So I tried to do a small good thing for my wife. It makes me to stand here, the fame, the money I got out of it. So what I did, I'd gone back to my early marriage days. What you did in the early marriage days, you tried to impress your wife. I did the same. On that occasion, I found my wife carrying something like this. I saw. "What is that?" I asked. My wife replied, "None of your business." Then, being her husband, I ran behind her and saw she had a nasty rag cloth. I don't even use that cloth to clean my two-wheeler. Then I understood this -- adapting that unhygienic method to manage her period days.
Saya mencoba berbuat sedikit kebaikan untuk istri saya. Hal itu membuat saya bisa berdiri di sini, menjadi terkenal, dan mendapat penghasilan. Yang saya lakukan terjadi saat saya dan istri saya baru menikah. Biasanya saat baru menikah orang akan berusaha untuk mengesankan istri. Saya juga demikian. Saat itu, saya melihat istri saya membawa sesuatu seperti ini. Saya bertanya, "Apa itu?" Istri saya menjawab, "Bukan urusanmu." Lalu saya berjalan ke belakang istri saya dan melihat kain lap yang sangat kotor. Saya bahkan tidak mau menggunakannya untuk membersihkan motor saya. Lalu saya mengerti -- menggunakan metode yang tidak higienis selama masa haidnya.
Then I immediately asked her, why are you [using] that unhygienic method? She replied, I also know about [sanitary pads], but myself and my sisters, if they start using that, we have to cut our family milk budget. Then I was shocked. What is the connection between using a sanitary pad and a milk budget? And it's called affordability. I tried to impress my new wife by offering her a packet of sanitary pads. I went to a local shop, I tried to buy her a sanitary pad packet. That fellow looks left and right, and spreads a newspaper, rolls it into the newspaper, gives it to me like a banned item, something like that. I don't know why. I did not ask for a condom. Then I took that pad. I want to see that. What is inside it?
Saya langsung bertanya, "Mengapa kamu menggunakan metode yang tidak higienis itu?" Dia menjawab, "Saya tahu ada benda bernama pembalut wanita namun jika saya dan saudari saya menggunakannya anggaran untuk susu di keluarga kita berkurang." Saya terkejut. Apa hubungannya pembalut wanita dengan anggaran untuk membeli susu? Hubungan itu disebut "terjangkau." Saya mencoba mengesankan istri saya dengan membelikannya pembalut wanita. Saya pergi ke toko, membelikannya satu paket pembalut wanita. Penjaga toko itu melongok ke kiri-kanannya, lalu membungkus pembalut itu dengan koran, memberikannya kepada saya seperti barang terlarang. Saya tidak tahu alasannya. Saya tidak membeli kondom. Lalu saya melihat pembalut itu. Ada apa di dalamnya.
The very first time, at the age of 29, that day I am touching the sanitary pad, first ever. I must know: How many of the guys here have touched a sanitary pad? They are not going to touch that, because it's not your matter. Then I thought to myself, white substance, made of cotton -- oh my God, that guy is just using a penny value of raw material -- inside they are selling for pounds, dollars. Why not make a local sanitary pad for my new wife? That's how all this started, but after making a sanitary pad, where can I check it? It's not like I can just check it in the lab. I need a woman volunteer. Where can I get one in India? Even in Bangalore you won't get [one], in India. So only problem: the only available victim is my wife.
Pertama kalinya, di usia 29 tahun, hari di mana saya pertama kalinya menyentuh pembalut wanita. Saya harus tahu: Berapa banyak pria di sini yang pernah menyentuh pembalut wanita? Mereka tidak akan menyentuhnya, itu bukan urusan mereka. Lalu saya berpikir, benda putih dari kapas -- astaga, mereka menggunakan bahan mentah yang murah di dalamnya -- lalu menjualnya dengan harga mahal. Mengapa saya tidak membuat pembalut wanita sendiri untuk istri saya? Itulah awalnya, namun setelah membuat pembalut, bagaimana saya memeriksanya? Saya tidak bisa memeriksanya di laboratorium. Saya perlu relawan wanita. Di mana saya bisa mendapat relawan itu di India? Di Bangalore sekalipun Anda tidak akan mendapatkannya. Jadi masalahnya adalah, satu-satunya korban yang tersedia adalah istri saya.
Then I made a sanitary pad and handed it to Shanti -- my wife's name is Shanti. "Close your eyes. Whatever I give, it will be not a diamond pendant not a diamond ring, even a chocolate, I will give you a surprise with a lot of tinsel paper rolled up with it. Close your eyes." Because I tried to make it intimate. Because it's an arranged marriage, not a love marriage. (Laughter) So one day she said, openly, I'm not going to support this research. Then other victims, they got into my sisters. But even sisters, wives, they're not ready to support in the research. That's why I am always jealous with the saints in India. They are having a lot of women volunteers around them. Why I am not getting [any]? You know, without them even calling, they'll get a lot of women volunteers. Then I used, tried to use the medical college girls. They also refused. Finally, I decide, use sanitary pad myself. Now I am having a title like the first man to set foot on the moon. Armstrong. Then Tenzing [and] Hillary, in Everest, like that Muruganantham is the first man wore a sanitary pad across the globe.
Lalu saya membuat pembalut wanita dan memberikannya kepada istri saya, Shanti. "Tutup matamu. Apapun yang saya berikan, bukanlah liontin berlian, bukan juga cincin berlian, bahkan cokelat sekalipun. Saya akan memberikan kejutan berupa gulungan bungkusan kertas yang bagus. Tutup matamu." Karena saya ingin memberi kesan mesra. Karena kami dijodohkan, bukan menikah karena cinta. (Tawa) Suatu hari istri saya berkata, "Saya tidak akan mendukung penelitian ini." Lalu korban lainnya, saudari saya. Bahkan saudari dan istri saya sekalipun tidak siap untuk mendukung penelitian ini. Karena itu saya selalu cemburu dengan orang suci di India. Mereka memiliki banyak relawan wanita di sekelilingnya. Mengapa saya tidak punya? Anda tahu, tanpa dicari sekalipun, mereka memiliki banyak relawan wanita. Lalu saya mencoba mencari mahasiswi kedokteran. Mereka juga menolaknya. Akhirnya saya memutuskan saya sendiri yang akan menggunakan pembalut itu. Kini saya memiliki julukan seperti orang pertama yang menginjakkan kaki di bulan. Armstrong. Lalu Tenzing dan Hillary di Everest, seperti Muruganantham adalah pria pertama yang memakai pembalut wanita di seluruh dunia.
I wore a sanitary pad. I filled animal blood in a football bottle, I tied it up here, there is a tube going into my panties, while I'm walking, while I'm cycling, I made a press, doses of blood will go there. That makes me bow down to any woman in front of me to give full respect. That five days I'll never forget -- the messy days, the lousy days, that wetness. My God, it's unbelievable.
Saya memakainya, mengisi darah binatang pada sebuah botol, saya mengikatnya di sini, ada tabung menuju celana dalam saya, saat saya berjalan atau bersepeda, tekanan di sana akan membuat darah mengalir ke celana dalam saya. Hal itu membuat saya bersujud kepada setiap wanita di depan saya untuk menghormati mereka. Lima hari itu tidak akan saya lupakan -- hari yang buruk, kacau, rasa basah itu. Ya Tuhan, sungguh tidak dapat dipercaya.
But here the problem is, one company is making napkin out of cotton. It is working well. But I am also trying to make sanitary pad with the good cotton. It's not working. That makes me to want to refuse to continue this research and research and research. You need first funds. Not only financial crises, but because of the sanitary pad research, I come through all sorts of problems, including a divorce notice from my wife. Why is this? I used medical college girls. She suspects I am using as a trump card to run behind medical college girls. Finally, I came to know it is a special cellulose derived from a pinewood, but even after that, you need a multimillion-dollar plant like this to process that material. Again, a stop-up. Then I spend another four years to create my own machine tools, a simple machine tool like this. In this machine, any rural woman can apply the same raw materials that they are processing in the multinational plant, anyone can make a world-class napkin at your dining hall. That is my invention.
Namun masalahnya adalah, ada satu perusahaan membuat pembalut dari kapas. Pembalut itu bagus. Saya juga mencoba membuat pembalut dari kapas bermutu baik, namun gagal. Hal itu membuat saya ingin menghentikan penelitian ini. Anda memerlukan modal awal. Bukan hanya masalah keuangan, namun karena penelitian pembalut wanita ini, saya menghadapi berbagai masalah, termasuk gugatan cerai dari istri saya. Mengapa? Saya menggunakan mahasiswi kedokteran. Istri saya curiga saya menggunakannya sebagai kartu truf untuk mendekati mahasiswi kedokteran. Akhirnya, saya tahu ada selulosa khusus yang berasal dari kayu pinus, namun demikian, tanaman yang diperlukan untuk membuatnya nilainya jutaan dolar. Kembali saya mentok. Lalu saya menghabiskan 4 tahun berikutnya untuk membuat mesin sendiri, mesin sederhana seperti ini. Dengan mesin ini, wanita desa manapun dapat menggunakan bahan mentah yang sama dengan tanaman apapun, semua orang dapat membuat serbet bermutu tinggi untuk ruang makan Anda. Itulah penemuan saya.
So after that, what I did, usually if anyone got a patent or an invention, immediately you want to make, convert into this. I never did this. I dropped it just like this, because you do this, if anyone runs after money, their life will not [have] any beauty. It is boredom. A lot of people making a lot of money, billion, billions of dollars accumulating. Why are they coming for, finally, for philanthropy? Why the need for accumulating money, then doing philanthropy? What if one decided to start philanthropy from the day one? That's why I am giving this machine only in rural India, for rural women, because in India, [you'll be] surprised, only two percent of women are using sanitary pads. The rest, they're using a rag cloth, a leaf, husk, [saw] dust, everything except sanitary pads. It is the same in the 21st century. That's why I am going to decide to give this machine only for poor women across India. So far, 630 installations happened in 23 states in six other countries.
Setelah itu, yang saya lakukan, biasanya setelah mendapat paten atau penemuan Anda segera ingin membuat, mengubahnya menjadi seperti ini. Saya tidak pernah melakukannya. Saya menghentikannya karena jika Anda terus melakukannya, jika Anda mengejar uang, hidup Anda akan menjadi membosankan, tidak akan menjadi indah. Banyak orang yang mengumpulkan jutaan, jutaan dolar. Lalu mengapa pada akhirnya mereka bekerja untuk amal? Mengapa mereka mengumpulkan uang, lalu berbuat amal? Bagaimana jika orang mulai melakukan amal dari hari pertama. Karena itulah saya memberikan mesin ini hanya untuk wanita desa di India, karena di India, Anda akan terkejut jika tahu bahwa hanya 2 persen wanita menggunakan pembalut. Sisanya, menggunakan kain lap, dedaunan, sekam, serbuk gergaji, apapun selain pembalut wanita. Keadaannya masih sama di abad ke-21. Karena itulah saya memutuskan memberikan mesin ini hanya untuk wanita miskin di seluruh India. Sejauh ini 630 mesin sudah dipasang di 23 negara bagian di 6 negara lainnya.
Now I'm on my seventh year sustaining against multinational, transnational giants -- makes all MBA students a question mark. A school dropout from Coimbatore, how he is able to sustaining? That makes me a visiting professor and guest lecturer in all IIMs. (Applause) Play video one.
Ini adalah tahun ketujuh saya dapat bertahan melawan raksasa multinasional -- membuat semua mahasiswa MBA bertanya-tanya. Seorang putus sekolah dari Coimbatore, bagaimana mungkin dapat bertahan? Itu membuat saya menjadi guru besar dan dosen tamu di seluruh Institut Manajemen India. (Tepuk tangan) Tolong putar video pertama.
(Video) Arunachalam Muruganantham: The thing I saw in my wife's hand, "Why are you using that nasty cloth?" She replied immediately, "I know about napkins, but if I start using napkins, then we have to cut our family milk budget." Why not make myself a low-cost napkin? So I decided I'm going to sell this new machine only for Women Self Help Groups. That is my idea.
(Video) Arunachalam Muruganantham: Hal yang saya lihat di tangan istri saya, "Mengapa kau menggunakan kain jorok itu?" Dia segera menjawab, "Saya tahu soal pembalut, namun jika saya menggunakan pembalut, kita harus memotong anggaran susu keluarga." Mengapa tidak membuat pembalut wanita murah? Jadi saya memutuskan untuk menjual mesin baru ini hanya untuk Kelompok Pertolongan Mandiri Wanita. Itulah ide saya.
AM: And previously, you need a multimillion investment for machine and all. Now, any rural woman can. They are performing puja. (Video): (Singing) You just think, competing giants, even from Harvard, Oxford, is difficult. I make a rural woman to compete with multinationals. I'm sustaining on seventh year. Already 600 installations. What is my mission? I'm going to make India [into] a 100-percent-sanitary-napkin-using country in my lifetime. In this way I'm going to provide not less than a million rural employment that I'm going to create. That's why I'm not running after this bloody money. I'm doing something serious. If you chase a girl, the girl won't like you. Do your job simply, the girl will chase you. Like that, I never chased Mahalakshmi. Mahalakshmi is chasing me, I am keeping in the back pocket. Not in front pocket. I'm a back pocket man. That's all. A school dropout saw your problem in the society of not using sanitary pad. I am becoming a solution provider. I'm very happy. I don't want to make this as a corporate entity. I want to make this as a local sanitary pad movement across the globe. That's why I put all the details on public domain like an open software. Now 110 countries are accessing it. Okay? So I classify the people into three: uneducated, little educated, surplus educated. Little educated, done this. Surplus educated, what are you going to do for the society?
AM: Dan sebelumnya, Anda memerlukan modal jutaan dolar untuk mesin dan yang lainnya. Kini setiap wanita desa bisa melakukannya. Mereka melakukan puja. (Video): (Nyanyian) Pikirkanlah, raksasa pesaing dari Harvard atau Oxford sekalipun akan sulit. Saya membuat wanita desa bersaing dengan perusahaan multinasional. Saya bisa bertahan selama 7 tahun. Sudah ada 600 mesin. Apa misi saya? Saya akan membuat India menjadi negara swasembada pembalut wanita dalam masa hidup saya. Dengan cara ini saya akan menyediakan tidak kurang dari 1 juta lapangan kerja di pedesaan. Karena itulah saya tidak mengejar uang. Saya melakukan hal yang serius. Jika Anda mengejar wanita, wanita itu tidak akan menyukai Anda. Lakukan dengan normal, wanita itu akan mengejar Anda. Seperti itu, saya tidak pernah mengejar Mahalakshmi.. Mahalakshmi mengejar saya, saya tetap ada di belakang. Bukan di depan, saya ada di belakang. Itu saja, seorang putus sekolah melihat masalah di masyarakat yaitu masalah pembalut wanita. Saya menjadi orang yang menyelesaikan masalah. Saya sangat gembira. Saya tidak ingin membuatnya menjadi perusahaan. Saya ingin membuat pergerakan pembalut wanita lokal di seluruh dunia. Karena itulah saya menaruh semua rinciannya di domain umum seperti piranti lunak gratis. Kini ada 110 negara yang mengaksesnya. Okay? Jadi saya mengelompokkan orang menjadi 3 kelompok: tidak terdidik, sedikit terdidik, kelebihan didikan. Orang yang sedikit terdidik melakukan hal ini. Orang yang kelebihan pendidikan, apa yang akan Anda lakukan bagi masyarakat?
Thank you very much. Bye!
Terima kasih banyak. Sampai jumpa!
(Applause)
(Tepuk tangan)