Today I'm going to talk about work. And the question I want to ask and answer is this: "Why do we work?" Why do we drag ourselves out of bed every morning instead of living our lives just filled with bouncing from one TED-like adventure to another?
Saya akan berbicara tentang pekerjaan. Pertanyaan yang ingin saya ajukan adalah: "mengapa kita bekerja?" Mengapa kita bangun setiap pagi dan bukannya memenuhi kehidupan kita dengan petualangan seperti TED?
(Laughter)
(Tertawa)
You may be asking yourselves that very question. Now, I know of course, we have to make a living, but nobody in this room thinks that that's the answer to the question, "Why do we work?" For folks in this room, the work we do is challenging, it's engaging, it's stimulating, it's meaningful. And if we're lucky, it might even be important.
Anda mungkin juga menanyakan hal yang sama. Saya tahu, kita harus bekerja, tapi tak seorang pun disini yang berpikir itulah jawaban dari pertanyaan tadi, Mengapa kita bekerja? Untuk teman-teman di ruangan ini, pekerjaan yang kita lakukan menantang, menarik, menggairahkan, berarti, Dan jika kita beruntung, mungkin juga penting.
So, we wouldn't work if we didn't get paid, but that's not why we do what we do. And in general, I think we think that material rewards are a pretty bad reason for doing the work that we do. When we say of somebody that he's "in it for the money," we are not just being descriptive.
Kita tidak akan bekerja jika tidak dibayar. Tapi bukan itu alasan kita melakukan apa yang kita lakukan Dan secara umum, menurut saya kita berpikir bahwa imbalan material bukan alasan bagus untuk mengerjakan pekerjaan kita. Ketika kita mengatakan bahwa seseorang "melakukannya untuk uang," kita tidak sekedar menggambarkan keadaan.
(Laughter)
(Tertawa)
Now, I think this is totally obvious, but the very obviousness of it raises what is for me an incredibly profound question. Why, if this is so obvious, why is it that for the overwhelming majority of people on the planet, the work they do has none of the characteristics that get us up and out of bed and off to the office every morning? How is it that we allow the majority of people on the planet to do work that is monotonous, meaningless and soul-deadening? Why is it that as capitalism developed, it created a mode of production, of goods and services, in which all the nonmaterial satisfactions that might come from work were eliminated? Workers who do this kind of work, whether they do it in factories, in call centers, or in fulfillment warehouses, do it for pay. There is certainly no other earthly reason to do what they do except for pay.
Menurut saya ini sangat jelas, tapi itu justru memunculkan satu pertanyaan yang mendalam dalam diri saya. Kalau memang begitu jelas, lalu kenapa, kenapa sebagian besar orang di planet ini, melakukan pekerjaan yang tidak punya karakteristik yg membuat kita bangkit dari tempat tidur dan berangkat ke kantor setiap pagi? Kenapa kita membiarkan sebagian besar orang di planet ini melakukan pekerjaan yang monoton, tanpa arti, dan mematikan jiwa? Mengapa begitu kapitalisme berkembang, menciptakan moda produksi untuk barang dan jasa, justru kepuasan non-material yang mungkin muncul dari pekerjaan, hilang? Pekerja yang bekerja seperti ini, baik mereka bekerja di pabrik, di pusat panggilan, atau di gudang penyimpanan, melakukannya untuk memperoleh uang. Hampir tidak ada alasan lain untuk melakukan pekerjaan mereka, selain uang.
So the question is, "Why?" And here's the answer: the answer is technology. Now, I know, I know -- yeah, yeah, yeah, technology, automation screws people, blah blah -- that's not what I mean. I'm not talking about the kind of technology that has enveloped our lives, and that people come to TED to hear about. I'm not talking about the technology of things, profound though that is. I'm talking about another technology. I'm talking about the technology of ideas. I call it, "idea technology" -- how clever of me.
Jadi pertanyaannya adalah, "Mengapa?" Dan inilah jawabannya: jawabannya adalah teknologi. Saya tahu, saya tahu.. Teknologi, otomatisasi menghancurkan orang-orang..bla bla bla... bukan itu maksud saya. Saya tidak membicarakan tentang teknologi yang telah menyelimuti kehidupan kita, seperti yang banyak dibahas di TED. Saya tidak membicarakan teknologi pada peralatan, meskipun mereka begitu hebat. Saya membicarakan tentang teknologi lain. Saya berbicara tentang teknologi dari ide. Saya menyebutnya, "Teknologi Ide" -- pintar kan?
(Laughter)
(Tertawa)
In addition to creating things, science creates ideas. Science creates ways of understanding. And in the social sciences, the ways of understanding that get created are ways of understanding ourselves. And they have an enormous influence on how we think, what we aspire to, and how we act.
Selain menciptakan sesuatu yang baru, ilmu pengetahuan menciptakan ide. Ilmu pengetahuan menciptakan cara untuk memahami Dan dalam ilmu sosial, pemahaman yang dibuat adalah cara untuk memahami diri kita sendiri yang memiliki pengaruh besar terhadap cara pikir kita, cita-cita kita, dan cara kita bertindak.
If you think your poverty is God's will, you pray. If you think your poverty is the result of your own inadequacy, you shrink into despair. And if you think your poverty is the result of oppression and domination, then you rise up in revolt. Whether your response to poverty is resignation or revolution, depends on how you understand the sources of your poverty. This is the role that ideas play in shaping us as human beings, and this is why idea technology may be the most profoundly important technology that science gives us.
Jika Anda pikir kemiskinan adalah kehendak Tuhan, Anda berdoa. Jika Anda pikir kemiskinan adalah hasil dari kesalahan Anda, Anda tenggelam dalam keputusasaan. Dan jika Anda pikir kemiskinan adalah hasil dari penindasan dan dominasi, maka Anda bangkit untuk memberontak. Baik respon anda terhadap kemiskinan adalah pengunduran diri atau revolusi, tergantung dari bagaimana Anda memahami sumber dari kemiskinan itu. Ini adalah peran ide dalam membentuk kita menjadi manusia, dan karena inilah teknologi ide mungkin adalah teknologi yang paling penting yang diberikan ilmu pengetahuan,
And there's something special about idea technology, that makes it different from the technology of things. With things, if the technology sucks, it just vanishes, right? Bad technology disappears. With ideas -- false ideas about human beings will not go away if people believe that they're true. Because if people believe that they're true, they create ways of living and institutions that are consistent with these very false ideas.
Dan ada sesuatu yang spesial pada teknologi ide, yang membuatnya berbeda dari teknologi pada peralatan. Dengan peralatan, jika teknologi-nya payah peralatan tersebut tidak akan dipakai, iya kan? Teknologi yang buruk menghilang, Dengan ide -- ide atau pemikiran buruk tentang umat manusia tidak akan hilang jika orang-orang percaya ide itu benar. Karena, jika orang-orang mempercayainya, mereka membangun cara hidup dan institusi yang konsisten dengan pemikiran yang salah itu.
And that's how the industrial revolution created a factory system in which there was really nothing you could possibly get out of your day's work, except for the pay at the end of the day. Because the father -- one of the fathers of the Industrial Revolution, Adam Smith -- was convinced that human beings were by their very natures lazy, and wouldn't do anything unless you made it worth their while, and the way you made it worth their while was by incentivizing, by giving them rewards. That was the only reason anyone ever did anything. So we created a factory system consistent with that false view of human nature. But once that system of production was in place, there was really no other way for people to operate, except in a way that was consistent with Adam Smith's vision. So the work example is merely an example of how false ideas can create a circumstance that ends up making them true.
Dan begitulah revolusi industri menciptakan sebuah sistem pabrik yang tidak memungkinkan Anda untuk keluar dari rutinitas kerja Anda, kecuali untuk memperoleh bayaran. Karena salah satu dari bapak Revolusi Industri, Adam Smith -- yakin bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas, dan tidak akan melakukan apapun kecuali Anda membuat mereka bekerja dan caranya adalah dengan memberi insentif, memberi mereka imbalan. Itulah satu-satunya alasan seseorang melakukan sesuatu. Jadi kita membuat sistem pabrik, atas dasar pandangan salah tentang manusia. Namun setelah sistem produksi tersebut dibuat, orang-orang tidak mempunyai pilihan lain untuk bekerja, kecuali dengan cara yang konsisten dengan pemikiran Adam Smith. Contoh pekerjaan ini hanya salah satu contoh bagaimana ide yang salah dapat menciptakan keadaan yang pada akhirnya membuat ide tersebut benar.
It is not true that you "just can't get good help anymore." It is true that you "can't get good help anymore" when you give people work to do that is demeaning and soulless. And interestingly enough, Adam Smith -- the same guy who gave us this incredible invention of mass production, and division of labor -- understood this. He said, of people who worked in assembly lines, of men who worked in assembly lines, he says: "He generally becomes as stupid as it is possible for a human being to become." Now, notice the word here is "become." "He generally becomes as stupid as it is possible for a human being to become." Whether he intended it or not, what Adam Smith was telling us there, is that the very shape of the institution within which people work creates people who are fitted to the demands of that institution and deprives people of the opportunity to derive the kinds of satisfactions from their work that we take for granted.
Tidak benar bahwa Anda "tidak bisa lagi menemukan pekerja yang bagus." Benar bahwa Anda "tidak bisa menemukan pekerja yang bagus" apabila Anda memberikan orang pekerjaan yang merendahkan dan tidak berjiwa. Dan menariknya, Adam Smith -- orang yang memberi kita penemuan luar biasa berupa produksi massal dan pembagian kerja -- memahaminya. Tentang orang yang melakukan pekerjaan monoton di jalur produksi pabrik, Smith mengatakan: "Mereka akan menjadi bodoh, sebodoh yang memungkinkan bagi manusia." Perhatikan dia menggunakan kata "menjadi". "Dia akan menjadi bodoh, sebodoh yang memungkinkan bagi manusia" Diniatkan atau tidak, yang dikatakan Adam Smith di sini, adalah wujud sebenarnya dari institusi dimana orang bekerja yang menciptakan orang-orang yang sesuai dengan kebutuhan institusi tersebut dan melucuti kesempatan mereka untuk memperoleh kepuasan dari pekerjaan mereka.
The thing about science -- natural science -- is that we can spin fantastic theories about the cosmos, and have complete confidence that the cosmos is completely indifferent to our theories. It's going to work the same damn way no matter what theories we have about the cosmos. But we do have to worry about the theories we have of human nature, because human nature will be changed by the theories we have that are designed to explain and help us understand human beings.
Nah, masalahnya dengan ilmu pengetahuan -- ilmu pengetahuan alam -- adalah kita dapat mengeluarkan teori fantastis tentang alam semesta, dan sangat yakin bahwa alam semesta sama sekali tidak terpengaruh oleh teori kita. Alam semesta akan berfungsi sebagaimana adanya apa pun teori kita. Tapi kita harus khawatir akan teori yang kita yakini tentang sifat manusia karena sifat manusia akan berubah mengikuti teori kita, yang dibuat untuk menjelaskan dan membantu kita memahami umat manusia.
The distinguished anthropologist, Clifford Geertz, said, years ago, that human beings are the "unfinished animals." And what he meant by that was that it is only human nature to have a human nature that is very much the product of the society in which people live. That human nature, that is to say our human nature, is much more created than it is discovered. We design human nature by designing the institutions within which people live and work.
Antropolog ternama Clifford Geertz, bertahun-tahun yang lalu mengatakan bahwa umat manusia adalah "binatang yang belum selesai". Dan yang ia maksud adalah, hanya pada manusia dimana sifat manusia adalah produk dari masyarakat dimana manusia itu tinggal. Sifat manusia itu, sifat manusia kita, lebih banyak diciptakan, daripada ditemukan. Kita mendesain sifat manusia dengan membentuk institusi dimana orang-orang tinggal dan bekerja.
And so you people -- pretty much the closest I ever get to being with masters of the universe -- you people should be asking yourself a question, as you go back home to run your organizations. Just what kind of human nature do you want to help design?
Jadi Anda sekalian -- yang paling mendekati "para penguasa alam semesta" yang pernah saya temui -- Anda harus menanyakan kepada diri masing-masing ketika Anda kembali dari sini untuk menjalankan organisasi Anda. Sifat manusia seperti apa yang ingin Anda ciptakan?
Thank you.
Terima kasih.
(Applause)
(Tepuk tangan)
Thanks.
Terima kasih.