Hi. My name is Aparna. I am a shopaholic --
Halo. Nama saya Aparna Saya gemar belanja
(Laughter)
(Tawa)
and I'm addicted to online returns.
Dan saya kecanduan fitur pengembalian online
(Laughter)
(Tawa)
Well, at least I was. At one time, I had two or three packages of clothing delivered to me every other day. I would intentionally buy the same item in a couple different sizes and many colors, because I did not know what I really wanted. So I overordered, I tried things on, and then I sent what didn't work back. Once my daughter was watching me return some of those packages back, and she said, "Mom, I think you have a problem."
Setidaknya, saya dulu Suatu saat, saya punya dua atau tiga paket baju dikirim ke saya setiap hari Saya sengaja membeli barang yang sama dalam ukuran dan warna yang berbeda, karena saya tidak tahu apa yang saya inginkan sebenarnya Jadi saya memesan lebih, saya coba, dan saya kembalikan yang tidak cocok. Suatu ketika anak saya melihat saya mengembalikan beberapa paket dan berkata, "Ma, Saya rasa Mama punya masalah."
(Laughter)
(Tawa)
I didn't think so. I mean, it's free shipping and free returns, right?
Tidak seperti itu Maksud saya, kan ada gratis ongkir plus pengembalian
(Laughter)
(Tawa)
I didn't even think twice about it, until I heard a statistic at work that shocked me.
Saya dulu tidak berpikir dua kali, sampai saya tahu statistika di kantor yang mengejutkan saya.
You see, I'm a global solutions director for top-tier retail, and we were in a meeting with one of my largest customers, discussing how to streamline costs. One of their biggest concerns was managing returns. Just this past holiday season alone, they had 7.5 million pieces of clothing returned to them.
Saya direktur solusi global untuk retail papan atas, dan kami ada rapat dengan salah satu pelanggan terbaik saya mendiskusikan bagaimana cara merampingkan biaya. Salah satu perhatian terbesar yaitu manajemen pengembalian. Baru musim liburan kemarin, mereka punya 7,5 juta pakaian yang dikembalikan
I could not stop thinking about it. What happens to all these returned clothes? So I came home and researched. And I learned that every year, four billion pounds of returned clothing ends up in the landfill. That's like every resident in the US did a load of laundry last night and decided to throw it in the trash today.
Saya selalu memikirkannya Ada apa dengan semua pakaian yang kembali itu? Jadi saya pulang dan meneliti Dan saya menemukan bahwa tiap tahun, 1,8 ton pakaian yang kembali, berakhir di TPA. Itu seperti setiap penduduk US mencuci pakaian tadi malam dan berencana membuangnya hari ini.
I was horrified. I'm like, "Of all people, I should be able to help prevent this."
Saya sangat terkejut. Saya berpikir, "Dari semua orang, Saya seharusnya bisa membantu mencegah ini"
(Laughter)
(Tawa)
My job is to find solutions to logistical issues like these -- not create them. So this issue became very personal to me. I said, "You know what? We have to solve this." And we can, with some of the existing systems we already have in place.
Tugas saya menemukan solusi dari masalah logistik seperti ini bukan menciptakan masalah Jadi itu seperti masalah pribadi saya juga Saya pikir, "Kamu tahu? Kita harus memecahkan ini" dan kita bisa, dengan sistem yang kita punya
And then I started to wonder: How did we get here? I mean, it was only like six years ago when a study recommended that offering free online returns would drive customers to spend more. We started seeing companies offering free online returns to drive more sales and provide a better experience. What we didn't realize is that this would lead to more items being returned as well. In the US, companies lost $351 billion in sales in 2017 alone. Retailers are scrambling to recover their losses. They try to place that returned item online to be sold again, or they'll sell it to a discount partner or a liquidator. Basically, if companies cannot find a place for this item quickly and economically, its place becomes the trash.
Dan saya mulai penasaran, bagaimana bisa sampai di sini? Maksud saya, baru 6 bulan lalu penelitian menegaskan penawaran pengembalian online gratis akan mendorong pelanggan belanja lebih banyak Kita mulai tahu banyak perusahaan menawarkan pengembalian online gratis untuk meningkatkan penjualan dan memberi pengalaman yang lebih baik Yang tidak kita sadari, itu malah akan memperbanyak barang yang kembali. Di US, perusahaan rugi 351 milyar dolar di penjualan di 2017 sendiri Pengecer berebut untuk pulihkan kerugian. Mereka mencoba menjual lagi barang yang dikembalikan Atau mereka menjualnya ke pihak diskon atau ke likuidator Pada dasarnya, jika perusahaan tidak bisa menempatkan barang yang dikembalikan secara cepat dan ekonomis itu akan menjadi sampah
Suddenly, I felt very guilty for being that shopper, somebody who contributes to this. Who would have thought my innocent shopping behavior would be hurting not only me, but our planet as well?
Tiba-tiba, saya merasa bersalah menjadi pembeli seperti itu, yang berkontribusi pada masalah itu Siapa sangka perilaku belanja saya akan melukai tidak hanya saya, namun planet kita juga?
And as I thought about what to do, I kept thinking: Why does the item have to be returned to the retailer in the first place? What if there was another way, a win-win for everyone? What if when a person is trying to return something, it could go to the next shopper who wants it, and not the retailer? What if, instead of a return, they could do what I call a "green turn"? Consumers could use an app to take pictures of the item and verify the condition while returning it. Artificial intelligence systems could then sort these clothes by condition -- mint condition or slightly used -- and direct it to the next appropriate person. Mint-condition clothes could automatically go to the next buyer, while slightly used clothes could be marked down and offered online again. The retailer can decide the business rules on the number of times a particular item can be resold. All that the consumer would need to do is obtain a mobile code, take it to the nearest shipping place to be packed and shipped, and off it goes from one buyer to the next, not the landfill.
dan saya memikirkan apa yang harus dilakukan, saya terus berpikir kenapa awalnya barang itu harus dikembalikan ke retailer? Bagaimana jika ada jalan lain solusi terbaik untuk semua orang? Bagaimana kalau ada seseorang yang mencoba mengembalikan sesuatu, itu bisa disalurkan ke pembeli lain yang menginginkannya dan tidak ke retailer? Atau, dari pada dikembalikan, Dapat dilakukan hal yang saya sebut "green turn"? Pelanggan dapat menggunakan aplikasi untuk memfoto barangnya dan menggambarkan kondisi barang saat mau dikembalikan Sistem kecerdasan buat dapat menyortirnya berdasarkan kondisi -- masih baru atau sudah digunakan -- dan menyalurkannya ke orang yang cocok. Pakaian yang masih baru dapat langsung ke pembeli selanjutnya sementara yang bekas dapat diturunkan dan ditawarkan kembali. Retailernya dapat membuat aturan bisnisnya Beberapa kali, barang tertentu dapat dijual kembali Semua hal yang perlu dilakukan pelanggan yaitu mendapatkan kode mobile mengambilnya dari tempat pengiriman terdekat untuk dikemas dan dikirim dan itu terjadi dari pembeli satu ke pembali lain bukan TPA
Now you will ask, "Would people really go through all this trouble?" I think they would if they had incentives, like loyalty points or cash back. Let's call it "green cash." There would be a whole new opportunity to make money from this new customer base looking to buy these returns. This system would make a fun thing like shopping a spiritual experience that helps save our planet.
Sekarang Anda pasti tanya "Akankah orang-orang mau seperti itu?" Saya rasa mereka mau jika ada insentif, seperti poin atau uang kembalian Mari kita sebut itu "green cash" Akan ada kesempatan baru untuk mencari uang dari pelanggan baru untuk membeli barang-barang yang kembali Sistem ini akan menciptakan belanja yang menyenangkan pengalaman spiritual yang membantu menyelamatkan planet kita
(Applause)
(Tepuk tangan)
This is doable and would probably take six months to weave some of our existing systems and run a pilot. Even before any of these logistical systems are in place, each of us shoppers can act now, if every single adult in the US made a few small changes to our shopping behavior. Take the extra time to research and think -- Do I really need this item? No: Do I really want this item? -- before making a purchase. And if every one of us adults in the US returned five less items this year, we would keep 240 million pounds of clothes out of the landfill. Six percent reduction, just like that. This environmental problem that we have created is not thousands of years away; it's happening today, and must stop now to prevent growing landfills across the globe.
Ini bisa dilakukan dan mungkin akan menghabiskan 6 bulan untuk memperbaiki sistem yang ada. dan menjalankan percobaan Bahkan sebelum sistem logistik ini jadi, setiap dari kita, para pembeli dapat beraksi sekarang juga jika setiap orang dewasa di US menciptakan sedikit perubahan kecil pada perilaku belanja sediakan lebih banyak waktu untuk meneliti dan berpikir -- Apakah saya benar-benar butuh barang ini? Bukan: Apakah saya benar-benar menginginkan barang ini? sebelum melakukan pembelian. Dan jika setiap dari kita, orang-orang dewasa di US mengembalikan 5 barang lebih sedikit tahun ini Kita akan mencegah 120.000 ton pakaian berakhir di TPA 6% pengurangan, seperti itu Masalah lingkungan yang kita telah ciptakan ini tidak terjadi beribu tahun yang lalu; tapi terjadi hari ini, dan harus dihentikan sekarang juga untuk mencegah pertumbuhan TPA di bumi ini
I want to leave my daughter and my daughter's daughter a better and cleaner place than I found it, so I have not only stopped overordering, I recycle religiously as well. And you can, too. It's not difficult. Before we fill our shopping carts and our landfills with extra items that we don't want, let's pause next time we are shopping online and think twice about what we all hopefully really do want: a beautiful Earth to call home.
Saya ingin meninggalkan anak cucu saya tempat yang lebih baik dan lebih bersih dari yang saya temui Jadi saya tidak hanya berhenti belanja berlebihan Saya juga mendaur ulang. Dan Anda juga bisa. Tidak sulit. Sebelum kita mengisi kereta belanja dan TPA dengan barang berlebih yang kita tidak inginkan. Mari kita berhenti sejenak nanti ketika kita belanja online dan berpikir dua kali tentang apa yang sebenarnya kita inginkan Bumi yang indah untuk disebut rumah
Thank you.
Terima kasih
(Applause)
(Tepuk tangan)