The full scope of a nuclear detonation is almost unimaginable. Hopefully, no one will ever experience another of these catastrophic incidents. But there is a scientifically supported plan of action that could save hundreds of thousands of lives in the area surrounding a nuclear explosion. So what is this plan, and what exactly would it protect us from?
Jangkauan penuh ledakan nuklir nyaris tak terbayangkan. Semoga, tidak akan ada lagi yang mengalami bencana ini. Namun, ada rencana yang didukung secara ilmiah yang dapat menyelamatkan ratusan ribu nyawa di area sekitar ledakan nuklir. Jadi, apa rencana tersebut, dan apa tepatnya yang dilindungi?
To create their destructive blast, these weapons harness the power of nuclear fission– in which an atom’s nucleus is split in two. This process produces an incredible amount of energy, and in some materials the neutrons produced by one fission are absorbed by nearby atoms, splitting additional nuclei. These chain reactions can produce a range of explosive yields, but let’s consider an explosion equivalent to 10,000 tons of TNT. An explosion like this would create a fireball capable of decimating a few city blocks and a shockwave damaging buildings several kilometers away.
Untuk membuat ledakan destruktif, senjata-senjata ini memanfaatkan kekuatan fisi nuklir– di mana inti atom terbelah menjadi dua. Proses ini menghasilkan energi yang sangat besar, dan pada beberapa material, neutron yang dihasilkan proses fisi diserap oleh atom di dekatnya, yang membentuk nukleus tambahan. Reaksi berantai ini dapat menghasilkan berbagai hasil ledakan, tapi mari bayangkan ledakan yang setara dengan 10.000 ton TNT. Ledakan semacam ini dapat menghasilkan bola api yang mampu membinasakan beberapa blok kota dan gelombang kejut yang dapat merusak bangunan sejauh beberapa kilometer.
There is tragically nothing that can be done to save those in the fireball’s radius. However, for those in the shockwave and beyond, our scientifically supported protocol could be life saving. And though it may sound surprising, the best way to stay protected before, during, and after a nuclear detonation, is getting inside.
Tragisnya, tidak ada yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan mereka yang berada di radius bola api. Namun, bagi mereka yang berada di luar gelombang kejut, protokol kami yang didukung secara ilmiah mungkin dapat menyelamatkan jiwa. Dan walaupun terdengar mengejutkan, cara terbaik untuk tetap terlindung sebelum, saat, dan setelah ledakan nuklir, adalah berlindung dalam ruangan.
Similar to protecting yourself from tornadoes or hurricanes, getting and staying inside a sturdy building would offer protection from the explosion’s shockwave, heat, and radiation. The shockwave of energy would travel several kilometers beyond the fireball’s radius in the first few seconds. Sturdy buildings within that range should be able to withstand the shockwave, and staying in the centers and basements of these buildings also helps provide protection from heat and flying objects. Finding shelter is especially important if the fireball occurs close to the earth, as it will pull thousands of tons of dirt and debris several kilometers into the atmosphere. As the fireball cools, unstable atoms created by the nuclear fission mix with the debris to produce the most dangerous long-term effect of a nuclear detonation: radioactive particles called fallout.
Sama halnya dengan berlindung dari angin topan dan badai, bersembunyi dalam bangunan yang kokoh akan melindungi kita dari gelombang kejut, panas, dan radiasi yang dihasilkan ledakan. Gelombang kejut energi akan bergerak beberapa kilometer di luar radius bola api pada beberapa detik pertama. Bangunan kokoh dalam area itu seharusnya mampu menahan gelombang kejut, dan berlindung di pusat maupun ruang bawah tanah bangunan ini juga membantu memberi perlindungan terhadap panas dan benda terbang. Tempat berlindung sangat penting jika bola api yang terjadi dekat dengan bumi, karena itu akan menarik ribuan ton kotoran dan puing beberapa kilometer ke atmosfer. Saat bola api mendingin, atom tidak stabil yang diciptakan fisi nuklir bercampur dengan puing-puing untuk menghasilkan efek jangka panjang paling berbahaya dari ledakan nuklir: partikel radioaktif yang disebut luruhan.
These sand-sized particles emit ionizing radiation, capable of separating electrons from molecules and atoms. Exposure to massive amounts of this radiation can result in cell damage, radiation burns, radiation sickness, cancer, and even death. Created several kilometers up, dangerous concentrations of this material would be driven by upper atmospheric winds, potentially leading to hazardous levels of fallout in areas up to tens of kilometers downwind.
Partikel seukuran pasir ini memancarkan radiasi ion, yang mampu memisahkan elektron dari molekul dan atom. Paparan radiasi ini dalam jumlah besar dapat menyebabkan kerusakan sel, luka bakar akibat radiasi, penyakit, kanker, dan bahkan kematian. Dibuat beberapa kilometer di udara, konsentrasi berbahaya dari bahan ini akan didorong oleh angin atmosfer atas, berpotensi mengarah ke tingkat luruhan yang berbahaya hingga puluhan kilometer di wilayah searah gerakan angin.
Thankfully, the same buildings that offer protection from the blast are even better at guarding against fallout. Radiation is reduced as it travels through space and mass. So while a broken window and sealed window both have the same minimal effect on radiation, thick layers of steel, concrete, and packed earth can offer serious protection. And since fallout gives off half of its energy in the first hour and 80% in the first day, staying inside for 24 hours could dramatically improve the odds of avoiding the most serious effects of radiation.
Untungnya, bangunan yang menawarkan perlindungan dari ledakan itu bahkan lebih baik dalam menjaga kita dari luruhan. Radiasi berkurang saat bergerak melalui ruang dan massa. Jadi, meskipun jendela rusak dan jendela tertutup memiliki efek minimal yang sama terhadap radiasi, lapisan tebal baja, beton, dan tanah dapat memberikan perlindungan serius. Dan karena luruhan melepas setengah energinya pada jam pertama dan 80% di hari pertama, tinggal di dalam bangunan selama 24 jam secara dramatis meningkatkan peluang menghindari efek radiasi paling serius.
Following the blast there would be at least 15 minutes to find shelter before the fallout begins. Since the most hazardous fallout particles are the heaviest, they sink through the air and collect on streets and rooftops, making ideal shelters underground or in the middle of high-rise buildings. But if someone were to get caught in the fallout, there are still measures they could take. After finding a safe space, they should remove their shoes and outer layers, wash any exposed skin, and store the contaminated clothing far away.
Setelah ledakan itu, setidaknya ada 15 menit untuk menemukan tempat berlindung sebelum luruhan dimulai. Karena partikel luruhan paling berbahaya adalah yang terberat, mereka turun dari udara dan menumpuk di jalan dan atap rumah, sehingga tempat berlindung bawah tanah dan di tengah bangunan tingkat tinggi menjadi ideal. Namun, jika seseorang terjebak dalam <i>fallout</i>, masih ada cara yang dapat mereka lakukan. Setelah menemukan tempat aman, mereka harus melepas sepatu dan baju paling luar, membasuh kulit yang terpapar, dan simpan pakaian yang terkontaminasi jauh-jauh.
Once inside, plan on staying there for at least 24 hours. If the shelter is poor, or someone inside needs urgent medical attention, try seeking outside help after an hour. But ideally, stay inside and stay tuned for more information from first responders. While electric power, cell service, and Internet would be down, most radios would likely survive. So listen in for emergency responders to determine the safest course forward.
Begitu masuk ruangan, tetap di sana selama setidaknya 24 jam. Jika tempatnya buruk, atau seseorang di dalam butuh perawatan mendesak, coba cari bantuan dari luar setelah satu jam. Namun, idealnya, tetap di dalam dan tunggu informasi lebih lanjut dari responden pertama. Meskipun daya listrik, telepon, dan internet tidak berfungsi, sebagian besar radio mungkin bertahan. Jadi, dengarkan responden darurat untuk menentukan jalur paling aman.
Nuclear weapons are some of the most powerful tools of destruction on Earth, and it may seem naive to put faith in these straightforward protective measures. But studies and simulations have repeatedly shown the benefits of getting inside. So while we’ll hopefully never need to, remember to Get Inside, Stay Inside, and Stay Tuned.
Senjata nuklir adalah salah satu alat penghancur paling kuat di Bumi, dan mungkin agak naif untuk meyakini langkah-langkah perlindungan ini. Namun, studi dan simulasi telah berulang kali menunjukkan manfaat dari berlindung dalam ruangan. Meski kita tak berharap hal ini terjadi, ingatlah untuk Masuk ke Dalam, Tetap Di Dalam, dan Tetap Waspada.