha anda tidak mengerjakan pembukuan, melainkan mempekerjakan tenaga akuntan ... dan saya sudah memahami hal tersebut sejak dulu ...
(Laughter)
(tertawa)
(Applause)
(Tepuk tangan)
At least I can admit I cheated in university; most of you won't. I'm also quoted -- and I told the person who wrote the textbook -- I'm now quoted in that exact same university textbook in every Canadian university and college studies -- in managerial accounting, I'm chapter eight. I open up chapter eight, talking about budgeting. I told the author, after they did my interview, that I cheated in that same course. She thought it was too funny to not include it.
setidaknya saya mengakui saya mencontek; sebagian besar dari anda pasti tidak. saya juga dikutip - saya mengatakan hal itu pada penulis bukunya -- saya dikutip pada buku pelajaran tiap universitas di Kanada pada buku managerial accounting, saya dikutip pada bab delapan .. pada bab delapan saya tentang anggaran setelah wawancara, saya katakan pada penulisnya jika saya mencontek ketika belajar mata kuliah ini dan dia pikir lucu jika tidak memasukan pengakuan tersebut pada bukunya .. anak-anak, anda dapat melihat tanda-tanda tersebut pada mereka
But kids, you can see these signs in them. The definition of entrepreneur is "a person who organizes, operates and assumes the risk of a business venture." That doesn't mean you have to go to an MBA program, or that you have to get through school. It just means that those few things have to feel right in your gut. We've heard, "Is it nurture or is it nature?" Right? Is it thing one or thing two? What is it? Well, I don't think it's either. I think it can be both. I was groomed as an entrepreneur.
definisi pengusaha adalah "seseorang yang mengorganisir, mengoperasikan .. dan mengemban resiko atas sebuah usaha" itu artinya anda tak perlu kuliah jurusan MBA; anda tak perlu sekolah .. yang anda perlukan hanyalah keberanian kita mendengar tentang keberanian, apakah muncul alami atau berkat didikan, .. apakah keberanian itu ...?? saya pikir dua-duanya ... saya dididik untuk menjadi seorang pengusaha
When I was growing up as a young kid, I had no choice, because I was taught at a very early age, when my dad realized I didn't fit into everything else that was being taught to me in school, that he could teach me to figure out business at an early age. He groomed us, the three of us, to hate the thought of having a job and to love the fact of creating companies where we could employ other people.
ketika saya tumbuh, saya tidak punya pilihan lain, sebab sejak kecil saya berangggapan bahwa -- ketika ayah saya menyadari bahwa saya tidak cocok untuk bersekolah -- segala sesuatu yang saya pelajari di sekolah -- bahwa dia mampu mengajari saya menjalankan bisnis sejak saya kecil ... maka ayah mendidik saya, kami bertiga, untuk benci memiliki pekerjaan dan mencintai pendirian usaha dimana kami mampu mempekerjakan orang lain usaha kecil pertama saya, ketika berusia tujuh tahun di Winnipeg,
My first business venture: I was seven years old, in Winnipeg. I was in my bedroom with one of those long extension cords, calling all the dry cleaners in Winnipeg to find out how much they'd pay me for coat hangers. And my mom came into the room and said, "Where are you going to get the hangers to sell to the dry cleaners?" And I said, "Let's go look in the basement." We went down to the basement, and I opened up this cupboard. There was about 1,000 hangers that I'd collected, because, when I told her I was going out to play, I was going door to door in the neighborhood to collect hangers to put in the basement, because I saw her a few weeks before that -- you could get paid, they used to pay two cents per coat hanger. So I was like, well, there's all kinds of hangers, so I'll just go get them. I knew she wouldn't want me to get them, so I just did it anyway. And I learned that you could actually negotiate with people. This one guy offered me three cents and I got him up to three and a half. I even knew at seven years old that I could get a fractional percent of a cent, and people would pay it, because it multiplied up. At seven years old I figured it out. I got three and a half cents for 1,000 hangers.
adalah .. saya berbaring di kamar dengan kabel-kabel penyambung ... dan menelepon semua usaha dry cleaner di Winnipeg dan menanyakan berapa mereka mau membayar untuk sebuah gantungan baju ... ibu saya masuk ke kamar dan berkata, "Dari mana kamu akan menapatkan gantungan-gantungan jas untuk di jual ke dry cleaner?" saya jawab, "Saya akan cari di basement" saya pergi ke basement dan membuka sebuah lemari, dan menemukan ribuan penggantung jas yang bisa saya kumpulkan saya katakan pada ibu saya bahwa saya akan pergi bermain dengan anak-anak lain, tapi saya kemudian pergi ke tiap rumah di lingkungan saya dan mengumpulkan gantungan jas, menyimpannya di basement dan kemudian menjualnya beberapa minggu sebelumnya, ibu saya berkata -- kamu bisa mendapatkan uang dua sen dari tiap gantungan jas itu ... dan saya berpikir, Ya, ada segala macam gantungan jas di sana. dan saya pun mengumpulkannya saya tahu ibu saya tidak ingin saya melakukannya, tapi saya tetap melakukannya, dan .. saya belajar bahwa kita sesungguhnya mampu bernegosiasi dengan orang lain ada orang yang menawar tiga sen, dan saya menaikannya menjadi tiga setengah sen .. ketika usia tujuh tahun saya bisa memperoleh persentase dari uang satu sen dan orang mau membayarnya karena hasilnya berlipat saat berusia tujuh tahun, saya bisa memperoleh tiga setengah sen dari seribu gantungan ... Saya juga menjual pelindung nomor kendaraan dari pintu ke pintu
I sold license plate protectors door to door. My dad actually made me go find someone who would sell me them at wholesale. At nine years old, I walked around in the city of Sudbury selling license-plate protectors door to door. And I remember this one customer so vividly -- I also did some other stuff with these clients, I sold newspapers, and he wouldn't buy a newspaper from me, ever. But I was convinced I was going to get him to buy a license-plate protector. And he's like, "We don't need one." I said, "But you've got two cars." Remember, I'm nine years old. I'm like, "You have two cars and they don't have license-plate protectors. And this car has one license plate that's all crumpled up." He said, "That's my wife's car." I said, "Why don't we test one on her car and see if it lasts longer?" So I knew there were two cars with two license plates on each. If I couldn't sell all four, I could at least get one. I learned that at a young age.
ayah saya lah yang menyuruh saya mencari orang yang menjual pelindung plat tersebut secara grosiran ... ketika usia sembilan tahun, saya keliling kota Sudbury menjual pelindung plat kendaraan dari rumah ke rumah saya masih ingat ada seorang pelanggan yang keras kepala .. sebab saya juga menjual barang lain ke dia saya juga menjual koran, dan dia tidak pernah mau membeli koran dari saya tapi saya yakin mampu membujuk dia untuk membeli pelindung plat nomor kendaraan ... dia bilang, "Kami tidak butuh barang itu." ... lalu saya bilang, "Tapi anda punya dua mobil .." .. ketika itu saya berusia sembilan tahun saya bilang, "Anda punya dua mobil dan keduanya tak memiliki pelindung plat nomor." .. "Saya tahu ..", kata dia lalu saya bilang, "Mobil yang ini plat nomornya rusak". .. dia jawab, "Yah, itu mobil isteri saya.". Lalu saya katakan, "Kenapa tidak dicoba dulu dipasang satu di bagian depan .. dan lihat apakah awet atau tidak? Saya tahu bahwa ada dua mobil dengan masing-masing dua plat nomor, jika saya tidak mampu menjual empat plat nomor, setidaknya saya harus bisa menjual satu saja .. saya mempelajari hal itu ketika masih anak-anak
I did comic book arbitrage. When I was about 10 years old, I sold comic books out of our cottage on Georgian Bay. I would go biking up to the end of the beach, buy all the comics from the poor kids, then go back to the other end of the beach to sell them to the rich kids. It was obvious to me: buy low, sell high. You've got this demand over here that has money. Don't try to sell to the poor kids; they don't have cash. The rich people do. Obvious, right? It's like a recession. So there's a recession. There's still 13 trillion dollars circulating in the US economy. Go get some of that. I learned that at a young age. I also learned, don't reveal your source: I got beat up after four weeks of this, because one of the rich kids found out where I was buying my comics, and didn't like that he was paying more.
saya juga berjualan komik ... Ketika berusia sepuluh tahun saya berjualan komik di vila saya di Georgian Bay saya bersepeda ke satu sisi pantai dan membeli komik dari anak-anak miskin kemudian saya pergi ke sisi pantai yang lain dan menjual komik-komik tersebut ke anak-anak orang kaya jelas buat saya bahwa saat itu, beli dengan murah, kemudian jual dengan mahal disini, anda memiliki permintaan yang berpotensi menghasilkan uang jangan jual komik itu ke anak-anak miskin yang tak punya uang, jual lah ke anak-anak kaya ... jadi jelas bukan .... seperti sebuah resesi, ada resesi terdapat 13 triliun dollar uang berputar pada ekonomi Amerika ... ambilah beberapa diantaranya. Saya mempelajari hal tersebut ketika masih sangat muda .. saya juga mempelajari bahwa jangan tunjukan sumber anda sebab saya bangkrut dalam beberapa pekan karena melakukan itu .. ada salah seorang anak orang kaya yang mengetahui darimana saya membeli komik-komik itu dan dia tidak mau membayar lebih mahal untuk membelinya ... saya dipaksa untuk mempunyai wilayah penjualan koran ..
I was forced to get a paper route at 10 years old. I didn't want a paper route, but my dad said, "That's your next business." Not only did he get me one, but I had to get two. He wanted me to hire someone to deliver half the papers, which I did. Then I realized: collecting tips is how you made all the money. So I'd collect tips and get payment. I would collect for the papers -- he could just deliver them. Because then I realized I could make money. By this point, I was definitely not going to be an employee.
saya tidak mau hal itu, tapi ketika usia sepuluh tahun, ayah saya bilang, "Jualan koran akan menjadi bisnis saya selanjutnya." bahkan ayah saya tidak ingin saya hanya mempunyai satu wilayah penjualan, melainkan dua dan dia ingin saya mempekerjakan seseorang untuk mengoperasikan wilayah yang satunya lagi ... dan saya melakukan itu, dan kemudian menyadari bahwa mengumpulkan setoran adalah cara utama saya mengumpulkan uang .. lalu, saya mengumpulkan setoran dan memperoleh pembayaran lalu, saya kumpulkan koran dan orang lain yang mengantarkannya. Sebab saya sadar bahwa saya bisa memperoleh uang dari itu Saat itulah, saya sepenuhnya sadar bahwa saya tidak mau menjadi pegawai
(Laughter)
(Tertawa)
My dad owned an automotive and industrial repair shop. He had all these old automotive parts lying around. They had this old brass and copper. I asked what he did with it, and he said he just throws it out. I said, "Wouldn't somebody pay for that?" And he goes, "Maybe." Remember: at 10 years old, 34 years ago, I saw opportunity in this stuff, I saw there was money in garbage. And I collected it from the automotive shops in the area on my bicycle. Then my dad would drive me on Saturdays to a scrap metal recycler where I got paid. And I thought that was kind of cool. Strangely enough, 30 years later, we're building 1-800-GOT-JUNK? and making money off that, too.
ayah saya memiliki bengkel mobil dan dia memiliki suku cadang mobil-mobil bekas yang berserakan ada kuningan dan tembaga lalu saya bertanya mau diapakan semua itu. Dan jawabnya, akan membuangnya saya tanya, "apakah ada orang yang mau membeli barang-barang itu?" .. Dia menjawab, "mungkin". .. di usia 10 tahun -- jadi 34 tahun yang lalu -- saya melihat ada peluang dari barang-barang tersebut saya melihat ada uang di tong sampah itu. kemudian dengan bersepeda, saya mengumpulkan suku cadang mobil bekas dari berbagai bengkel yang ada di wilayah itu dan di hari Sabtu, ayah saya mengantarkan saya ke sebuah .. pusat daur ulang baja untuk menjualnya .. menurut saya itu hebat. anehnya, 30 tahun kemudian, saya membangun 1-800-GOT-JUNK dan menghasilkan uang dari situ saya membuat bantalan untuk menempelkan jarum jahit ketika berusia 11 tahun di sebuah ruangan kecil
I built these little pincushions when I was 11 years old in Cubs. We made these pincushions for our moms for Mother's Day out of wooden clothespins -- when we used to hang clothes on clotheslines outside. And you'd make these chairs. And I had these little pillows that I would sew up. And you could stuff pins in them. Because people used to sew and they needed a pincushion. But I realized you had to have options, so I spray-painted a whole bunch of them brown, so when I went to the door, it wasn't, "Do you want to buy one?" It was, "Which color would you like?" I'm 10 years old; you're not going to say no, especially if you have two options, the brown one or the clear one. So I learned that lesson at a young age.
dan kita biasanya membuat ini untuk hari Ibu ... dan anda membuat barang tersebut dari kayu jepitan baju -- ketika kita menggantung baju dengan terbalik. dan anda bisa membuat kursi seperti ini. saya bisa menempelkan bantal kecil ini dan menjahitnya dan anda bisa menambahkan bantalan jarum tersebut pada kursi itu ... karena orang suka menjahit dan mereka butuh tempat untuk menyimpan jarum ... yang saya sadari adalah bahwa anda harus memiliki banyak pilihan corak lalu saya memberikan warna coklat pada bantalan tersebut dan saya tidak menawarkan ke orang, "apakah anda akan membeli satu?" melainkan saya tanyakan, "warna mana yang anda suka?" saya berusia sepuluh tahun, dan anda tidak akan berkata tidak pada saya, khususnya jika anda memiliki dua pilihan: coklat atau putih saya belajar hal seperti itu ketika masih muda.
I learned that manual labor really sucks. Right, like cutting lawns is brutal. But because I had to cut lawns all summer for all of our neighbors and get paid to do that, I realized that recurring revenue from one client is amazing, that if I land this client once, and every week I get paid by that person, that's way better than trying to sell one clothespin thing to one person, because you can't sell them more. So I love that recurring revenue model I started to learn at a young age.
saya paham bahwa pekerjaan manual itu payah ... seperti memotong rumput dengan kasar .. sebab saya harus memotong rumput semua tetangga saya sepanjang musim panas dan mendapatkan bayaran dari itu saya sadari bahwa pendapatan yang berulang dari seorang pelanggan merupakan hal yang luar biasa ... bahwa jika saya melakukan pekerjaan dari satu orang pelanggan ini, maka saya akan mendapat bayaran dari orang tersebut tiap pekannya cara tersebut lebih baik daripada berjualan satu jepitan baju ke satu orang dikarenakan anda tidak bisa menjual lebih banyak .. Ya, saya jadi suka pendapatan yang berulang-ulang, dan saya mempelajari hal tu sejak kecil
Remember, I was being groomed to do this. I was not allowed to have jobs. I would go to the golf course and caddy for people, but I realized there was this one hill on our golf course, the 13th hole, that had this huge hill, and people could never get their bags up it. So I'd sit there in a lawn chair and carry for all the people who didn't have caddies. I'd carry their golf bags to the top; they'd pay me a dollar, while my friends worked for hours hauling some guy's bag around for 10 bucks. I'm like, "That's stupid. You have to work for five hours. That doesn't make sense. Figure out a way to make more money faster.
Ingat, saya dididik untuk menjadi seperti ini. Saya tidak diijinkan untuk memperoleh pekerjaan .. saya menjadi caddy, saya pergi ke padang golf dan menjadi caddy saya tahu bahwa ada satu bukit yang cukup tinggi di padang golf tersebut, pada hole ke-13, dan orang-orang tidak pernah bisa membawa tas golf mereka ke atas sana lalu saya duduk di situ dan membawakan tas pemain golf yang tak memiliki caddy; saya membawanya ke atas bukit dan saya dibayar satu dollar .. sementara teman-teman saya, mereka bekerja lima jam membantu membawakan tas pemain golf dan dibayar sepuluh dollar .. saya pikir, "hal itu bodoh, sebab mereka harus bekerja lima jam. Tidak masuk akal." .. Anda harus mencari cara memperoleh uang dengan lebih cepat tiap pekan, saya pergi ke toko dan membeli minuman ini
Every week, I'd go to the corner store and buy all these pops, Then I'd deliver them to these 70-year-old women playing bridge. They'd give me their orders for the following week. I'd deliver pop and charge twice. I had this captured market. You didn't need contracts, you just needed to have a supply and demand and this audience who bought into you. These women weren't going to go to anybody else because they liked me, and I kind of figured it out.
lalu saya bawa ke nenek-nenek berusia 70 tahun yang sedang bermain bridge dan minggu depannya mereka kembali memesan minuman itu dari saya; lalu saya kirim kembali minuman itu dan harganya saya naikan dua kali lipat .. dan saya berhasil memiliki pasar. Anda tidak butuh kontrak, anda hanya butuh permintaan dan penawaran .. dan mereka lah yang kemudian membeli dari anda perempuan-perempuan tersebut tidak akan membeli dari orang lain sebab mereka menyukai anda, dan saya memahami hal itu
I went and got golf balls from golf courses. But everybody else was looking in the bush and looking in the ditches for golf balls. I'm like, screw that. They're in the pond. And nobody's going into the pond. So I'd go into the ponds and crawl around and pick them up with my toes, just pick them up with both feet. You can't do it onstage. You get the golf balls, throw them in your bathing suit trunks and when you're done, you've got a couple hundred of them. But the problem is, people didn't want all the golf balls. So I just packaged them. I'm like 12, right? I packaged them up three ways. I had the Pinnacles, DDHs and the really cool ones. Those sold for two dollars each. Then I had the good ones that didn't look crappy: 50 cents each. And then I'd sell 50 at a time of all the crappy ones. And they could use those for practice balls.
saya pergi jalan dan menemukan bola-bola dari padang golf orang lain mencari bola-bola tersebut di semak belukar, sementara saya mencarinya di kolam buat saya itu payah, bola-bola itu banyak di kolam ... lalu saya mencarinya di kolam, lalu saya pergi ke kolam di padang golf, mencari bola dan mengambilnya dengan menggunakan jari kaki saya ... anda bisa mengambil bola-bola itu hanya dengan menggunakan kaki sulit memperagakannya disini anda ambil bola-bola itu dan menyimpannya pada keranjang pakaian ... dan anda bisa mengumpulkan ratusan bola golf .. namun masalahnya adalah orang tidak mau memakai bola golf usang lalu saya mengemas bola golf itu. Saat itu saya berusia 12 tahun saya mengemas bola golf itu dengan tiga jenis kemasan saya punya jenis: Pinnacles, DDH, dan yang paling bagus ... semuanya dijual seharga dua dollar per kemasan dan saya punya bola-bola yang bagus dan saya menjualnya 50 sen per biji lalu saya mampu menjual semua bola jelek 50 biji sekaligus dan para pemain golf dapat menggunakannya untuk latihan
I sold sunglasses when I was in school, to all the kids in high school. This is what really kind of gets everybody hating you, because you're trying to extract money from all your friends all the time. But it paid the bills. So I sold lots and lots of sunglasses. Then when the school shut me down -- they called me into the office and told me I couldn't do it -- I went to the gas stations and sold lots of them to the gas stations and had the gas stations sell them to their customers. That was cool because then, I had retail outlets. I think I was 14.
ketika masih sekolah, saya berjualan kacamata pada anak-anak SMA inilah yang mmebuat orang-orang membenci anda, karena anda selalu berusaha memperoleh uang dari teman-teman anda ... tapi hasil penjualan kacamata itu mampu membuat saya membayar tagihan lalu saya jual lebih banyak kacamata lagi dan ketika sekolah melarang saya berjualan -- sekolah memanggil saya dan melarang saya berjualan -- lalu saya pergi ke pom bensin, saya menjual banyak kacamata disitu .. dan menawarkan pom bensin itu untuk menjual kacamata pada pelanggannya hebat sekali sebab saya kini memiliki gerai eceran ... dan saat itu saya berusia 14 tahun
Then I paid my entire way through first year of university at Carlton by selling wineskins door to door. You know you can hold a 40-ounce bottle of rum and two bottles of coke in a wineskin? So what, right? But you know what? Stuff that down your shorts when you go to a football game, you can get booze in for free. Everybody bought them. Supply, demand, big opportunity. I also branded it, so I sold them for five times the normal cost. It had our university logo on it.
dan saya mampu membayar keseluruhan biaya kuliah tahun pertama saya di Carlton dari hasil berjualan pembungkus anggur dari pintu ke pintu anda bisa menggenggam sebotol rum berukuran 40 oz, dan dua botol coke dengan menggunakan pembungkus botol tersebut? lalu, apa? anda tahu bahwa dengan itu, anda bisa membawa minuman beralkohol ketika menonton pertandingam football dan semua orang membelinya , permintaan, penawaran, sama dengan peluang besar saya juga memberinya merek, hingga saya bisa menjualnya lima kali lipat dari harga normal saya menempelkan logo universitas pada pembungkus itu
You know, we teach our kids and we buy them games, but why don't we get them games, if they're entrepreneurial kids, that nurture the traits you need to be entrepreneurs? Why don't you teach them not to waste money? I remember being told to walk out into the middle of a street in Banff, Alberta. I'd thrown a penny out in the street, and my dad said, "Go pick it up. I work too damn hard for my money. I'm not going to see you waste a penny." I remember that lesson to this day.
anda tahu, kita mengajarkan anak-anak dan membelikan mereka permainan lalu kenapa kita tidak memberikan mereka permianan, jika mereka anak-anak yang punya sifat wirausaha ... jenis pengasuhan anak seperti itu mengharuskan anda menjadi pengusaha? kenapa anda tidak ajarkan mereka untuk tidak menghamburkan uang? saya ingat waktu ditegur ketika sedang berjalan di jalanan Banff, Alberta karena membuang uang receh ... dan ayah saya berkata, "Ambil lagi". dia berkata, "Saya bekerja sangat keras demi memperoleh uang. Saya tidak mau melihat kamu membuang-buangnya." dan saya ingat pelajaran itu hingga sekarang uang jajan mengajarkan perilaku buruk pada anak.
Allowances teach kids the wrong habits. Allowances, by nature, are teaching kids to think about a job. An entrepreneur doesn't expect a regular paycheck. Allowance is breeding kids at a young age to expect a regular paycheck. That's wrong, for me, if you want to raise entrepreneurs. What I do with my kids, nine and seven, is teach them to walk around the house and the yard, looking for stuff that needs to get done. Come and tell me what it is. Or I'll say, "Here's what I need done." And then, you know what we do? We negotiate. They go around looking for what it is, then we negotiate what they'll get paid. They don't have a regular check, but they have opportunities to find more stuff, and learn the skill of negotiating and of finding opportunities.
Uang jajan, sejatinya, mampu mengajarkan pada anak untuk berpikir tentang pekerjaan dan pengusaha tidak menginginkan upah reguler uang jajan mengajarkan anak kita untuk memperoleh gaji reguler sejak usia dini buat saya, hal tersebut salah jika anda ingin menumbuhkan jiwa wirausaha apa yang saya lakukan pada anak saya - saya mempunyai dua anak - usia tujuh dan sembilan tahun adalah mengajarkan mereka untuk keliling rumah dan halaman, mencari barang-barang yang harus dikerjakan datang dan katakan pada saya apakah itu .. atau saya akan panggil mereka dan katakan, "Inilah yang harus dilakukan." dan anda tahu apa yang kami lakukan? Kami bernegosiasi mereka berkeliling mencari ... lalu kemudian kami bernegosiasi tentang apa bayaran yang akan mereka peroleh dan mereka tidak memperoleh gaji reguler, melainkan memperoleh kesempatan untuk menemukan lebih banyak barang, dan mereka belajar keterampilan bernegosiasi, serta belajar keterampilan mencari peluang
You breed that kind of stuff. Each of my kids has two piggy banks. Fifty percent of all the money they earn goes in their house account, 50 percent goes in their toy account. The toy account, they spend on whatever they want. The 50 percent in their house account, every six months, goes to the bank. they walk up with me. Every year, all the money in the bank goes to their broker. Both my nine- and seven-year-olds have a stockbroker already. I'm teaching them to force that savings habit. It drives me crazy that 30-year-olds are saying, "Maybe I'll start contributing to my RSP now." Shit, you've missed 25 years. You can teach those habits to young kids, when they don't even feel the pain yet.
anda ajarkan hal tersebut. Masing-masing anak saya memiliki celengan. 50 persen dari uang yang ditabung adalah hasil pendapatan mereka atau pemberian 50 persen masuk ke rekening mereka, dan 50 persen masuk ke rekening mainan mereka segala sesuatu yang ada dalam rekening mainan mereka dapat mereka gunakan untuk apapun yang mereka mau 50 persen yang ada pada rekening mereka, tiap enam bulan, ditabungkan ke bank mereka pergi bersama saya. Tiap tahun, semua uang di bank dikirimkan ke broker kedua anak saya, baik yang sembilan maupun tujuh tahun, kini sudah memiliki saham saya mengajarkan mereka untuk mempertahankan kebiasaan menabung tersebut buat saya, ... gila ketika ada orang berusia 30 tahun berkata, "mungkin saya akan memulai rencana pensiun saya (RSP)". payah, anda telah kehilangan kesempatan selama 25 tahun anda dapat mengajarkan kebiasaan tersebut pada anak sejak dini ketika mereka belum merasakan sakit jangan bacakan mereka dongeng sebelum tidur,
Don't read bedtime stories every night -- maybe four nights of the week, and three nights, have them tell stories. Why don't you sit down with kids and give them four items, a red shirt, a blue tie, a kangaroo and a laptop, and have them tell a story about those four things? My kids do that all the time. It teaches them to sell, teaches them creativity, teaches them to think on their feet. Do that kind of stuff, have fun with it.
mungkin empat malam dalam seminggu bacakan mereka dongeng sebelum tidur dan tiga malam lainnya suruh mereka menceritakan dongeng sendiri kenapa anda tidak coba duduk dengan anak anda dan berikan empat macam benda, baju merah, dasi biru, seekor kanguru, dan sebuah laptop dan minta mereka membuat cerita tentang keempat hal tersebut anak saya melakukan hal tersebut tiap saat hal tersebut mengajarkan mereka untuk menjual; mengajarkan mereka kreativitas, mengajarkan mereka untuk kalem dan mampu berpikir ketika dalam tekanan lakukanlah hal-hal seru dan menyenangkan dengan itu ..
Get kids to stand up in front of groups and talk, even if it's just in front of their friends, and do plays and have speeches. Those are entrepreneurial traits you want to be nurturing. Show kids what bad customers or bad employees look like. Show them grumpy employees. When you see grumpy customer service, point it out. Say, "By the way, that guy is a crappy employee." And say, "These are good ones."
suruh anak anda berdiri dan berbicara di depan anak lain meski hanya di depan teman-temannya, bermain dan berlatih berbicara hal tersebut merupakan sifat-sifat wirausaha yang harus anda pelihara tunjukan pada anak-anak seperti apa pekerja yang baik dan pekerja yang buruk itu tunjukan pada mereka seperti apa pekerja yang suka mengeluh ketika anda melihat ada pelayanan pelanggan yang pemarah, tunjukan pada anak-anak katakan, "hey orang itu adalah pegawai yang suka pemarah." dan katakan, "pegawai yang ini adalah pegawai yang baik"
(Laughter)
(tetawa)
If you go into a restaurant and have bad customer service, show them what bad customer service looks like.
ketika anda pergi ke restoran dan memperoleh pelayanan yang buruk tunjukan pada mereka seperti apa pelayanan buruk itu
(Laughter)
(tertawa)
We have all these lessons in front of us, but we don't take those opportunities; we teach kids to get a tutor. Imagine if you actually took all the kids' junk in the house right now, all the toys they outgrew two years ago and said, "Why don't we sell some of this on Craigslist and Kijiji?" And they actually sell it and learn how to find scammers when offers come in. They can come into your account or a sub account or whatever. But teach them how to fix the price, guess the price, pull up the photos. Teach them how to do that kind of stuff and make money. Then 50 percent goes in their house account, 50 percent in their toy account. My kids love this stuff.
semua pelajaran itu ada di depan kita, namun kita tidak mengambil kesempatan itu; kita hanya mengajarkan pada anak-anak bagaimana memperoleh tutor bayangkan jika anda membawa ... semua rongsokan milik anak-anak ke luar rumah ... semua mainan itu sudah dimiliki lebih dari dua tahun dan katakan, "Kenapa tidak kita coba jual mainan ini di Craiglist dan Kijiji?' dan sebenarnya mereka bisa melakukan itu, dan belajar bagaimana mengidentifikasi penipu ketika mereka mengirim email mereka bisa saja mencuri rekening anda, atau apapun itu ajari anak-anak anda bagaimana menetapkan harga, menebak harga, unggah photo-photo ajarkan pada mereka bagaimana melakukan hal tersebut dan memperoleh uang dari itu .. dan ketika mendapat uang, maka 50 persen masuk ke rekening mereka 50 persen masuk ke rekening mainan mereka anak-anak saya menyukai hak-hal seperti ini
Some of the entrepreneurial traits you've got to nurture in kids: attainment, tenacity, leadership, introspection, interdependence, values. All these traits, you can find in young kids, and you can help nurture them. Look for that kind of stuff. There's two traits I want you to also look out for that we don't get out of their system. Don't medicate kids for attention deficit disorder unless it is really, really freaking bad.
beberapa sifat wirausaha yang harus anda pupuk pada diri anak anda adalah: kecakapan, ulet, kepemimpinan, introspeksi, saling ketergantungan, nilai, semua sifat-sifat itu dapat anda temukan pada anak-anak, dan bantu mereka memeliharanya perhatikan kembali sifat-sifat itu. Ada dua sifat yang harus anda cari jika tidak ingin keluar dari sistemnya jangan berikan obat pada anak yang memiliki kelainan kekurangan perhatian kecuali emang sangat parah kondisinya
(Applause)
(tepuk tangan)
The same with the whole things on mania and stress and depression, unless it is so clinically brutal, man. Bipolar disorder is nicknamed "the CEO disease." When Steve Jurvetson, Jim Clark and Jim Barksdale have all got it, and they built Netscape -- imagine if they were given Ritalin. We wouldn't have that stuff, right? Al Gore really would have had to invented the Internet.
hal yang sama juga dengan depresi. kecuali jika emang kondisinya sangat parah maniak depresi adalah sebutan bagi penyakit CEO Steve Jurvetson dan Jim Clark, dan Jim Barksdale, mengidapnya dan mereka mampu membangun Netscape bayangkan jika mereka diberi Ritalin apakah mampu mereka membangun Netscape? Al Gore juga mampu membangun internet
(Laughter)
(Tertawa)
These are the skills we should be teaching in the classroom, as well as everything else. I'm not saying don't get kids to want to be lawyers. But how about getting entrepreneurship to be ranked right up there with the rest of them? Because there's huge opportunities in that.
keterampilan tersebut adalah keterampilan yang harus diajarkan di kelas, selain keterampilan yang lain ... saya tidak bermaksud melarang anak-anak jadi pengacara, melainkan, bagaimana menaikan peringkat wirausaha pada posisi lebih atas bersama dengan profesi lain .. sebab terdapat kesempatan yang luas disitu saya akan menutup video singkat ini
I want to close with a quick video that was done by one of the companies I mentor. These guys, Grasshopper. It's about kids. It's about entrepreneurship. Hopefully, this inspires you to take what you've heard from me and do something with it to change the world.
dengan sebuah video yang dibuat oleh perusahaan yang saya mentori ... mereka adalah Grasshopper Video tersebut tentang anak-anak, tentang kewirausahaan saya harap mampu memberikan inspirasi untuk anda ambil dari pembicaraan saya dan sesuatu yang mampu merubah dunia Anak-anak, "kamu berpikir mampu melakukan apapun"
[Kid... "And you thought you could do anything?"]
yah, kamu mampu
[You still can.]
sebab banyak yang kita anggap tidak mungkin
[Because a lot of what we consider impossible] [is easy to overcome]
sebenarnya mudah untuk diwujudkan sebab mungkin kamu tidak menyadari, kita tinggal pada sebuah tempat
[Because in case you haven't noticed, we live in a place where] [one individual can make a difference]
dimana satu individu dapat membuat perbedaan ingin bukti?
[Want proof?] [Just look at the people who built our country:] [Our parents, grandparents, our aunts, uncles] [They were immigrants, newcomers ready to make their mark] [Maybe they came with very little] [or perhaps they didn't own anything except for] [a single brilliant idea] [These people were thinkers, doers] [innovators] [until they came up with the name] [entrepreneurs]
lihatlah orang-orang yang membangun negeri ini orang tua kita, kakek nenek kita, bibi dan paman kita mereka adalah imigran, pendatang baru yang siap menunjukan keberadaan mereka mungkin mereka datang hanya dengan bermodal kecil atau mungkin mereka tidak memiliki apapun selain ide yang brilian mereka adalah pemikir, pelaku inovator, hingga akhirnya mereka muncul ... dengan nama .... entrepreneur ....
[They change the way we think about what is possible.] [They have a clear vision of how life can be better] [for all of us, even when times are tough.]
mereka merubah cara kita berpikir tentang apa yang mungkin mereka memiliki visi yang jelas tentang bagaimana hidup menjadi lebih baik untuk kita semua, bahkan ketika di masa sulit ..
[Right now, it's hard to see] [when our view is cluttered with obstacles.] [But turbulence creates opportunities] [for success, achievement, and pushes us] [to discover new ways of doing things]
saat ini, sulit untuk melihat ketika pandangan dipenuhi berbagai halangan namun kekacauan bisa menciptakan peluang untuk keberhasilan, prestasi, dan mendorong kita untuk menemukan cara bari dalam melakukan segala sesuatu
[So what opportunities will you go after and why?] [If you're an entrepreneur] [you know that risk isn't the reward.] [No. The rewards are driving innovation] [changing people's lives. Creating jobs.] [Fueling growth.] [And making a better world.]
lalu, peluang apa yang akan kamu kejar, dan kenapa? jika kamu wirausahawan .. kamu tahu bahwa resiko bukanlah hadiah Salah, resiko adalah pendorong inovasi, yang merubah kehidupan orang, dan menciptakan pekerjaan pendorong pertumbuhan dan menjadikan dunia lebih baik
[Entrepreneurs are everywhere.] [They run small businesses that support our economy,] [design tools to help you] [stay connected with friends, family and colleagues] [And they're finding new ways of helping to solve society's oldest problems.]
wirausahawan ada dimana-mana mereka menjalankan usaha kecil yang mendukung ekonomi kita, merancang berbagai alat untuk membantu kamu tetap terhubung dengan teman, keluarga, dan kolega di seluruh dunia .. dan mereka menemukan cara baru dalam membantu memecahkan masalah yang paling lama
[Do you know an entrepreneur?] [Entrepreneurs can be anyone Even... you] [So seize the opportunity to create the job you always wanted] [Help heal the economy] [Make a difference.] [Take your business to new heights,] [but most importantly,] [remember when you were a kid] [when everything was within your reach,] [and then say to yourself quietly, but with determination:]
kamu tahu siapa wirausahawan itu? mereka bisa siapa saja ... bahkan termasuk kamu ..... jadi, raihlah peluang untuk menciptakan pekerjaan yang selalu kamu inginkan bantulah sembuhkan perekonomian, ciptakanlah perbedaan bawa usaha mu ke tempat baru yang tinggi dan yang lebih penting, ingat ketika kamu anak-anak ketika segala hal ada dalam jangkauan mu dan lalu katakan secara diam-diam pada diri kamu, dengan penuh determinasi
[it still is.]
kamu masih bisa melakukan apapun yang kamu mau
Thank you very much for having me.
terima kasih
(Applause)